Title: Pendekatan Teori Kepemimpinan
1Pendekatan Teori Kepemimpinan
2Pendekatan Teori Sifat
- Pemahaman awal terfokus pada karateristik sifat
yang dimiliki seorang pemimpin. - Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki
sifat-sifat tertentulah yang bisa menjadi seorang
pemimpin. - Stogdill mengevaluasi 100 studi tentang
pendekatan teori sifat dan menemukan beberapa
sifat yang berhubungan dengan efektivitas
kepemimpinan.
3- Menurut Daft (1999) tiga sifat penting yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu - kepercayaan diri,
- kejujuran
- serta motivasi.
4Teori X dan Y
- Efek dari asumsi teori X dan Y adalah munculnya
fenomena ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya
(self-fullfilingprophecy), yaitu pemimpin membuat
perkiraan, berasumsi sebelumnya, berprasangka
atau merumuskan keyakinan yang menjadi kenyataan
karena pemimpin meramalkannya dan bertindak
seakan-akan itu benar.
5- Asumsi dan keyakinan dasar pemimpin tentang
bawahannya akan mempengaruhi perilaku pemimpin
sendiri dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku
bawahannya. - Kedua jenis asumsi dinamakan sebagai teori X dan
teori Y yang masing-masing teori ini menegaskan
dua perbedaan keyakinan pemimpin di dalam melihat
dan menilai manusia (bawahannya).
6Perbedaan Teori X dan Teori Y
Teori X Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang berpendapat bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan berusaha dihindarinya. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang lebih suka diperintah dan sering kali harus dipaksa untuk melakukan pekerjaannya dengan hukuman dan hadiah. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang tidak ambisius, tidak ingin maju, malas dan tidak menginginkan serta menghindari tanggung jawab. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang dimotivasi terutama oleh kebutuhan pokok, seperti uang dan kebutuhan akan rasa aman. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang harus dikendalikan dengan ketat dan menganggap bawahan tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya di dalam organisasi tanpa bantuan pemimpin. Teori Y Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang berpendapat bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang menyenangkan dan alamiah seperti bermain. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang mempunyai pengendalian diri dan pengawasan diri jika mereka terlibat di dalam pekerjaan. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang memiliki ambisi, ingin maju, dan menginginkan tanggung jawab dan melaksanakannya dengan baik. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang dimotivasi, terutama oleh keburuhan yang lebih tinggi seperti kebutuhan untuk berprestasi, mendapatkan pengakuan dan mengaktualisasikan dirinya secara maksimal. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang mapu menyelesaikan masalah dalam organisasi secara mandiri, bertanggung jawab dan kreatif sehingga tidak terlalu membutuhkan pengawasan yang ketat.
7Penelitian Iowa University
- Penelitian pertama dilakukan oleh Ronald Lippit,
Talph K White, dibawah bimbingan Kurt Lewin tahun
1930-an dari Iowa State University yang
menghasilkan tiga gaya kepemimpinan yaitu - Gaya kepemimpinan autokratis
- Gaya kepemimpinan laissez faire
- Gaya kepemimpinan demokratis
8- Gaya kepemimpinan autokratis
- Pemimpin autokratis digambarkan sebagai pemimpin
yang memiliki kekuasaan secara penuh,
kekuasaannya bersifat sentralistik, menekankan
kekuasaan jabatan, dilaksanakan dengan paksaan
serta memegang sistem pemberian hadiah dan
hukuman. - Gaya kepemimpinan laisses faire
- Pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada
bawahannya untuk melakukan apa saja. Pemimpin
hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil saja.
9- Gaya kepemimpinan demokratis
- Pemimpin yang demokratis digambarkan sebagai
pemimpin yang mendelegasikan wewenang pada
bawahan, mendorong partipasi bawahan, menekankan
kemampuan bawahan dalam menyelesaikan tugasnya
dan memperoleh penghargaan melalui kekuasaan
pengaruh bukan jabatan.
10Teori Kontinum Kepemimpinan
- Penelitian berikutnya dari Tannembaum dan Schmidt
yang menggambarkan gagasannya bahwa ada dua
bidang pengaruh yang ekstrem, pertama adalah
bidang pengaruh pimpinan dan yang kedua adalah
bidang pengaruh kebebasan bawahan. - Jarak antara bos-centered dan subordinate-centered
tergantung keadaan situasi organisasi dan
pemimpin menyesuaikan perilaku mereka agar sesuai
dengan situasi organisasi.
11- Jika waktu membebani pemimpin dan bawahan terlalu
lama untuk belajar mengambil keputusan maka
pemimpin akan cenderung menggunakan gaya
autokratis. - Sebaliknya, jika bawahan mampu untuk belajar
mengambil keputusan secara cepat, maka pemimpin
cenderung menggunakan gaya partisipatif.
12Kontinum Kepemimpinan
13Penelitian Ohio State University
- Penelitian dari Ohio State University yang
melakukan survey untuk memahami dimensi perilaku
pemimpin yang melibatkan bawahan yang diberi nama
Leader Behavior Description Questionnaire (LBDQ). - Hasil survey menghasilkan dua kategori luas dari
perilaku pemimpin, yaitu dimensi pertimbangan
(consideration) dan inisiasi struktur (initiating
structure).
14- Pertimbangan (consideration)
- Menggambarkan perilaku pemimpin yang empati dan
sensitif terhadap bawahan, menghormati ide dan
erasaan mereka dan berusahan menciptakan
kepercayaan timbal-balik dengan bawahan. - Pemimpin ini menunjukkan apresiasi, mendengar
permasalahan secara hati-hati dan mencari masukan
bawahan berkaitan dengan keputusan penting. - Inisiasi struktur (initiating structure)
- Menggambarkan perilaku pemimpin yang berorientasi
pada penyelesaian tugas, mengerahkan aktivitas
organisasi secara ketat untuk mencapai tujuan
tertinggi. - Perilaku pemimpin mencakup membuat perencanaan,
menetapkan dan menjelaskan tujuan organisasi,
memberikan instruksi spesifik tentang bagaimana
cara menyelesaikan tugas dan membuat peraturan
dengan tangan besi.
15Penelitian University of Michigan
- Peneliti dari University of Michigan meneliti
dimensi perilaku pemimpin melalui produktivitas
kelompok atau bawahan sehingga secara langsung
membandingkan mana perilaku pemimpin yang efektif
dan mana perilaku pemimpin yang tidak efektif. - Hasil yang diperoleh ada dua dimensi perilaku
pemimpin yaitu berpusat pada bawahan
(employee-centered) dan berpusat pada tugas
(job-centered).
16- Pemimpin yang berpusat pada bawahan
- Lebih menekankan pemenuhan kebutuhan bawahannya
sebagai manusia. - Mereka adalah pemimpin yang memberikan dukungan,
perhatian dan motivasi pada bawahan, menciptakan
hubungan emosional yang dekat, bertidak sebagai
fasilitator dan berusaha memenuhi kebutuhan
bawahannya sebisa mungkin. - Pemimpin yang berpusat pada tugas
- Lebih menekankan pada penyelesain tugas melalui
efisiensi, perencanaan kerja, pemberian instruksi
dan pengawasan ketat. - Pemimpin jenis ini menekankan pada bawahan
pencapaian tujuan tertinggi dan memaksa bawahan
untuk mampu menunjukkan prestasinya.
17Teori Kisi Kepemimpinan
- Hasil penelitian Blake dan Mouton dari University
of Texas juga menemukan dua dimensi perilaku
pemimpin, dimana interaksi keduanya akan
menghasilkan lima macam gaya kepemimpinan. - Dimensi tersebut adalah berorientasi pada orang
(concern of people) dan berorientasi pada hasil
(concern of result).
18- Kelima jenis gaya tersebut adalah (Robert Blake
dan Anne McCanse, 1991) - 1.1 Gaya manajemen pengalah (impoverishedstyle).
- 1.9 Manajemen santai (country club style).
- 5.5 Gaya pertengahan (middle of the roadstyle).
- 9.1 Gaya kedudukan-otoritas atau gaya kerja
(authority compliance). - 9.9 Gaya tim (team style).
19Kisi Kepemimpinan
20Tema Studi Perilaku Pemimpin
Orientasi pada orang Orientasi pada tugas
Ohio State University Consideration Initiating structure
University of Michigan Employee-centered Job-centered
University of Texas Concern for people Concern for production
21Teori Kepemimpinan Kharismatik
- Teori ini berlandaskan keyakinan bahwa pemimpin
yang kharismatik mempunyai kekuatan yang tidak
tampak melalui pancaran menyeluruh sang pemimpin
yang dapat mempengaruhi bawahan secara sangat
luar biasa. - Menurut Robert House, pemimpin karismatik
mempunyai karateristik mencolok, seperti
kepercayaannya pada bawahan yang besar, harapan
yang tinggi bagi bawahannya, visi ideologi yang
mempunyai pengaruh kuat dan menggunakan contoh
dan teladan pribadinya pada bawahannya.
22- Bass menambahkan bahwa pemimpin kharismatik
memiliki kemampuan lain yang ditunjukkannya,
seperti keterampilan berdebat dan persuasif yang
tinggi, keahlian teknis dan kemampuan untuk
menumbuhkan perubahan sikap, perilaku dan
emosional para pengikutnya.
23Pemimpin Kharismatik yang Etis dan Tidak Etis
- Pemimpin kharismatik yang etis
- Menggunakan kekuasaan untuk melayani orang lain
- Mempertimbangkan belajar dari kritikan
- Meluruskan visinya dengan kebutuhan aspirasi
pengikut - Menstimulasi pengikut untuk berpikir mandiri
mempertanyakan pandangan pengikutnya - Komunikasi dua-arah terbuka
- Melatih, mengembangkan, mendorong pengikut,
membagi penghormatan dengan orang lain. - Mendasarkan diri pada nilai moral internal untuk
memuaskan kepentingan organisasi masyarakat
(Howel Avolio, 1992)
- Pemimpin kharismatik yang tidak
- etis
- Menggunakan kekuasaan untuk kepentingan
pribadinya - Mementingkan visi pribadinya
- Menolak menyensor kritik perbedaan
- Menuntut bawahan untuk patuh mengikuti keputusan
pemimpin tanpa pertanyaan - Komunikasi satu-arah
- Tidak peka terhadap kebutuhan pengikut
- Mendasarkan diri pada nilai moral eksternal untuk
memuaskan kepentingan diri sendiri
24Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
- Kepemimpinan transformasional dicirikan sebagai
pemimpin yang berfokus pada pencapaian perubahan
nilai-nilai, kepercayaan,sikap, perilaku,
emosional dan kebutuhan bawahan menuju perubahan
ang lebih baik di masa mendatang. - Pemimpin transformasional merupakan seorang agen
perubahan yang berusaha keras melakukan
transformasi ulang organisasi secara menyeluruh
sehingga organisasi bisa mencapai kinerja yang
maksimal di masa depan.
25- Kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada
hubungan pemimpin dan bawahan, tanpa adanya upaya
untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya.
Mereka lebih banyak mengawasi, mengontrol, dan
memberikan perintah-perintah untuk diselesaikan
oleh bawahannya. - Kekuasaannya berdasarkan pemberian hadiah atau
hukuman, penegakan aturan dan standar kerja
organisasi yang harus dipatuhi oleh setipa
bawahan tanpa pengecualian.
26- Karakteristik pemimpin transformasional yang
efektif (Luthans, 1995) - - mereka mengidentifikasikan dirinya sendiri
sebagai agen perubahan - - mereka mendorong keberanian pengambilan
resiko - - mereka percaya pada orang-orang
- - mereka dilandasi oleh nilai-nilai
- - mereka adalah seorang pembelajar sepanjang
hidup (lifelongs learners) - - mereka memiliki kemampuan untuk mengatasi
kompleksitas, ambiguitas, ketidakpastian - - mereka juga adalah seorang pemimpin yang
visioner
27Perbedaan karakteristik antara pemimpin
transaksional pemimpin transformasional
- Kepemimpinan Transaksional
- Pengaruh melalui penerapan hadiah hukuman.
- Pengawasan ketat pengendalian bagi pelanggaran
aturan standar organisasi. - Melakukan intervensi jika standar kinerja tidak
terpenuhi. - Menimpakan tanggung jawab pada bawahan
menghindari pembuatan keputusan.
28- Kepemimpinan Transformasional
- Menciptakan visi kekuatan misi, menanamkan
kebanggaan pada diri bawahan, memperoleh
memberikan penghormatan, serta menumbuhkan
kepercayaan di antara bawahan. - Mengkomunikasikan harapan tertinggi, menggunakan
simbol untuk menekankan usaha tinggi,
mengekspresikan tujuan penting dalam cara yang
sederhana. - Menumbuhkan meningkatkan kecerdasan,
rasionalitas, pemecahan masalah secara
hati-hati terhadap bawahan. - Memberikan perhatian secara personal, membimbing
melayani tiap bawahan secara individual,
melatih memberikan saran-saran, menggunakan
dialog diskusi untuk mengembangkan potensi
kinerja bawahan.