Title: FISIOLOGI NYERI
1FISIOLOGI NYERI (PAIN)
Suzy Rahardja
2FAAL ALAT INDERA FAAL INDERA
- FAAL INDERA TERDIRI DARI
- FAAL PENGLIHATAN
- FAAL PENDENGARAN
- FAAL PERASA RASA SAKIT / NYERI (PAIN)
- RASA RABA / TEKAN
(TOUCH) - RASA PANAS /
DINGIN (PEMPERATURE) - 4. FAAL PENGECAP (TASTE)
- 5. FAAL PENGHIDU (SMELL)
3- NYERI
- FENOMENA FISIOLOGIK YG MEMP. FUNGSI PROTEKTIF
- KAPAN TIMBUL ?
- RANGSANG YG MEMBAHAYAKAN ATAU MERUSAK JARINGAN
(NOXIOUS) - REAKSI TUBUH TERHADAP RANGSANG YG MEMBAHAYAKAN
- MEKANISME PROTEKTIF DARI TUBUH THD RANGSANG
NOXIOUS
4- REAKSI YANG DITIMBULKAN KOMPLEKS DAN
MULTIFAKTOR - Nyeri
- Reflek otot (Flexi, membuka mulut)
- Respon tiba-tiba
- Vokalization
- Berkeringat
- Pupil melebar
- Denyut jantung ?
- Perubahan tekanan darah
- Perubahan tingkah lkau
5Faktor KOGNITIF, MOTIVASI DAN AFEKTIF, merupakan
variasi tambahn yang dapat mengubah respon
tingkah laku yang menyebabkan stimulus
tadi Dimensi KOGNITIF mengacu kpd. Kemampuan kt.
Untuk memahami dan mengevaluasi NYERI dan
maknanya perhatikan nilai KEBUDAYAAN, PERHATIAN,
PENGALAMAN YANG LALU DLL. MOTIVASI DAN AFEKTIF
mengacu kepada dorongan kita untuk menghentikan
nyeri dan emosi (perasaan) yang berkaitan dgn
rasa tidak enak yang ditimbulkan NYERI.
6JADI REAKSI thd rangsangan NOXIOUS dapat
bervariasi dari satu individu ke yang lain. Tidak
tergantung besarnya rangsangan, tapi arti dari
situasi dimana nyeri itu terjadi dan keadaan yang
menyertai terjadinya rangsangan tadi
Contoh ?
7FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DGN PENGALAMAN NYERI
- Besarnya rangsang bahaya / kerusakan jar.
- Pengalaman yang lalu ttg. Nyeri
- Emosi
- Pengalaman sensorik lain yang menyertai
- Kemampuan untuk memahami sebab akibat nyeri
- Ras Kebudayaan (sifat dan Tradisi) dll.
8TEORI RESEPSI NYERI
- TEORI SPESIFITAS
-
- Reseptor ? SERABUT AFEREN ? TRAKTUS ?
DAERAH PENERIMA dan PENYIAR DI OTAK
SPESIFIK
92. TEORI INTENSIF / SUMMASI
STIMULUS BERLEBIHAN ? SEMUA RESPTOR ? KONVERGEN
dan SUMMASI di PUSAT ? EKSITASI / INHIBISI
103. TEORI INTERAKSI SENSORIS
KONVERGEN SUMMASI ? SERABUT NOCICEPTIVE DAN
NON NOCICEPTIVE ? NEURON SENTRAL ? EKSITASI /
INHIBISI
11(No Transcript)
12(No Transcript)
13(No Transcript)
14(No Transcript)
15KLASIFIKASI NYERI (LETAK RESPTOR)
I. NYERI SOMATIK A. NYERI KULIT
(Superficial Pain) - Reseptor
kulit - Nyeri tajam, lokalisasi
jelas B. NYERI DALAM (Deep pain)
- Reseptor jar. Ikat, tlg, sendi, otot,
gigi, periodontium - Nyeri tumpul,
difus dan meyebar ke jar. Sekitarnya.
CT. sakit gigi, Kpl.Neuralgia, Mialgia.
II. NYERI VISERAL - Reseptor otot dalam
(Viseral) spt, usus, jantung, periodontium dll
16NYERI ALIH (REFERRED PAIN)
- TEORI KONVERGENSI
- nyeri alih orofasial disebabkan masuknya
input ke kompleks nucleus sensorik dari berbagai
jaringan orofasial (otot wajah, pulpa, laring,
faring) sencara bersamaan mel. Saraf yang sama
yaitu Neurion nosisitif trigeminal.
172. TEORI DERMATOM
Nyeri dalam biasanya menimbulkan nyeri alih pada
kulit dari dermatom yang sama, yaitu
bagian-bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf
spinal dari segmen yang sama atau bagian bagian
tubuh yang mendapat persarafan dari satu saraf
kranial.
183. TEORI FASILITASI
Input dari Viseral yang masuk ke neuron traktus
spinotalamikus akan merendahkan ambang rangsang
secara normal tidak menimbulkan sakit (rangsang
usap atau tiupan halus). Dengan adanya fasilitasi
dari aferen viseral dapat meimbulkan nyer.
19(No Transcript)
20MEKANISME NYERI RANGSANG PADA RESPTOR OLEH
RANGSANG NOSISEPTIF ? PERUBAHAN PERMEABILITAS
DIKELUARKAN SUBSTANSI NYERI (Prostaglandin,
Substansi P dll) ? Depolarisasi ? Ganglion
Trigeminal (Neuron aferen primer) ? BATANG OTAK
? TRAKTUS TRIGEMINAL ? TALAMUS ? KORTEKS
SEREBRI
21PENGENDALIAN NYERI
- FARMAKOLOGI
- a. Lokal - obat analgesik a.l menekan
pembentukan - substansi nyeri ?
menurunkan ambang - rangsang RESEPTOR
- b. Umum ANESTESI UMUM
- 2. AKUPUNTUR
- 3. STIMULASI LISTRIK PD. KULIT
- 4. AUDIOANALGESIA MENGUBAH AMBANG NYERI
- 5. HIPNOTIS
- 6. PSIKIATRI
- 7. BEDAH SARAF
TERAPI NYERI, umumnya memblok penjalaran nyeri
pd. PERIFER SEBELUM impuls MASUK KE OTAK dengan
MENGGANGGU MEKANISME ION YANG TERLIBAT DALAM
KONDUKSI impuls saraf, sehingga menghambat
pembentukan dan penjalaran impuls.