Title: TEORI PELEDAKAN
1TEORI PELEDAKAN
2Proses pecahnya batuan pada peledakan
- Dari titik pembakaran/ initiation point,
bahan peledak memecah dinding lubang tembak, ini
terjadi karena adanya tekanan yang sangat besar
disekitar ledakan.
3- Tegangan tekan (compressive stress) mengalir
kesegala arah lubang tembak dengan kecepatan
kecepatan gel sonic, ketika teg tekan ini
melewati bidang bebas (free face) memantul
kembali, sehingga timbul gaya tarik apabila
kekuatan tarik batuan terlewati batuan akan pecah
atau retak
4- Ketika timbul rekahan akibat pecahnya batuan,
aliran/ ekspansi gas dari handak mendorong batuan
ke segala arah sehingga batuan terlempar - Reaksi handak dalam lubang tembak sangat cepat,
dan proses daya guna handak diperkirakan
selesai ketika ekspansi volumenya sudah lebih
besar 10 kalinya dengan memakan waktu sekitar 5
ms.
5(No Transcript)
6- Pada grafik berikut ditunjukkan expansi dari
lubang tembak dengan waktu yang dibutuhkan
V/Vo
ms
- Pada saat penyalaan gelombang tekan memecahkan
batuan, volume lubang tembak membesar dua
kalinya, lubang tembak akan berhenti disini
selama 0.1 ms s/d 0.4 ms, sebelum terjadi pecahan
radial
- Disamping pecahan natural terbentuk pecahan baru
karena interaksi antara pengaruh tegangan
disekitar lubang tembak dan tegangan tarik
terbentuk oleh pantulan (refleksi) adanya bidang
bebas.
- Expansi gas menyusul dan memecahkan masa batuan.
7POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN
- Pola Pemboran (Drilling Patern)
- Hasil dari peledakan tergantung dari mutu
pemboran antara lain - - keteraturan letak lobang bor
- - penyimpangan arah dan sudut lobang bor
- - kerapihan dan kedalaman lobang bor
8a. Keteraturan lobang bor Tujuan pemboran adalah
untuk meletakkan bahan peledak pada posisi
(tempat) yang sudah direnacanakan. Untuk itu
didalam pelaksanaan lobang bor dirancang dengan
pola yang teratur, sehingga bahan peledak dapat
terdistribusi secara merata.
- b. Penyimpangan arah dan Sudut pemboran
- Pada pemboran miring posisi lubang Bor perlu
dicermati, walaupun letak lobang bor sudah
sempurna, bila posisi alat bor tidak sejajar
dengan alat bor sebelumnya maka dasar lobang
tidak akan sejajar. - Penyimpangan arah dan sudut pemboran dipengaruhi
- Struktur batuan
- Keteguahan (stiff ness) batang bor
- Kesalahan collaring (awal pemboran)
- Kesalahan posisi alat bor
9c. Kedalaman dan kebersihan lobang bor Permukaan
(lantai) bor biasanya tidak rata dan datar
sehingga kedaaman lobang bor tidakakan sama
seluruhnya.
- Rectangular drill pattern
10- Pola Peledakan
- Perlu diperhatikan dalam pemilihan kombinasi dari
pola pemboran dan pola peledkan untuk mendapatkan
fragmentation dan arah lemparan (tumpukan/muck
pile) yang diharapkan
- Peledakan dengan delay ditunjukkan dengan nomor
yang akan meledak, dapat - mengurangi getaran yang timbul (ground
vibration), - airblast
- memperkecil fragmentasi dsb
11- Free Face
- Permukaan batuan yang berhubungan langsung
dengan udara. - Floor
- Lantai/kaki yang sudah ada atau yang akan
direncanakan ada. - Floor harus selalu rata untuk kemudahan
transportasi dan sedikit bersudut untuk penirisan
air sewaktu diperlukan. - Toe
- Bagian batuan yang tertinggal antara floor
dengan free face berupa tonjolan.
12- Delay Pattern
- Waktu tunda yang akan terjadi pada saat
sekelompok lubang tembak meledak. - Mengurangi getaran
- Mengontrol arah lemparan
- Mengatur bentuk free face yang akan dibentuk
- Dapat mengurangi penggunaan bahan peledak
- Mengurangi terjadinya toe
13(No Transcript)
14- Pola pemboran staggered pola peledakan V-Cut
Initiation point
15- Corner Cut on echelon blasting
Free face
16- Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
mendesain peledakan antara lain - Blast hole diameter (diameter lubang bor)
- Bench hight (tinggi jenjang)
- Burden Spacing
- Rock Structure (struktur batuan)
- Fragmentation (ukuran hasil peledakan)
- Bench stability (kestabilan jenjang)
- Environmental restriction (kendala2 lingkungan)
- Explosive type (tipe bahan peledak)
17Design guidelines
- Hubungan antara dimensi yang digunakan dalam
perencanaan peledakan secara geometris seperti
pada gambar berikut
B Burden S Spacing K Bench height H Hole
depth T Stemming J Sub drilling
18Pemilihan diameter lubang bor tergantung pada
tingkat produksi yang diinginkan, jenis alat
muat, crushing plant dsb.
Pemilihan lubang bor secara tepat adalah untuk
memperoleh hasil fragmentasi dan produksi yang
diharapkan.
Faktor2 yang membatasi pemilihan diameter lubang
bor
- alat muat angkut yang tersedia dsb.
19- Tinggi jenjang
- Diameter lubang bor berkaitan dengan tinggi
jenjang, formula -
- K 0.05 0.15 d
- d diameter bor (mm)
- K tinggi jenjang (bench height) (m)
- - Dengan diameter lubang kecil, burden juga akan
kecil sehingga fragmentasi yang dihasilkan
relatif kecil.
20- Diameter lubang tembak besar dengan tinggi
jenjang yang rendah akan mengurangi distribusi
pengisian bahan peledak - Semakin tinggi muka kerja maka semakin diperlukan
keakuratan dalam pemboran. - Pada muka kerja yang tinggi sering tejadi
overbreak.
21- Burden
- Didefinisikan sebagai jarak dari lubang bor
terhadap bidang bebas (free face) yang terdekat
dan relatif tegak lurus free face. - Burden merupakan variable yang sangat penting
dalam mendesain peledakan. - Jarak Burden erat hubungannya dengan diameter
lubang bor yang digunakan, secara garis besar
jarak burden optimum adalah
22- B (25 gt 40) x d
- B burden (mm)
- d diameter lubang bor (mm)
- Burden Stiffness Ratio (Ratio Kemampuan
Kekenyalan). - Ekivalen dengan tinggi bench dibagi dengan
burden - jika perbandingannya (H/B) lt 2 batuan akan lebih
liat, sulit untuk pecah sehingga membutuhkan
secondary drilling. - stiffness dapat diperbaiki dengan diameter yang
lebih kecil atau bench yang lebih tinggi. - stiffness ratio yang kecil membutuhkan energy
yang relatif lebih besar untuk menghasilkan
fragmentasi yang seragam.
23- Spacing
- Yaitu jarak diantara lubang tembak dalam satu
row, merupakan fungsi dari burden, secara
teoritis sebagai berikut - S (1 gt 1.8) x B
- B burden (m)
- S Spasing (m)
- Biasanya rata-rata spacing S 1.25 B
24- Sub drilling
- Adalah tambahan kedalaman dari lubang bor dibawah
rencana lantai jenjang (bench), berfungsi untuk
menghindari tonjolan pada lantai (toe), dan
merapikan dasar lantai untuk pemboran berikutnya. -
- J (0.2 0.4) x B
25- Stemming
- Adalah material penutup didalam lubang bor,
berfungsi untuk mengurung gas ledakan, - T (0.5 1) x B Burden
- jika stemming lt 15 x diameter cenderung terjadi
flying rock. - lubang tembak basah membutuhkan stemming yang
lebih padat dibandingkan lubang tembak kering.
26- Distribusi Bahan Peledak
- Untuk menghasilkan efek peledakan yang diinginkan
maka bahan peledak harus terdistribusi dengan
baik sepanjang kolom isian. - Bahan peledak dapat diisikan memenuhi rongga
penampang lobang bor sehingga diameter bahan
peledak sama dengan diameter lobang bor,
sebaliknya bahan peledak dapat juga diisikan
lebih kecil dari diameter lobang bor. - Perbandingan diameter lubang bor dengan diameter
bahan peledak disebut Coupling bila sama
disebut fully coupled.
27- Decoupling
- Bila diameter bahan peledak lt diameter lobang
bor, ada rongga diantara dinding lobang bor
dengan bahan peledak. - Fully Coupled De-coupled
- Deck Loading
- Suatu cara pengisian bahan peledak dalam satu
lobang bor menjadi beberapa bagian yang
dipisahkan dengan bahan inert (bukan bahan
peledak)
28- POWDER FAKTOR
- Suatu bilangan yang menyatakan jumlah material
yang diledakan atau dibongkar oleh sejumlah bahan
peledak. - PF dipengaruhi oleh
- - pola peledakan
- - Free face
- Empat cara penggunaan perhitungan
- a. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak
dengan volume batuan yang akan diledakan (kg/m3)
29- b. Perbandingan volume batuan yang akan diledakan
dengan berat penggunaan bahan peledak (m3/kg). - c. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak
dengan tonnage batuan yang akan diledakan
(kg/ton) - d. Perbandingan tonnage batuan yang akan
diledakan dengan berat penggunaan bahan peledak
(ton/kg)
30- Untuk menghitung PF harus diketahui
- Luas daerah yang diledakan
- Tinggi jenjang
- Panjang muatan dari sebuah lubang tembak
- Loading density
- Material density
- Kebutuhan bahan peledak PF x ? lobang