Title: Pendidikan Nilai di Era Global
1Pendidikan Nilai di Era Global
2Outline
- Apa itu pendidikan?
- Apa itu nilai?
- Apa itu pendidikan nilai?
- Apa itu global isasi?
- Kecenderungan apa yang terjadi di era global?
- Apa kaitannya dengan pendidikan nilai?
- Mengapa masih perlu pendidikan nilai?
- Bagaimana menyajikan pendidikan nilai?
3Pendidikan
- Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, yaitu menuntut segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya (KH
Dewantoro) - Intisari atau eidos dari pendidikan ialah
pemanusiaan manusia-muda. Pengangkatan manusia
muda ke taraf insani, itulah yang menjelma dalam
semua perbuatan mendidik, yang jumlah dan
macamnya tak terhitung (Driyarkara) - Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU No 20 tahun 2003)
4Pendidikan
- Pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan
dalam arti teknis - Dalam artinya luas pendidikan menunjuk pada suatu
tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh
yang berhubungan dengan pertumbuhan atau
perkembangan jiwa (mind), watak (character), atau
kemampuan fisik (physical ability) individu. - Pendidikan dalam artian ini berlangsung terus
(seumur hidup). Kita sesungguhnya belajar dari
pengalaman seluruh kehidupan kita - Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses
dimana masyarakat, melalui lembaga-lembangan
pendidikan (sekolah), dengan sengaja
mentransformasikan warisan budayanya, yaitu
pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keteramp
ilan dari generasi ke generasi
5Nilai
- Nilai dalam bhs Inggris value, atau valere (bhs.
Latin) yg bermakna harga - Sesuatu yang bernilai berart sesuatu itu berharga
- Penghargaan/kualitas thd suatu hal yang dapat
menjadi dasar penentu tingkah laku manusia karena
sesuatu itu Menyenangkan (peasent), Berguna
(useful), Memuaskan (satifing), Menguntungkan
(profitable), Menarik (interesting), Keyakinan
(belief) - Contoh nilai keadilan, kejujuran, tanggung
jawab, keindahan, kerapian, keamanan,
keharmonisan, dst - Karakteristik nilai realitas abstrak, normatif,
berfungsi sebagai daya dorong manusia
6Mozaik nilai
- Ragam nilai meliputi klasifikasi nilai,
kategori nilai dan hierarki nilai - Klasifikasi nilai nilai instrumental dan nilai
terminal (means values end values) nilai
ekstrinsik dan nilai instrinsik nilai personal
dan nilai sosial nilai subyektif dan nilai
obyektif nilai-nilai nurani (values of being)
dan nilai-nilai memberi (values of giving) - Kategori nilai nilai teoritik, nilai ekonomis,
nilai estetik, nilai sosial, nilai agama, nilai
politik - Hierarki nilai nilai kenikmatan-nilai
kehidupan-nilai kejiwaan-nilai kerohanian (Max
Scheller) nilai inti-nilai sekuler-nilai
operasional (James Lipman) nilai dasar-nilai
instrumental-nilai praksis (Filsafat Pancasila) - Kategori nilai dasar nilai logis, nilai
estetis, nilai etis (kebenaran, keindahan,
kebaikan)
7Nilai dan Pendidikan
- Nilai adalah jantungnya pendidikan
- Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah
ketercapaian suatu nilai - Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (ps 3 UU No 20 th 2003) - Tujuan pendidikan kita didominasi oleh nilai etis
(moral) daripada rasional dan keindahan, namun
dalam praktek internalisasi nilai etis kurang
dibanding nilai rasionalitas
8Pendidikan Nilai
- Dalam arti luas bimbingan kepada peserta didik
agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan
keindahan melalui proses internalisasi nilai dan
pembiasaan bertindak - Dalam arti sempit bimbingan kepada peserta didik
akan aspek /ranah/domain afektif - Pendidikan nilai dimaknai pula sebagai pendidikan
afektif, pendidikan akhlak, pendidikan watak,
pendidikan budi pekerti, pendidikan karakter,
pendidikan kesusilaan, pendidikan moral - Tujuan pendidikan nilai 1) menerapkan
pembentukan nilai pada anak, 2) menghasilkan
sikap yang mencerminkan nilai, 3) membimbing
perilaku yang konsisten dengan nilai (UNESCO,
1994)
9Pendidikan Nilai
- Mengapa nilai kebaikan harus dibina dan
dibimbing? - Karakter yang baik adalah lebih patut dipuji
daripada bakat yang luar biasa. Hampir semua
bakat adalah anugerah. Karakter yang baik adalah
sebaliknya, tidak dianugerahkan kepada kita. Kita
harus membangunnya sedikit demi sedikit- dengan
pikiran, pilihan, keberanian dan usaha keras
(John Luther) - Sesungguhnya semua manusia memiliki suara hati /
kata hati/ suara batin/ hati nurani/ hati kecil
yang mengajak kebaikan - Manusia diberi potensi baik dan buruk (jalan
ketagwaan dan jalan keburukan) tergantung manusia
itu sendiri mengusahakannya (QS Asy Syams 7-10) - Ada sebuah cerita dan film yang mengungkapkan hal
tersebut
10Cerita tentang karakter
- Alkisah ada seorang kakek berkata kepada cucunya
Dalam diri saya ada dua serigala, yaitu
serigala baik dan jahat. Serigala yang baik tidak
pernah menyerang. Ia hidup damai tenteram dengan
semua yang ada di sekelilingnya. Ia hanya
menyerang kalau memang ia harus mempertahankan
diri, dan itu pun dilakukannya dengan baik dan
adil. - Tetapi serigala yang satu ini, wah ! penuh
dengan kemarahan. Kejadian sekecil apapun pasti
akan membuatnya marah. Ia membenci dan memerangi
siapa saja,walaupun tanpa alasan yang jelas. Ia
tidak pernah bisa berpikir jernih, karena rasa
kebencian dan kemarahannya telah menguasai akal
sehatnya. - Lanjut kakek, Alangkah sulitnya hidup dengan dua
jenis serigala yang ada di dalam diri kakek ini
,karena keduanya berusaha menguasai jiwa
saya,dan saling bersaing. Kemudian sang cucu
memandang kakeknya dengan penuh rasa ingin tahu,
dan bertanya Serigala mana yang menang, kakek?
Kakek menjawab dengan pandangan serius ,Yang
menang tentu saja yang saya beri makan. - Filmnya apaan sih?
11Status Pendidikan Nilai
- Sebagai konsentrasi kajian ilmiah akademik
konsentrasi Pendidikan Nilai pada Pendidikan Umum
di SPs UPI - Mata pelajaran moral dan agama PKn, PAI, PAK,
dst - Bidang studi pembulat mata kuliah dasar umum
- Program integrasi program IMTAG, Lifeskill,
Pendidikan Karakter, ESQ - Program ekstrakurikuler, berintikan kepribadian
- Kurikulum tersembunyi/ the hidden curriculum
- Keseluruhan dimensi pendidikan
12Global-isasi
- Global artinya sejagat. Era global berarti era
kesejagatan - Menurut Malcolm Waters (1995) ada tiga tema atau
dimensi utama globalisasi yaitu economic
globalization , political globalization dan
cultural globalization. - Isu globalisasi meliputi economic, cultural dan
environmental yang memiliki implikasi penting
bagi suatu negara bangsa (Kate Nash, 2000). - Kecenderungan global menurut Asiz Wahab (2006)
secara umum meliputi the global economy,
technology and comunication dan population and
environment - Dimensi Budaya globalisasi sebagai sebuah
gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya
tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya
dunia atau world culture)
13Dampak globalisasi bagi nilai
- Globalisasi memunculkan pergeseran nilai, nilai
lama meredup, muncul nilai baru - Globalisasi yang menyebabkan terjadinya interaksi
antar budaya, disamping mampu memunculkan
pengaruh positif tetapi juga telah menimbulkan
pengaruh negatif, seperti semakin memudarnya
penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai
solidaritas sosial, kekeluargaan, rasa cinta
tanah air, serta berbagai perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai, norma, dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. (RPJMN 2010-2014) - Proses globalisasi telah memperlemah atau
melongsorkan bentuk-bentuk identitas kultural
suatu bangsa (Kalidjernih, 2007) - Globalisasi menciptakan konflik nilai , nilai
lokal versus nilai global goyang ngebor
14Dampak globalisasi dalam Pendidikan
- Pergeseran substansi pendidikan ke pengajaran.
Makna pendidikan yang syarat dengan nilai-nilai
moral bergeser pada pengajaran sebagai transfer
pengetahuan - Pragmatisme dalam dunia pendidikan. Pendidikan
sebagai proses hominisasi dan humanisasi, telah
terdepak oleh nilai-nilai pragmatis demi mencapai
tujuan materiil - Kokohnya paham behaviorisme dalam dunia
pendidikan. Paham ini mengacu pada pertimbangan
atribut atribut luar seperti perubahan perilaku
yang dapat diamati, misal ukuran NILAI - Melemahnya peran-peran penting pelaku pendidikan
(guru, ortu, tokoh) dan tripusat pendidikan
(sekolah, keluarga dan masyarakat)
15Declined of Value education In the 20th century ?
- Berkembangnya paham evolusi Darwinisme yang
memandang semua hal termasuk nilai/moral adalah
berubah. Jadi tidak ada yang abadi dalam
kehidupan ini termasuk nilai - Berkembangnya aliran positivisme radikal yang
membedakan secara tegas antara fakta (teramati)
dan nilai (tidak terukur) sehingga nilai adalah
relatif dan privat, - Berkembanganya personalisme yang mengagungkan
kebebasan, hak dan otonomi individu. Sebagai
akibatnya terjadi delegitimasi otorias moral baik
dari pihak keluarga, sekolah, lembaga agama dan
negara - Tumbuhnya gagasan pluralisme yang bersifat
pengakuan terhadap perbedaan termasuk perbedaan
nilai yang dianut - Menguatnya sekulerisme, yang mana gagasan
pendidikan nilai melanggar pemisahan antara
lembaga agama dan negara (Thomas Lickona The
Return of Character Education, 1993)
1610 TANDA KEMUNDURAN BANGSA
- 1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja.
- 2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk.
- 3. Pengaruh peer group yang kuat dalam tindak
kekerasan. - 4. Meningkatnya perilaku yang merusak diri
seperti narkoba, sex bebas dan alkohol. - 5. Kaburnya pedoman moral baik dan buruk.
- 6. Penurunan etos kerja.
- 7. Rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan
guru. - 8. Rendahnya rasa tanggungjawab baik sebagai
individu dan warganegara. - 9. Ketidakjujuran yang telah membudaya.
- 10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian di
antara sesama (Thomas Lickona)
17Nilai apa yang diperlukan di era global
- Martabat Manusia sebagai nilai tertinggi (UNESCO,
1991) yang didalamnya mencakup - Nilai kesehatan kebersihan, kebugaran fisik,
keharmonisan dengan alam - Nilai kebenaran pengetahuan, berfikir kritis,
kreatif - Nilai kasih sayang integritas, kejujuran, kasih
sayang, kebermaknaan diri, disiplin, spiritual
(keyakinan kepada Tuhan) - Nilai tanggung jawab sosial saling menghormati,
peduli, menghargai hak asasi, kedamaian, keadilan
sosial, partisipasi publik - Nilai efisiensi ekonomi pemelihaaan sumber daya,
etika kerja, produktivitas, kewirausahaan - Nilai nasionalisme rasa pesatuan, menghargai
pahlawan, kebanggaan, tanggung jawab publik,
solidaritas, cinta negara
18Nilai apa yang diperlukan
- Honesty, compassion, courage, kindness,
self-control, cooperation, diligence or hard
work, all the kinds of qualities that we need to
both lead a fulfilling life and to be able to
live together harmoniously and productively
(Educating for Character by Thomas Lickona, 1992) - Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin, Kerjasama, Adil,
Visioner, dan Peduli sebagai The Seven Spiritual
Core Values (Ary GA, ESQ 165) - Religius, Manusiawi, Bersatu, Demokratis dan Adil
(Pancasila)
19Karakter warga yang bagaimana?
- the ability to look at and approach problem as a
member of global society - the ability to work with others in a cooperative
way and to take responsibility for ones rules
/duties within society - the ability to understand, accept, appreciate anf
tolerate cultural differences - the capacity to think in a critical and
systematic way - the willingness to resolve conflict in a non
violent manner - the willingness to change ones life style and
consumption habits to protect the environment - the ability to be sensitive towards and to defend
human rights (eg. rights of women, ethnic
minorities) and - the willingness and ability to participate in
politics at local, national and internasional
levels (Cogan Derricot, 1998)
20Pendidikan Moral pentingkah?
- To educate a person in mind and not in morals is
to educate a menace society (Theodore Roosevelt) - People dont naturally or spontaneously grow up
to be morally excellent or practically wise. The
become so, if at all, only as the result of life
long personal and community effort (Aristotle) - Sejak kanak-kanak harus dibekali dengan
pendidikan moral sehingga mereka bisa fall in
love with virtue and hate vice (Plato) - Persoalan pokok yang dihadapi dalam sistem
pendidikan nasional saat ini dan di masa yang
akan datang adalah memperkokoh pendidikan budi
pekerti melalui proses pengajaran, pengasuhan
pemberian bimbingan kepada peserta didik.
Pendidikan watak dan budi pekerti merupakan
elemen dasar yang sangat penting dalam
pembangunan karakter bangsa (Megawati SP, 2003) - Pendidikan nilai telah lama berkembang di
indonesia melalui cerita dan nyanyian lokal
21Pendidikan Nilai Pentingkah?
- Hasil seminar Pusat Inovasi, Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas (2004) - (1) Semua pembicara sependapat tentang
pentingnya peranan Pendidikan Budi Pekerti dalam
rangka pembinaan generasi muda - (2) Esensi Pendidikan Budi Pekerti sebenarnya
telah ada dalam kurikulum yang berlaku saat ini,
yang diajarkan melalui PMP dan PPKn, namun
hasilnya belum sesuai dengan harapan masyarakat - 3) Untuk masa yang akan datang ada dua
kemungkinan modus Pendidikan Budi Pekerti yang
dapat dipilih, yakni pertama, berdiri sendiri
sebagai suatu mata pelajaran, dan kedua
terintegrasikan dalam mata pelajaran civics,
pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang
relevan. Namun demikian sebahagian besar para
pembicara cenderung merekomendasikan untuk
dipilih alternatif modus kedua
22Sumber Nilai?
- Nilai dan dari sumber apa pendidikan nilai?
- Nilai dapat bersumber dari agama, nilai bersama
(common values) dan dari khasanah lokal - Pada masa Orde Baru, sumber pendidikan nilai
selalu dikaitkan dengan nilai-nilai dasar
Pancasila (sebagai filosofi atau pandangan-dunia
bangsa Indonesia) yang kemudian disajikan dalam
mata pelajaran PMP-PPKn - Kecenderungan yang terjadi, pendidikan moral
terlalu negara-sentris, deduktif, kering, hambar,
bahkan cenderung ideologis dan pro-status quo - Di negara sekuler, pendidikan nilai dilaksanakan
melalui pelajaran pendidikan kewarganegaraan,
sedang di negara agama pendidikan nilai
dilaksanakan melalui pelajaran agama (Syarkawi,
2006) - Bagaimana pendidikan nilai di Indonesia pada
kondisi sekarang?
23Pendekatan Pendidikan Nilai
- Pendekatan dalam pendidikan moral dibedakan
menjadi tiga (3) yaitu - Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive
Moral Development - Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli
disebut Affektive Moral Development - Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut
Behavior Moral Development
24Pendekatan Lain
- Ada lima pendekatan dalam pendidikan nilai yakni
- (1) Pendekatan penanaman nilai (inculcation
approach), - (2) Pendekatan perkembangan moral kognitif
(cognitive moral development approach), - (3) Pendekatan analisis nilai (values analysis
approach), - (4) Pendekatan klarifikasi nilai (values
clarification approach), dan - Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning
approach) (Superka, et. al. 1976). - Tiap model memiliki kelebihan dan kekurangan
- Pendekatan penanaman nilai dan model Affektive
Moral Development telah lama berkembang di
Indonesia, yang masyarakatnya memiliki tradisi
lisan
25Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach)
- pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman
nilai-nilai dalam diri siswa. - pendekatan ini sebenarnya merupakan pendekatan
tradisional - pendekatan ini dipandang indoktrinatif, tidak
sesuai dengan perkembangan kehidupan demokrasi - Pendekatan ini mungkin tidak sesuai dengan alam
pendidikan Barat yang sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai kebebasan individu - namun, pendekatan ini digunakan secara meluas
dalam berbagai masyarakat, terutamanya dalam
penanaman nilai-nilai agama dan nilai-nilai
budaya
26Pendekatan klarifikasi nilai (values
clarification approach)
- memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam
mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri - menanamkan nilai kepada subyek didik dengan
melalui kesadarannya sendiri - dapat dikatakan bahwa teknik ini mengikuti aliran
konstruktivisme
27Contoh Klarifikasi Nilai
- Guru menyajikan ttg gotong royong (dg cerita,
gambar, film, dsb) - Apa sajakah nilai-nilai yg terkandung dalam
kegiatan gotong royong? - Nilai kerjasama
- Nilai kepedulian sosial
- Nilai tanggung jawab, dll
28Pendekatan analisis nilai (values analysis
approach)
- memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan
siswa untuk berpikir logis dengan cara
menganalisis masalah yang berhubungan dengan
nilai-nilai sosial - lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah
yang memuat nilai-nilai sosial
29Langkah langkah Analisis Nilai
- Penyajian Cerita
- Identifikasi Fakta
- Menguji Posisi Siswa
- Mengkaji akibat
- Menguji alasan
- Mengubah cerita
- Menyimpulkan
- Tindak lanjut
30Contoh cerita untuk analisis nilai
- Pada waktu pulang sekolah Amir dan Hasan
menemukan dompet di jalan. Setelah dibuka,
ternyata berisi KTP dan uang sebesar Rp 500.000,-
beserta surat surat berharga si pemiliknya yaitu
Pak Subrata. Hasan ingat bahwa ibunya sakit keras
dan biaya untuk berobat tidak ada. Maka atas
kesepakatan mereka berdua, uang tsb dipakai untuk
membelikan obat. Dompet serta isi lainnya
disimpan Hasan. - Semenjak menemukan dompet itu, Amir dan Hasan
selalu gelisah. Ahkirnya sepakat mereka
mengembalikan sisa uang serta isi dompet tsb
kepada pemiliknya. Setelah bertemu pak Subrata,
Hasan mengutarakan maksud baiknya, yaitu
menemukan dompet di jalan dan yg sebagian uangnya
telah dipakai untuk membelikan obat bagi ibunya
yg sedang sakit. Namun apa yg terjadi, pak
Subrata marah-marah. Bahkan mereka dituduh
mencuri.
31Analisis Nilai
- Penyajian cerita
- Anak-anak, pagi ini Pak guru punya cerita
bagus, sekarang dengarkan dg seksama - 2. Mengidentifikasi fakta
- Jelas cerita tadi, anak-anak?
- Apa judul cerita tadi?
- Siapa saja yg ada dalam cerita tsb?, dsb
32Analisis Nilai
- 3. Menguji Posisi Siswa
- Bagaimana sikap Ibu Hasan dalam cerita tsb?, dst
- 4. Mengkaji akibat
- Bagaiman akibat dari sikap dan tindakan Pak
Subrata? - 5. Menguji alasan
- Bagaimana seandainya kamu menjadi Amir?
33Analisis Nilai
- 6. Mengubah cerita
- Nah, anak-anak kita sudah menyepakati bagaimana
kita harus bersikap. Selanjutnya marilah kita
ubah bagaimana cerita itu seharusnya - 7. Menyimpulkan
- Apa yg dapat kamu simpulkan dari cerita tadi ?
(mengarah pada nilai dan norma) - 8. Tindak lanjut
34Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive
moral development approach)
- memberikan penekanan pada aspek kognitif dan
perkembangannya. - mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang
masalah-masalah moral dan dalam membuat
keputusan-keputusan moral. - didasarkan pada dilemma moral dengan menggunakan
metoda diskusi kelompok - dimulai dengan penyajian cerita yang mengandung
dilemma. Dalam diskusi tersebut, siswa didorong
untuk menentukan posisi apa yang sepatutnya
dilakukan oleh orang yang terlibat, apa
alasan-alasannya. - memberi kebebasan penuh kepada siswa untuk
berpikir dan sampai pada kesimpulan yang sesuai
dengan tingkat perkembangan moral reasoning
masing-masing
35Contoh cerita untukpenalaran moral (pend.
Kognitif)
- Sekelompok wisatawan sedang menikmati keindahan
danau dg sebuah perahu. Tiba-tiba perahu oleng
dan akhirnya terbalik. Seluruh penumpangnya
terlempar ke danau. Mereka berteriak meminta
pertolongan. - Saat itu kamu yg juga sebagai salah satu
penumpang perahu bisa bertahan dg cara memegang
sebilah papan yg kebetulan mengambang di danau
itu. Didekatmu ada seorang anak kecil, seorang
gadis dan kakek yg minta tolong agar bisa
berpegangan pada papan itu. Namun jika papan itu
digunakan untuk 3 orang tidak muat bahkan bisa
tenggelam. Papan itu hanya muat untuk dua orang
yaitu kamu dan seorang lagi yg ditolong. Dalam
keadaan darurat seperti ini , siapa yg harus kamu
utamakan untuk ditolong?
36Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning
approach)
- memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara
perseorangan maupun secara bersama-sama dalam
suatu kelompok. - melibatkan siswa sekolah menengah atas dalam
melakukan perubahan-perubahan sosial