PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG - PowerPoint PPT Presentation

1 / 19
About This Presentation
Title:

PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG

Description:

PASAL 5 UUD 1945 Sebelum Perubahan : Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:2445
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 20
Provided by: J3000
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG


1
PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
Disampaikan olehHakim KonstitusiMaria Farida
Indrati, S.
  • KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM ACARA
    MAHKAMAH KONSTITUSI
  • KERJASAMA DOSEN PENGAJAR MATA KULIAH HUKUM ACARA
    MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKRETARIAT JENDERAL DAN
    KEPANITERAAN MAHKAMAH KONSTITUSI
  • HOTEL SHERATON MEDIA, JAKARTA, 21 JUNI 2011

2
PASAL 5 UUD 1945
  • Sebelum Perubahan
  • Presiden memegang kekuasaan membentuk
    undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan
    Rakyat.
  • Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk
    menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
  • Setelah Perubahan
  • Presiden berhak mengajukan rancangan
    undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
  • Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk
    menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
  • Perubahan Pertama

3
PASAL 20 UUD 1945 SEBELUM PERUBAHAN
  1. Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan
    Dewan Perwakilan Rakyat.
  2. Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak
    mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat,
    maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi
    dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa
    itu.

4
PASAL 20 UUD 1945 SETELAH PERUBAHAN
  • Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
    membentuk undang-undang.
  • Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan
    Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat
    persetujuan bersama.
  • Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat
    persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu
    tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan
    Perwakilan Rakyat masa itu.
  • Presiden mengesahkan rancangan undangan-undang
    yang telah disetujui bersama untuk menjadi
    undang-undang.
  • Dalam hal rancangan undang-undang yang telah
    disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh
    Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak
    rancangan undang-undang tersebut disetujui,
    rancangan undang-undang tersebut sah menjadi
    undang-undang dan wajib diundangkan.
  • Perubahan Pertama
  • Perubahan Kedua

5
PROSES PEMBENTUKANPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
  • Pasal 1 angka 1
  • Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
    adalah proses pembuatan Peraturan
    Perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai
    dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,
    perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan,
    dan penyebarluasan.

6
PERENCANAAN
  • Pasal 15
  • Perencanaan penyusunan Undang- Undang dilakukan
    dalam suatu Program Legislasi Nasional.
  • Perencanaan penyusunan Peraturan daerah
    dilakukan dalam suatu Program Legislasi Daerah.

7
KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009
  • Persetujuan Penetapan Program Legislasi Nasional
    Tahun 2010 sampai dengan 2014.
  • Telah ditetapkan sejumlah 247 Rancangan
    Undang-Undang.

8
PERATURAN PRESIDEN NO. 61 TH. 2005TENTANGTATA
CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI
NASIONAL
  • Pasal 1
  • Program Legislasi Nasional yang selanjutnya
    disebut Prolegnas adalah instrumen perencanaan
    program pembentukan Undang-Undang yang disusun
    secara berencana, terpadu, dan sistematis.
  • Pasal 3
  • Prolegnas ditetapkan dalam rapat Paripurna Dewan
    Perwakilan.

9
ASAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG
  1. Dari Presiden Pasal 5 (1) UUD 1945.
  2. Dari DPR Pasal 20 (1) UUD 1945.
  3. Dari Anggota DPR Pasal 21 UUD 1945.
  4. Dari DPD Pasal 22D (1) UUD 1945

10
TATA CARA MEMPERSIAPKANRANCANGAN UNDANG-UNDANG
  • RUU yang diusulkan PRESIDEN.
  • Disiapkan oleh Menteri atau Pimpinan LPND
    PERPRES No. 68/2005.
  • b. RUU yang diusulkan DPR Anggota DPR
  • Disiapkan oleh DPR Peraturan Tata Tertib DPR.
  • c. RUU yang diusulkan DPD.
  • Disiapkan oleh DPD Peraturan Tata Tertib DPD.

11
PROSES PENYIAPAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG DARI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
  • Pasal 130
  • (1) Sekurang-kurangnya 13 (tiga belas) orang
    Anggota dapat mengajukan usul inisiatif
    Rancangan Undang-Undang.
  • (2) Usul Rancangan Undang-Undang sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1), dapat juga diajukan oleh
    Komisi, Gabungan Komisi, atau Badan Legislasi.

12
PEMBAHASAN R.U.U.DI D.P.R. (1)
  • Dilakukan berdasarkan Peraturan Tata Tertib DPR
    No. 1/DPR RI/I/2004-2005.
  • Tingkat Pembicaraan I
  • a. Pembahasan dalam Rapat Komisi, Rapat Badan
    Legislasi, Rapat Panitia Anggaran, atau
    Rapat Panitia Khusus.
  • 1) pandangan dan pendapat Fraksi-fraksi atau
    pandangan dan
  • pendapat Fraksi-fraksi dan DPD
    apabila RUU berkaitan dengan
  • otonomi daerah (yang berasal dari
    Presiden).
  • 2) pandangan dan pendapat Presiden atau
    pandangan dan
  • pendapat Presiden beserta DPD apabila
    RUU berkaitan dengan
  • otonomi daerah (yang berasal dari
    DPR).
  • b. Tanggapan Presiden atau Pimpinan Alat
    Kelengkapan DPR.
  • c. Pembahasan RUU oleh DPR dan Presiden
    berdasarkan Daftar
  • Inventarisasi Masalah (DIM).
  • d. Dalam Pembicaraan Tingkat I dapat
    dilakukan Rapat Dengar
  • Pendapat atau Rapat Dengar Pendapat Umum,
    mengundang
  • Pimpinan Lembaga Negara atau lembaga
    lain, dan rapat intern. (dapat didampingi Tim
    Asistensi)

13
PEMBAHASAN R.U.U.DI D.P.R. (2)
  • Tingkat Pembicaraan II
  • Rapat Paripurna.
  • a. Pengambilan Keputusan, yang didahului
  • - pendapat akhir Fraksi yang disampaikan oleh
    Anggotanya dan apabila dipandang perlu dapat
    disertai dengan cacatan tentang sikap Fraksinya.
  • - Pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh
    Menteri yang mewakilinya.
  • b. Jika Rancangan Undang-Undang itu tidak
    mendapat persetujuan bersama, Rancangan
    Undang-Undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam
    persidangan DPR masa itu.

14
PENGESAHAN R.U.U.OLEH PRESIDEN
  • Pasal 37 UU No. 10 Th. 2004
  • Rancangan undang-undang yang telah disetujui
    bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
    Presiden, disampaikan oleh pimpinan Dewan
    Perwakilan Rakyat kepada Presiden untuk disahkan
    menjadi Undang-Undang
  • Penyampaian rancangan undang-undang sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka
    waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung
    sejak tanggal persetujuan bersama

15
Peraturan Presiden No. 1 Th. 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan
Peraturan Perundang-undangan.
  • PENGESAHAN
  • Pasal 3
  • Menteri Sekretariat Negara kemudian akan
    melakukan penyiapan naskah rancangan
    undang-undang untuk disahkan Presiden.

16
Peraturan Presiden No. 1 Th. 2007
  • PENGUNDANGAN
  • Pasal 5
  • Naskah undang-undang yang telah dibubuhi kalimat
    pengesahan tersebut kemudian diberi nomor dan
    tahun oleh Menteri Sekretaris Negara, dan
    selanjutnya disampaikan kepada Menteri untuk
    diundangkan.
  • Pasal 6
  • Menteri kemudian akan mengundangkan
    undang-undang tersebut dengan menempatkannya
    dalam Lembaran Negara Republik Indonesia disertai
    nomor dan tahunnya, dan menempatkan Penjelasannya
    dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
    dengan memberikan nomor.

17
Undang-Undang No. 10 Th. 2004
  • PENYEBARLUASAN
  • Pasal 51
  • Pemerintah wajib menyebarluaskan Peraturan
    Perundang-undangan yang telah diundangkan dalam
    Lembaran Negara Republik Indonesia atau Berita
    Negara.
  • Penjelasan Pasal 51
  • Yang dimaksud dengan menyebarluaskan adalah
    agar khalayak ramai mengetahui peraturan
    perundang-undangan tersebut dan mengerti/
    memahami isi serta maksud yang terkandung di
    dalamnya. Penyebarluasan peraturan
    perundang-undangan tersebut dilakukan, misalnya,
    melalui media elektronik seperti Televisi
    Republik Indonesia dan Radio Republik Indonesia
    atau media cetak.

18
Peraturan Presiden No. 1 Th. 2007
  • PENYEBARLUASAN
  • Pasal 29
  • Pemerintah wajib menyebarluaskan peraturan
    perundang-undangan yang telah diundangkan dalam
    Lembaran Negara Republik Indonesia dan dalam
    Berita Negara Republik Indonesia, sedangkan
    Pemerintah Daerah wajib menyebarluaskan peraturan
    perundang-undangan yang telah diundangkan dalam
    Lembaran Daerah dan peraturan di bawahnya yang
    telah diundangkan dalam Berita Daerah.

19
(No Transcript)
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com