ALKOHOL,%20FENOL,%20ETER - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

ALKOHOL,%20FENOL,%20ETER

Description:

Title: ALKOHOL, FENOL, ETER Author: HadiPoerwono Last modified by: ComputerDiv. Created Date: 8/27/1956 8:48:08 PM Document presentation format: On-screen Show – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:165
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 118
Provided by: Hadi59
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: ALKOHOL,%20FENOL,%20ETER


1
Created by Didiet D.Laksmana TED/2002
Jika Anda tidak berada di depan, pemandangan
tidak pernah berubah. Joseph de Gaulle
TE/DL/2002
2
ALKOHOL, FENOL DAN ETER
  • Hadi Poerwono Achmad Syahrani
  • Fakultas Farmasi
  • Universitas Airlangga
  • Pustaka
  • T.W. Graham Solomons, ORGANIC CHEMISTRY, 5th Ed.,
    1992

3
STRUKTUR ALKOHOL
  • Alkohol adalah senyawa yang molekulnya memiliki
    suatu gugus hidroksil, yang terikat pada suatu
    atom karbon jenuh.

CH3
CH3CHCH3
CH3OH
CH3 C CH3
Metanol
OH
CH3CH2OH
OH
2-Propanol (isopropil alkohol)
2-Metil-2-propanol (tert-butil alkohol)
Etanol
4
Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari
gugus alkenil atau gugus alkunil. Atau dapat pula
berupa suatu atom karbon jenuh dari suatu cincin
benzena.
CH2
CHCH2OH
CH2OH
2-Propenol (alil alkohol) Suatu alkohol alilik
Benzil alkohol Suatu alkohol benzilik
C
CCH2OH
H
2-Propunol (propargil alkohol)
5
  • Senyawa yang memiliki suatu gugus hiroksil, yang
    terikat langsung pada cincin benzena disebut
    fenol.

OH
H3C
OH
p-Metilfenol
Fenol
Ar
OH
Rumus umum suatu fenol
6
  • Alkohol dapat dilihat secara struktural
  • . sebagai turunan hidroksi dari alkana.
  • . sebagai turunan alkil dari air.
  • Etil alkohol etana dimana satu hidrogen diganti
    dengan gugus hidroksil.
  • Etil alkohol air dimana satu hidrogen diganti
    dengan gugus etil.

Gugus etil
H
CH3CH2
CH3CH3
1050
1090
O
O
H
H
Gugus hidroksil
Air
Etil alkohol
Etana
7
  • Alkohol dibagi dalam tiga golongan
  • . Alkohol primer (1º)
  • . Alkohol sekunder (2º)
  • . Alkohol tersier (3º)
  • Penggolongan didasarkan pada derajat substitusi
    dari atom karbon yang langsung mengikat gugus
    hidroksil.

H
H
CH2OH
C
C
O
H
H
H
H
Benzil alkohol (suatu alkohol 10)
Etil alkohol (suatu alkohol 10)
8
  • Jika karbon tersebut mengikat satu atom karbon
    lain, maka disebut karbon primer dan alkoholnya
    disebut alkohol primer.
  • Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat
    dua atom karbon lain, maka disebut karbon
    sekunder dan alkoholnya disebut alkohol sekunder.
  • Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat
    tiga atom karbon lain, maka disebut karbon
    tersier dan alkoholnya disebut alkohol tersier.

9
H
H
H
CH2OH
C
C
C
H
H
H
O
H
Geraniol (alkohol 10 dgn aroma mawar)
Isopropil alkohol (suatu alkohol 20)
H
CH3
Mentol (alkohol 20 dalam minyak peppermint)
OH
CH
CH3
H3C
10
H
OH
C
H
H
H3C
CH
C
H
H
H
H
C
C
C
H
H
H
H
H
O
H
O
H
Noretindron (kontrasepsi oral dgn gugus alkohol
30)
tert-Butil alkohol (suatu alkohol 30)
11
Struktur Eter
  • Eter berbeda dari alkohol, dimana atom oksigen
    dari suatu eter terikat pada dua atom karbon.
    Gugus hidrokarbon dapat berupa alkil, alkenil,
    vinil, atau aril.
  • Eter memiliki rumus umum R-O-R atau R-O-R dimana
    R adalah gugus alkil yang berbeda dari gugus R.
  • Eter air dimana kedua atom hidrogen diganti
    dengan gugus alkil.

12
R
CH3
R
O
O
1100
O
atau
R
R
CH3
Dimetil eter
Rumus umum suatu eter
CH2
H2C
C
O
C
O
O
Gugus fungsional suatu eter
Etilen oksida
Tetrahidrofuran (THF)
ETER SIKLIK
13
TATANAMA ALKOHOL
  • Dalam Tatanama Substitutif IUPAC, suatu nama
    harus mengandung empat karakter lokant, awalan,
    senyawa induk, dan suatu akhiran.

CH3CH2CHCH2CH2CH2OH
CH3
4-Metil-1-heksanol
lokant
awalan
lokant
induk
akhiran
14
  • Lokant 4 menunjukkan bahwa substituen gugus
    metil, yang merupakan awalan, terikat pada
    senyawa induk di posisi C-4.
  • Senyawa induk mengandung enam atom karbon dan
    tidak ada ikatan rangkap, jadi induknya adalah
    heksana.
  • Dan karena merupakan suatu alkohol, maka memiliki
    akhiran -ol.
  • Lokant 1 menunjukkan bahwa C-1 mengikat gugus
    hidroksil.

15
  • Secara umum, penomoran pada rantai karbon selalu
    dimulai dari bagian akhir yang lebih dekat dengan
    gugus yang mendapat nama sebagai suatu akhiran.
  • Prosedur berikut harus diikuti untuk memberi nama
    alkohol sesuai tatanama substitutif IUPAC
  • Pilih rantai karbon utuh yang terpanjang dimana
    gugus hidroksil terikat langsung. Ganti nama dari
    alkana sesuai rantai karbon tersebut dengan
    menghapus huruf a terakhir dan tambahkan akhiran
    ol.

16
  • Nomori rantai karbon utuh yang terpanjang
    sedemikian sehingga atom karbon yang mengikat
    gugus hidroksil memiliki nomor terkecil. Tandai
    posisi gugus hidroksil dengan menggunakan nomor
    tersebut sebagai lokant. Tandai posisi
    gugus-gugus lain (sebagai awalan) dengan
    menggunakan nomor yang sesuai dengan posisi
    masing-masing sepanjang rantai karbon sebagai
    lokant.

17
5 4 3 2 1
1 2 3 4
3 2 1
CH3CH2CH2OH
CH3CHCH2CH3
CH3CHCH2CH2CH2OH
1-Propanol
OH
CH3
2-Butanol
4-Metil-1-pentanol
CH3
3 2 1
ClCH2CH2CH2OH
1 2 3 4 5
CH3CHCH2CCH3
3-Kloro-1-propanol
OH
CH3
4,4-Dimetil-2-pentanol
18
  • Alkohol sederhana sering dinamai dengan nama
    radikofungsional umum yang juga telah disetujui
    oleh IUPAC.
  • Beberapa contoh alkohol sederhana adalah sebagai
    berikut ini

CH3CH2CH2OH
CH3CH2CH2CH2OH
CH3CH2CHCH3
Propil alkohol
Butil alkohol
OH
sec-Butil alkohol
19
CH3
CH3
CH3
CH3CCH2OH
C
OH
H3C
CH3CHCH2OH
CH3
CH3
Isobutil alkohol
Neopentil alkohol
tert-Butil alkohol
  • Alkohol yang mengandung dua gugus hidroksil
    umumnya diberi nama glikol.
  • Dalam sistem substitutif IUPAC alkohol tersebut
    dinamai sebagai diol.

CH2
CH3CH
CH2CH2CH2
CH2
CH2
OH
OH
OH
OH
OH
OH
Propilen glikol 1,2-Propanadiol
Trimetilen glikol 1,3-Propanadiol
Etilen glikol 1,2-Etanadiol
20
TATANAMA ETER
  • Eter sederhana sering dinamai dengan nama
    radikofungsional umum.
  • Tuliskan kedua gugus yang terikat pada atom
    oksigen (sesuai urutan abjad) dan tambahkan kata
    eter.

CH3
CH3OCH2CH3
CH3CH2OCH2CH3
C6H5OC
CH3
Dietil eter
CH3
Etil metil eter
tert-Butil fenil eter
21
  • Nama substitutif IUPAC harus dipakai untuk
    menamai eter yang rumit dan senyawa dengan lebih
    dari satu ikatan eter.
  • Dalam sistem IUPAC, eter dinamai sebagai
    alkoksialkana, alkoksialkena, dan alkoksiarena.
  • Gugus RO- merupakan suatu gugus alkoksi.
  • Dua eter siklik yang sering dipakai sebagai
    solven memiliki nama umum tetrahidrofuran (THF)
    dan 1,4-dioksana.

22
CH3CHCH2CH2CH3
CH3
CH3CH2O
OCH3
1-Etoksi-4-metilbenzena
2-Metoksipentana
O
CH3OCH2CH2OCH3
O
1,2-Dimetoksietana
Tetrahidrofuran (oksasiklopentana)
O
Dioksana (1,4-dioksasikloheksana)
23
SIFAT FISIK ALKOHOL ETER
  • Eter memiliki titik didih yang sebanding dengan
    hidrokarbon dengan berat molekul yang sama.
  • Titik didih dietil eter (MW 74) adalah 34,6ºC,
    dan pentana (MW 72) adalah 36ºC.
  • Alhohol memiliki titik didih yang lebih tinggi
    dibandingkan dengan eter atau hidrokarbon yang
    sebanding.

24
  • Titik didih butil alkohol (MW 74) adalah
    117,7ºC.
  • Molekul-molekul alkohol dapat berikatan satu sama
    lain melalui ikatan hidrogen, sementara eter dan
    hidrokarbon tidak dapat.
  • Meskipun demikian, eter juga dapat membentuk
    ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa seperti
    air.

25
  • Eter memiliki kelarutan dalam air yang sebanding
    dengan alkohol dengan berat molekul yang sama.
  • Sangat berbeda bila dibandingkan dengan
    hidrokarbon.
  • Dietil eter 1-butanol memiliki kelarutan yang
    sama dalam air, sekitar 8 g per 100 mL pada suhu
    kamar.
  • Sebaliknya, pentana secara nyata tidak larut
    dalam air.

26
  • Metanol, etanol, propil alkohol, isopropil
    alkohol, dan tert-butil alkohol campur sempurna
    dengan air.
  • Butil alkohol, isobutil alkohol, dan sec-butil
    alkohol memiliki kelarutan antara 8,3 dan 26,0 g
    per 100 mL.
  • Kelarutan alkohol dalam air menurun secara
    bertahap sebanding rantai hidrokarbon yang
    semakin panjang.
  • Alkohol rantai panjang bersifat lebih mirip
    alkana dan oleh karena itu kurang mirip dengan
    air.

27
ALKOHOL ETER PENTING
  • METANOL
  • Memiliki rumus struktur CH3OH dan adalah alkohol
    yang paling sederhana.
  • Dahulu sebagian besar metanol dibuat dari
    distilasi destruktif kayu (pemanasan kayu pada
    suhu tinggi tanpa udara) alkohol kayu (wood
    alcohol).
  • Sekarang dibuat melalui hidrogenasi katalitik
    dari karbon monoksida.

28
  • Metanol sangat beracun. Konsumsi dalam jumlah yg
    sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan
    kebutaan dalam jumlah besar menyebabkan
    kematian.
  • Keracunan metanol dapat pula terjadi melalui
    penghirupan uap atau paparan jangka panjang
    terhadap kulit.

29
  • ETANOL
  • Merupakan alkohol dari semua minuman beralkohol.
  • Dapat dibuat dari fermentasi gula, dengan
    menambahkan ragi ke dalam campuran gula dan air.
  • Ragi mengandung enzim yang memicu suatu reaksi
    berseri yang panjang, dan akhirnya mengubah suatu
    gula sederhana (C6H12O6) menjadi etanol dan
    karbon dioksida.

30
  • Etanol sangat murah, tapi jika digunakan untuk
    minuman dikenakan pajak yang sangat tinggi.
  • Etanol yang digunakan untuk keperluan sains
    (penelitian) dan industri diracuni atau
    didenaturasi sehingga tidak layak untuk
    diminum. Beberapa denaturant dapat digunakan
    termasuk metanol.
  • Etanol adalah senyawa yang penting dalam industri.

31
  • Sebagian besar etanol untuk keperluan industri
    dibuat melalui reaksi hidrasi etena dengan
    katalis asam.
  • Etanol adalah suatu hipnotik (penidur). Ia
    menekan aktivitas otak atas meskipun memberi efek
    ilusi sebagai suatu stimulant.
  • Etanol juga toksik, tapi kurang toksik dibanding
    metanol.
  • Pada tikus (rat), dosis letal adalah 13,7 g per
    kg berat badan.
  • Penyalahgunaan etanol menjadi problem di banyak
    negara.

32
  • ETILEN GLIKOL
  • Etilen glikol (HOCH2CH2OH) memiliki berat molekul
    yang rendah dan titik didih yang tinggi, serta
    campur dengan air.
  • Sifat ini membuat etilen glikol menjadi suatu
    antibeku (antifreeze) ideal untuk kendaraan
    bermotor.

33
  • DIETIL ETER
  • Berupa suatu cairan dengan titik didih rendah dan
    mudah terbakar.
  • Sebagian besar eter bereaksi lambat dengan
    oksigen melalui suatu reaksi radikal yang disebut
    auto-oksidasi membentuk hidroperoksida dan
    peroksida (ekplosif).
  • Sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi.
  • Dipakai sebagai suatu anestetik (pembius) pada
    pembedahan.

34
Sintesis Alkohol dari Alkena
  • Hidrasi Alkena
  • Adisi air pada ikatan rangkap alkena dengan
    katalis asam.
  • Metode pembuatan alkohol dengan berat molekul
    rendah (kegunaan utama pada proses industri skala
    besar).
  • Katalis asam yg paling sering digunakan asam
    sulfat asam fosfat.

35
Reaksi bersifat regioselektif. Adisi air pada
alkena mengikuti hukum Markovnikov. Reaksi secara
umum sebagai berikut
  • Sebagai contoh adalah hidrasi 2-metilpropena

2-Metilpropena
tert-Butil alkohol
36
  • Sesuai hukum Markovnikov reaksi tidak
    menghasilkan alkohol primer, kecuali kasus khusus
    pada hidrasi etena.

Mekanisme hidrasi alkena secara sederhana
merupakan kebalikan dari reaksi dehidrasi alkohol.
37
(No Transcript)
38
  • Tahap penentu kecepatan adalah tahap 1
    pembentukan karbokation.
  • Dihasilkan tert-butil alkohol karena tahap 1
    mengarah pada pembentukan kation tert-butil yang
    lebih stabil dibandingkan kation isobutil yang
    kurang stabil.

39
  • Kerumitan yang terjadi adalah adanya penataan
    ulang (rearrangement).
  • Karbokation awal yang terbentuk akan mengalami
    penataan ulang menjadi suatu karbokation yang
    lebih stabil.
  • Jika 3,3-dimetil-1-butena dihidrasi akan
    dihasilkan 2,3-dimetil-2-butanol sebagai produk
    utama.

40
2,3-Dimetil-2-butanol (produk utama)
3,3-Dimetil-1-butena
  • Adanya penataan ulang karbokation membatasi
    penggunaan hidrasi alkena sebagai suatu metode
    laboratoris untuk pembuatan alkohol.

41
  • Reaksi Oksimerkurasi-Demerkurasi
  • Reaksi dua tahap yang sangat berguna untuk
    mensintesis alkohol dari alkena.
  • Alkena bereaksi dgn Hg(OAc)2 dalam campuran THF
    dan air menghasilkan senyawa merkuri(hidroksialkil
    ).
  • Senyawa merkuri(hidroksialkil) dapat direduksi
    oleh natrium borohidrida menjadi alkohol.
  • Persentase hasil reaksi keseluruhan ?90 dengan
    regioselektifitas yang tinggi.

42
  • Pada tahap 1, oksimerkurasi air dan merkuri
    asetat mengadisi ikatan rangkap.
  • Pada tahap 2, demerkurasi natrium borohidrida
    mereduksi gugus asetoksimerkuri dan menggantinya
    dengan hidrogen.

43
  • Kedua langkah tersebut dapat dilakukan dalam
    bejana yang sama.
  • Kedua reaksi berlangsung sangat cepat pada suhu
    ruangan atau dibawahnya.
  • Tahap 1 biasanya mencapai kesempurnaan dalam
    kurun waktu 20 detik 10 menit.
  • Tahap 2 secara normal membutuhkan waktu kurang
    dari 1 jam.
  • Orientasi adisi H2O di atas mengikuti aturan
    Markovnikov atom H dari H2O terikat pada atom
    karbon ikatan rangkap yang mengikat atom H lebih
    banyak.

44
1-Pentena
2-Pentanol (93)
1-Metilsiklopentanol
1-Metilsiklopentena
45
  • Penataan-ulang rangka karbon jarang terjadi pada
    oksimerkurasi-demerkurasi.
  • Dicontohkan pada reaksi oksimerkurasi-demerkurasi
    dari 3,3-dimetil-1-butena yang menghasilkan
    3,3-dimetil-2-butanol sebagai produk utama.

3,3-Dimetil-1-butena
3,3-Dimetil-2-butanol (94)
46
  • Reaksi Hidroborasi - Oksidasi
  • Adisi elemen air pada suatu ikatan rangkap dapat
    pula dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
    diboran atau THF BH3.
  • Adisi air adalah bersifat tidak langsung dan
    melibatkan dua tahap reaksi.
  • Pertama adalah adisi boran pada ikatan rangkap
    yang disebut hidroborasi.
  • Kedua adalah oksidasi dan hidrolisis senyawa
    antara organoboron menghasilkan suatu alkohol dan
    asam borat.

47
Propena
Tripropilboran
  • Atom boron terikat pada atom karbon ikatan
    rangkap yang kurang tersubstitusi, dan satu atom
    hidrogen berpindah dari atom boron ke atom karbon
    lain dari ikatan rangkap.
  • Hidroborasi bersifat regioselektif dan mengikuti
    aturan anti Markovnikov.

48
  • Alkilboran yang dihasilkan pada tahap hidroborasi
    biasanya tidak diisolasi.
  • Dalam bejana yang sama, alkilboran dioksidasi dan
    dihidrolisis menghasilkan alkohol dengan
    penambahan hidrogen peroksida dalam suatu larutan
    basa.

Propil alkohol
49
  • Oksimerkurasi-demerkurasi dari 1-heksena
    menghasilkan 2-heksanol (Markovnikov).
  • Hidroborasi-oksidasi dari 1-heksena menghasilkan
    1-heksanol (anti-Markovnikov).

1-Heksena
2-Heksanol
1-Heksanol (90)
1-Heksena
50
Reaksi-reaksi Alkohol
  • Atom oksigen dari suatu alkohol mem-polarisasi
    ikatan CO dan ikatan OH dari alkohol tersebut.
  • Polarisasi ikatan OH menyebabkan atom hidrogen
    bermuatan positif parsial, dan hal ini
    menjelaskan mengapa alkohol bersifat asam lemah.
  • Polarisasi ikatan CO menyebabkan atom karbon
    bermuatan positif parsial.

51
  • Jadi meskipun OH bukan basa kuat dan bukan gugus
    pergi yang baik, namun atom karbon dari alkohol
    bersifat reaktif terhadap serangan nukleofilik.
  • Pasangan elektron pada atom oksigen membuatnya
    bersifat basa dan nukleofilik.
  • Protonasi alkohol mengubah suatu gugus pergi yang
    buruk (OH) menjadi gugus pergi yang baik (H2O).

52
  • Protonasi juga membuat atom karbon lebih positif
    (karena H2O lebih bersifat penarik elektron
    daripada OH), dan oleh karena itu menjadi lebih
    reaktif terhadap serangan nukleofilik. Reaksi SN2
    menjadi mungkin.

53
  • Karena alkohol adalah nukleofil, maka alkohol
    dapat bereaksi dengan alkohol terprotonasi. Ini
    menjadi langkah penting dalam sintesis eter.

Pada suhu yang cukup tinggi dan tanpa kehadiran
suatu nukleofil yang baik, maka alkohol
terprotonasi dapat menjalani reaksi eliminasi E1.
54
  • Alkohol sebagai asam
  • Alkohol memiliki keasaman yang mirip dengan air.
  • Metanol sedikit lebih asam dibanding air (pKa
    15,7). Namun hampir semua alkohol adalah asam
    yang lebih lemah dari air.
  • Pada alkohol tanpa halangan ruang, molekul air
    akan melingkupi dan mensolvasi oksigen negatif
    dari ion alkoksida yang terbentuk jika suatu
    alkohol melepaskan sebuah proton.

55
  • Pada alkohol dengan halangan ruang besar, solvasi
    ion negatif (alkoksida) terhambat sehingga ion
    alkoksida kurang terstabilkan dan menjadi asam
    yang lebih lemah.

56
  • Alkohol bersifat asam yang lebih kuat
    dibandingkan dengan alkuna, dan sangat lebih kuat
    dibandingkan dengan hidrogen, amonia dan alkana.
  • Keasaman relatif
  • H2O gt ROH gt RC ?CH gt H2 gt NH3 gt RH
  • Basa konjugat dari alkohol adalah suatu ion
    alkoksida.
  • Karena sebagian besar alkohol adalah asam yang
    lebih lemah dibanding air, maka ion alkoksida
    adalah basa yang lebih kuat dibanding ion
    hidroksida.
  • Kebasaan relatif
  • R gt NH2 gt H gt RC ?C gt RO gt OH
  • Natrium dan kalium alkoksida sering dipakai
    sebagai basa dalam sintesis organik.

57
  • Konversi Alkohol menjadi Alkil halida
  • Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi
    menghasilkan alkil halida.
  • Pereaksi yang paling sering digunakan adalah
    hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor
    tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2).
  • Semua reaksi di atas merupakan hasil dari
    pemutusan ikatan CO dari alkohol.

58
  • Reaksi alkohol dengan hidrogen halida
  • Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen
    halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi
    menghasilkan suatu alkil halida dan air.
  • Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah HI
    gt HBr gt HCl (HF umumnya tidak reaktif).
  • Urutan reaktivitas alkohol 3º gt 2º gt 1º gt metil.
  • Reaksi ini dikatalisis oleh asam.
  • Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi
    menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui
    reaksi alkil halida dengan natrium halida dan
    asam sulfat.

59
(No Transcript)
60
  • Reaksi alkohol dengan PBr3
  • Alkohol primer dan sekunder bereaksi dengan
    fosfor tribromida menghasilkan alkil bromida.
  • Tidak seperti reaksi dengan HBr, reaksi dengan
    PBr3 tidak melibatkan pembentukan karbokation.
  • Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang dari
    kerangka karbon.
  • Sering menjadi pereaksi terpilih untuk mengubah
    suatu alkohol menjadi alkil bromida yang
    bersesuaian.
  • Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil
    dibromofosfit terprotonasi.

61
  • HOPBr2 dapat bereaksi dengan lebih banyak alkohol
    sehingga hasil akhir dari reaksi adalah konversi
    3 mol alkohol menjadi alkil bromida oleh 1 mol
    fosfor tribromida.

62
  • Reaksi alkohol dengan SOCl2
  • Tionil klorida mengubah alkohol primer dan
    sekunder menjadi alkil klorida (biasanya tanpa
    penataan-ulang).
  • Sering ditambahkan suatu amina tersier ke dalam
    reaksi untuk memacu reaksi melalui reaksinya
    dengan HCl.
  • Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil
    klorosulfit.
  • Kemudian suatu ion klorida (hasil reaksi R3N dan
    HCl) melakukan substitusi SN2 terhadap suatu
    gugus pergi yang baik ClSO2.

63
  • Dekomposisi ClSO2 menjadi gas SO2 dan ion Cl
    mendorong kesempurnaan reaksi.

64
Sintesis Eter
  • Dehidrasi alkohol
  • Alkohol mengalami dehidrasi membentuk alkena
    (lihat Bab Alkena).
  • Alkohol primer dapat juga terdehidrasi membentuk
    eter.
  • Dehidrasi menghasilkan eter berlangsung pada suhu
    yang lebih rendah dibanding reaksi dehidrasi
    membentuk alkena.
  • Dehidrasi menghasilkan eter dibantu dengan
    distilasi eter segera setelah terbentuk.

65
  • Dietil eter dibuat secara komersial melalui
    reaksi dehidrasi etanol.
  • Dietil eter adalah produk utama pada suhu 140ºC,
    sedangkan etana adalah produk utama pada suhu
    180ºC.
  • Reaksi ini kurang berguna pada alkohol sekunder
    karena alkena mudah terbentuk.
  • Pada alkohol tersier sepenuhnya terbentuk alkena.
  • Tidak berguna pada pembuatan eter non- simetrik
    dari alkohol primer karena terbentuk campuran
    produk.

66
(No Transcript)
67
  • Sintesis Williamson
  • Suatu jalur penting pada preparasi eter
    non-simetrik adalah suatu reaksi substitusi
    nukleofilik yang disebut reaksi Williamson.
  • Merupakan reaksi SN2 dari suatu natrium alkoksida
    dengan alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil
    sulfat.
  • Hasil terbaik dicapai jika alkil halida, alkil
    sulfonat, atau alkil sulfat yang dipakai adalah
    primer (atau metil).
  • Jika substrat adalah tersier maka eliminasi
    sepenuhnya merupakan produk reaksi.
  • Pada suhu rendah substitusi lebih unggul
    dibanding dengan eliminasi.

68
(No Transcript)
69
  • Tert-butil eter dari alkilasi alkohol
  • Alkohol primer dapat diubah menjadi tert-butil
    eter dengan melarutkan alkohol tersebut dalam
    suatu asam kuat seperti asam sulfat dan kemudian
    ditambahkan isobutilena ke dalam campuran
    tersebut. (Prosedur ini meminimalkan dimerisasi
    dan polimerisasi dari isobutilena).

70
  • Metode ini sering dipakai untuk proteksi gugus
    hidroksil dari alkohol primer sewaktu
    reaksi-reaksi lainnya dilakukan terhadap bagian
    lain dari molekul tersebut. Gugus proteksi
    tert-butil dapat dihilangkan secara mudah dengan
    penambahan larutan asam encer.
  • Trimetilsilil eter (Sililasi)
  • Suatu gugus hidroksil juga diproteksi dalam
    larutan netral atau basa dengan mengubahnya
    menjadi suatu gugus trimetilsilil eter,
    OSi(CH3)3.

71
  • Reaksi ini, yang disebut sililasi, dilakukan
    dengan membiarkan alkohol tersebut bereaksi
    dengan klorotrimetilsilana dengan kehadiran suatu
    amina tersier.

Gugus proteksi ini dapat dihilangkan dengan suatu
larutan asam.
72
  • Pengubahan suatu alkohol menjadi suatu
    trimetilsilil eter membuat senyawa tersebut lebih
    volatil (mudah menguap). (Mengapa?)
  • Kenaikan volatilitas (sifat mudah menguap) ini
    menjadikan alkohol (sebagai bentuk
    trimetilsilil-nya) lebih memungkinkan untuk
    menjalani analisis dengan kromatografi gas-cair.

73
Reaksi-reaksi Eter
  • Dialkil eter bereaksi dengan sedikit pereaksi
    diluar asam-asam.
  • Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan basa.
  • Ketidakkreaktifan dan kemampuan eter men-solvasi
    kation (dengan mendonorkan sepasang elektron dari
    atom oksigen) membuat eter berguna sebagai solven
    dari banyak reaksi.

74
  • Eter mengalami reaksi halogenasi seperti alkana.
  • Oksigen dari ikatan eter memberi sifat basa.
  • Eter dapat bereaksi dengan donor proton membentuk
    garam oksonium.

Pemanasan dialkil eter dengan asam-asam sangat
kuat (HI, HBr, H2SO4) menyebabkan eter mengalami
reaksi dimana ikatan ikatan karbon oksigen
pecah.
75
  • Mekanisme reaksi ini dimulai dari pembentukan
    suatu ion oksonium. Kemudian suatu reaksi SN2
    dengan ion bromida yang bertindak sebagai
    nukleofil akan menghasilkan etanol dan etil
    bromida.

76
  • Pada tahap selanjutnya, etanol yang baru
    terbentuk bereaksi dengan HBr membentuk satu mol
    ekivalen etil bromida yang ke dua.

77
Epoksida
  • Epoksida adalah eter siklik dengan cincin tiga
    anggota. Dalam tatanama IUPAC, epoksida disebut
    oksirana. Epoksida paling sederhana memiliki nama
    umum etilena oksida.

78
  • Metode yang paling umum digunakan untuk
    mensintesa epoksida adalah reaksi dari suatu
    alkena dengan suatu asam peroksi organik, yaitu
    suatu proses yang disebut epoksidasi.

Dalam reaksi ini, asam peroksi memberikan suatu
atom oksigen kepada alkena. Mekanismenya adalah
seperti berikut ini.
79
  • Adisi oksigen pada ikatan rangkap dalam suatu
    reaksi epoksidasi adalah adisi syn. Untuk
    membentuk suatu cincin dengan tiga anggota, atom
    oksigen harus mengadisi kedua atom karbon dari
    ikatan rangkap pada sisi yang sama.

80
  • Asam peroksi yang paling umum digunakan adalah
    asam peroksiasetat dan asam peroksibenzoat.
    Sebagai contoh, sikloheksana bereaksi dengan asam
    peroksibenzoat menghasilkan 1,2-epoksi-sikloheksan
    a dalam jumlah yang kuantitatif.

81
  • Reaksi antara alkena dengan asam-asam peroksi
    berlangsung dengan suatu cara yang
    stereospesifik. Sebagai contoh, cis-2-butena
    hanya menghasilkan cis-2,3-dimetiloksirana,
    sedangkan trans-2-butena hanya menghasilkan
    trans-2,3-dimetiloksirana.

82
Reaksi-reaksi Epoksida
  • Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain) yang
    sangat tinggi dalam molekul epoksida menyebabkan
    epoksida lebih reaktif terhadap substitusi
    nukleofilik dibandingkan dengan eter yang lain.
  • Katalisis asam membantu pembukaan cincin epoksida
    dengan menyediakan suatu gugus pergi yang lebih
    baik (suatu alkohol) pada atom karbon yang
    mengalami serangan nukleofilik.

83
  • Katalisis ini sangat penting terutama jika
    nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah seperti
    air atau suatu alkohol
  • Pembukaan cincin dengan katalis asam

84
  • Pembukaan cincin dengan katalis basa

Jika epoksidanya tidak simetris, serangan
pembukaan cincin dengan katalis basa oleh ion
alkoksida berlangsung terutama pada atom karbon
yang kurang tersubstitusi. Sebagai contoh,
metiloksirana bereaksi dengan suatu ion alkoksida
terutama pada atom karbon primernya
85
  • Ini adalah apa yang seharusnya diharapkan Reaksi
    secara keseluruhan adalan reaksi SN2, dan seperti
    telah dipelajari sebelumnya, substrat primer
    bereaksi lebih cepat melalui reaksi SN2 karena
    halangan ruangnya kecil.

86
  • Pada pembukaan cincin dengan katalis asam dari
    epoksida tidak simetris, serangan nukleofil
    terutama terjadi pada atom karbon yang lebih
    tersubstitusi. Sebagai contoh

Alasan Ikatan pada epoksida terprotonasi adalah
tidak simetris dengan atom karbon yang lebih
tersubstitusi mengemban suatu muatan yang positif
sekali. Oleh karena itu, nukleofil menyerang atom
karbon tersebut meskipun lebih tersubstitusi.
87
  • Atom karbon yang lebih tersubstitusi mengemban
    suatu muatan positif lebih besar karena
    menyerupai suatu karbokation tersier yang lebih
    stabil.

88
(No Transcript)
89
STRUKTUR FENOL
  • Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus
    hidroksil yang terikat langsung pada cincin
    benzena.
  • Jadi fenol adalah nama spesifik untuk
    hidroksibenzena dan merupakan nama umum untuk
    kelompok senyawa yang diturunkan hidroksi
    benzena.

Fenol
4-Metilfenol
90
  • Senyawa-senyawa yang memiliki sebuah gugus
    hidroksil yang terikat pada cincin benzenoid
    polisiklik adalah mirip dengan fenol secara
    kimiawi, tetapi dinamakan naftol dan fenantrol.

1-Naftol (?-naftol)
2-Naftol
9-Fenantrol
91
TATANAMA FENOL
  • Pada banyak senyawa, fenol merupakan nama dasar.

3-Bromofenol (m-bromofenol)
4-Klorofenol (p-klorofenol)
2-Nitrofenol (o-nitrofenol)
92
  • Senyawa metilfenol umumnya disebut kresol

2-Metilfenol (o-kresol)
3-Metilfenol (m-kresol)
4-Metilfenol (p-kresol)
Senyawa benzenadiol memiliki nama umum
1,2-Benzenadiol (katekol)
1,3-Benzenadiol (resorsinol)
1,4-Benzenadiol (hidrokuinon)
93
Fenol yang terdapat di alam
  • Fenol dan senyawa sejenisnya tersebar meluas di
    alam.
  • Tirosina adalah asam amino yang terdapat dalam
    protein.
  • Metil salisilat didapatkan dalam wintergreen oil
    (tumbuhan).
  • Eugenol didapatkan dalam minyak cengkeh.
  • Timol didapatkan dalam thyme (tumbuhan).
  • Urushiol adalah blistering agent (vesicant) yang
    didapatkan dalam ivy (tumbuhan) beracun.

94
Tirosina
Metil salisilat
Eugenol
Timol
Urushiol
95
  • Estradiol adalah hormon seks pada wanita.
  • Tetrasiklin adalah antibiotika penting.

Tetrasiklin (YCl, ZH Aureomisin) (YH, ZOH
Teramisin)
Estradiol
96
SIFAT FISIK FENOL
  • Adanya gugus hidroksil dalam fenol berarti fenol
    adalah seperti alkohol yang dapat membentuk
    ikatan hidrogen intermolekular yang kuat.
  • Ikatan hidrogen ini menyebabkan fenol berasosiasi
    sehingga memiliki titik didih yang lebih tinggi
    dibanding hidrokarbon dengan berat molekul yang
    sama.
  • Fenol (bp, 182ºC) memiliki titik didih 70ºC lebih
    tinggi dibanding toluena (bp, 106ºC), meskipun
    berat molekulnya hampir sama.

97
  • Kemampuan membentuk ikatan hidrogen yang kuat
    dengan air memberi fenol kelarutan yang sedang
    dalam air.

98
SINTESIS FENOL
  • Sintesis Laboratoris
  • Sintesis fenol secara laboratoris yang paling
    penting adalah hidrolisis garam arenadiazonium.
  • Metode ini sangat serbaguna.
  • Kondisi untuk tahap diazotasi dan hidrolisis
    bersifat mild.
  • Gugus lain yang ada dalam molekul tidak berubah.

99
3-Bromofenol (66)
3-Nitrofenol (80)
2-Bromo-4-metilfenol (80-92)
100
  • Sintesis Industrial
  • Fenol merupakan bahan kimia industri yang sangat
    penting, sebagai material awal untuk sejumlah
    besar produk komersial mulai dari aspirin sampai
    plastik.
  • Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow)

101
  • Fusi Alkali dari Natrium Benzenasulfonat

Dari Kumena Hidroperoksida
Kumena
102
Kumena hidroperoksida
Fenol
Aseton
103
REAKSI FENOL SEBAGAI ASAM
  • Meskipun fenol secara struktural mirip dengan
    alkohol tapi fenol merupakan asam yang lebih
    kuat.
  • Harga pKa kebanyakan alkohol adalah 18, sedangkan
    pKa fenol lebih kecil dari 11.
  • Bandingkan sikloheksanol dan fenol.

Sikloheksanol pKa 18
Fenol pKa 9,89
104
  • Meskipun fenol bersifat asam lemah bila dibanding
    dengan asam karboksilat misal asam asetat (pKa
    4,74), namun fenol lebih asam daripada
    sikloheksanol.
  • Cincin benzena bertindak sebagai gugus penarik
    elektron sehingga atom O dari gugus OH
    bermuatan positif dan proton mudah dilepaskan.

Struktur resonansi fenol
105
  • Tetapan keasaman beberapa fenol

106
  • Membedakan dan memisahkan fenol dari alkohol dan
    asam karboksilat
  • Fenol larut dalam larutan NaOH, sedangkan alkohol
    dengan enam atom karbon atau lebih tidak larut.
  • Sebagian besar fenol tidak larut dalam larutan
    Na2HCO3, tapi asam karboksilat larut.

Asam lebih kuat pKa 10 (sedikit larut)
Basa lebih kuat
Basa lebih lemah (larut)
Asam lebih lemah pKa 16
107
Reaksi Gugus OH dari Fenol
  • Fenol bereaksi dengan anhidrida karboksilat dan
    klorida asam membentuk ester.
  • Reaksi ini serupa dengan reaksi dari alkohol.

108
  • Fenol dalam Sintesis Williamson
  • Fenol dapat diubah menjadi eter melalui sintesis
    Williamson.
  • Karena fenol lebih asam dibanding alkohol, maka
    fenol diubah menjadi natrium fenoksida dengan
    memakai NaOH (logam Na dipakai untuk mengubah
    alkohol menjadi ion alkoksida).

Reaksi Umum
109
Contoh spesifik
Anisol (Metoksibenzena)
110
Pemutusan Alkil Aril Eter
  • Jika dialkil eter dipanaskan dengan HBr atau HI
    berlebih, maka terjadi pemutusan eter dan
    dihasilkan alkil halida dari kedua gugus alkil.

Jika alkil aril eter bereaksi dengan asam kuat
seperti HI dan HBr akan menghasilkan suatu alkil
halida dan fenol.
111
  • Fenol tidak akan bereaksi lebih lanjut untuk
    menghasilkan aril halida karena ikatan karbon
    oksigen sangat kuat dan karena kation fenil tidak
    mudah terbentuk.

Reaksi Umum
Contoh spesifik
112
Reaksi Cincin Benzena dari Fenol
  • Brominasi

113
  • Nitrasi
  • Hasil relatif rendah karena oksidasi cincin.
  • Dihasilkan campuran o- dan p-nitrofenol.
  • Isomer orto dan para dipisahkan dengan distilasi
    uap air. o-Nitrofenol lebih mudah menguap karena
    ikatan hidrogennya adalah intramolekular.
  • p-Nitrofenol lebih sukar menguap karena memiliki
    ikatan hidrogen intermolekular yang menyebabkan
    asosiasi antar molekulnya.
  • o-Nitrofenol terdistilasi bersama uap air,
    sedangkan p-nitrofenol tertinggal dalam labu
    distilasi.

114
  • Sulfonasi

115
  • Reaksi Kolbe
  • Natrium fenoksida mengabsorpsi CO2 dan dipanaskan
    pada 125ºC di bawah tekanan beberapa atmosfer CO2.

116
Penataan-ulang Claisen
  • Pemanasan alil fenil eter sampai 200ºC
    menyebabkan suatu reaksi intermolekuler yang
    dinamakan penataan-ulang Claisen. Produk yang
    dihasilkan adalah o-alilfenol.

117
Kuinon (Quinon)
  • Oksidasi hidrokuinon (1,4-benzenadiol)
    menghasilkan suatu senyawa yang dikenal sebagai
    p-benzokuinon.
  • Vitamin K1, yang berperan pada pembekuan darah,
    mengandung struktur 1,4-naftokuinon.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com