Title: Periklanan
1Periklanan Promosi
Terence A. Shimp
Jilid II
Edisi Kelima
Aspek Tambahan
- Komunikasi Pemasaran Terpadu
2BAB 14
3Tujuan BAB 14
- Menjelaskan faktor utama yang digunakan dalam
mensegmentasi audiens sasaran untuk tujuan
strategis. - Menjelaskan arti dari jangkauan, frekuensi, gross
rating points, effective rating points, dan
konsep media lainnya. - Mendiskusikan logika dari hipotesis tiga
exposure. - Menggambarkan manfaat prosedur indeks-efisiensi
untuk pemilihan media. - Membedakan tiga bentuk alokasi periklanan.
- Menjelaskan model rak penyimpan barang (shelf
space). - Menggambarkan ukuran STAS untuk efektivitas
iklan. - Melakukan perhitungan biaya per seribu
(cost-per-thousand/CPM). - Menginterpretasikan output dari model media
terkomputerisasi.
4Perencanaan Media
- Perencanaan media merupakan proses penyusunan
rencana penjadwalan yang menunjukkan bagaimana
waktu dan ruang periklanan akan mencapai tujuan
pemasaran. - Perencanaan media harus dikooordinasikan dengan
strategi pemasaran dan aspek-aspek lain dari
strategi periklanan.
5Perencanaan Media
6Perencanaan Media
- Strategi pemasaran
- Identifikasi pasar sasaran
- Seleksi bauran pemasaran
- ? memberi tekanan dan arah pilihan pemasangan
iklan serta strategi media. - Strategi periklanan
- ? lebih luas dari keseluruhan strategi
pemasaran. - Strategi media
- ? dikembangkan dari strategi periklanan yang
lebih umum.
7Strategi Media
- Terdapat empat kegiatan strategi media
- Memilih audiens sasaran.
- Menspesifikasi tujuan media.
- Memilih kategori media dan sarana.
- Membeli media.
8Strategi Media (1) Memilih Audiens Sasaran
- Faktor utama dalam mensegmentasi audiens sasaran
- Geografis
- Demografis
- Pemakaian produk
- Gaya hidup/psikografis
- Audiens sasaran didefinisikan dalam batas
spesifik yang mempunyai implikasi jelas untuk
pesan dan strategi media.
9Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
- Dasar perencanaan media
- Jangkauan
- Persentase audiens sasaran yang diekspos
sekurang-kurangnya satu kali dengan pesan
pemasang iklan selama jangka waktu tertentu. - Beberapa faktor yang menentukan jangkauan
kampanye pemasangan iklan - Banyaknya media yang digunakan.
- Jumlah dan keragaman sarana media yang digunakan.
- Pembedaan bagian-bagian hari saat iklan
ditayangkan.
10Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
- Frekuensi
- Jumlah waktu rata-rata, dalam periode empat
minggu di mana para anggota audiens sasaran
diekspos kepada sarana media yang termasuk dalam
jadwal media tertentu. - Bobot
- Gross Rating Points (GRPs) merupakan indikator
jumlah bobot kotor yang dapat disampaikan jadwal
periklanan tertentu. - Secara aritmatika, GRPs merupakan hasil dari
jangkauan dikalikan dengan frekuensi. - GRPs Jangkauan (J) x Frekuensi (F)
11Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
- GRPs dalam praktik
- Dalam praktiknya, penentuan GRPs dilakukan dengan
menjumlahkan peringkat yang diperoleh setiap
sarana. - Peringkat bagian dari audiens sasaran yang
diekspos kepada suatu kejadian di sarana
periklanan di mana merek pemasang iklan
diiklankan. - Effective Rating Points (ERPs)
- Muncul sebagai evaluasi terhadap GRPs.
- ERPs menunjukkan efektivitas media, yang mengukur
seberapa seringnya para anggota audiens sasaran
mempunyai kesempatan untuk diekspos dengan
pesan-pesan periklanan atas merek fokal.
12Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
- Exposure
- Salah satu isu yang rumit dalam periklanan adalah
tidak diketahuinya rentang exposure yang efektif. - Muncul konsep three-exposure hypothesis
- Exposure pertama akan mendorong respon apa
ini? - Exposure kedua mendorong respon bagaimana
dengan ini? - Exposure ketiga hanya mengingatkan informasi
yang telah dipelajari dari dua exposure
sebelumnya.
13Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
- Prosedur indeks-efisiensi
- Prosedur ini dikembangkan untuk memilih jadwal
media yang menghasilkan nilai exposure yang
paling banyak per GRP, sebagai alternatif
three-exposure hypothesis. - Jangkauan yang efektif
- Penayangan iklan selama 3 banding 10 exposure
selama periode perencanaan media dibentuk
(biasanya 4 minggu).
14Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
- Kontinuitas
- Bagaimana iklan dialokasikan selama
ditayangkannya suatu kampanye periklanan. - Jadwal yang kontinu
- Jumlah uang yang sama diinvestasikan sepanjang
kampanye. - Pulsing
- Digunakan beberapa iklan selama setiap periode
kampanye, tetapi jumlahnya sangat bervariasi dari
periode ke periode. - Flighting
- Pemasang iklan mengeluarkan biaya yang
bervariasi selama kampanye dan tidak
mengalokasikan biaya pada beberapa bulan.
15Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
- Contoh grafik jadwal periklanan
16Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
- Periklanan model shelf-space
- Dalam pembahasan mengenai jadwal periklanan,
muncul model shelf-space yang dikemukakan oleh
Erwin Ephron. - Model ini dibangun berdasarkan dua ide
- Exposure pertama konsumen terhadap iklan suatu
merek adalah yang paling kuat. - Untuk mencapai tingkat jangkauan mingguan yang
tinggi untuk suatu merek harus melebihi frekuensi
yang intensif.
17Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
- Prinsip-prinsip model shelf-space
- Menggunakan prinsip recency, yang tidak bertujuan
mengajarkan tetapi mempengaruhi pemilihan merek
konsumen. - Tujuan periklanan adalah untuk menyewa tempat
penyimpanan barang (shelf) sehingga menjamin
keberadaan barang ketika konsumen mau membeli. - Iklan efektif jika dekat dengan waktu pembelian.
- Efektivitas biaya 1 exposure adalah kira-kira 3
kali lebih besar dari nilai exposure berikutnya. - Mengalokasikan dana untuk menjangkau lebih banyak
konsumen dengan lebih sering. - Menjangkau presentase yang tinggi dari audiens
sasaran selama berminggu-minggu.
18Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
- Tidak ada satu strategi media yang mutlak akan
berhasil dilakukan. Hal tersebut tergantung pada
berbagai faktor. - Terdapat dua model periklanan
- Kuat periklanan penting untuk mengajarkan
konsumen mengenai merek dan mendorong pembelian. - Lemah iklan hanya untuk mengingatkan konsumen
tentang merek-merek yang biasanya sudah terkenal. - Dengan berbekal pengetahuan akan kekuatan merek,
maka pemasar akan dapat menentukan model apa yang
akan digunakan.
19Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
- Pertimbangan biaya
- Para perencana media berusaha mengalokasikan
anggaran iklan dengan cara yang efisien. - Salah satu indikator efisiensi media yang
digunakan secara universal adalah cost per
thousand/CPM. - Ukuran tersebut dapat didefinisikan sebagai biaya
untuk menjangkau 1.000 anggota audiens sasaran
kecuali orang-orang yang berada di luar pasar
sasaran (CPM-TM). - CPM biaya iklan jumlah kontak total
- (dinyatakan dalam ribuan)
- CPM-TM biaya iklan jumlah kontak TM
- (dinyatakan dalam ribuan)
20Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
- Penghitungan CPM dan CPM-TM harus dilakukan
dengan hati-hati, karena - Penghitungan dilakukan terhadap efisiensi biaya,
bukan efektivitas. Mungkin terjadi kesalahan (a)
menjangkau audiens yang salah, atau (b) tidak
tepat untuk kategori produk yang diiklankan. - Kurangnya komparabilitas di antara berbagai
media. - Statistik CPM dapat disalahgunakan kecuali sarana
atau wahana komunikasi dalam media tertentu
dibandingkan atas dasar yang sama.
21Tradeoff
- Dalam prakteknya, tujuan-tujuan perencanaan media
(jangkauan, frekuensi, dll) terkadang terjadi
secara berlawanan. Tradeoff dilakukan untuk
mencari optimisasi tujuan-tujuan tersebut. - Dapat dibantu dengan perangkat lunak ADPlus ?
suatu program komputer untuk mengevaluasi semua
kategori dan subkategori media periklanan penting
serta menemukan jadwal optimum berdasarkan
pemilihan berbagai sarana dari satu media
periklanan. - Contoh penggunaan ADPlus Ilustrasi Dodge-Rambler
22Contoh Rencana Media
- Kampanye media Saab 9-5
- Kampanye media Diet Dr. Pepper
23BAB 15
- Menilai Efektivitas Periklanan
24Tujuan BAB 15
- Menjelaskan dasar pemikiran dan pentingnya riset
periklanan. - Menggambarkan berbagai metode riset yang
digunakan dalam mengukur audiens majalah, radio,
dan televisi. - Menggambarkan berbagai teknik riset yang
digunakan dalam mengukur pengakuan dan ingatan
konsumen terhadap pesan periklanan. - Mendiskusikan berbagai ukuran respons emosional
terhadap periklanan. - Menggambarkan ukuran gerakan psikologi terhadap
periklanan. - Menjelaskan peranan pra/pasca pengujian
preferensi dan berbagai metode riset yang
digunakan dalam bentuk riset periklanan ini. - Menjelaskan pengertian dan pelaksanaan pengukuran
satu sumber atas efektivitas periklanan. - Mendiskusikan pengukuran efektivitas periklanan
melalui Internet.
25Riset Periklanan
- Riset periklanan penting untuk dilakukan agar
dapat memahami dengan lebih baik seberapa efektif
iklan mereka dan perubahan apa yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan kinerja. - Dalam menilai efektivitas periklanan, dapat
dilakukan dengan memeriksa apa yang diperlukan
oleh sistem pengukuran periklanan yang ideal,
seperti - Memberikan tanda peringatan dini.
- Mengevaluasi efektivitas iklan dari segi volume
penjualan yang dihasilkan oleh periklanan. - Memenuhi standar reliabilitas dan validitas.
- Memungkinkan pengukuran yang cepat dan murah.
26Riset Periklanan
- Bentuk-bentuk umum riset periklanan
- Riset pesan menguji efektivitas pesan
periklanan. - Riset media mengukur komposisi dan jumlah
audiens pada sarana media sebagai dasar untuk
menentukan peringkat (rating).
27Metode Riset Media
- Riset media mengukur pelanggan potensial yang
terpapar dengan iklan. Karena itu, para pemasar
harus memastikan - Sarana media didistribusikan.
- Pelanggan diekspos dengan sarana-sarana ini.
- Para pelanggan diekspos dengan iklan-iklan khusus
yang dipasang oleh pemasang iklan dalam
sarana-sarana ini. - Sumber riset media yang penting di AS
Competitive Media Reports Ad Summary.
28Riset Media Pengukuran Pembaca Majalah
- Mengukur jumlah pembaca majalah tidaklah mudah.
Terdapat banyak kesulitan, seperti - Responden merasa lelah saat survei, sehingga
respon yang diberikan tergesa-gesa atau keliru. - Ukuran sampel cenderung kecil.
- Komposisi sampel seringkali tidak mewakili jumlah
khalayak pembaca.
29Riset Media PengukuranPembaca Majalah
- Perusahaan jasa yang mengukur pembaca majalah di
AS - Simmons Market Research Bureau (SMRB)
- Menggunakan teknik recent-reading method yang
menuntut responden untuk meneliti terbitan
majalah tertentu dan mengatakan apakah mereka
telah membacanya. - Mediamark Research Inc. (MRI)
- MRI memberikan setiap peserta setumpuk kartu logo
majalah, lalu peserta mengatur kartu-kartu
tersebut ke dalam tiga tumpukan telah membaca,
tidak membaca, atau tidak yakin.
30Riset Media PengukuranPendengar Radio
- Diukur baik secara nasional maupun lokal.
- Perusahaan penyedia peringkat radio di AS
- Statistical Research Inc. (SRI) (nasional)
- Radio All Dimensions Audience Research (RADAR)
menyediakan estimasi peringkat untuk pemrograman
jaringan radio dan karakteristik demografis
pendengar. - Arbitron (lokal)
- Melaporkan laporan tentang pola mendengarkan
responden, preferensi stasiun, dan hambatan
demografis.
31Riset Media PengukuranPemirsa Televisi
- Peringkat program mempengaruhi nilai iklan.
Semakin tinggi peringkat, harga iklan semakin
tinggi. - Sistem pengukuran yang umum digunakan di AS
- Nielsens People Meter
- Menggunakan alat dimana responden menekan tombol
numerik setiap berganti stasiun, sehingga alat
dapat mencatat program yang sedang ditonton. - SMART (System for Measuring And Reporting
Television) milik SRI - Menggunakan meter yang memiliki sensor untuk
mengambil sinyal-sinyal dari udara.
32Metode Riset Pesan
- Para pemasar iklan menguji iklan mereka yang
masih berbentuk pra-jadi kepada responden,
sebelum pada akhirnya menayangkannya. - Bentuk-bentuk utama iklan pra-jadi
- Storyboard
- Animatik
- Photomatik
33Positioning Advertising Copytesting (PACT)
- PACT merupakan dokumen rumusan agen-agen
periklanan AS sebagai standar industri riset
pesan. - Memiliki 9 prinsip pengujian naskah
- Pengukuran relevan dengan tujuan periklanan.
- Memiliki kesepakatan mengenai bagaimana hasilnya
akan digunakan sebelum masing-masing pengujian
khusus dilakukan. - Memberikan pengukuran ganda.
- Didasarkan atas model respons manusia terhadap
komunikasi.
34Positioning Advertising Copytesting (PACT)
- Mempertimbangkan apakah suatu stimulus periklanan
harus diekspos lebih dari satu kali. - Menuntut agar pelaksanaan alternatif diuji pada
tingkat kesiapan yang sama. - Memberikan kendali untuk menghindari bias yang
biasanya dijumpai dalam konteks exposure. - Memperhitungkan pertimbangan dasar dari definisi
sampel. - Menunjukkan reliabilitas dan validitas.
35Riset Pesan
- Berbagai teknik untuk mengukur efektivitas
periklanan telah berkembang selama
bertahun-tahun. Hal ini terjadi karena iklan
melaksanakan berbagai fungsi, karena itu
diperlukan berbagai metode untuk menguji berbagai
indikator efektivitas periklanan. - Terdapat 5 metode yang mengukur bentuk-bentuk
respon yang berbeda-beda - Pengukuran pengenalan dan daya ingat.
- Pengukuran emosi.
- Pengukuran pembangkitan fisiologis.
- Pengukuran persuasi.
- Pengukuran respons penjualan (sistem satu sumber).
36Pengukuran Pengenalan dan Daya Ingat (Recall)
- Pengukuran ini memberikan informasi kepada
pemasar mengenai betapa baiknya iklan mereka
dalam menghasilkan kesadaran konsumen akan merek
mereka. - Starch Readership Service (majalah)
- SRS mewawancara responden sambil menunjukkan
iklan pada majalah dan bertanya apakah mereka
telah melihat iklan itu sebelumnya atau tidak. - Responden diklasifikasikan ke dalam kategori
- noted (mengingat sebelumnya pernah melihat)
- associated (membaca nama merek/pemasang iklan)
- read-some (membaca setiap bagian naskah)
- read-most (membaca setengah atau lebih isi iklan)
37Pengukuran Pengenalan dan Daya Ingat (Recall)
- Bruzzone Test (televisi)
- Bruzzone Research Company menguji pengakuan
konsumen akan iklan televisi dengan mengirimkan
seperangkat photoboard kepada responden dan
meminta tanggapan mereka. - Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
meliputi - Apakah responden ingat telah melihat iklan ini.
- Apakah responden mengidentifikasi merek yang
diiklankan. - Apakah reaksi mereka terhadap iklan ini.
- Bruzzone Test juga memberi informasi tentang
sikap terhadap merek dan minat membeli responden,
sehingga hasil pengukuran dapat menjadi evaluasi
efektivitas iklan.
38Pengukuran Pengenalan dan Daya Ingat (Recall)
- Burke Day-After Recall Testing (televisi)
- Dalam prosedur ini, Burke menguji iklan yang
telah ditayangkan sebagai bagian dari program
televisi biasa, sehari setelah penayangan pertama
suatu iklan baru. - Pengujian menghasilkan beberapa temuan, seperti
- Claimed-recall scores (menunjukkan persentase
responden yang ingat telah melihat iklan). - Related-recall scores (menunjukkan persentase
responden yang secara akurat menggambarkan
unsur-unsur periklanan khusus). - Terdapat banyak kontroversi dalam pemakaian Day
After Recall (DAR). Tidak semua iklan dapat diuji
dengan DAR.
39Pengukuran Pengenalan dan Daya Ingat (Recall)
- Dalam riset yang dilakukan oleh Foote, Cone
Belding, diketahui bahwa DAR dapat mengukur
iklan-iklan yang bersifat emosional, tetapi tidak
terhadap iklan-iklan yang rasional atau
berorientasi pikiran. - Untuk iklan-iklan berpikir, lebih tepat digunakan
metode masked-recognition dimana pada hari
berikutnya responden diminta untuk melihat iklan
yang sama tetapi tanpa diperlihatkan mereknya,
dan diminta untuk menyebutkan merek yang
diiklankan tersebut.
40Pengukuran Emosi
- Riset menunjukkan bahwa iklan yang disukai
(karena mempengaruhi emosi positif) lebih mungkin
diingat dan lebih mampu membujuk. - Terdapat tiga metode yang dipergunakan dalam
mengukur emosi dalam periklanan monitor
keramahan, metode TRACE, dan sistem pengukuran
emosional BBDO.
41Pengukuran Emosi
- Monitor Keramahan
- Keramahan mendorong konsumen untuk menyukai iklan
dan mendorong kecenderungan membeli produk yang
diiklankan. - Mengukur keramahan dengan dua cara
- (1) konsumen memanipulasi joystick komputer
sebagai respon terhadap iklan. - (2) konsumen menelusuri reaksi mereka terhadap
iklan pada secarik kertas yang berisi keterangan
tidak ada keramahan, netral, ramah/lembut, dan
emosional.
42Pengukuran Emosi
- Metode TRACE milik Market Fact
- Konsumen mengungkapkan perasaan mereka terhadap
apa yang mereka lihat di iklan televisi dengan
menekan tombol-tombol pada mikrokomputer yang
dipegang dengan tangan. Lalu konsumen akan
diwawancara jika ada reaksi-reaksi yang terlihat
dengan jelas. - Sistem Pengukuran Emosional BBDO
- Menggunakan foto-foto untuk menggambarkan emosi
yang berbeda. - Konsumen diberikan foto-foto ekspresi emosi
tersebut dan diminta untuk memilih foto yang
mencerminkan perasaan mereka saat melihat iklan.
43Pengukuran Pembangkitan Fisiologis
- Para periset menggunakan pengukuran ini untuk
menunjukkan jumlah aktual reaksi fisiologis (yang
dipengaruhi oleh perubahan psikologis). - Pengukuran pembangkitan fisiologis memungkinkan
periset mendapatkan data yang lebih akurat
tentang perubahan psikologis dengan mencegah
pemantauan diri terhadap perasaan dan respons
yang berat sebelah. - Galvanometer
- Alat ini menilai tingkat respons emosional
terhadap iklan dengan mengukur jumlah keringat.
44Pengukuran Pembangkitan Fisiologis
- Pupillometer
- Mengukur pembesaran pupil mata responden saat
melihat iklan. - Respons pupil berkorelasi dengan pembangkitan
seseorang terhadap stimulasi. - Voice-Pitch Analysis (VOPAN)
- Metode pengukuran perubahan fisiologis pada
umumnya hanya menunjukkan jumlah pembangkitan
emosi, tetapi tidak arahnya. Tidak diketahui
apakah perubahan tersebut baik atau buruk. - Muncul metode VOPAN yang menggunakan komputer
untuk menganalisis titi nada seseorang dalam
responnya saat menjawab pertanyaan mengenai iklan
yang ditampilkan. - Analisis VOPAN dapat menunjukkan jumlah
keterlibatan emosional dan kebenaran jawaban
responden.
45Pengukuran Persuasi
- Ukuran persuasi digunakan apabila tujuan pemasang
iklan adalah untuk mempengaruhi sikap dan
preferensi konsumen akan merek yang diiklankan. - Efektivitas iklan diukur dengan melihat sikap
atau preferensi sebelum dan sesudah melihat iklan.
46Pengukuran Persuasi
- Theater Testing ASI
- ASI melakukan Theater Testing dengan menampilkan
pilot iklan televisi. - Efektivitas iklan ditunjukkan apabila preferensi
mereka terhadap merek lebih tinggi setelah
melihat iklan dibandingkan dengan sebelum melihat
iklan. - Metode ARS
- Perusahaan bernama rsc menggunakan metode ARS
yang membuat pra dan pasca pengukuran terhadap
responden. - Nilai ARS Persuasion diperoleh dari persentase
responden yang memilih merek sasaran dalam
preferensi terhadap merek pesaing pada pasca
pengukuran dikurangi presentase yang memilih
merek pada pra pengukuran. - Semakin positif nilai ARS Persuasion semakin
besar kekuatan persuasif potensial iklan.
47Pengukuran Persuasi
- Dari penggunaan metode ARS, rsc memiliki beberapa
kesimpulan mengenai fungsi dan efektivitas
periklanan - Naskah iklan harus berbeda
- Setiap informasi yang membedakan merek baru atau
fitur baru dengan merek yang sudah ada memberikan
proporsi peluang penjualan yang jauh lebih
tinggi. - Pemasang iklan harus melakukan diferensiasi
merek, yaitu membedakan merek yang diiklankan
dari penawaran kompetitif dan memberikan konsumen
alasan yang berbeda untuk membelinya.
48Pengukuran Persuasi
- Bobot tidak memadai
- Kenaikan GRP tidak berarti merek tersebut
memiliki kinerja yang lebih baik. - Bobot periklanan memang menjadi faktor yang
penting, hanya jika iklan tersebut menyajikan
kisah persuasif. - Iklan yang persuasif memiliki dampak yang agak
dramatis dalam meningkatkan pangsa pasar. - Periklanan akhirnya usang/aus
- Periklanan pada akhirnya akan menjadi usang (wear
out), sehingga harus direvisi secara periodik
untuk mempertahankan efektivitas penjualan merek.
49Pengukuran Respons Penjualan
- Metode single-source system (SSSs) dikembangkan
untuk mengukur dampak iklan terhadap penjualan. - Keberadaan SSSs menjadi berguna saat
teknologi-teknologi baru berkembang, antara lain
(1) meteran televisi elektronik, (2) pemindai
laser optik pada pengawasan ritel, dan (3)
teknologi split cable. - SSSs mengumpulkan data pembelian dengan
menggunakan alat pemindai optik dan
menggabungkannya dengan karakteristik demografis
rumah tangga serta informasi mengenai variabel
pemasaran yang mempengaruhi pembelian (seperti
televisi, majalah, dll).
50Pengukuran Respons Penjualan
- BehaviorScan milik IRI
- Information Resources, Inc.s (IRI) mengembangkan
BehaviorScan yang menggabungkan data demografis
rumah tangga konsumen, perilaku membeli, serta
exposure terhadap iklan televisi yang diuji. - Terdapat dua jenis pengujian iklan televisi
- Pengujian bobot
- Konsumen responden dibagi menjadi 2 kelompok,
yang masing-masing diberikan iklan yang sama
dengan jumlah bobot/GRPs yang berbeda. - Pengujian naskah
- Jumlah bobot sama di antara dua kelompok, tetapi
isi iklannya berbeda.
51Pengukuran Respons Penjualan
- SCANTRACK milik Nielsen
- Perbedaan antara SCANTRACK dengan BehaviorScan
antara lain - BehaviorScan mengumpulkan data pembelian melalui
pemindai optik yang ada di supermarket, sedangkan
SCANTRACK menggunakan pemindai yang dipegang
dengan tangan bagi setiap responden. - Responden juga menggunakan pemindai tersebut
untuk mencatat semua urusan toko serta fitur toko
yang mempengaruhi keputusan pembelian. - Metode SCANTRACK memberi informasi mengenai
dampak jangka panjang dan jangka pendek dari
periklanan.
52Mengukur Iklan Web
- Terdapat beberapa kesulitan dalam mengukur
efektivitas iklan di Internet. - Sampai saat ini iklan di Internet masih dianggap
memberikan pengaruh yang lebih kecil jika
dibandingkan media iklan utama. - Diperlukan juga metode yang dapat mengukur
efektivitas indikator seperti kesadaran, daya
ingat, dan persuasi yang ditujukan kepada
iklan-iklan Internet.
53BAGIAN V
- Manajemen Promosi Penjualan
54BAB 16
- Tinjauan Manajemen Promosi Penjualan
55Tujuan BAB 16
- Menjelaskan sifat dan tujuan promosi penjualan.
- Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan
kenaikan investasi dalam promosi penjualan. - Menjelaskan tugas yang dapat dan tidak dapat
dilaksanakan oleh promosi. - Memahami sembilan generalisasi empiris mengenai
promosi. - Membahas keadaan yang menentukan kapan promosi
penjualan akan menguntungkan.
56Promosi Penjualan
- Promosi penjualan atau promosi mengacu pada
setiap insentif yang digunakan oleh produsen
untuk memicu transaksi pedagang ritel maupun
konsumen untuk membeli suatu merek dan mendorong
tenaga penjualan untuk secara agresif menjual
merek tersebut. - Berbeda dengan periklanan yang biasanya
berorientasi jangka panjang dan mempengaruhi
sikap, promosi lebih berorientasi jangka pendek
dan mempengaruhi perilaku. - Promosi memiliki karakter urgensi dengan
mendorong prinsip bertindak SEKARANG (act NOW).
57Sasaran Promosi
- Promosi penjualan memiliki tiga kelompok sasaran,
yaitu - Tenaga penjual
- Harus secara antusias dan agresif menjual produk.
- Penjual ritel
- Didorong untuk memasok dan mempromosikan merek
dengan cara diberikan imbalan berupa allowances,
diskon, kontes, dan program pendukung periklanan
lainnya. - Konsumen
- Didorong untuk membeli merek dengan imbalan
kupon, sampel, premi, cent-off deal, undian, dan
insentif lainnya.
58Promosi Penjualan
59Pertumbuhan Promosi Penjualan
- Pengeluaran untuk iklan sebagai persentase dari
total biaya komunikasi pemasaran telah menurun
belakangan ini, sementara pengeluaran untuk
promosi telah meningkat dengan pesat. - Terdapat dua istilah yang sering digunakan dalam
penjelasan promosi penjualan - Mendorong (push) perusahaan mengarahkan
penjualan dengan mendorong tenaga penjual ataupun
pedagang ritel. - Menarik (pull) promosi merek ditujukan langsung
kepada konsumen.
60Pertumbuhan Promosi Penjualan
- Banyaknya perkembangan dalam bidang pemasaran
menyebabkan perusahaan melakukan pergeseran
alokasi anggaran dari periklanan ke promosi
perdagangan. - Setiap perkembangan saling terkait dan tidak
terjadi secara terpisah ataupun berbeda.
61Pertumbuhan Promosi Penjualan
- Pergeseran balance-of-power.
- Sebelumnya produsen lebih berkuasa daripada
pengecer karena dua alasan (1) produsen
melakukan tarikan langsung kepada konsumen dan
menuntut para pengecer untuk menangani merek
mereka, (2) pengecer hanya mengetahui informasi
dari produsen. - Tetapi sejak televisi menjadi media iklan yang
paling efektif dan munculnya teknologi alat
pemindai optik, para pengecer mulai ikut
menentukan apa saja yang menjadi persyaratan
penjualan, bukan lagi persyaratan produsen semata.
62Pertumbuhan Promosi Penjualan
- Kenaikan paritas merek dan sensitivitas harga.
- Semakin banyak merek yang saling bersaing, tanpa
ada merek yang memiliki keunggulan yang berbeda
lagi. - Dalam hal ini konsumen menjadi semakin
memperhatikan harga dan insentif harga sebagai
cara untuk membedakan paritas merek. - Penurunan loyalitas merek.
- Saat ini konsumen tidak lagi loyal pada merek
daripada sebelumnya. - Konsumen pada akhirnya hanya membeli
produk-produk yang memberikan promosi saja.
63Pertumbuhan Promosi Penjualan
- Pemecahan pasar massal dan penurunan efektivitas
media. - Efektivitas periklanan semakin menurun yang
diakibatkan oleh (1) gaya hidup konsumen semakin
beragam, sehingga media periklanan memiliki daya
tarik yang semakin sempit dan (2) semakin
meningkatnya kekusutan iklan dan ekskalasi biaya
media. - Orientasi jangka pendek dan struktur corporate
reward. - Struktur imbalan dalam perusahaan-perusahaan yang
diorganisir sebagai lini manajemen-merek
menekankan respons penjualan jangka pendek dan
bukan pertumbuhan jangka-panjang yang lambat.
64Pertumbuhan Promosi Penjualan
- Daya respons konsumen.
- Konsumen saat ini memberi respons yang baik pada
kesempatan menghemat-uang dan promosi penjualan
bernilai tambah lainnya.
65Kemampuan Promosi Penjualan
- Promosi tidak dapat menyebabkan perubahan besar,
tetapi dapat melaksanakan tugas-tugas berikut - Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk
menjual produk baru, yang dikembangkan, atau
lama. - Promosi penjualan yang menggembirakan akan
memberikan amunisi kepada wiraniaga untuk
membujuk ketika berinteraksi dengan para pembeli.
66Kemampuan Promosi Penjualan
- Memperkuat penjualan merek yang sudah lama.
- Promosi dapat memperkuat penjualan produk yang
sudah matang atau lama yang memerlukan darah
segar. - Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru
kepada dunia perdagangan. - Promosi penjualan ditujukan kepada para pengecer
agar mau menjual produk-produk dan merek-merek
baru. - Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk
barang dagang. - Promosi penjualan memungkinkan produsen untuk
memperoleh rak penyimpan barang ekstra untuk
sementara.
67Kemampuan Promosi Penjualan
- Menetralisir periklanan dan promosi penjualan
kompetitif. - Mendapatkan pembelian percobaan dari para
konsumen. - Para pemasar bergantung pada sampel gratis,
kupon, dan promosi penjualan lainnya untuk
mendorong pembelian percobaan atas merek-merek
baru. - Mempertahankan para pemakai saat ini dengan
mendorong pembelian ulang. - Dengan memberikan program refund, undian, dan
berbagai program kontinuitas lainnya.
68Kemampuan Promosi Penjualan
- Meningkatkan pemakaian produk dengan meloading
konsumen. - Promosi yang berorientasi transaksi akan
mempengaruhi konsumen untuk membeli lebih banyak
daripada biasanya. - Hal ini dapat menyebabkan konsumen meningkatkan
konsumsinya untuk produk-produk yang tidak tahan
lama seperti yoghurt, air jeruk, dll (alasan
ofensif). - Sedangkan untuk produk-produk seperti kecap, cara
ini hanya mempromosikan harga untuk mengimbangi
usaha pesaing yang mencoba merebut pangsa pasar
(alasan defensif).
69Kemampuan Promosi Penjualan
- Memenangkan persaingan dengan meloading konsumen.
- Memperkuat periklanan.
- Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan
usaha promosi penjualan yang terkoordinasi dengan
baik.
70Keterbatasan Promosi Penjualan
- Ketidakmampuan untuk memberi kompensasi kepada
tenaga penjualan yang kurang terlatih atau
kurangnya periklanan. - Lemahnya tenaga penjualan, kurangnya kesadaran
akan merek, lemahnya citra merek, dan berbagai
sebab lainnya hanya dapat diatasi oleh manajemen
penjualan dan usaha periklanan yang benar. - Tidak dapat menyediakan profesi atau pedagang
atau konsumen alasan jangka panjang yang memaksa
untuk terus membeli suatu merek. - Ketidakmampuan untuk secara permanen menghentikan
tren penjualan merek yang menurun atau mengubah
penolakan dasar atas produk yang tidak diinginkan.
71Generalisasi tentang Promosi Penjualan
- Telah dilakukan berbagai riset tentang fungsi dan
efektivitas promosi penjualan. Hasil-hasil riset
tersebut dapat dirangkum ke dalam 9 generalisasi
empiris berikut - Penurunan harga ritel untuk sementara secara
substansial akan meningkatkan penjualan (disebut
sales spikes). - Semakin besar frekuensi deals (transaksi) semakin
rendah puncak deals spike. - Frekuensi deal mengubah harga referensi konsumen.
- Para pengecer mengalami kurang dari 100 persen
trade deal.
72Generalisasi tentang Promosi Penjualan
- Pangsa pasar merek yang lebih tinggi kurang
lentur terhadap deal. - Promosi yang diiklankan dapat menyebabkan
meningkatnya lalu lintas toko. - Fitur periklanan dan display yang beroperasi
secara sinergis untuk mempengaruhi penjualan
merek yang dikenakan diskon. - Promosi dalam satu kategori produk mempengaruhi
penjualan merek dalam kategori komplementer dan
kompetitif. - Dampak mempromosikan merek-merek bermutu lebih
tinggi atau lebih rendah adalah asimetris.
73Dealing Promosi tidak selalu Menguntungkan
- Volume penjualan sebuah merek hampir selalu
meningkat selama periode penawaran kupon atau
price-on deal. Akan tetapi kenaikan volume
penjualan ini tidak langsung meningkatkan laba.
74Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
- Pasar untuk setiap kategori produk terdiri dari
konsumen yang memiliki daya respons yang berbeda
terhadap deal - Beberapa konsumen loyal terhadap satu merek.
- Sebagian konsumen tidak memiliki loyalitas dan
hanya membeli produk yang ada pada deal. - Sebagian besar lainnya berada di tengah kedua
ekstrim di atas. - Terdapat kerangka kerja yang dapat menunjukkan
berbagai segmen konsumen dalam batas-batas
kecenderungan deal mereka.
75Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
76Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
- Konsumen
- Konsumen on-deal only (S8) konsumen yang hanya
membeli bila suatu merek sedang on-deal. - Konsumen on-deal dan off-deal
- Loyalis konsumen yang membeli merek yang sama
secara berulang apabila tidak ada merek yang
sedang on-deal. - Loyalis non-deal-prone (S1) konsumen yang
konsisten membeli satu merek dan tidak
dipengaruhi oleh deal.
77Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
- Loyalis deal-prone
- Loyalis penimbun barang (S2) hanya membeli satu
merek dan loyal terhadap merek itu di samping
memanfaatkan penghematan dengan menimbun barang
saat on-deal. - Loyalis eksepsionis (S3) meskipun loyal terhadap
satu merek yang sedang off-deal, namun akan
mempertimbangkan pengecualian dan membeli merek
lain yang tidak disukai apabila merek itu, dan
bukan merek yang mereka sukai, sedang on-deal. - Loyalis eksepsionis-penimbun barang (S4) seperti
loyalis eksepsionis tetapi juga menimbun merek
lain yang sedang on-deal.
78Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
- Switchers konsumen yang, meskipun semua merek
off-deal, namun tetap beralih ke merek lain - Switchers non-deal-prone (S5) konsumen sering
berganti merek karena kebutuhan pembaruan dan
bukan memanfaatkan deal. - Switchers deal-prone
- Switchers bukan penimbun barang (S6) sangat
responsif terhadap deal tetapi tidak membeli
kuantitas ekstra jika setiap merek yang sesuai
sedang on-deal. - Switchers penimbun barang (S7) memanfaatkan
peluang deal dengan membeli berbagai unit apabila
setiap merek yang sesuai sedang on-deal.
79Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Dari segmentasi respons konsumen terhadap deals
yang telah dibahas sebelumnya, didapatkan lima
kategori pola pembelian - Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5)
- Loyalis yang menimbun barang (segmen 2)
- Promosi sensitif yang tidak menimbun barang
(segmen 3 dan 6) - Promosi sensitif yang menimbun barang (segmen 4
dan 7) - Konsumen on-deal only (segmen 8)
80Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5)
- Jika pangsa pasar seluruhnya terdiri dari
konsumen yang tidak sensitif terhadap deal
promosi, maka tidak akan menguntungkan untuk
menempatkan merek on deal. - Hal ini disebabkan karena promosi yang tidak
sensitif tidak akan mengubah perilaku pembelian
mereka sebagai kegiatan dealing.
81Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5)
- ilustrasi sampo MorningGlow
82Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Loyalis penimbun barang (segmen 2)
- Jika semua konsumen merupakan loyalis penimbun
barang, maka kegiatan dealing juga tidak akan
menguntungkan. - Saat on-deal penjualan akan meningkat secara
mencolok tetapi kenaikan tersebut hanya dipinjam
dari penjualan di masa depan saat off-deal. - Deal hanya akan meningkatkan volume penjualan
jangka pendek, tetapi tidak menguntungkan.
83Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Loyalis penimbun barang (segmen 2)
- ilustrasi sampo MorningGlow
84Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Promosi sensitif yang tidak menimbun barang
(segmen 3 dan 6) - Pada kategori konsumen ini, depresi penjualan
muncul akibat promosi pesaing. - Tetapi konsumen akan kembali membeli merek saat
on-deal. - Dalam hal ini kegiatan dealing akan membuat merek
mendapatkan keuntungan.
85Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Promosi sensitif yang tidak menimbun barang
(segmen 3 dan 6) ilustrasi sampo MorningGlow
86Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Promosi sensitif yang menimbun barang (segmen 4
dan 7) - Pada konsumen kategori ini, garis penjualan
didepresi baik oleh kegiatan dealing-nya sendiri
maupun dealing kompetitif. - Jika kegiatan dealing menguntungkan pada saat
konsumen tidak menimbun barang, maka perilaku
menimbun akan menyebabkan profitabilitas yang
jauh lebih besar. - Hal ini disebabkan karena produsen memperoleh
laba dengan merebut konsumen dari pesaing selama
masa on-deal.
87Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
- Konsumen on-deal-only (segmen 8)
- Promosi ke suatu pasar yang didominasi oleh
konsumen on-deal only akan memberikan keuntungan
bagi produsen.
88Kesimpulan
- Pembahasan sejuah ini memberikan beberapa
petunjuk mengenai profitabilitas dealing - Menempatkan suatu merek untuk on-deal adalah
tidak menguntungkan jika pasar terdiri dari
konsumen yang tidak sensitif terhadap promosi
atau loyalis penimbun barang. - Menempatkan sebuah merek agar on-deal adalah
menguntungkan jika pasar mencakup konsumen
on-deal only. - Menempatkan sebuah merek agar on-deal mungkin
atau tidak menguntungkan jika pasar terdiri dari
konsumen yang sensitif terhadap promosi yang
tidak menimbun barang atau yang menimbun barang.
89BAB 17
- Promosi Penjualan yang
- Berorientasi Perdagangan
90Tujuan BAB 17
- Membahas tujuan promosi yang berorientasi
perdagangan dan faktor-faktor penting untuk
mengembangkan program promosi perdagangan yang
berhasil. - Menjelaskan berbagai bentuk allowances
perdagangan. - Memahami forward buying dan diverting.
- Menjelaskan peran everyday low pricing (EDLP) dan
program pay-for-performance. - Menggambarkan konsep dan praktek yang dikenal
sebagai efficient consumer response (ECR). - Memahami praktek manajemen kategori.
- Menggambarkan peran periklanan kooperatif dan
program dukungan penjual. - Membahas sifat dan peran periklanan khusus.
- Membahas sifat dan peran pameran perdagangan.
91Promosi Perdagangan
- Produsen mengarahkan promosi perdagangan kepada
para pedagang grosir, pengecer, dan perantara
pemasaran lainnya. - Periklanan dan promosi yang berorientasi konsumen
cenderung gagal kecuali promosi perdagangan
berhasil membujuk grosir untuk mendistribusikan
produk dan pengecer untuk menyimpan kuantitas
yang memadai.
92Promosi Perdagangan
- Tujuan produsen untuk menggunakan promosi
penjualan, antara lain - Untuk memperkenalkan produk-produk baru atau yang
direvisi. - Untuk meningkatkan distribusi paket-paket atau
ukuran baru. - Untuk menyelenggarakan persediaan eceran.
- Untuk mempertahankan atau meningkatkan luas rak
penyimpan barang (share of shelf space) produsen. - Untuk mendapatkan display di samping lokasi rak
yang normal.
93Promosi Perdagangan
- Untuk mengurangi kelebihan persediaan dan
meningkatkan perputaran. - Untuk mencapai fitur produk dalam periklanan
pengecer. - Untuk menghadapi aktivitas pesaing.
- Untuk menjual sebanyak mungkin kepada konsumen
akhir.
94ProgramPromosi Perdagangan
- Insentif keuangan
- Promosi perdagangan menawarkan para grosir dan
pengecer kenaikan marjin laba dan/atau kenaikan
volume penjualan. - Waktu yang tepat
- Promosi perdagangan harus ditentukan waktu yang
tepat bila - Berkaitan dengan peristiwa musiman
- Bersamaan dengan promosi penjualan yang
berorientasi konsumen - Digunakan secara strategis untuk meng-offset
kegiatan promosi pesaing
95ProgramPromosi Perdagangan
- Meminimalkan usaha dan biaya pengecer
- Semakin banyak usaha dan biaya yang dibutuhkan,
semakin kecil kemungkinan para pengecer akan
bekerjasama dalam suatu program yang mereka
pandang hanya akan menguntungkan produsen. - Hasil yang cepat
- Paling efektif dalam menghasilkan penjualan
langsung atau peningkatan dalam lalu lintas toko. - Meningkatkan kerja pengecer
- Promosi akan efektif jika membantu pengecer untuk
melakukan penjualan yang lebih baik atau
memperbaiki metode perdagangan.
96Jenis-JenisPromosi Perdagangan
- Terdapat lima bentuk promosi perdagangan
- Trade allowances
- Periklanan kooperatif dan program dukungan
penjual - Kontes dan insentif perdagangan
- Periklanan khusus
- Pameran perdagangan
97Trade Allowances
- Merupakan imbalan kepada grosir dan pengecer agar
melaksanakan kegiatan yang mendukung merek
produsen dengan cara - Menyimpan merek produsen
- Memberikan diskon kepada konsumen
- Menggambarkannya dalam periklanan
- Menyediakan display khusus atau dukungan
point-of-purchase lainnya - Tujuan dilakukannya trade allowances
- Meningkatkan pembelian para grosir dan pengecer
atas merek produsen. - Meningkatkan pembelian konsumen atas merek
produsen dari pengecer.
98Trade Allowances
- Bentuk-bentuk utama trade allowances
- Slotting allowances
- Merupakan biaya yang dibayar oleh produsen untuk
mendapatkan akses ke slot atau lokasi yang harus
disediakan pengecer dalam pusat distribusinya
untuk mengakomodasi merek baru produsen. - Berlaku pada situasi di mana produsen berusaha
agar salah satu mereknya (khususnya merek baru)
agar diterima oleh pengecer.
99Trade Allowances
- Dilema yang dihadapi produsen membayar biaya
slotting allowances dan menutup biaya dari volume
penjualan yang meningkat, atau menolak membayar
biaya itu dan tidak dapat memperkenalkan merek
baru. - Slotting allowances juga menjadi biaya yang sah,
karena pengecer harus mengeluarkan beberapa biaya
tambahan saat menerima merek baru dan menjadi
semacam kebijakan asuransi apabila suatu merek
mengalami kegagalan.
100Trade Allowances
- Produsen besar memiliki kemungkinan yang lebih
kecil untuk harus membayar slotting allowances,
karena mereka biasanya juga menanamkan modal yang
besar untuk menarik konsumen untuk membeli produk
mereka. - Slotting allowances selain menjadi bentuk entry
fee agar merek baru dapat masuk ke pusat
distribusi, tetapi beberapa pengecer juga
memberlakukan exit fee (atau deslotting
allowances) untuk mengeluarkan merek-merek yang
tidak laku dari pusat distribusi mereka.
101Trade Allowances
- Bill-Back Allowances
- Para pengecer akan menerima allowances jika
mengiklankan merek-merek produsen (bill-back ad
allowance) atau menyediakan display khusus
(bill-back display allowance). - Bill-back allowances tidak langsung dikurangkan
dari faktur pemesanan produk, tetapi setelah
pengecer melaksanakan jasa periklanan atau
menyediakan display atas merek produsen.
102Trade Allowances
- Off-Invoice Allowances
- Off-invoice allowances adalah pengurangan harga
sementara atas merek tertentu. - Merupakan deal yang dilakukan secara periodik
yang memungkinkan para grosir dan pengecer untuk
mengurangi suatu jumlah tertentu dari faktur. - Dengan menggunakan off-invoice allowances para
produsen berharap dapat meningkatkan pembelian
merek produsen dan membuat pengecer memberikan
deal-deal kepada pembelanja dalam bentuk
pengurangan harga.
103Forward Buyingdan Diverting
- Dalam prakteknya, para pengecer tidak
melaksanakan jasa untuk memperoleh trade
allowances dari produsen. - Mata rantai ritel yang besar mungkin akan
memanfaatkan off-invoice allowances tanpa
memberikan potongan kepada para konsumen. - Selain itu off-invoice allowances juga sering
digunakan pengecer untuk menimbun barang guna
memanfaatkan pengurangan harga sementara. Setelah
itu mereka melakukan forward buying ataupun
diverting.
104Forward Buying
- Dalam kegiatan forward buying, pengecer membeli
barang dalam jumlah yang lebih besar daripada
yang dibutuhkan dan menyimpannya dalam gudang. - Dengan begitu pengecer tidak perlu lagi membeli
merek itu pada harga penuh. - Forward buying seharusnya dapat menguntungkan
semua pihak, tetapi tidak selalu terjadi - Penghematan dari forward buying seringkali tidak
diberikan kepada konsumen. - Forward buying menyebabkan pengecer meningkatkan
biaya distribusi yang mengalami penundaan. - Para produsen mengalami penurunan marjin akibat
diskon harga yang mereka tawarkan.
105Forward Buying
- Campbell Soup Company pernah menjadi korban
forward buying selama bertahun-tahun. - Untuk mengatasinya, Campbell menjalankan program
bills and hold di mana dia menagih pengecer
segera setelah pengecer melakukan pesanan
forward-bought, tetapi menunda pengiriman produk
yang dipesan sampai jumlah yang diinginkan
diminta oleh pengecer.
106Diverting
- Dalam kegiatan diverting, pengecer membeli dalam
jumlah yang besar pada harga deal, kemudian
menjual ke daerah lainnya. - Diverting terjadi apabila produsen membatasi deal
pada daerah geografis yang terbatas dan bukan
secara nasional. - Konsekuensi negatif dari aktivitas diverting
- Mutu produk secara potensial akan turun akibat
tertundanya pengiriman produk dari tempat
penyimpanan produsen ke rak ritel. - Kerusakan produk dapat menimbulkan bahaya-bahaya
lainnya.
107Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
- Dalam mengatasi ketidakefisienan promosi
perdagangan, para produsen telah melakukan
berbagai cara, antara lain - Efficient Consumer Response (ECR)
- Tujuan ECR adalah (1) meningkatkan efisiensi
dalam industri bahan pangan di antara semua pihak
(produsen, grosir, broker, pengecer) (2)
mengurangi biaya bagi semua orang, khususnya
konsumen akhir (3) mengurangi pengeluaran yang
besar untuk promosi perdagangan.
108Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
- Beberapa fitur yang dilakukan dalam ECR
- Memperbaiki praktek pengisian kembali produk
- Salah satunya dengan menggunakan electronic data
interchange/EDI yang menjadi sarana untuk
mengurangi waktu dan biaya pemenuhan pemesanan. - Mengurangi promosi perdagangan
- Untuk meminimalkan biaya persediaan yang akan
mengurangi praktek forward buying dan diverting. - Memperbaiki pengenalan produk
109Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
- Manajemen Kategori
- Baik produsen maupun pengecer memiliki
kategori-kategori produk. - Manajemen kategori membuat produsen dan pengecer
bekerjasama untuk merencanakan serta
melaksanakan - program perdagangan
- deal promosi penjualan
- memasang iklan yang dapat disetujui kedua pihak
- meningkatkan kinerja produk keduanya
110Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
- Tahapan manajemen kategori
- Tinjauan kategori
- Untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan dan
mengembangkan strategi pemasaran. - Konsumen sasaran
- Untuk mengetahui potensi merek dan memberikan
pilihan atas media iklan, promosi dan penawaran
produk. - Perencanaan perdagangan.
- Dapat menggunakan planogram, program yang
mengidentifikasi produk-produk khusus yang paling
menarik konsumen. - Penerapan strategi
- Evaluasi hasil
111Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
- Everyday Low Pricing (EDLP)
- Sebagai cara untuk mengatasi forward buying dan
diverting, perusahaan Procter Gamble
memberlakukan metode EDLP yang menjadi suatu
bentuk penetapan harga di mana produsen akan
mengenakan harga yang sama untuk merek tertentu
setiap harinya. - Penerapan EDLP membuat praktek forward buying dan
diverting menurun drastis.
112Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
- Program Pay-for-Performance
- Merupakan bentuk trade allowance yang memberi
imbalan kepada pengecer guna menjual merek-merek
yang didukung dengan trade allowance dan bukan
hanya membeli merek-merek tersebut. - Program ini dicatat dengan menggunakan alat
pemindai optik, sehingga dapat memberikan
kepastian berapa banyak produk yang terjual di
pengecer. - Singkatnya, pay-for-performance hanya akan
memberikan insentif kepada pengecer untuk
item-item yang dijual kepada konsumen selama
periode waktu yang disepakati.
113Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
- Account-Specific Marketing
- Merupakan kegiatan promosi dan periklanan yang
diminta produsen atas account-account ritel
khusus. - Dalam program ini, produsen mengarahkan kegiatan
promosi langsung ke pelanggan ritel khusus dan
mengembangkan, bersama dengan pengecer, suatu
program periklanan atau promosi yang secara
serempak melayani merek produsen, memenuhi
persyaratan volume serta laba pengecer, dan
kebutuhan konsumen.
114Periklanan Kooperatif dan Program Dukungan
Penjual
- Bentuk lain dari promosi perdagangan terjadi
apabila produsen barang-barang dagangan bermerek
membayar sebagian beban yang dikenakan pengecer
ketika mengiklankan merek-merek produsen - Periklanan kooperatif (dimulai dari produsen).
- Program dukungan penjual (dimulai dari pengecer).
S