Title: BIAS GENDER DALAM BEBERAPA IKLAN DI TELEVISI
1BIAS GENDER DALAM BEBERAPA IKLAN DI TELEVISI
2Oleh
- Anggi Ayudia Arifano
- Deni Zulkifli
- Nining Yulianti
3- Analisa makalah STEREOTIPE PEREMPUAN DALAM
IKLAN DI TELEVISI (Analisis Semiotik Iklan Neo
Hormoviton, Hand and Body Marina dan Sabun Mandi
Lux) - Oleh Prambudy Hari Widyastanto
4Deskripsi iklan
- Diantara banyak iklan yang menggunakan tokoh
perempuan adalah iklan Neo Hormoviton. Produk
iklan ini sangat kental menggambarkan sosok
perempuan sebagai daya tarik produknya. Iklan Neo
Hormoviton sendiri merupakan produk sebuah
suplemen kesehatan yang menambah daya tahan tubuh
bagi kaum pria, sehingga seringkali produk obat
suplemen ini diasumsikan sebagai obat penambah
tenaga dalam untuk melakukan hubungan seksual. - Kemudian iklan yang menggunakan penokohan
perempuan adalah iklan Hand and Body Marina. Pada
iklan ini menggambarkan sepasang remaja yang bisa
dikatakan sedang menjalin hubungan sedang
berjalan-jalan di pasar seni, di mana digambarkan
si perempuan tidak percaya diri karena kulitnya
gelap (hitam) sehingga si pria tidak begitu
peduli engan si wanita malah dia berjalan sendiri
meninggalkan si wanita. Dari sinilah si wanita
akhirnya menyadari kalau dirinya ditinggalkan
oleh si pria yang lebih asyik memotret ketimbang
memperhatikan si wanita. - Gambaran pada stereotipikasi kaum perempuan juga
tertuang dalam iklan televisi sabun Lux. Pada
iklan ini kaum perempuan digambarkan dengan tubuh
yang cantik dengan kulit yang mengundang daya
tarik kaum pria. Citra ras melalui iklan sabun
terutama dihasilkan dan dikonsumsi melalui tindak
memandang. Dalam tindak memandang seperti itu,
perspektif perlu dipertanyakan, yang artinya
menjadikan yang tampak bukan lagi sekedar masalah
fisikalitas melainkan masalah social, cultural,
dan rasial.
5Berdasarkan hasil analisis Prambudi, makna
stereotipe perempuan yang ditampilkan dalam teks
iklan Neo Hormoviton versi makan malam, Hand
and Body Marina versi festival film hitam dan
putih dan Sabun Mandi Lux versi play with
beauty jika ditinjau dari analisis semiotic
dapat digambarkan sebagai berikut
- 1. Pada iklan Lux stereotipe yang muncul adalah
keindahan, kebersihan, kesehatan, kemewahan,
glamour, dan kecantikan itu harus selalu ada pada
setiap diri perempuan. Tampaknya perempuan telah
dikonstruksikan oleh pengiklan dalam imaji-imaji
kecantikan yang dibuat dan disetir oleh
kapitalisme, yaitu bertubuh ideal. Namun tubuh
ideal tersebut lebih ditonjolkan dalam perspektif
kecantikan dibanding dengan perspektif kesehatan.
6-
- 2. Pada iklan Marina ini stereotipe yang
dibangun adalah perempuan dapat diibaratkan
sebagai sesuatu yang harus indah dilihat secara
fisik semata. Perempuan cantik sendiri idealnya
mempunyai kulit putih. Kulit putih mempunyai
makna kebersihan, murni dan berbudaya sedangkan
kulit hitam dimaknai atau ditandai sebagai
alam. Istilah alam di sini mengacu kepada
keadaan seseorang yang tidak berbudaya, tidak
beradab, dan liar. Dengan adanya kontruksi yang
ditampilkan dalam iklan kulit putih seolah-olah
sudah menjadi keharusan atau syarat bagi
perempuan sehingga prempuan bisa dikatakan cantik
dan menarik. -
-
7- 3. Pada iklan Neo Hormoviton stereotipe yang
ditonjolkan adalah wanita penggoda, wanita
sebagai pemuas lelaki, karena produsen memang
mengklaim produknya memiliki khasiat memberi
kekuatan saat melakukan hubungan. -
- Eksploitasi perempuan dengan segala stereotipe
gender tradisional cenderung memposisikan
perempuan dalam posisi yang rendah yang
seolah-olah menampilkan persepsi bahwa perempuan
tidak lebih dari sebuah benda. Disinilah tubuh
dan semua atribusi kewanitaan perempuan
dieksploitasi sebagai obyek tanda dan bukannya
sebagai subyek. -
8- Secara keseluruhan dari tiga iklan diatas yang
menggunakan model perempuan dapat di tarik
kesimpulan yaitu Fisik perempuan mempunyai daya
tarik tersendiri. Sehingga sudah menjadi hal yang
biasa bila perempuan menjadi sasaran empuk oleh
berbagai pihak dalam rangka mengeksploitasi diri
mereka terutama di dunia periklanan. Daya tarik
perempuan memang sangat khas dan unik. - Tidak saja postur tubuh yang mendatangkan daya
tarik tetapi dari rambut sampai ujung kaki. Daya
tarik perempuan juga dapat dilihat dari
perilakunya. Di satu sisi, kehadiran perempuan
dianggap penting karena dalam iklan yang
menggunakan model perempuan diyakini pesan yang
disampaikan menjadi lebih menarik, tapi di sisi
lain perempuan hanya diposisikan sebagai obyek
eksploitasi semata.
9- Dalam perkembangannya, pendekatan-pendekatan
psikologis mulai diterapkan dalam kegiatan
periklanan sehingga mampu menggugah minat dan
emosi masyarakat untuk mencari kepuasan dengan
cara mengkonsumsi barang. Gambaran tentang
perempuan di iklan televise sering hanya
dijadikan sebagai bahan eksploitasi semata tanpa
mengindahkan etika atau keberadaan perempuan itu
sendiri dalam masyarakat.
10- Stereotipe perempuan menjadi wacana dalam iklan
rancangan televisi, menempatkan stereotipe itu
dalam konteks sentral televisi. Perempuan harus
tampil cantik secara fisik dan tetap awet muda
bila ingin sukses, mampu mengurus semua keperluan
rumah tangga dan anggota keluarga, serta sebagai
objek seksual.
11- Keberadaan perempuan yang hanya sebagai bagian
subordinat dalam iklan tersebut, menimbulkan apa
yang kita sebut dengan BIAS GENDER
12Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan
yang tampak antara laki-laki dan perempuan
apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
- Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan
bahwa Gender adalah suatu konsep kultural,
berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam
hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
13- Periklanan sebagai sebuah sistem komunikasi
massa, kini cenderung menjadi parameter atau
implementasi wacana gender yang menggugat adanya
bias-bias ketidakadilan gender (gender
innequalities).
14Dr. Thamrin Amal Tomagola (1998) mengutarakan
beberapa citra perempuan dalam iklan yang
memperlihatkan bias gender. Ia membedakan menjadi
empat kategori yaitu
- Citra Peraduan (memperlihatkan dominasi pria
terhadap perempuan) - Citra Pigura (mencitrakan wanita tampil memikat
dengan mempertegas kecantikan fisik) - Citra Pilar (memperlihatkan wanita di sektor
domestik sebagai perawat keluarga), dan -
- Citra Seks (mengeksplorasi potensi tubuh sebagai
tontonan dalam menjual produk).
15Beberapa contoh iklan lainnya yang mengangkat
bias gender
- Iklan Hero Supermarket juga memborbardir
pemirsanya dengan pesan-pesan stereotipe. Iklan
itu menampilkan Nani Wijaya yang sedang mendorong
belanjaan dan pada saat bersamaan menelpon
seseorang melalui phone cellularnya. Pesan utama
dari iklan itu adalah ayo perempuan belanja
ramai-ramai ke Hero karena belanja dapur adalah
tugas utama perempuan. Tetapi pesan tersembunyi
yang ingin disampaikan adalah bahwa perempuan itu
konsumtif senang belanja dan menghabiskan pulsa
untuk gossip. Menggunakan aktris perempuan untuk
membidik customer perempuan agar membeli
produk-produk berkaitan dengan kebutuhan yang
dikonstruksi secara sosial sebagai kebutuhan
perempuan adalah kiat perusahaan untuk
meningkatkan penjualan. - Iklan lain yang secara fulgar melangengkan bias
gender adalah iklan auto 2000. Iklan tersebut
menampilkan seorang perempuan (istri?) yang
sedang fitness dan seorang laki-laki (suami?)
yang sedang memperbaiki mobil sebagai latarnya.
Pesan yang bisa dibaca dari iklan itu, bila anda
dan istri sibuk, kontak saja Auto 2000 untuk
menyelesaikan problem mobil anda. Tetapi pesan
tersembunyi yang dapat diinterpretasikan dari
gambar tersebut adalah pembagian kerja yang jelas
antara suami istri. Sementara tugas utama istri
adalah menjaga tubuhnya agar tetap ramping, suami
memperbaiki mobil. Kalau keduanya sibuk, silahkan
cari jasa pelayanan.
16- Hal ini akan berpulang pada kenyataan sosial dan
internalisasi ideologi gender di Indonesia.
Fenomena ini menyatakan bahwa bagaimanapun juga
representasi iklan dalam dimensi fungsional dan
budaya masih cenderung mengambil kode-kode sosial
yang ada di masyarakat sebagai suatu consensus
bersama, suatu kesepakatan yang bisa diterima
sesuai nilai-nilai yang terdapat dalam kerangka
budaya. - Namun, kenapa tidak jika periklanan menjadi
sarana menciptakan nilai baru mengenai isu gender
ini???
17Menciptakan Citra Baru Perempuan
- Sebagai media komunikasi massa, iklan merupakan
media yang strategis dalam sosialisasi nilai dan
gagasan. Sunardian Wirodono mensinyalir, "(Iklan)
TV pun mempunyai pengaruh dalam 10 pembentukan
karakter individu dan mampu mendorong individu
untuk meyakini suatu standar kebenaran.
"Kebenaran semu" yang disosialisasikan iklan TV
dapat menjadi frame of references (rujukan)
pemirsa. Karena iklan di Indonesia masih
bernuansa patriarki, maka citra yang dibangun pun
sesuai stereotipe lama. Untuk membangun citra
baru dalam iklan dibutuhkan strategi, metode dan
perencanaan baru. - Tentunya semua pihak yang terkait memiliki
tanggung jawab moral dalam menciptakan iklan yang
ramah perempuan.
18This Is A JourneySo, Lets Begin Girls.