EVALUASI PENJASKES - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

EVALUASI PENJASKES

Description:

EVALUASI PENJASKES Oleh: Rino Desanto EVALUASI Evaluasi atau penilaian adalah sebuah proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program. – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:500
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 46
Provided by: Rino2
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: EVALUASI PENJASKES


1
EVALUASI PENJASKES
  • Oleh
  • Rino Desanto

2
EVALUASI
  • Evaluasi atau penilaian adalah sebuah proses
    sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan
    dan efisiensi suatu program. Jadi yang dinilai
    adalah programnya yaitu kegiatan yang telah
    direncanakan sebelumnya. Sedang aspek yang
    dinilai dari program tersebut adalah keberhasilan
    dan efisiensi pelaksanaan program.
  • Menilai pada dasarnya kegiatan untuk mengetahui
    apakah tujuan program sudah terapai atau belum.
    Jadi, membandingkan antara tujuan yang ada dalam
    program dengan kondisi riil setelah program
    tersebut dilaksanakan.

3
EVALUASI
  • Evaluasi dibutuhkan oleh Departemen, Kantor,
    Sekolah, Yayaysan Kelas dan sebagainya. Evaluasi
    dilaksanakan oleh yang merencanakan dan
    melaksankan program. Namun dapat juga dilakukan
    oleh pihak lain yang berkompeten diluar yang
    merenanakan dan melaksanakan program.
  • Dari hasil penilaian dapat diambil keputusan atau
    kebijakan apakah program tersebut diteruskan,
    diperbaiki atau diganti.

4
EVALUASI
  • Komponen yang perlu dievaluasi oleh guru
    dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
    adalah
  • 1. Input Siswa adalah subjek yang menerima
    pelajaran. Ada siswa pandai, kurang pandai, dan
    tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat
    intelektual, emosional, social yang berbeda.
    Secara umum, hal-hal yang ada pada siswa
    berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.

5
EVALUASI
  • 2. Materi atau kurikulum Di Indonesia,
    kurikulum berlaku secara nasional karena kita
    menganut system sentralisasi. Meskipun penyusunan
    dan pengembangan kurikulum sekolah sudah
    dilakukan secara cermat dan melibatkan banyak
    pihak, namun tidak mustahil bahwa di lapangan
    masih juga dijumpai kelemahan dan hambatan.
  • Guru perlu dibekali dengan kemampuan untuk
    melakukan evaluasi program, termasuk mengevaluasi
    materi kurikulum. Sasaran yang perlu dievaluasi
    dari komponen kurikulum ini antara lain,
    kejelasan pedoman untuk dipahami, kejelasan
    materi yang terantum dalam GBPP, urutan penyajian
    materi, kesesuaian antara sumber yang disarankan
    dengan materi kurikulum dan sebagainya.

6
EVALUASI
  • 3. Guru Guru merupakan komponen penting dalam
    kegiatan belajar mengajar. Guru adalah orang yang
    diberi kepercayaan untuk meciptakan suasana kelas
    yang kondusif untuk pembelajaran. Guru adalah
    manusia biasa yang mempunyai banyak keterbatasan.
    oleh karena itu untuk menutupi kelemahan guru
    perlu dilakukan pembinaan dan penataran dalam
    rangka melaksanakan pembelajaran.

7
EVALUASI
  • 4. Metode atau pendekatan dalam mengajar Berbeda
    dengan evaluasi terhadap kurikulum, evaluasi
    terhadap metode mengajar merupakan kegiatan guru
    untuk meninjau kembali tentang metode mengajar,
    pendekatan, atau strategi pembelajaran yang
    digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi
    kurikulum kepada siswa. Metode mengajar adalah
    cara-cara atau teknik yang digunakan dalam
    mengajar. Sedangkan strategi pembelajaran
    menunjuk kepada bagaimana guru mengatur waktu
    pemenggalan penyajian, pemilihan metoda,
    pemilihan pendekatan dan sebagainya.

8
EVALUASI
  • 5. Sarana Alat pelajaran dan media pendidikan.
    Sebelum guru memulai kegiatan mengajar, bahkan
    pada waktu menyusun rencana mengajar, guru telah
    memilih alat yang kira-kira dapat membantu
    melancarkan dan memperjelas konsep yang
    diajarkan.
  • Selain guru, mungkin siswa juga dapat
    dijadikan titik tolak dalam menentukan apakah
    sarana yang digunakan di dalam kegiatan belajar
    mengajar sudah tepat. Mungkin saja pada waktu
    menentukan alat pelajaran guru berpikir bahwa
    pilihannya sudah tepat. Tetapi ternyata di dalam
    praktek pelaksanaan pengajaran, alat tersebut
    ternyata kurang atau sama sekali tidak tepat.

9
EVALUASI
  • 6. Lingkungan Ada dua macam lingkungan, yaitu
    lingkungan manusia dan lingkungan bukan manusia.
  • Lingkungan manusia bukan hanya bukan hanya
    kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha
    di sekolah itu, tetapi siapa saja yang dengan
    atau tidak sengaja berpengaruh terhadap tingkat
    hasil belajar siswa.
  • Sedangkan lingkungan bukan manusia adalah
    segala hal yang berada di lingkungan siswa yang
    secara langsung maupun tidak, berpengaruh
    terhadap prestasi belajar siswa, misalnya suasana
    sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan
    sarana lain.

10
EVALUASI
  • 6. Lingkungan Pengaruh lingkungan bukan manusia
    dapat positif maupun negative. Tatanan perabot
    kelas yang rapi dapat berpengaruh terhadap
    kesejukan suasana sehingga siswa dapat belajar
    dengan tenteram. Sebaliknya suasana yang gaduh di
    luar kelas dapat mengganggu konsentrasi siswa dan
    menyebabkan siswa tidak dapat seperti yang
    diharapkan.

11
EVALUASI
  • Apabila guru ingin melakukan evaluasi program
    dengan lebih seksama, terlebih dahulu hendaknya
    menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun
    instrument pengumpulan data. Instrument
    pengumpulan data bisa berupa angket, pedoman
    wawancara, pedoman pengamatan dan lain
    sebagainya. Sebagai cara yang paling sederhana
    adalah menagadakan pendekatan terhadap peristiwa
    yang dialami sehari-hari di kelas.

12
PENGUKURAN
  • Penilaian berbeda dengan pengukuran. Pengukuran
    adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data atau
    informasi kuantitatif. Sedangkan dalam penilaian
    diperlukan data dari hasil pengukuran tersebut.
  • Sebelum menilai terlebih dahulu mengukur.
    Misalnya untuk menilai keberhasilan dalam
    mengajar, maka terlebih dahulu dilakukan
    pengukuran, yaitu mengukur prestasi belajar.

13
TES
  • Alat yang dapat digunakan untuk menilai
    keberhasilan mengajar adalah tes. Yang diukur
    tingkat penguasaan testee terhadap pokok bahasan
    atau sub pokok bahasan tertentu yang telah
    diajarkan.
  • Test dapat juga digunakan untuk mengetahui
    tingkat kesulitan belajar testee (diagnostic
    test), tergantung dari tujuan test tersebut.

14
TES
  • Tes harus valid , jadi benar-benar mengukur yang
    hendak diukur. Kalau tes tersebut untuk bidang
    studi Penjaskes, tentunya tes dilaksanakan hanya
    untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan
    penjaskes.
  • Test juga harus presicion, misalnya tes dengan
    tingkat kesulitan sedang tentu akan akan
    memberikan informasi yang lebih teliti dari pada
    tes yang terlalu mudah atau terlalu sulit, karena
    tidak dapat menggambarakan kondisi riil peserta
    test. Selain itu test juga harus consistency.

15
TINGKAT KESUKARAN
  • Pada umumnya, tes yang terbaik adalah tes yang
    mempunyai tingkat kesukaran di sekitar 0,5. Makin
    dekat ke titik itu, tes semakin mampu membedakan
    antara kelompok yang baik dan kelompok yang
    kurang belajar.
  • Penentuan distribusi tingkat kesukaran juga
    ditentukan oleh tujuan tes. Bila tes ditujukan
    untuk seleksi maka tes harus mengarah pada yang
    mempunyai tingkat kesukaran yang lebih tinggi.

16
TINGKAT KESUKARAN
  • Tes dengan tingkat kesulitan randah biasanya
    ditempatkan pada awal tes dengan maksud
    memotivasi siswa.
  • Tingkat kesukaran Jumlah yang menjawab benar
  • Jumlah
    seluruh peserta tes

17
KRITIK TES
  • Kegiatan pengujian memiliki peran besar dalam
    sistem pendidikan. Karena demikian pentingnya,
    maka setiap tindakan pengujian selalu menimbulkan
    kritik tajam dari masyarakat (para ahli, orang
    tua siswa).

18
KRITIK TES
  • Beberapa kritik yang harus mendapat perhatian
    sungguh-sungguh dari pratiksi dan ahli adalah
  • Tes seringkali menimbulkan rasa cemas peserta
    tes, yang justru menghambat siswa
    mendemonstrasikan kemampuannya.
  • Tes acapkali justru menghukum siswa yang kreatif,
    karena tes itu selalu menuntut jawaban yang sudah
    ditentukan pola dan isinya.
  • Tes hanya mengukur hasil belajar yang sederhana
    dan remeh. Hampir tidak ada tes hasil belajar
    yang mampu mengungkapkan tingkah laku siswa
    secara menyeluruh yang justru menjadi tujuan
    formal pendidikan.

19
ETIKA TES
  • Para pendidik harus dapat melakukan tes dengan
    penuh tanggung jawab. Praktek tes hasil belajar
    harus etis
  • Kerahasiaan tes. Hasil tes hanya dapat
    disampaikan pada orang lain bila ada ijin dari
    siswa atau orang tua yang bersangkutan.
    Menempelkan hasil tes dengan identitas jelas
    peserta tes merupakan pelanggaran terhadap etika.
  • Keamanan tes. Tes merupakan alat pengukur yang
    hanya dapat digunakan secara professional, tidak
    boleh digunakan diluar batas ketentuan baik
    sebelum maupun sesudah tes.
  • Interpretasi hasil tes. Interpretsi hasil tes
    harus diikuti tanggung jawab professional agar
    dapat menghindari interpretasi hasil tes secara
    salah.
  • Penggunaan tes. Tidak ada tes baku yang boleh
    digunakan diluar prosedur yang ditetapkan.

20
PETUNJUK PRAKTIS TES
  1. Pelaksanaan tes hendaknya diberitahu terlebih
    dahulu. Bahkan kisi-kisi tes sebaiknya diberitahu
    kepada peserta tes sebelum melaksanakan tes.
  2. Menjelaskan cara menjawab/melaksanakan, petunjuk
    menjawab/melaksanakan tes jangan dirahasiakan.
    Hindari petunjuk yang bersifat menjebak.
  3. Guru hendaknya memotivasi siswa mengerjakan tes
    secara baik dan bukannya menakut-nakuti.
  4. Tidak memperpanjang waktu atau menyingkat waktu
    dari yang ditentukan oleh petunjuk tes.

21
TES, PENGUKURUAN DAN PENILAIAN
  • Keterkaitan antara tes, pengukuran dan penilaian.
    Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan
    dengan baik dan benar bila menggunakan informasi
    yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar
    yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya.
  • Kegunaan tes, pengukuran, dan penilaian dalam
    pendidikan antara lain untuk seleksi penempatan,
    diagnosa, remedial, umpan balik, memotivasi dan
    membimbing, perbaikan kurikulum dan program
    pendidikan serta pengembangan ilmu.

22
PERBANDINGAN ANTARA TES OBJEKTIF DENGAN TES URAIAN
KETERANGAN TES OBJEKTIF TES URAIAN
Taksonomi yang diukur Baik untuk mengukur pengetahuan ingatan, pemahaman, aplikasi dan analisa. Kurang tepat untuk mengukur sintesa dan evaluasi Kurang baik untuk mengukur ingatan, lebih baik untuk mengukur pemahaman, aplikasi, analisa, paling baik untuk mengukur sintesa dan evaluasi
Jumlah Sampel Dapat mengukur bayak sampel pertanyaan sehingga benar-benar mewakili materi yang diajarkan Hanya dapat menanyakan beberapa pertanyaan sehingga kurang mewakili materi yang diajarkan
23
PERBANDINGAN ANTARA TES OBJEKTIF DENGAN TES URAIAN
KETERANGAN TES OBJEKTIF TES URAIAN
Menyusun Pertanyaan Menyusun pertanyaan yang baik sulit dilakukan dan memakan waktu yang panjang Menyusun pertanyaan yang baik sulit tetapi lebih mudah dibandingkan pertanyaan objektif, waktu yang digunakan sedikit
Pengolahan Pengolahan Objektif, sederhana dan ketepatannya (reliabilitas) tinggi. Pengolahan sangat subjektif, sukar dan ketepatannya (reliabilitas) rendah
24
PERBANDINGAN ANTARA TES OBJEKTIF DENGAN TES URAIAN
KETERANGAN TES OBJEKTIF TES URAIAN
Faktor-faktor yang Mengganggu Hasil Pengolahan Hasil kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan membaca dan menerka. Mendorong siswa untuk lebih banyak mengingat, membuat interpretasi dan menganalisa ide orang lain. Penyelesaian tes oleh siswa dan pengolahan tes oleh guru memerlukan waktu singkat Hasil kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan menulis dan mendongeng. Mendorong siswa untuk mengorganisasikan, menghubungkan dan menyatakan ide sendiri secara tertulis. Penyelesaian tes oleh siswadan pengolahan tes oleh guru memerlukan waktu banyak.
25
STATISIKA
  • Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
    merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,
    menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
    Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan
    dengan data.
  • Istilah 'statistika' (bahasa Inggris statistics)
    berbeda dengan 'statistik' (statistic).
    Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan
    data, sedang statistik adalah data, informasi,
    atau hasil penerapan algoritma statistika pada
    suatu data.

26
PEMUSATAN DATA
  1. Mean Rata-rata Jumlah nilai semua data dibagi
    jumlah data. Contoh terdapat data 1,5,4,3,2 .
    Maka rata-ratanya adalah Rata (15432)/5
    3
  2. Median Nilai tengah nilai yang tepat berada
    ditengah-tengah barisan data yang terurut.
    Contoh Banyaknya data ganjil gt 1,5,4,3,2.
    Untuk mengitung median, data diurutkan menjadi
    1,2,3,4,5. Nila tengah data terurut adalah 3
    median.Banyaknya data genap gt 1,5,4,3,2,6.
    Data terurut 1,2,3,4,5,6. Nilai tengah data
    berada di antara data ke-3 dan data ke-4,
    sehingga median (34)/2 3.5
  3. Modus Nilai dari suatu data yang memiliki
    frekuensi tertinggi atau paling sering muncul.
    Contoh Data 1,2,1,1,2,2,7,2,3,5,6,2,2,4. Modus
    adalah 2, karena angka 2 adalah angka yang paling
    sering muncul.

27
PENYEBARAN DATA
  • Simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran
    sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya,
    ia mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar.
  • Simpangan baku didefinisikan sebagai akar kuadrat
    varians. Simpangan baku merupakan bilangan
    tak-negatif, dan memiliki satuan yang sama dengan
    data. Misalnya jika suatu data diukur dalam
    satuan meter, maka simpangan baku juga diukur
    dalam meter pula.
  • Standard Deviasi/Simpangan Baku S akar dari S
    kuadrat

28
PENYEBARAN DATA
  • POPULASI
  • dan
  • data ke-i
  • ? rata-rata populasi
  • ?² ragam populasi
  • ? simpangan baku populasi
  • N ukuran populasi

29
PENYEBARAN DATA
  • SAMPEL
  • dan
  • data ke-I
  • rata-rata sampel
  • s² ragam sampel
  • s simpangan baku sampel
  • n ukuran sampel

30
KORELASI
  • Regresi dapat diartikan sebagai bentuk hubungan
    antara variabel bebas (satu atau lebih) terhadap
    variabel tak bebas. Sedangkan korelasi dapat
    diartikan sebagai tingkat keeratan hubungan
    antara variabel pengamatan (variabel bebas dan
    tak bebas
  • Di dalam korelasi, variabel2 dianggap sejajar,
    artinya tidak ada yg dianggap sebagai variabel
    bebas (prediktor) dan variabel terikat (respon)
    seperti halnya regresi linier. Nilai koefisien
    korelasi berkisar antara -1 s.d 1. Korelasi yg
    erat memiliki koefisien mendekati angka 1 atau
    -1, sedangkan korelasi lemah mendekati angka 0.
    Tanda atau minus menyatakan arah hubungan.

31
KORELASI
  • Contoh
  • Seberapa erat hubungan antara kehadiran
    mahasiswa dengan nilai IPK mahasiswa .
  • Misal koefisien korelasi r0.8, maka berarti
    seiring peningkatan banyaknya kehadiran
    mahasiswa, maka nilai IPK mahasiswa juga semakin
    tinggi.
  • Namun apabila koefisien korelasi r -0.8,
    maka berarti seiring banyaknya kehadiran
    mahasiswa, semakin rendah nilai IPK mahasiswa.

32
MEMERIKSA TES URAIAN
  • Pembuatan butir tes uraian dianjurkan agar
    pertanyaan dibatasi atau dibuat tertutup sehingga
    jawaban untuk soal tersebut tidak memberi
    kemungkinan jawaban yang bermacam-macam.
  • Karena kemungkinan jawabannya sudah dibatasi maka
    pedoman penilaiannya lebih mengarah pada
    penilaian objektif.
  • Pedoman penilaian digunakan sebagai acuan dalam
    memeriksa lembar jawaban uraian.
  • Sebelum menggunakan pedoman penilaiaan sebaiknya
    diperiksa lebih dahulu apakah jawaban yang
    diminta sudah sesuai dengan tingkat penguasaan
    peserta tes.
  • Pengalaman menunjukan tidak jarang jawaban yang
    diharapkan oleh penulis soal terlalu banyak, atau
    terlalu sulit, atau kedua-duanya.

33
MEMERIKSA TES URAIAN
  • Tata Cara Memeriksa Tes Uraian
  • Ambil lembar jawaban peserta sekitar 10 secara
    acak. Bila telah diketahui kemampuan peserta,
    ambil satu pekerjan dari peserta pandai, dua
    perkeerjaan dari peserta berkemampuan sedang dan
    satu pekerjaan dari peserta berkemampuan kurang.
  • Empat lembar jawaban diperiksa dengan menggunakan
    pedoman penilaian yang telah dikembangkan penulis
    soal. Mulai dengan butir soal pertama.
  • Setelah pedoman skoring diujicobakan dan bila
    perlu diadakan penyesuaian, butir tes pertama
    diperiksa jawabannya untuk semua peserta.
    Kemudian butir tes kedua dan seterusnya. Hingga
    hasil skor mendekati kurva normal.

34
PENDEKATAN PENILAIAN
  • Ada dua jenis pendekatan penilaian yang dapat
    digunakan untuk menafsirkan sekor menjadi nilai.
    Kedua pendekatan ini memiliki tujuan, proses,
    standar dan juga akan menghasilkan nilai yang
    berbeda. Karena itulah pemilihan dengan tepat
    pendekatan yang akan digunakan menjadi penting.
    Kedua pendekatan itu adalah Pendekatan Acuan
    Norma (PAN) dan Pendekatan Acuan Patokan (PAP).
  • Jadi terdapat dua strategi pengukuran yang
    mengarah pada dua perbedaan tujuan substansial,
    yaitu pengukuran acuan norma (NRM) yang berusaha
    menetapkan status relatif, dan pengukuran acuan
    kriteria (CRM) yang berusaha menetapkan status
    absolut.

35
PENDEKATAN PENILAIAN
  • Konsep pengukuran acuan norma (Norm Reference
    Measurement / NRM) untuk menggambarkan tes
    prestasi siswa dengan menekankan pada tingkat
    ketajaman suatu pemahaman relatif siswa.
    Sedangkan untuk mengukur tes yang
    mengidentifikasi ketuntasan / ketidaktuntasan
    absolut siswa atas perilaku spesifik, menggunakan
    konsep pengukuran acuan kriteria (Criterion
    Reference Measurement).

36
PAP
  • Penilaian Acuan Patokan (PAP), Criterion
    Reference Test (CRT)
  • Tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus pada
    kelompok perilaku siswa yang khusus,dengan
    didasarkan pada kriteria atau standard khusus,
    untuk mendapat gambaran yang jelas tentang
    performan peserta tes dengan tanpa memperhatikan
    bagaimana performan tersebut dibandingkan dengan
    performan yang lain.
  • Tes acuan kriteria digunakan untuk menyeleksi
    (secara pasti) status individual berkenaan dengan
    (mengenai) domain perilaku yang ditetapkan /
    dirumuskan dengan baik.
  • Pada pendekatan acuan patokan, standar performan
    yang digunakan adalah standar absolut.

37
PAP
  • Penentuan tingkatan (grade) didasarkan pada
    sekor-sekor yang telah ditetapkan sebelumnya
    dalam bentuk persentase. Untuk mendapatkan nilai
    A atau B, seorang siswa harus mendapatkan sekor
    tertentu sesuai dengan batas yang telah
    ditetapkan tanpa terpengaruh oleh performan
    (sekor) yang diperoleh siswa lain dalam kelasnya.
  • Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar
    absolut adalah sekor siswa bergantung pada
    tingkat kesulitan tes yang mereka terima. Artinya
    apabila tes yang diterima siswa mudah akan sangat
    mungkin para siswa mendapatkan nilai A atau B,
    dan sebaliknya apabila tes tersebut terlalu sulit
    untuk diselesaikan, maka kemungkinan untuk
    mendapat nilai A atau B menjadi sangat kecil.

38
PAP
  • Dalam menginterpretasi skor mentah menjadi nilai
    dengan menggunakan pendekatan PAP, maka terlebih
    dahulu ditentukan kriteria kelulusan dengan
    batas-batas nilai kelulusan. Umumnya kriteria
    nilai yang digunakan dalam bentuk rentang skor
    berikut
  • Rentang Skor Nilai
  • 80 s.d. 100 A
  • 70 s.d. 79 B
  • 60 s.d. 69 C
  • 45 s.d. 59 D
  • lt 44 E / Tidak lulus

39
PAN
  • Penilaian Acuan Norma (PAN), Norm Reference Test
    (NRT)
  • Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih
    umum dan komprehensif dan meliputi suatu bidang
    isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma
    dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes
    dalam hubungannya dengan performans kelompok
    peserta yang lain yang telah mengikuti tes.
  • Perbedaan lain yang mendasar antara pendekatan
    acuan norma dan pendekatan acuan patokan adalah
    pada standar performan yang digunakan.
  • Standar performan yang digunakan bersifat
    relatif.

40
PAN
  • Tingkat performan seorang siswa ditetapkan
    berdasarkan pada posisi relatif dalam
    kelompoknya Tinggi rendahnya performan seorang
    siswa sangat bergantung pada kondisi performan
    kelompoknya. Dengan kata lain standar pengukuran
    yang digunakan ialah norma kelompok. Salah satu
    keuntungan dari standar relatif ini adalah
    penempatan sekor (performan) siswa dilakukan
    tanpa memandang kesulitan suatu tes secara
    teliti.
  • Kekurangan dari penggunaan standar relatif
    diantaranya
  • Dianggap tidak adil, karena bagi mereka yang
    berada di kelas yang memiliki sekor yang tinggi,
    harus berusaha mendapatkan sekor yang lebih
    tinggi untuk mendapatkan nilai A atau B. Situasi
    seperti ini menjadi baik bagi motivasi beberapa
    siswa.

41
PAN
  1. Standar relatif membuat terjadinya persaingan
    yang kurang sehat diantara para siswa, karena
    pada saat seorang atau sekelompok siswa mendapat
    nilai A akan mengurangi kesempatan pada yang lain
    untuk mendapatkannya.

Tabel konversi skor mentah ke dalam nilai 1-10.
Skor Mentah Nilai 1 - 10
Skor rata-rata 2,25 S.B. Skor rata-rata 1,75 S.B. Skor rata-rata 1,25 S.B. Skor rata-rata 0,75 S.B. Skor rata-rata 0,25 S.B. Skor rata-rata -0,25 S.B. Skor rata-rata -0,75 S.B. Skor rata-rata -1,25 S.B. Skor rata-rata -1,75 S.B. Skor rata-rata -2,25 S.B. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
42
PENDEKATAN PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
  • Pengolahan Nilai Mentah Menjadi 1 - 10 (dari 60
    soal)

a Nilai Mentah 53 51 50 48 46 43 40 39 38 35 32 30
b Persnt Betul                        
c Nilai (1-10)                        
43
PAN
  • Sekelompok siswa terdiri dari 40 anak dalam satu
    ujian memperoleh nilai mentah sebagai berikut

55 43 40 38 37 35 34 32
52 43 40 37 36 35 34 30
49 43 39 37 36 35 33 28
48 42 39 37 36 34 33 22
46 40 38 37 36 34 32 21
44
PAN
  • Pengolahan Nilai Mentah Menjadi 1 - 10 (skor max
    75)

No Nilai Mentah Jlm sw 55 diberi nilai 10 PerstBenar
1 55
2 52
3 49
4 48
5 46
6 43
7 42
8 40
9 39
10 38
11 37
12 36
13 35
14 34
15 33
16 32
17 30
18 28
19 22
20 21
45
SEMOGA SUKSES!
  • Rino Desanto W., S.E.
  • 03517352265
  • rinomdn_at_yahoo.co.id
  • http//rinomdn.wordpress.com
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com