Title: Keseimbangan Perekonomian dalam Model IS-LM
1Keseimbangan Perekonomian dalam Model IS-LM
2- John Maynard keyness (1883-1946) dalam bukunya
The General Theory of Employment Interest, and
Money (1936), yang menyatakan bahwa tingkat suku
bunga sebagai variabel eksogen.
Kurva IS mewakili pasar barang Kurva LM mewakili
pasar uang
3- Variabel yang menghubungkan pasar uang dan pasar
barang adalah tingkat suku bunga. Yang
menunjukkan bahwa interaksi antara pasar barang
dengan pasar uang menentukan permintaan agregat
(Y)
4- Dalam perekonomian, pengeluaran agregat yang
direncanakan lebih kecil dari pada pendapatan
nasional (AE lt Y) dan penawaran uang lebih besar
dari pada permintaan uang (MS gt MD)
Akibatnya Pembelanjaan agregat berkurang dan
tingkat bunga menurun
5- Dalam Perekonomian, pengeluaran agregat yang
direncanakan lebih besar dari pada pendapatan
nasional (AE gt Y) dan uang lebih besar dari pada
permintaan uang (MS gt MD)
Akibatnya Pembelanjaan agregat bertambah,
tetapi harga bunga menurun
6- Dalam Perekonomian pengeluaran agregat yang
direncanakan lebih besar dari pada pendapatan
nasional (AE gt Y) dan penawaran uang lebih kecil
dari pada permintaan uang (MS lt MD)
Akibatnya Perbelanjaan agregat bertambah dan
tingkat bunga meningkat
7- Dalam perekonomian pengeluaran agregat yang
direncanakan lebih besar dari pada pendapatan
nasional (AE gt Y) dan penawaran uang lebih kecil
dari pada permintaan uang (MS lt MD)
Akibatnya Perbelanjaan agregat berkurang
tetapi tingkat bunga meningkat
8- Investasi Perusahaan
- Pengeluaran Pemerintah
- Perdagangan Internasional
Kenaikan I, G, X netto menggeser kurva IS
ke kanan yang menjadikan r0 naik r1 Y0 naik Y1
9- Pertambahan pajak
Kenaikan Tx netto mengakibatkan kurva IS bergeser
ke Kiri menjadikan r0 turun r1 Y0 turun Y1
10- Pertambahan penawaran uang
- Kenaikan dalam MS dari MS0 ke MS1 akan diikuti
penurunan tingkat bunga dari r0 ke r1, perubahan
penawaran ini tidak akan menggeser kurva IS
tetapi LM, dimana kurva LM kekanan LM0 menjadi
LM1, sehingga Y meningkat dari Y0 menjadi Y1
11(No Transcript)
12- Kebijakan Ekspansioner
- Ekspansioner adalah Kebijakan pemerintah yang
diarahkan untuk merangsang pendapatan nasional
- Kebijakan Fiskal Ekspansioner
- ?G atau ?Tx netto turun ? ?Y naik? ?MD naik ?
?r naik ? ?I turun ? ?Y naik lebih kecil
dibandingkan jika r tidak naik
- Kebijakan Moneter Ekspansioner
- ?MS naik ? ?r turun ? ?I naik ? ?Y naik ? ?MD
naik ? ?r turun lebih kecil dari pada jika MD
tidak naik
13- Kebijakan Kontraksioner
- Kebijakan Kontraksioner adalah Kebijakan
pemerintah yang diarahkan untuk mengurangi
pendapatan nasional
- Kebijakan Fiskal Kontraksioner
- ?G atau ?Tx netto naik ? ?Y turun ? ?MD turun ?
?r turun ? ?I naik ? ?Y turun lebih kecil
dibandingkan jika r tidak turun
- Kebijakan Moneter Ekspansioner
- ?MS turun ? ?r naik ? ?I turun ? ?Y turun ? ?MD
turun ? ?r naik lebih kecil dari pada jika MD
tidak turun
14Kebijakan Moneter paling Efektif
- Daerah klasik
- Kurva LM sejajar dengan sumbu tingkat suku
bunga, akibat dari pemikiran para ekonom klasik
yang menafikan variabel tingkat bunga dalam
setiap variabel
15Kebijakan Fiskal yang paling efektif
- Daerah Jerat Likuiditas
- Kurva LM sejajar dengan sumbu pendapatan
nasional nyata. Akibat asumsi tingkat bunga
rendah sehingga harga surat-surat berharga, saham
menjadi lebih tinggi
16- Daerah Tengah
- Kebijakan Fiskal dapat menaikkan pendapat
nasional Y0 ke Y1 dan juga dapat menaikkan
tingkat suku bunga r0 ke r1 - Kebijakan Moneter dapat menaikkan tingkat
pendapatan nasional dari Y0 ke Y1 dan juga
menurunkan tingkat suku bunga r0 ke r1
17(a)
(b)
18- Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal, dapat
digunakan secara tepat pada saat, semakin datar
Kurva IS, semakin efektif kebijakan Moneter,
semakin datar kurva LM kebijakan Fiskal semakin
efektif
19- Samuelson, Paul.A, Nordhaus, William.D, Makro
Ekonomi edisi Keempatbelas, PT. Erlangga,
Jakarta. - Sukirno, Sadono, 2004, Makro Ekonomi Teori
Pengantar edisi ketiga, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta. - Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori Makro Ekonomi
edisi keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.