Title: Fisiologi LAKTASI
1FisiologiLAKTASI
2- Setiap manusia pada umumnya mempunyai
- payudara, tetapi antara laki - laki dan perempuan
- berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang
- adalah salah satu tanda kelamin sekunder dari
- seorang gadis dan merupakan salah satu organ
- yang indah dan menarik. Lebih dari itu untuk
- mempertahankan kelangsungan hidup
- keturunannya maka organ ini menjadi sumber
- utama dari kehidupan, karena Air Susu Ibu ( ASI )
- adalah makanan bayi yang paling penting
- terutama pada bulan - bulan pertama kehidupan.
31. Kalang Payudara ( Areola Mammae )
- Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna
kegelapan yang - disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen
padakulitnya. - perubahan warna ini tergantung dari corak kulit
dan adanya kehamilan. - Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat
akan berwarna jingga - kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya
lebih gelap. - Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap
dan wama ini akan - menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali
lagi seperti warna asli - Semula.
- Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar
keringat, kelenjar lemak dari - montgomery yang membentuk tuberkel dan akan
membesar selama - kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan
suatu bahan dan - dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui.
Di kalang - payudara terdapat duktus laktiferus yang
merupakan tempat - penampungan air susu.
42. Putting Susu
- Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung
adanya variasi - dan ukuran payudara maka letaknya akan
bervariasi. Pada tempat - ini terdapat lubang - lubang kecil yang
merupakan muara dari - duktus laktiferus, ujung - ujung serat saraf,
pembuluh darah, - pembuluh getah bening, serat - serat otot polos
yang tersusun - secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka
duktus laktiferus - akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi,
sedangkan - serat - serat otot yang longitudinal akan
menarik kembali putting - susu tersebut.
- Payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Masing -
masing lobulus terdiri - dari 20 - 40 lobulus. Selanjutnya masing - masing
lobulus terdiri - dari 10 100 alveoli dan masing - masing
dihubungkan dengan - saluran air susu ( sistem duktus ) sehingga
merupakan suatu - pohon.
53. Fisiologi Pengeluaran ASI
- Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang
sangat - komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan
bermacam - macam hormon. Pengaturan hormon terhadap
pengeluaran - ASI, dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu
a. Pembentukan kelenjar payudara. b. Pembentukan
air susu. c. Pemeliharaan pengeluaran air susu.
6a. Pembentukan kelenjar payudara.
Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang
jelas dari - duktus yang baru, percabangan -
percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh
hormon - hormon plasenta dan korpus luteum.
Hormon - hormon yang ikut membantu mempercepat
pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen plasenta,
karionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon
tiroid, hormon paratoroid, hormon pertumbuhan.
2. Pada 3 bulan Kehamilan
Prolaktin dari adenohipofise / hipofise anterior
mulai merangsang kelenjar air susu untuk
menghasilkan air susu yang disebut kolostrom.
Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih
dihambat oleh estrogen dan progesterone, tetapi
jumlah prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam
pembuatan kolostrum yang ditekan.
3. Pada Trimester Kedua Kehamilan
Laktogen plasenta mulai merangsang untuk
pembuatan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan
hormon - hormon terhadap pengeluaran air susu
telah didemontrasikan kebenaranya bahwa seorang
Ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana
bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum.
7b. Pembentukan Air Susu
- Pada seorang Ibu yang menyusui dikenai 2 reflek
yang masing- masing berperan - sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu
yaitu
1. Refleks Prolaktin.
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang
peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah
kolostrum terbatas karena aktivitas prolaktin
dihambat oleh estrogen dan progesteron yang
kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung
lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus
luteum maka estrogen dan progesterone sari-at
berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi
yang merangsang puting susu dan kalang payudara,
akan merangsang ujung - ujung saraf sensoris yang
berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan
ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus akan menekan pengeluaran
faktor - faktor yang menghambat sekresi prolaktin
dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor -
faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor -
faktor yang memacu sekresi prolaktin akan
merangsang hipofise anterior sehingga keluar
prolaktin. Hormone ini merangsang sel - sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air
susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan
menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan
ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi,
namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
82. Reflek Letdown
Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak
menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal
pada minggu ke 2 - 3. pada ibu yang menyusui
prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti
- Stress atau pengaruh psikis
- Anastesi
- Operasi
- Rangsangan puting susu
Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh
hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofise
posterior ( neurohipofise ) yang kemudian
dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah,
hormone ini diangkat menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga
terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi
dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk ke system duktus
dan selanjutnya menbalir melalui duktus
lactiferus masuk ke mulut bayi.
9Faktor - faktor yang meningkatkan let down adalah
- - Melihat bayi
- - Mendengarkan suara bayi
- - Mencium bayi
- - Memikirkan untuk menyusui bayi
Faktor - faktor yang menghambat reflek let down
adalah stress, seperti
- Keadaan bingung / pikiran kacau - Takut -
Cemas
10c. Pemeliharaan Pengeluaran Air Susu
- Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan
hipofise akan - mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam
darah. - Hormone - hormone ini sangat perlu untuk
pengeluaran - permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu
selama - menyusui. Bila susu tidak dikeluarkan akan
mengakibatkan - berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang
menyebabkan - terlambatnya proses menyusui. Berkurangnya
rangsangan - menyusui oleh bayi misalnya kekuatan isapan yang
- kurang, frekuensi isapan yang kurang dan
singkatnya - waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin
yang cukup - untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai
sejak - minggu pertama kelahiran.
114. Mekanisme Menyusui
a. Reflek mencari ( Rooting Reflex )
- Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah
sekeliling mulut merupakan - rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada
bayi. Ini menyebabkan kepala - bayi berputar menuju putting susu yang menempel
tadi diikuti dengan membuka mulut - dan kemudian putting susu ditarik masuk ke dalam
mulut.
b. Reflek menghisap ( Sucking Reflex )
Putting susu yang sudah masuk ke dalam mulut
dengan bantuan lidah, putting susu ditarik lebih
jauh dan rahang rnenekan kalang payudara
dibelakang putting susu yang pada saat itu sudah
terletak pada langit - langit keras. Dengan
tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama,
maka gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus
laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke
puting susu, selanjutnya bagian belakang lidah
menekan putting susu pada langit - langit yang
mengakibatkan air susu keluar dari putting susu.
Cara yang dilakukan oleh bayi, tidak akan
menimbulkan cedera pada putting susu. Kebanyakan
bayi - bayi yang masih baru lahir belajar menyusu
pada ibunya, kemudian dicoba pada susu botol yang
bergantian, maka bayi tersebut akan menjadi
bingung puting. Sehingga sering bayi menyusu pada
ibunya, cara menyusu seperti menghisap dot botol,
keadaan ini berakibat kurang baik dalam
pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu, jika
bayi terpaksa tidak bisa langsung disusui oleh
ibunya pada awal kehidupan, sebaiknya bayi diberi
minum melalui sendok, cangkir, atau pipet,
sehingga bayi tidak mengalami bingung puting.