METODA PENGUKURAN - PowerPoint PPT Presentation

1 / 33
About This Presentation
Title:

METODA PENGUKURAN

Description:

Leaching senyawa logam yg larut dari tanah = dilarutkan dengan : air , asam encer, ... Misalnya fusion alkalin dalam krus platinum, ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:63
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 34
Provided by: Unit140
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: METODA PENGUKURAN


1
METODA PENGUKURAN
  • 4 SKS ( 2 /0/2)
  • PUSTAKA
  • Fundamentals of anlytical chemistry , Skoog, west
    and Holler.
  • A text book of Macro and Semimicro Qualitative
    Inorganic Analysis. Vogel.
  • Quantitative Analysis, Day and Underwood

2
PREPARASI SAMPEL
3
TAHAPAN ANALISA
  1. Difinisi masalah? Merencanakan analisa,
    mempertimbangkan proses dimana informasi analitik
    itu diperlukan. Pemilihan metode?Sesuai dengan
    informasi yang diperlukan.
  2. Sampling?Penseleksian dan mengambil sejumlah
    kecil sampel yang representatif.
  3. Perlakuan awal sampel dan Pemisahan? yaitu
    mengubah ke dalam bentuk yang sesuai untuk di
    analisa. Tahapan ini mungkin memerlukan/tidak
    proses pemisahan.

4
  • Pengukuran?mendapatkan data analisa yang mentah
    (asli) dari pengukuran pada perlakuan sampel.
  • Kalibrasi? mendapatkan data analisa asli dari
    standar yang disediakan.
  • Evaluasi? mengevaluasi data yang diperoleh dari
    pengukuran dan kalibrasi.
  • Aktion?menganalisa hasil untuk memutuskan apakah
    pekerjaan ini sesuai dengan masalah yang
    diberikan.

5
EFISIENSI ANALISA
  • Metode analisa dipilih sesuai dengan tujuan
    analisa serta pretreatment (perlakuan awal )
    sampel singkat dan sederhana.
  • Membandingkan 2 metode dengan memilih salah satu
    yang lebih baik.
  • Tahapan perlakuan awal yg harus dipertimbangkan
  • Hasil analisa harus akurasi dan reliability.
  • Jumlah total waktu analisa yg diperlukan.
  • Jumlah minimum perlakuan awal sampel.

6
PERSIAPAN PERLAKUAN SAMPEL
  • Grinding sampel padat?
  • Buat ukuran butiran yg sesuai (di ayak dengan
    ayakan yang berukuran (sieve).
  • Angka mesh dalam ayakan berarti diameter dari
    lubang dalam ayakan, angka mesh tinggi berarti
    diameter partikelnya kecil.
  • Alat yang digunakan
  • -Diamond mortar, terbuat dari baja ( sampel yg
    sangat keras, dan rapuh)
  • -Ball Mill , terbuat dari porselin (sampel yang
    brittle/
  • lunak).
  • Untuk sampel yg tidak brittle (pada temperatur
    ruang) seperti plastik karet, maka sampel
    didinginkan dialiri udara nitrogen cair.

7
  • Preparasi sampel untuk analisa keadaan padat.
  • analisa dengan mikroskop, X-ray fluoresens
    spectroskopi, spektroskopi emisi,spektroskopi IR.
  • Preparasinya
  • Cutting /Memotong dengan pisau yg sesuai
    (microtome).
  • Polishing /Menghaluskan / memoles permukaan
    sampel (x-Ray fluoresens).
  • Compression dalam bentuk disc (IR)
  • Casting of thin film. Untuk plastik dan polimer
    (termoplastik) untuk IR dan x_ray.
  • Chill-casting, sampel dilebur dalam furnace lalu
    dcetak dalam bentuk yg sesuai, didinginkan
    (spektroskopi emisi)

8
  • 3. Pengeringan sampel?
  • Sampel biologi oven pada suhu 100 , catat
    berat sampel yg hilang.
  • Vakum desikator dan freeze drying untuk sampel
    yg sensitiv panas? dibekukan lalu dikeringkan
    dalam keadaan beku (kondisi vakum)
  • Simpan sampel dalam desikator, sebelum analisa
    cek kembali berat sampel.

9
  • Leaching (melepaskan) dan ekstraksi (mengambil)
    komponen dari sampel padat.?
  • Leaching mengambil satu atau lebih komponen
    sampel dalam bentuk larutan melalui reaksi kimia
    dari sampel padat. Larutan tsb kemudian
    dipisahkan dari fase padat melalui penyaringan.
  • Leaching senyawa logam yg larut dari tanah gt
    dilarutkan dengan air , asam encer, larutan
    buffer larutan berair dari zat pengomplek logam
    organik.
  • Ekstraksi senyawa organik yg larut dari matrik yg
    tak larut (plastik atau karet)? mengocok sampel
    dg pelarut dan menyaring, atau refluks sampel dg
    pelarut panas, atau ekstraksi dg soxhlet.

10
  • 5. Penyaringan
  • Untuk memisahkan partikel padat tersuspensi
    (suspended solid), karena
  • Dapat mengganggu analisa ( memecahkan sinar dalam
    larutan pada spektrometry, atau menyumbat
    nebulizer pada AAS)
  • Untuk menghitung total suspended solid pada
    analisa air.

11
Dekomposisi dan pelarutan padatan anorganik
  • 1. Sampel dalam bentuk larutan digunakan untuk
    analisa
  • Gravimetri, Titrimetri, Spektrofotometri,
    Spektrofluorometri, Flame emisi, AAS, Fluoresensi
    atom, Emisi plasma, Elektroda ion selektif
  • Polarografi, Elektrogravimetri, Coulometri,
    Kromatografi ion, Kromatografi kertas, KLT,
    Elektroforesa, Analisa isotop
  • 2. Sampel dalam bentuk padat atau larutan
    digunakan untuk
  • Analisa aktivasi dan Analisa x-ray
  • 3. Sampel dalam bentuk padat digunakan untuk
  • Spektroskopi emisi DC arc, Spektroskopi emisi AC
    spark, Teknik microprobe, Teknik pembakaran

12
  • Dissolution/ pelarutan ? sampel langsung diubah
    dalam bentuk larutan tanpa perubahan kimia.
  • Opening out ? mengubah sampel kedalam bentuk
    kimia yg berbeda tetapi masih dalam bentuk
    padatan, lalu dilakukan proses pelarutan.
  • Contoh
  • Sampel kawat kuningan dipanaskan dengan larutan
    HNO3 1 1 sampai larutan jernih?Dissolution
  • Sampel silikat yg tak larut dipanaskan dengan
    Na2CO3 berlebih sampai meleleh jernih, lalu
    didinginkan (jadi keras), dilarutkan dengan HCl
    encer?Opening-out
  • Sampel ferrosilikon diperlakukan dengan campuran
    larutan HNO3 HF, dipanaskan /dikeringkan , lalu
    ditambah larutan HNO3 H2O2 hingga larutan
    jernih?Dissolution

13
TEKNIK PELARUTAN
  • I. Pelarutan sederhana tanpa reaksi kimia
  • Digunakan air/pelarut berair / buffer tetapi
    tidak terjadi reaksi kimia.
  • Pelarut tidak boleh menginterferensi analisis ?
    kemurnian tinggi, hilangnya analat dapat
    diminimalisir, tidak bereaksi dengan wadah
    (adsorpsi/ absorpsi), larut sempurna dan
    prosedurnya cukup aman.
  • II. Dekomposisi dan pelarutan sampel dengan asam
  • A. Penggunaan asam encer.
  • Jika sampel tak larut dalam air, maka dilarutkan
    dalam asam encer logam yg lebih elektropositif
    dari pada H (potensial reduksi positif berarti
    logam tsb lebih elektronegatif dibanding H,
    sebagai reduksi dan reaksi berjalan spontan) ,
    serta yang berbentuk oksida logam, karbonat,
    sulfida, misalnya logam Zn, MgO, CaCO3 dan FeS
    larut dalam HCl.

14
  • Pada proses pelarutan, biasanya anion diubah
    menjadi bentuk volatil dan hilang sebagai gas
    (CO2 dan H2S).
  • Logam Al dan Cr menjadi passive dengan adanya
    asam, karena terbentuk lapisan film tipis pada
    permukaan logam , sehingga mencegah reaksi dengan
    asam
  • Asam encer bereaksi dengan sampel dalam cara
    lainnya dari pada sebagai asam sederhana. Misal
    logam Cu dan Ag lebih larut dalam HNO3 (11) dari
    pada dalam HCl.
  • Sebagai zat pengoksidasi, HNO3, akan mengoksidasi
    Cu?Cu2, dan HNO3 mengalami reduksi HNO3?H2O,
    NO,NO2.

15
  • B. Penggunaan asam pekat panas.
  • Jika pemakaian asam encer tidak dapat melarutkan
    semua sampel, maka dapat diganti dengan asam
    pekat panas
  • Sampel dididihkan dengan asam dalam beker yang
    ditutupi kaca arloji
  • sampel dididihkan dengan asam secara refluks.
  • Sampel dididihkan dengan asam dan diikuti dengan
    penguapan sampai hampir kering (dryness).
    Penambahan lebih dari jenis asam dapat dilakukan.
  • Penggunaan teknik bomb.
  • Asam pekat panas dapat melarutkan logam yang
    kurang elektropositif, alloy (stainless steel),
    oksida logam, sulfida, fosfat dan silikat.

16
  • Jenis asam pekat yang dipakai untuk pelarutan
  • HCl (12 M)
  • Jika dididihkan, gas HCl akan lepas dan TD akan
    naik sampai campuran azeotrop terbentuk (HCl 6M,
    TD109oC).
  • Beberapa logam klorida larut dalam air, kecuali
    Hg2Cl2, AgCl dan TiCl, sedang PbCl2 sedikit larut
    dalam air dingin tetapi larut dalam air panas.
  • HCl melarutkan logam yang lebih elektropositif,
    bentuk oksida serta hidroksidanya.
  • HCl melarutkan beberapa fosfat, borat, karbonat
    dan sulfida.
  • campuran azeotrop campuran cairan ketika titik
    didihnya menghasilkan komposisi uap cairannya.
    Titik didih campuran azeotrop pada tekanan tetap
    adalah konstan. Komponen campuran azeotrop tidak
    dapat dipisahkan oleh destilasi.

17
  • HNO3.65-69.
  • HNO3 dalam campuran azeotrop dengan air terbentuk
    pada HNO3 67 dengan TD 1210C, walaupun ini
    memungkinkan untuk mendapatkan asam pekat lebih
    sampai 100, Td 830C.
  • HNO3 adalah asam kuat dan zat pengoksidasi paling
    kuat, dapat mengoksidasi semua logam kecuali
    logam mulia, dan melarutkan sedikit logam Al, Cr,
    Ti, Nb dan Ta. Logam-logam tsb menjadi pasif
    dengan adanya asam.
  • Semua logam nitrat larut dalam air, ion nitrat
    adalah ion pengompleks yang sangat lemah.
    Beberapa ion logam dihidrolisa dalam larutan asam
    nitrat, menghasilkan endapan oksida hidrat,
    contohnya Sn, W dan Sb.

18
  • H2SO4 98
  • TD 3300C (TD nya paling tinggi), dapat digunakan
    pada suhu tinggi untuk proses pelarutan, termasuk
    asam kuat dan zat pengoksidasi kuat ketika
    dipanaskan. Dapat menghancurkan bahan organik.
    Logam sulfat larut dalam air kecuali CaSO4
    (sedikit), SrSO4, BaSO4 dan PbSO4.
  • Keuntungan logam sulfat adalah volatilitasnya
    rendah. H2SO4 dapat menghilangkan HF dari matriks
    oleh penguapan hingga mendekati kering? logam
    fluorida membentuk logam sulfat dan melepaskan
    HF.
  • Melarutkan semua logam kecuali logam mulia dan
    alloy seperti beberapa oksida, hidroksida,
    karbonat, sulfida dan biji arsen serta beberapa
    senyawa lainnya.
  • Pemakaian pada TDgt3300C dapat dilakukan dengan
    teknik bomb, atau dengan menambah Na2SO4, K2SO4
    atu (NH4)2SO4.

19
  • HClO4 60 -72
  • Bentuk azeotrop dengan air (72 dan TD 2030C),
    jika panas, sangat ekstrem sebagai zat
    pengoksidasi dan dapat melarut-kan semua logam
    kecuali logam mulia dan alloy serta mengubah
    bentuk ionnya dengan bilok paling tinggi.
  • Semua logam perklorat larut dalam air kecuali
    KClO4, RbClO4 dan CsClO4.
  • Hati-hati pada pemakaian dalam kondisi panas dan
    pekat, karena bersifat explision hazard.
  • Cara penanganan yang baik
  • jangan menggunakan pada konsentrasi di atas 72.
  • jangan gunakan pemanasan asam pekat dengan zat
    yang mudah dioksidasi.
  • jika menguapkan asam perklorat, kerjakan pada
    wadah khusus yg tidak dibuat dari bahan organik.
  • terkadang pemakaiannya dilakukan setelah
    destruksi bahan dengan HNO3.

20
  • HF 36
  • Campuran azeotrop dengan air dan TD 1110C.
  • Termasuk asam lemah dan bukan pengoksidasi. Namun
    ion F- adalah anion pengomplek yg paling kuat dan
    membentuk fluorida yg stabil dan kompleks fluoro
    dengan beberapa unsur tetapi khususnya unsur
    refraktory yaitu sukar dilarutkan karena
    membentuk oksida tak larut yg stabil.
  • Melarutkan bahan yang mengandung silikat. Silikon
    hilang dalam matriks sebagai SiF4 yang volatil
    tetapi membiarkan matrik dalam larutan.
  • Masalah pemakaian HF
  • jangan gunakan wadah dari gelas, karena
    mengandung silkat, gunakan dari platinum, PTFE
    atau yg terbuat dari plastik.
  • HF dapat membakar kulit, hati-hati gunakan sarung
    tangan dari plastik
  • Ion fluorida dapat dihilangkan dari matriks
    setelah pelarutan dengan cara uapkan hingga
    mendekati kering dg asam sulfat, ulangi beberapa
    kali atau dapt juga dengan asam perklorat.

21
  • H3PO4 85
  • TD 1580C, bukan zat pengoksidasi, melarutkan
    sampel anorganik, beberapa fosfat tidak larut
    dalam air.
  • Jika dipanaskan , maka kondensatnya mengandung
    H3PO4 100, tetapi merupakan campuran asam
    dipoli-, tripoli- dan tetrapoli-, campuran ini
    dapat digunakan pada suhu 250-3000C.
  • Asam ortofosfat mendidih pada 2130C.
  • Asam ini dapat digunakan untuk melarutkan bentuk
    sulfida dg melepaskan H2S, juga untuk ferrit,
    kromit (bilok tetap rendah), dan silikat.

22
  • C. Campuran asam.
  • Asam pengompleks dan asam pengoksidasi HF HNO3
    , HF HClO4, HF H2SO4
  • HF zat pengompleks, asam lainnya zat
    pengoksidasi.
  • digunakan untuk baja dan alloy yang mengandung
    logam refraktory.
  • asam pengoksidasi ditambahkan dahulu hingga
    larut lalu HF untuk menyempurnakan
  • pelarutan.
  • 2. Membentuk produk yang reaktif Akua
    regia (HCl HNO3 3 1).
  • Saat HNO3 HCl maka terbentuk warna kuning dan
    bau klorin.
  • HNO3 mengoksidasi HCl ? klorin dan nitrosil
    klorida.
  • 3. Satu asam bersifat moderat terhadap lainnya
    HNO3 HClO4 .
  • Daya pengoksidasi HClO4 moderat dibanding
    HNO3.
  • Tambahkan HNO3 dulu baru HClO4
  • 4. Penggantian satu asam dengan asam lain HF
    H2SO4 (110)
  • Sampel dilarutkan dalam HF kemudian diuapkan
    hingga dryness beberapa kali
  • dengan H2SO4.

23
  • Ada 4 proses pelarutan dengan menggunakan asam
    campuran yaitu
  • Sampel dilarutkan dengan dipanaskan dalam
    campuran HClHNO3 ( 31).
  • Sampel dipanaskan dengan HNO3 pekat, lalu
    dididihkan untuk melepaskan uap HNO3, kemudian
    HClO4 ditambahkan dan pemanasan dilanjutkan
    sampai pelarutan sempurna,
  • Sampel dipanaskan dengan HF dan H2SO4 (110),
    lalu uap SO3 dikeluarkan, kemudian ditambah
    sedikit H2SO4
  • Sampel dipanaskan dengan HCl pekat dan kemudian
    HF pekat ditambahkan tetes demi tetes sampai
    pelarutan sempurna.

24
  • D. Campuran asam dengan reagen lain
  • campuran zat pengoksidasi asam dengan
  • H2O2 (untuk melarutkan baja)
  • Br2 (untuk biji yang mengandung Te)
  • KClO3 ( dengan HCl untuk melarutkan As dan yang
    mengandung S).
  • Dengan elektrolit inert
  • Na2SO4, K2SO4, (NH4)2SO4 untuk menaikkan titik
    didih H2SO4
  • Dengan zat pengompleks
  • Ion logam dalam larutan sebagai kompleks, dengan
    ditambah anion asam organik yaitu sitrat dan
    tatrat.
  • Dengan katalis
  • Agar reaksi logam dengan asam cepat dapat
    ditambah katalis misalnya Cu2 dan Hg2.

25
  • Beberapa silikat dapat larut dalam HF, akan
    tetapi HF cukup tidak sesuai untuk pelarutan
    silikat.
  • HF tidak sesuai untuk melarutkan silikat jika Si
    yang ditentukan , sedang bila dipakai HF, maka Si
    akan hilang dari matriks sebagai SiF4 yang
    volatil, juga untuk Boron yang hilang sebagai
    BF3.
  • Alternatinya dipakai metode opening-out, dasarnya
    adalah teknik fusion.
  • Caranya sampel halus asam/basa elektrolit /
    asam pengoksidasi dalam krus nikel atau platina
    dan dipanaskan sampai meleleh, lalu didinginkan.
    Kemudian dilarutkan dalam air atau asam encer.

26
III.Teknik Fusion
  • Digunakan jika proses pelarutan dengan asam
    mungkin kurang sesuai atau kurang stabil (
    seperti silikat yang cenderung mengendap).
  • Ada beberapa bahan yang sering bermasalah jika
    pelarutannya dengan asam
  • Semen
  • Aluminat
  • Silikat
  • Biji Ti dan Zr
  • Slags
  • Campuran biji Be, Si , Al.
  • Residu yang tak larut dari biji besi
  • Oksida Cr, Si dan Fe
  • Campuran oksida w, Si dan Al.

27
  • Keunggulan teknik fusion
  • Elektrolit anorganik yang meleleh (flux)
    diketahui sangat mudah larut.
  • Suhu dari fusion ini dapat mencapai 12000C, dan
    reaktiv, kelarutannya bertambah dengan tingginya
    suhu.
  • Lelehan elektrolit bertindak sebagai asam lewis
    atau basa lewis tergantung reaksi dengan sampel.

28
  • Contoh elektrolit Na2CO3 (flux) dipilih untuk
    fusion pada bahan yang mengandung silika. Pada
    pemanasan, Na2CO3 terdekomposisi dan menghasilkan
    O2- yang akan bereaksi dengan silika (SiO2 O2-
    ?SiO32-. Garam ini mudah larut dalam air. Pada
    proses ini SiO2 ? asam lewis dan O2- ? basa
    lewis.
  • Contoh material flux (elektrolit anorganik) yang
    digunakan untuk teknik fusion
  • Na2CO3 (TL 8510C)? basa flux untuk silikat dan
    senyawa refraktory lainnya. Flux ini dapat
    ditingkatkan fungsinya dengan menambah zat
    pengoksidasi seperti KNO3, KClO3 atau Na2O2 untuk
    sampel yang mengandung S, As, Sb atau Cr. Selain
    itu K2CO3 (TL891oC) dapat digunakan sebaik
    NaKCO3 (campuran Na2CO3 dan K2CO3 5050,
    TL712oC)

29
  • NaOH (TL 318oC)dan KOH (TL360oC) ? untuk
    silikat, aluminosilikat, sikon karbida atau
    senyawa lain.
  • Na2O2?terdekomposisi pada pemanasan, basa flux
    untuk sulfida danalloy yang tak larut asam
    seperti Fe, Ni, Cr, Mo, W dan La.
  • KHSO4, K2S2O7 ?pada pemanasan dihasilkan SO3 dan
    digunakan untuk Al2O3, Beo,Fe2O3,
    Cr2O3,MoO3,TeO2, TiO2, ZrO2. semua oksida diubah
    dalam bentuk logam sulfida yang mudah larut .
  • Borak oksida (TL450oC)? untuk silikat yang dapat
    digunakan sebagai alternatif basa flux, jika akan
    menentukan logam alkali. Keuntungan flux ini
    adalah kelebihan B2O3 dapat dihilangkan dari
    matriks dengan distilasi dengan metanol.

30
  • CaCO3 NH4Cl ?campuran ini dipanaskan
    menghasilkan CaO CaCl2. flux ini khusus untuk
    ekstraksi logam alkali dari silikat.
  • KF dan KHF? flux pada suhu rendah (beberapa logam
    fluorida volatil) digunakan untuk menahan silikat
    dan oksida dari unsur yang membentuk kompleks
    fluoro yang stabil seperti Be, Nb, Ta dan Zr.
    Lelehannya dapat diuapkan (fume) dengan H2SO4
    untuk menghilangkan F-. Logam fluorida sangat
    tidak larut, dan Si serta B dapat hilang sempurna
    dari matriks dalam fusion sebagai SiF4 dan BF3
    yang volatil
  • Disodium tetraborat decahydrat (Boraks,
    N2B4O7.10H2O)? untuk Al2O3, ZrO2 biji Zr, mineral
    yang mengandung Ti, Nb atau Ta, atau mengandung
    Al, Fe dan slags.
  • Suhu fusion 1000oC 1200oC.

31
  • IV. Teknik pelarutan lainnya.
  • Dengan menggunakan larutan NaOH pekat dalam air
    yang digunakan untuk melarutkan Al atau Be dan
    alloy tertentu seperti Al/Mg dan Al/Si). Hidrogen
    akan dilepaskan dan Al membentuk sodium aluminat
    yang mudah larut.
  • Peralatan yang digunakan
  • Wadah dari gelas dapat dipakai asal tidak
    digunakan HF.
  • Teflon dapat digunakan dengan HF tetapi suhu
    tidak lebih dari 250oC, jika suhunya lebih tinggi
    dapat dipakai krus platinum.
  • Untuk fusion, krus jenis gelas, silka dan
    porselin tidak digunakan, sebab flux akan
    bereaksi dengan bahan tsb. Sebaiknya dipakai krus
    platinum ( fusion untuk karbonat, sufat,
    fluorida, borat) sedangkan krus Nikel dipakai
    untuk fusion oksida, hidroksida dan peroksida.
  • Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu agar bahan
    dari wadah/krus tidak bereaksi dengan analat.
    Misalnya fusion alkalin dalam krus platinum,
    dimana bisa mungkin terjadi ion logam direduksi
    menjadi logam bebas, kemudian logam bebas mungkin
    bercampur dengan platinum dan sampel akan
    berkurang.

32
Komponen yang mungkin hilang seluruhnya atau
sebagian selama pelarutan atau opening-out.
  • Bentuk perlakuan
  • Asam (encer, dingin).......
  • Basa...............................
  • Oksidasi...........................
  • Reduksi............................
  • HF....................................
  • HCl panas........................
  • H2SO4 atau HClO4 panas dengan adanya
    Cl-...............
  • Komponen yang hilang
  • CO2,SO2, H2S,H2Se,H2Te, HCN,HSCN.
  • NH3
  • Cl2, Br2, I2
  • PH3,AsH3, SbH3.
  • SiF4, BF3 (hilang total), logam fluorida (As,
    Ti,nb, Ta) hilang sebagian.
  • Beberapa logam klorida As, Sb, Sn,Ge, Hg,Se, Te
    dan Re
  • Bi, Mn, Mo, Tl, V, Cr

33
  • H2SO4 atau HClO4 panas...
  • Larutan berair asam panas....
  • HF/HClO4 atau HF/H2SO4......
  • Fusion KF atau KHF2..........
  • Fusion K2S2O7.........................
  • Fusion Na2B4O7 dan Na2CO3...
  1. H3PO4
  2. H3BO3, HNO3, HCl, HBr, HI, OsO4, RuO4, Re2O7.
  3. Si, B,As, Se, Sb, Hg, Ge, Cr, Re, Os dan Ru.
  4. Si, B, Nb, Ta, Ti
  5. Hg, anion dari asam volatil, PO43-.
  6. Tl, Hg, Se, As, halogen
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com