Title: Interaksi obat-obat sistem syaraf pusat
1Interaksi obat-obat sistem syaraf pusat
2Obat-obat Antiepilepsi
- Epilepsi adalah gangguan neurologik kronik yang
ditandai dengan kejang berulang. - Insiden epilepsi banyak terjadi pada neonatus dan
anak-anak serta pasien diatas 65 tahun - Epilepsi merupakan gejala gangguan aktivitas
elektrik di otak yang dapat disebabkan berbagai
stimulus. - Gangguan aktivitas elektrik ini menyebabkan
terjadinya kejang
3Obat-obat Antiepilepsi
- Obat antiepilepsi bekerja di SSP dengan
mengurangi gangguan elektrik yang patologis atau
menghambat perkembangan aktivitas elektrik yang
menyimpang. - Hal ini dapat terjadi melalui efek spesifik
terhadap kanal ion, inhibisi atau induksi
neurotransmiter.
4Fenitoin
- Fenitoin adalah suatu antikonvulsan hidantoin
yang strukturnya mirip dengan barbiturat tetapi
lebih lemah keasamannya sehingga lebih sukar
larut dalam air. - Fenitoin efektif mengurangi frekuensi dan
keparahan kejang, tanpa menyebabkan depresi SSP.
5Farmakokinetika fenitoin
- Farmakokinetika fenitoin sangat dipengaruhi oleh
kelarutannya dalam air yang kecil dan
metabolismeny aoleh enzim sitokrom P450 - Fenitoin hanya sedikit diabsorpsi di lambung
karena walaupun berada dalam bentuk takterion
tapi kelarutannya sangat rendah. Absorpsi terjadi
di duodenum
6Farmakokinetika fenitoin
- Fenitoin terikat plasma 90 terutama dengan
albumin. - Ikatan dengan plasma tergantung kadar albumin dan
dapat dipengaruhi berbagai kondisi klinis seperti
kadar serum albumin yang rendah, gagal ginjal,
penggunaan bersama obat lain yang juga terikat
protein. - Dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450
- 95 diekskresi lewat urin atau feses dalam
bentuk metabolit.
7Interaksi Fenitoin amiodaron
- Kadar plasma fenitoin meningkat ? terjadi
toksisitas bila dosis fenitoin tidak dikurangi. - Sebaliknya kadar plasma amiodaron menurun.
- Kasus klinis
- 3 pasien menunjukkan peningkatan kadar fenitoin
saat mendapat amiodaron (400-1200mg/hari). Satu
pasien mengalami intoksikasi fenitoin (ataxia,
lesu dan vertigo) selama 4 minggu pemakaian
amiodaron. Kadar fenitoin meningkat 3x lipat.
Kondisinya kembalinormal setelah dosis fenitoin
dikurangi dari 400 menjadi 200 mg/hari.
8Interaksi Fenitoin amiodaron
- Studi terhadap 5 pasien yang mendapat 200 mg
amiodaron/hari, setelah 5 minggu terjadi
peningkatan kadar plasma. Saat diberikan fenitoin
(3-4mg/ kg/hari) selama 2 minggu kadar amiodaron
32-48. - Mekanisme
- Amiodaron menghambat enzim yang terlibat dalam
metabolisme fenitoin sehingga terjadi peningkatan
kadar plasma. Amiodaron juga terikat plasma
sehingga terjadi pergeseran ikatan dengan
protein. - Fenitoin adalah penginduksi enzim ? meningkatkan
metabolisme ? menurunkan kadar amiodaron.
9Interaksi Fenitoin antasida
- Antasid mengurangi kadar serum fenitoin ?
gagalnya kontrol kejang pada beberapa pasien. - Kasus klinis
- 3 pasien yang mendapat fenitoin diketahui kadar
plasma fenitoin turun bila antasid diberikan
bersama. Bila antasid diberikan setelah 2-3 jam,
kadar fenitoin tidak terpengaruh.
10Interaksi Fenitoin antasida
- Mekanisme
- Diduga diare dan peningkatan peristaltik saluran
cerna karena antasid menyebabkan berkurangnya
absorpsi fenitoin. - Antasid juga dapat mengubah sekresi asam lambung
sehingga mempengaruhi kelarutan fenitoin.
11Interaksi Fenitoin antikoagulan
- Kadar serum fenitoin ditingkatkan oleh dikoumarol
dan warfarin. - Fenitoin mengurangi efek antikoagulan dikoumarol
tapi meningkatkan efek warfarin.
12Interaksi Fenitoin antikoagulan
- Kasus klinis
- 6 subjek mendapat 300 mg fenitoin/hari setelah
ditambah dikoumarol kadar fenitoin meningkat.
Intoksikasi fenitoin tampak setelah hari ke-6
pemakaian dikoumarol. - Seorang pasien yang mendapat 300mg fenitoin/hari
menunjukkan intoksikasi segera setelah mendapat
warfarin
13Interaksi Fenitoin antikoagulan
- Kasus klinis
- 6 subjek yang diterapi konstan dikoumarol
(40-160mg/hari) diberikan 300mg fenitoin/hr
selama 1 minggu. Kadar dikoumarol turun pada hari
ke-5 meningkat lagi setelah warfarin
dihentikan. - Waktu pembekuan darah seorang pasien yang
mendapat warfarin meningkat setelah diterapi
fenitoin 300mg/hari, sehingga perlu penurunan
dosis warfarin hingga 25.
14Interaksi Fenitoin antikoagulan
- Mekanisme
- Mekanisme interaksi kompleks.
- Dikoumarol menghambat metabolisme fenitoin di
hati ? mengurangi ekskresi. - Fenitoin meningkatkan metabolisme dikoumarol,
mengurangi metabolisme warfarin. - Fenitoin juga mempunyai efek depresi pada hati
yang menurunkan produksi faktor pembekuan darah.
15Interaksi Fenitoin barbiturat
- Perubahan kadar plasma fenitoin (meningkat atau
menurun) dapat terjadi bila digunakan
fenobarbital, tapi kontrol kejang baisanya tidak
terlalu terpengaruh. - Intoksikasi fenitoin tampak setelah pemutusan
fenobarbital. - Peningkatan kadar fenobarbital dapat terjadi bila
ditambahkan fenitoin pada terapi dengan
fenobarbital.
16Interaksi Fenitoin barbiturat
- Data klinis
- Terapi fenitoin bila ditambahkan fenobarbital
- Pada 12 pasien epilepsi yang diterapi dengan
fenitoin, saat mendapat fenobarbital kadar plasma
fenitoin turun. - Pada hampir semua kasus, kadar fenitoin kembali
meningkat setelah fenobarbital dihentikan.
17Interaksi Fenitoin barbiturat
- Data klinis
- Terapi fenobarbital bila ditambahkan fenitoin
- Peningkatan kadar fenobarbital terjadi pada 40
pasien epilepsi saat ditambah fenitoin. - Pada 5 pasien peningkatan kadar plasma
fenobarbital hingga 2x lipat.
18Interaksi Fenitoin barbiturat
- Mekanisme
- Fenobarbital mempunyai 2 efek terhadap
- metabolisme fenitoin
- Menginduksi enzim sehingga meningkatkan klirens
fenitoin - Pada dosis tinggi dapat menghambat metabolisme
melalui kompetisi sistem enzim. - Total efek yang terjadi tergantung keseimbangan
antara kedua mekanisme ini.
19Interaksi Fenitoin benzodiazepin
- Benzodiazepin dapat meningkatkan atau menurunkan
kadar plasma fenitoin. - Fenitoin dapat menurunkan kadar plasma
benzodiazepin. - Mekanisme
- Inkonsistensi ini belum diketahui mekanismenya.
- Benzodiazepin menginduksi atau meng-inhibisi
enzim yang memetabolisme fenitoin. - Selain itu benzodiazepin mengubah volume
distribusi fenitoin.
20Interaksi Fenitoin H2-bloker
- Kadar plasma fenitoin meningkat oleh simetidin.
- Toksisitas bisa terjadi kalau dosis fenitoin
tidak diturunkan. - Mekanisme
- Simetidin adalah inhibitor enzim yang poten ?
akumulasi kadar fenitoin ? mencapai MTC. - Tapi famotidin, ranitidin dan nizatidin tidak.
- Simetidin juga menunda disolusi tablet fenitoin
karena peningkatan pH lambung. - Manifestasi aganulositosis trombositopenia
(karena depresi sumsum tulang).
21Interaksi antar obat-obat antiepilepsi
Obat antiepilepsi Obat yang ditambahkan Efek
Fenitoin Karbamazepin Asam valproat Fenobarbital ltlt Fenitoin ltlt fenitoin total ltlt or gtgt fenitoin
Karbamazepin Fenobarbital Fenitoin ltlt Karbamazepin ltlt karbamazepin
Asam valproat Karbamazepin Fenobarbital Fenitoin ltlt asam valproat ltlt asam valproat ltlt asam valproat
22Interaksi Obat antiepilepsi dengan obat lain
- FENITOIN
- Obat yang mempengaruhi
- Antasid menurunkan absorpsi Fenitoin
- Simetidin gtgt FNT (fenitoin)
- Kloramfenikol gtgt FNT
- Disulfiram gtgt FNT
- Flukonazol gtgt FNT
- INH gtgt FNT
- Warfarin gtgt FNT
23Interaksi Obat antiepilepsi dengan obat lain
- FENITOIN
- Obat yang dipengaruhi
- Kontraseosi oral penurunan efektivitas
kontrasepsi oral - Bishidroksikumarin penurunan efek antikoagulan
- Asam folat penurunan efek asam folat
- Kuinidin penurunan efek kuinidin
- Vitamin D penurunan efek vit. D
24Interaksi Obat antiepilepsi dengan obat lain
- Karbamazepin
- Obat yang mempengaruhi
- Simetidin gtgt CBZ (karbamazepin)
- Eritromisin gtgt CBZ
- INH gtgt CBZ
25Interaksi Obat antiepilepsi dengan obat lain
- KARBAMAZEPIN
- Obat yang dipengaruhi
- Kontrasepsi oral penurunan efektivitas
kontrasepsi oral - Doksisiklin ltlt doksisiklin
- Teofilin ltlt teofilin
- Warfarin ltlt warfarin
26Interaksi Obat antiepilepsi dengan obat lain
- ASAM VALPROAT
- Obat yang mempengaruhi
- Simetidin gtgt asam valproat
- Salisilat gtgt asam valproat bebas
27Interaksi Obat antiepilepsi dengan obat lain
- ASAM VALPROAT
- Obat yang dipengaruhi
- Kontrasepsi oral penurunan efektivitas
kontrasepsi oral
28INTERAKSI BENZODIAZEPIN
- Benzodiazepin (BDZ) merupakan inhibitor reseptor
GABA (gamma-aminobutyric acid). - Pengikatan GABA pada reseptornya ? pembukaan
kanal Cl- ? memungkinkan masuknya ion Cl melewati
membran sel syaraf ? meningkatkan potensial
elektrik sepanjang membran sel ? sel sukar
tereksitasi.
29INTERAKSI BENZODIAZEPIN
- Sedangkan ikatan BDZ dengan reseptor GABA ? tidak
menyebabkan terbukanya kanal Cl ? menghambat
neuron ? efek depresi. - Efek depresi SSP BDZ meliputi ansiolitik,
relaksan otot, antiamnesia, antikonvulsan, dan
sedatif.
30INTERAKSI BENZODIAZEPIN
- Interaksi BDZ meliputi interaksi farmakokinetik
maupun farmakodinamik. - Interaksi farmakokinetik terutama melalui
inhibisi atau induksi enzim sitokrom P450 yang
memetabolisme BDZ. - Interaksi farmakodinamik terutama terjadi dengan
obat-obat SSP yang lain (etanol, opiat,
barbiturat, dll)
31BDZ Antasida
- Absorpsi klordiazepoksid ditunda pada pemakaian
bersama antasid. Klordiazepoksida adalah suatu
prodrug yang butuh suasana asam di lambung untuk
dikonversi (melalui hidrolisis dekarboksilasi)
menjadi bentuk aktif ? antasida menghambat
konversi ini dengan meningkatkan pH lambung. - Absorpsi diazepam juga ditunda pada pemakaian
bersama antasida yang mengandung Al dan
Mg.
32BDZ Antikonvulsan
- Klirens diazepam meningkat pada pemakaian bersama
karbamazepin dan fenitoin, tapi tidak dengan
fenobarbital. - Efek hipnotik midazolam dikurangi oleh
karbamazepin dan fenitoin ? perlu dosis midazolam
yang lebih besar. - Mekanisme berbeda-beda. Sebagian besar karena
induksi dan inhibisi enzim. -
33BDZ Antifungsi golongan azol
- Flukonazol, itrakonazol ketokonazol secara
bermakna meningkatkan serum midazolam triazolam
per oral ? meningkatkan efek sedasi? perlu
penyesuaian dosis. - Ketokonazol tidak merubah efek klinik
klordiazepoksida secara signifikan, tapi
meningkatkan efek alprazolam dan midazolam. - Mekanisme inhibisi enzim metabolisem oleh
golongan azol ? meningkatkan kadar plasma BDZ. - Pemberian BDZ secara bolus iv dengan adanya
itrakonazol atau flukonazol tidak meningkatkan
efek sedasi pada dosis normal.
34BDZ penghambat kanal Ca
- Kadar serum dan efek midazolam dan triazolam
meningkat oleh diltiazem atau verapamil ? dosis
BDZ perlu dikurangi hingga 50 - Tidak ada interaksi bermakna antara
diazepam-diltiazem,felodipin atau nimodipin,
antara temazepam-diltiazem. - Mekanisme diltiazem verapamil menghambat
enzim sitokrom sehingga menghambat metabolisme
dan meningkatkan kadar midazolam dan triazolam.
35BDZ Antagonis H2
- Kadar serum alprazolam, klordiazepoksid,
klobazam, diazepam, flurazepam, nitrazepam,
triazolam ditingkatkan oleh simetidin, tapi
secara klinis tidak bermakna (hanya pada beberapa
pasien tampak peningkatan efek sedasi). - Famotidin dan ranitidin tidak berinteraksi dengan
sebagian besar BZD kecuali midazolam triazolam. - Mekanisme simetidin menghambat enzim yang
memetabolisme (N-dealkilasi) berbagai BDZ ?
mengurangi klirens meningkatkan kadar.
36BDZ kontrasepsi oral
- Kontrasepsi oral dapat meningkatkan efek
alprazolam, klordiazepoksid, diazepam, nitrazepam
dan triazolam serta menurunkan efek oxazepam,
lorazepam temazepam ? belum ada studi
perlu/tidaknya penyesuaian dosis. - Mekanisme kontrasepsi oral mempengaruhi
metabolisme BDZ melalui mengurangi metabolisme
oksidatif (untuk alprazolam, klordiazepoksid,
dsb) dan meningkatkan metabolisme konjugasi
glukuronida (untuk lorazepam, oxazepam, dsb)
37BDZ antibiotik makrolida
- Kadar serum dan efek midazolam triazolam secara
bermakna meningkat diperpanjang pada pemakaian
bersama eritromisin. Begitu juga antara midazolam
klaritromisin ? perlu penyesuaian dosis. - Roxitromisin memberikan efek yang lemah terhadap
midazolam triazolam, sedang eritromisin efeknya
lemah terhadap diazepam, nitrazepam dan
temazepam. Azitromisin tidak berinteraksi dengan
midazolam. - Mekanisme antibiotik makrolida mengurangi
metabolisme berbagai BDZ di hati dan/atau dinding
saluran cerna ? menurunkan klirens meningkatkan
kadar serum.
38BDZ Probenesid
- Probenesid mengurangi ekskresi lorazepam
nitrazepam (tapi tidak temazepam) ? meningkatkan
efek terapetik dan toksisitas. - Probenesid menghambat klirens banyak obat dan
metabolitnya di tubulus ginjal (termasuk BDZ).
Probenesid juga menghambat metabolisme
(glukuronidasi) nitrazepam dan lorazepam di hati
? akumulasi BDZ ? peningkatan efek ? perlu
penurunan dosis.
39BDZ Rifampisin
- Rifampisin meningkatkan secara bermakna ekskresi
diazepam, midazolam, nitazepam dan triazolam
(tapi temazepam tidak) ? perlu peningkatan dosis
BDZ. - Mekanisme rifampisin merupakan induktor enzim
hati yang poten ? meningkatkan metabolisme hati
? meningkatkan ekskresi.
40INTERAKSI OPIAT
- Opioid adalah senyawa baik endogen maupun
sintetik yang menghasilkan efek mirip morfin. - Morfin sebagian besar opiat menunjukkan
berbagai efek stimulasi atau inhibisi, dengan
tempat kerja utama di otak dan saluran cerna. - Alkaloid opioid (mis. Morfin) menghasilkan efek
analgesik melalui aksi pada daerah di otak yang
mengandung peptid mempunyai sifat farmakologi
mirip opioid, yaitu endorfin (morfin endogen).
41INTERAKSI OPIAT
- Ada 3 reseptor opioid (µ, d, ?) dengan efek yang
berbeda-beda berupa efek analgesik, depresi
pernafasan, penurunan motilitas saluran cerna,
kontriksi pupil, euforia, sedasi dan
ketergantungan fisik.
42INTERAKSI OPIAT
Object drugs Precipitant drugs Interaksi
Morfin MAO Inhibitor Peningkatan efek morfin, ansietas, konfusi, depresi saluran nafas, koma.
Morfin, loperamid Kuinidin Peningkatan toksisitas opiat
Morfin, metadon heksosa Penurunan potensi opiat
43INTERAKSI OPIAT
Object drugs Precipitant drugs Interaksi
Morfin Fluoksetin Fluoksetin melemahkan efek analgesik morfin
Narkotik Wanita hamil, perokok Retardasi pertumbuhan intrauterin yang fatal
Morfin gingseng Gingseng menghambat aktivitas analgesik, menyebabkan toleransi ketergantungan terhadap morfin
44INTERAKSI OPIAT
Object drugs Precipitant drugs Interaksi
Codein glutetimid Kadar masing-masin gobat dapat meningkat ? resiko toksisitas karena efek sinergis
Pentazocin Amitriptilin Depresi pernafasan dapat meningkat
Meperidin INH INH menghambat MAO menyebabkan hipotensi atau depresi SSP
45OBAT-OBAT ANTIDIABETIK
- Obat antidiabetik (senyawa hipoglikemik)
digunakan untuk mengontrol diabetes melitus, - DM suatu penyakit dimana terjadi kegagalan
total atau parsial dari sel beta pankreas untuk
mensekresi ke dalam sirkulasi sejumlah cukup
insulin. - Insulin hormon yang berfungsi untuk
memetabolisme glukosa
46INTERAKSI dengan ACE inhibitor
- Pada sebagian pemakai insulin atau sulfonilurea
yang diterapi juga dengan captopril, enalapril,
lisinopril ? terjadi hipoglikemia ? bisa diatasi
dengan menurunkan dosis antidiabet. - Mekanisme tidak diketahui, diduga terjadi
peningkatan utilisasi glukosa sensitivitas
insulin.
47INTERAKSI dengan ALOPURINOL
- Terjadi peningkatan t ½ klorpropamid dan
penurunan t ½ tolbutamid selama pemakaian bersama
alopurinol ? tapi efek terhadap rspon
hipoglikemia bervariasi pada tiap pasien. - Terjadi hipoglikemia yang bermakna hingga koma
pada pasien yang mendapat glicazida. - Mekanisme belum diketahui. Pada kasus
klorpropamid melibatkan kompetisi pada mekanisme
tubular ginjal.
48INTERAKSI dengan ANTIKOAGULAN
- Dikoumarol dan tolbutamid berinteraksi ?
peningkatan hipoglikemia (resiko koma) dan
peningkatan efek antikoagulan (resiko
perdarahan). - Dikoumarol juga meningkatkan efek hipoglikemia
klorpropamid. - Peningkatan efek warfarin terjadi pada pasien
yang mendapat glibenklamid.
49INTERAKSI dengan ANTIKOAGULAN
- Mekanisme
- Dikoumarol meningkatkan efek tolbutamid melalui
penghambatan metabolismenya di hati, demikian
juga pada klorpropamid. - Peningkatan efek antikoagulan dikoumarol oleh
tolbutamid disebabkan interaksi pada ikatan
protein - plasma
50INTERAKSI dengan kloramfenikol
- Efek hipoglikemia dari tolbutamid klorpropamid
dapat ditingkatkan bila dipakai bersama
kloramfenikol ? dapat terjadi hipoglikemia akut. - Mekanisme Kloramfenikol menghambat enzim
hepatik yang terlibat dalam metabolisme
tolbutamid klorpropamid ? akumulasi dalam darah
? kadar glukosa ltlt ? hipoglikemia.
51INTERAKSI dengan klorpromazin
- Klorpromazin dapat meningkatkan kadar gula darah
pada dosis 100 mg / gt ? mengganggu kontrol
diabetes ? perlu peningkatan dosis antidiabet. - Mekanisme Klorpromazin menghambat pelepasan
insulin meningkatkan pelepasan epinefrin dari
adrenal ? keduanya dapat meningkatkan kadar gula
darah.
52INTERAKSI dengan klofibrat
- Efek sulfonilurea dapat ditingkatkan oleh
klofibrat pada beberapa pasien ? kombinasi yang
menguntungkan untuk kontrol diabetes yang sukar ?
perlu pengurangan dosis antidiabet. - Efek antidiuretik dari klofibrat untuk terapi
diabetes insipidus dihambat oleh glibenklamid. - Mekanisme diduga karena penggeseran
sulfonilurea dari ikatan proteinnya, perubahan
ekskresi renalnya dan penurunan resistensi
insulin.
53FAKTOR FISIOLOGI YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI OBAT
- Usia
- Berat badan
- Jenis kelamin
- Genetika
- Waktu pemberian
- Variasi diurnal
- Toleransi
- Suhu tubuh
- Kondisi patologis
541. Usia
- Bayi (balita) ? fungsi metabolisme belum sempurna
? keberadaan obat dalam darah gtgt ? kemungkinan
terjadi interaksi gtgt - Lansia ? fungsi metabolisme menurun ? idem bayi.
552. Berat badan
- Kandungan lemak/protein dalam tubuh ? berkaitan
dengan distribusi obat, ikatan obat dengan
protein plasma ? mempengaruhi keberadaan obat
bebas dalam darah - atau mempengaruhi afinitas satu obat dengan obat
lain terhadap protein plasma ? pengusiran satu
obat oleh obat lain ? efek / efek samping yang
mungkin terjadi.
563. Jenis kelamin
- Kondisi hormonal ? perbedaan kepekaan pria
wanita
574. Genetika
- Contoh pada ras tertentu defisiensi enzim
asetilase ? mempengaruhi obat-obat yang
dimetabolisme asetilasi (ex INH, PAS, dll)
585. Waktu pemberian
- Perbedaan bisa terjadi antara obat diminum
sebelum atau sesudah makan ? untuk obat yang
dipengaruhi asam lambung. - Dosis dan interval pemberian ? berkaitan dengan
terjaganya kadar di atas MEC ? untuk obat yang
berinteraksi ? beri beda waktu kurang lebih 2
jam.
596. Variasi diurnal
- Efek obat dapat dipengaruhi oleh aktivitas tubuh
atau kondisi basal tubuh. - Contoh ACTH dari kelenjar pituitari ?
aktivitasnya paling tinggi pada pagi hari
sehingga hormon kortison dari korteks adrenal
kadarnya dalam darah paling tinggi pada pagi
hari, terendah pada malam hari ? jadi dosis untuk
malam hari diturunkan (pada pasien asma
rematik) - Obat-obat yang berkaitan dengan variasi diurnal
anti epilepsi, aspirin, nortriptilin, propanolol,
litium, ketoprofen, teofilin.
607. Toleransi
- Adalah kondisi dimana untuk mencapai efek yang
sama perlu dosis yang lebih tinggi. - Mekanisme Induksi enzim
- Toleransi seluler peningkatan jumlah reseptor.
Contoh pada obat-obat yang menimbulkan adiksi
(morfin, barbiturat) -
618. Suhu tubuh
- Suhu berpengaruh pada distribusi, ikatan,
ekskresi dan aktivitas enzim. - Contoh percobaan dengan sulfonamida ?
metabolisme menurun saat hipotermia ? karena
aktivitas enzim asetilase hati menurun.
629. Kondisi patologik
- Efek obat / toksisitas obat dapat meningkat pada
insufisiensi hati dan insufisiensi ginjal
(terutama untuk obat yang diekskresi dalam jumlah
besar melalui hati atau ginjal)
63EVALUASI INTERAKSI OBAT
- Waktu terjadinya interaksi
- Interaksi dari obat yang segolongan
- Urutan pemberian obat
- Dosis
- Faktor genetik
- Pentingnya indikasi dari obat yang digunakan
641. Waktu terjadinya interaksi
- Interaksi bisa terjadi segera, setelah beberapa
hari atau beberapa minggu. - Interaksi ada yang menghilang / mereda dengan
berjalannya waktu (ex. interaksi kloral hidrat
dengan warfarin) - Kesalahan bisa terjadi bila pengamatan dilakukan
terlalu cepat (ex. Interaksi antidepresan
trisiklik guanetidin ? butuh 1-2 hari). - Atau pengamatan terlambat (ex. Interaksi
epinefrin- beta bloker ? beberapa menit)
652. Interaksi dari obat yang segolongan
- Interaksi bisa sama untuk tiap jenis obat (ex.
Golongan diuretik tiazid) - atau tidak sama untuk tiap jenis obat, mis
- golongan fluorokuinolon dalam menghambat
metabolisme teofilin, - golongan antagonis H2 dalam menghambat
metabolisme sejumlah obat, - golongan Ca antagonis dalam menghambat
metabolisme digoxin
663. Urutan pemberian obat
- Urutan pemberian obat dapat mempengaruhi kejadian
interaksi - Istilah object drug (obat yang efeknya diubah)
dan precipitant drug (obat yang menyebabkan
terjadinya interaksi) - Contoh pasien dalam terapi thiroid (kronis)
diberi warfarin ? tidak apa-apa. - Pasien dalam terapi warfarin lalu hipotiroid ?
diberi thiroid ? interaksi -
674. Dosis
- Interaksi obat lebih terlihat pada dosis yang
lebih besar. - Beberapa interaksi obat tidak penting secara
klinis kecuali bila obat diberikan dalam jumlah
berlebih. - Contoh Omeprazol pada dosis 40 mg/hari
menghambat metabolisme diazepam fenitoin. Tapi
pada dosis 20 mg/hari ? efek penghambatan minimal.
685. Faktor genetik
- Misal Interaksi obat A B diamati pada 12
pasien. - Pada 2 pasien terlihat interaksi yang bermakna,
sedang pada 10 pasien lain tidak terlihat
interaksi sama sekali. Jadi suatu interaksi obat
yang biasanya menunjukkan perubahan efek besar,
bisa tidak menunjukkan perubahan sama sekali pada
pasien tertentu, atau sebaliknya. - Contoh eritromisin meningkatkan absorpsi
digoxin dari saluran cerna dengan mengurangi
bakteri yang menguraikan digoxin ? terjadi hanya
pada 10 populasi
696. Pentingnya indikasi dari obat yang digunakan
- Interaksi obat bisa terjadi bila suatu obat
digunakan untuk tujuan tertentu tapi tidak
terjadi jika untuk tujuan lain. - Contoh metotreksat untuk pengobatan kanker
(dosis besar) AINS ? meningkatkan toksisitas
metotreksat. - Metotreksat untuk terapi rematik (dosis kecil)
AINS ? tela berhasil digunakan, efek samping
jarang terjadi.