Title: INTERAKSI OBAT-OBAT ANTI-INFLAMASI NONSTEROID (AINS)
1INTERAKSI OBAT-OBAT ANTI-INFLAMASI NONSTEROID
(AINS)
- Dibagi 2 golongan
- penghambat siklooksigenase (COX) ? pengobatan
inflamasi - penghambat nonsiklooksigenase ? antirematik dan
terapi GOUT
2OBAT-OBAT AINS PENGHAMBAT COX
- COX inhibitor meliputi antipiretik,
anti-inflamasi, analgesik dan analgesik
nonnarkotik. - AINS hanya untuk terapi simptomatik ? hanya
menekan radang, panas atau nyeri ? untuk
mengobati nyeri ringan hingga sedang, demam,
artritis dan gangguan berupa radang, termasuk
gout dan hiperurikemia. - Sebagian besar AINS efektif untuk terapi artritis
rematoid, osteoartritis dan sindroma
muskuloskeletal lokal seperti kesleo, otot kaku
dan nyeri punggung.
3Klasifikasi AINS
AINS selektif penghambat COX-2 selekoksib, Rofekoksib selekoksib, Rofekoksib selekoksib, Rofekoksib
AINS nonselektif Derivat salisilat Terasetilasi Aspirin, diflunisal
AINS nonselektif Derivat salisilat Tidak Terasetilasi Na-salisilat, Ca-salisilat, Mg-salisilat, salisil salisilat
AINS nonselektif Derivat asam asetat Derivat asam asetat Indometasin, Sulindak, diklofenak. Tolmetin, etodolak, ketorolak
AINS nonselektif Derivat asam propionat Derivat asam propionat Ibuprofen, naproksen, fenoprofen, ketoprofen, oksaprozin
AINS nonselektif Derivat asam fenamat Derivat asam fenamat Mefenamat, meklofenamat
AINS nonselektif Derivat pirazolon Derivat pirazolon Fenilbutazon
AINS nonselektif Asam enolat (oksikam) Asam enolat (oksikam) Piroksikam, meloksikam
AINS nonselektif Aminofenol Aminofenol Fenasetin, asetaminofen
4Farmakodinamika
- Prostaglandin mediator kimia penting dalam
proses inflamasi. - Penghambatan biosintesis PG ? gangguan reaksi
biokimia yang mengarah pada inflamasi. - Efek AINS melalui penghambatan sintesis
prostaglandin (PG), melalui penghambatan enzim
siklooksigenase yaitu enzim yang mengkatalisis
pembentukan PG endoperoksida PGG2 dan PGH2 dari
asam arakidonat. - ? Akibatnya sintesis semua PG dari endoperoksida
ini dihambat. - Mekanisme anti-inflamasi yang lain adalah melalui
penghambatan jalur lipoksigenase, tetapi bukan
merupakan mekanisme kerja AINS.
5- Pengontrolan suhu tubuh di pusat
termoregulatori di hipotalamus. - Pusat ini mengatur keseimbangan antara panas
tubuh yang hilang dan panas yang diproduksi.
Demam keseimbangan ini terganggu karena
produksi panas yang berlebih. - Proses inflamasi dan atau adanya endotoksin
bakteri menyebabkan pelepasan interleukin-1
(IL-1) dari makrofag yang menginduksi sintesis PG
tipe E di hipotalamus ? kemudian menyebabkan
peningkatan suhu tubuh. - Obat AINS menghambat enzim siklooksigenase
sehingga menghambat sintesis PGE ? dilatasi
pembuluh darah diikuti turunnya suhu tubuh.
6Efek samping
- ? biasanya terjadi bila seseorang minum dosis
tinggi dalam waktu yang lama. - Efek samping berupa gangguan saluran cerna,
kulit, ginjal dan yang agak jarang gangguan di
hati, darah dan sumsum tulang. - Efek samping yang sering adalah dispepsia, diare
atau konstipasi, mual dan muntah ? berlanjut
karena pemakaian kronis dapat terjadi erosi
gastritis, tukak lambung dan perdarahan serius. - Mekanisme terjadinya efek samping adalah melalui
penghambatan enzim siklooksigenase-1 sehingga
menghambat sintesis PGE2 yang bertugas mengatur
sekresi asam lambung dan perlindungan mukosa.
7Interaksi obat AINS
- Asetosal menggeser ikatan obat-protein AINS lain.
- dengan heparin dan antikoagulan oral beresiko
terjadi perdarahan ?karena AINS menghambat
agregasi platelet dan menggeser antikoagulan dari
ikatannya dengan protein sehingga terjadi efek
potensiasi. - dengan sulfonamida, sulfonamida dari ikatannya
dengan protein oleh salisilat? kadar sulfonamid
bebas meningkat ? toksisitas. - dengan litium atau metotreksat meningkatkan
toksisitas karena laju ekskresinya dikurangi
sehingga kadar litium atau metotreksat plasma
meningkat. - dengan probenesid juga perlu dimonitor karena
bisa terjadi efek potensiasi. - dengan diuretik loop dan antihipertensi, karena
pemakaian AINS bersama diuretik loop atau
antihipertensi menurunkan efektivitas kedua obat
ini.
8Interaksi Asetosal
- Heparin dan antikoagulan oral meningkatkan
resiko perdarahan dan memperpanjang waktu
pembekuan darah. - Antasida mengurangi laju absorpsi asetosal
- Senyawa yang mengasamkan urin (vitamin C,
Na-posfat, NH4Cl) menurunkan laju ekskresi asam
salisilat dengan cara meningkatkan laju
reabsorpsi. - Senyawa yang membasakan urin (metotreksat)
meningkatkan laju eksresi asetosal. - Alkohol meningkatkan resiko perdarahan
- Penisilin asetosal meningkatkan waktu paro
penisilin karena berkompetisi dengan penislinpada
transport aktif di tubulus renal.
9Interaksi Asetosal
- Vankomisin meningkatkan resiko ototoksisitas
- ACE (angiotensin converting enzyme) inhibitor
(kaptopril) menurunkan efek antihipertensi - Kortikosteroid meningkatkan laju ekskresi
asetosal sehingga menurunkan kadar plasma - Penghambat karbonat anhidrase (asetazolamida)
walaupun meningkatkan ekskresi asetosal juga
mem-potensiasi toksisitasnya dengan menginduksi
metabolik asidosis dan meningkatkan penetrasinya
ke jaringan. - Metotreksat asetosal menurunkan laju ekskresi
metotreksat sehingga meningkatkan kadar plasma
dan toksisitasnya - Sulfonilurea (mis. Tolbutamid) dosis besar
asetosal meningkatkan efek sulfonilurea.
10Diflunisal
- Diflunisal adalah derivat difluorofenil dari asam
salisilat yang tidak dimetabolisme menjadi asam
salisilat. - Obat ini lebih poten dari pada asetosal sebagai
analgesik dan anti-inflamasi, tapi tidak punya
efek antipiretik.
11Interaksi Diflunisal
- Antasida menurunkan kadar plasma diflunisal
- AINS lain tidak boleh dipakai bersama AINS lain
karena meningkatkan resiko iritasi dan perdarahan
saluran cerna - Asetaminofen penggunaan bersama keduanya dalam
jangka panjang dapat meningkatkan resiko
kerusakan ginjal - Beta bloker mengurangi efek antihipertensi dari
beta-bloker dan antihipertensi lain - Sefamandol, Sefoperazon, asam valproat
meningkatkan resiko hipoprotrombinemia - Kolsikin, glukokortikoid, suplemen kalium,
alkohol meningkatkan resiko resiko iritasi dan
perdarahan saluran cerna
12Interaksi Diflunisal
- Siklosporin meningkatkan resiko nefrotoksisitas
- Digoksin, metotreksat, fenitoin, insulin,
antidiabetika oral atau diuretik loop
peningkatan kadar plasma obat-obat tersebut
sehingga meningkatkan toksisitas - Heparin, antikoagulan oral dan antitrombolitik
meningkatkan waktu pembekuan darah dan resiko
perdarahan - Probenesid meningkatkan kadar plasma diflunisal
13Indometasin
- Indometasin adalah derivat asam asetat indol yang
20-30 kali lebih poten aktivitas analgesik,
antipiretik dan anti-inflamasinya dibanding
asetosal. - Semua senyawa yang berinteraksi dengan diflunisal
berinteraksi juga dengan indometasin.
14Interaksi Indometasin
- Aminoglikosida meningkatkan resiko toksisitas
aminoglikosida karena peningkatan kadar plasma - Depresan sumsum tulang belakang dapat
meningkatkan efek leukopenia dan trombositopenia
dari senyawa ini - Probenesid memperlama waktu paro indometasin
sehingga meningkatkan toksisitas indometasin - Zidovudin pemakaian bersama keduanya
meningkatkan efek samping keduanya - Litium meningkatkan kadar plasma dan toksisitas
litium - Inhibitor agregasi platelet meningkatkan resiko
iritasi saluran cerna dan perdarahan - Diflunisal meningkatkan kadar plasma dan
toksisitas indometasin.
15Diklofenak
- Diklofenak adalah derivat asam fenilasetat yang
efek analgesik, antipiretik dan anti-inflamasinya
sebanding dengan indometasin. - Kerjanya bukan saja melalui penghambatan enzim
siklooksigenase tapi juga mampu menurunkan
bioavailabilitas asam arakidonat dengan
meningkatkan konversinya menjadi trigliserida. - Seperti halnya AINS lain diklofenak diabsorpsi
dengan cepat setelah pemakaian oral dan mengalami
first pass metabolism sehingga bioavailabilitasnya
di sistemik tinggal 50.
16Interaksi Diklofenak
- Diklofenak berinteraksi dengan simetidin dimana
terjadi peningkatan kadar plasma diklofenak.
Simetidin (suatu agonis reseptor histamin-2) juga
berikatan dengan sitokrom P450 dan mengurangi
aktivitas enzim oksidase hepatik. - Diklofenak juga berinteraksi dengan obat-obat
yang berinteraksi dengan indometasin.
17Ibuprofen
- Ibuprofen adalah derivat asam fenilpropionat,
yang mempunyai aktivitas analgesik,
anti-inflamasi dan antipiretik.
18Interaksi Ibuprofen
- Asetaminofen penggunaan keduanya dalam jangka
panjang meningkatkan resiko nefrotoksisitas - Antihipertensi menurunkan efektivitas
antihipertensi - Alkohol dan AINS lain meningkatkan resiko
perdarahan dan efek samping saluran cerna - Depresan sumsum tulang belakang meningkatkan
efek leukopenia dan trombositopenia. - Sefamandol, sefoperazon dan asam valproat
meningkatkan resiko hipoprotrombinemia, tukak dan
perdarahan. - Kolsikin, penghambat agregasi platelet ,
kortikosteroid, suplemen kalium meningkatkan
resiko efek samping dan perdarahan saluran cerna
19Interaksi Ibuprofen
- Siklosporin resiko nefrotoksisitas, juga
berakibat meningkatnya kadar plasma siklosporin. - Digoksin meningkatkan kadar plasma digoksin
sehingga meningkat pula toksisitasnya. - Diuretik (termasuk diuretik hemat kalium dan
tiazida) menurunkan efektivitas diuretik. - Heparin, antikoagulan oral dan trombolitik
meningkatkan efek antikoagulan sehingga resiko
perdarahan meningkat - Insulin dan antidiabet oral Peningkatan efek
hipoglikemik - Litium peningkatan kadar plasma litium
- Metotreksat ibuprofen dan AINS lain
dikontraindikasikan untuk pasien yang diterapi dn
metotreksat karena kombinasi ini dapat menurunkan
klirens metotreksat sehingga meningkatkan resiko
toksisitas metotreksat. - Probenesid peningkatan kadar palsma dan
toksisitas ibuprofen
20Naproksen
- Naproksen adalah derivat asam fenilpropionat yang
mempunyai aktivitas anti-inflamasi, analgesik dan
antipiretik. - Waktu paronya cukup panjang sehingga memungkinkan
diberikan satu atau dua kali sehari. - Naproksen mengalami metabolisme fase I dan II dan
diekskresi dalam bentuk konjugat tak aktif atau
asam bebasnya. - Efek samping saluran cerna kurang dari asetosal
tapi dua kali lipat efek samping ibuprofen. - Interaksi obat dengan naproksen sama dengan AINS
lain.
21Asam fenamat
- Asam mefenamat dan meklofenamat adalah derivat
asam fenamat. - Efek anti-inflamasi dihasilkan karena kemampuan
penghambatan siklooksigenase dan posfolipase.
Keduanya menalami metabolisme fase I dan II.
Metabolit konjugat diekskresikan lewat urin dan
metabolut tak-terkonjugasi diekskresikan lewat
feses. - Efek anti-inflamasi tidak terlalu kuat dibandin
AINS lain. Interaksi obat sama dengan AINS lain. - Efek samping salauran cerna lebih parah dan
sering dibanding AINS lain sehingga golongan ini
jarang digunakan secara luas.
22Oksikam (asam enolat)
- Meloksikam
- Golongan enolkarboksamida, suatu derivat oksikam.
- Penghambat COX 1 dan -2 tapi lebih selektif
terhadap COX-2. - Absorpsinya lambat, sedang waktu paronya panjang.
- Efek samping dan interaksi obat sama dengan AINS
lain. - Diketahui meloksikam dapat menurunkan efek
diuretik dari furosemid.
23Piroksikam
- Piroksikam menghambat COX-1 dan -2 secara tidak
selektif. Pada konsentrasi tinggi mampu
menghambat migrasi leukosit PMN
(polymorphonuclear). - Piroksikam diabsorpsi dengan cepat, dan karena
mengalam sirkulasi enterohepatik maka waktu
paronya sangat panjang sehingga bisa diberikan
satu kali sehari. - Efek samping dan interaksi obat sama dengan AINS
lain.
24Asetaminofen
- Asam mefenamat dan meklofenamat adalah derivat
asam fenamat. - Efek anti-inflamasi dihasilkan karena kemampuan
penghambatan siklooksigenase dan posfolipase. - Keduanya mengalami metabolisme fase I dan II.
Metabolit konjugat diekskresikan lewat urin dan
metabolut tak-terkonjugasi diekskresikan lewat
feses. - Efek anti-inflamasi tidak terlalu kuat dibanding
AINS lain. Interaksi obat sama dengan AINS lain. - Efek samping salauran cerna lebih parah dan
sering dibanding AINS lain sehingga golongan ini
jarang digunakan secara luas.
25Interaksi Asetaminofen
- Kontrasepsi oral penurunan efek asetaminofen
- Propanolol peningkatan aktivitas asetaminofen
- Antikolinergik Antikolinergik memperlama
absorpsi asetaminofen sehingga menunda onset of
action. - Barbiturat, hidantoin, rifampisin, sulfinpirazon,
isoniazid dan karbamazepin menurunkan efek dan
meningkatkan toksisitas asetaminofen - Probenesid peningkatan efek asetaminofen
- Diuetik loop menurunkan efek diuretik
- Zidovudin penurunan efek zidovudin.
26Selekoksib (Celecoxib)
- Celekoksib adalah derivat pirazol yang selektif
menghambat COX-2. - Celekoksib diabsorpsi dengan baik dan sangat
terikat protein. - Karena tidak menghambat COX-1 efek samping
saluran cerna sangat minimal dibanding AINS lain.
27Interaksi Selekoksib (Celecoxib)
- ACE-inhibitor penurunan efek antihipertensi
- Asetosal peningkatan resiko komplikasi dan
perdarahan saluran cerna - Litium peningkatan kadar plasma litium
- Antikoagulan oral Selekoksib mem-potensiasi
efek warfarin sehingga meningkatkan waktu
pembekuan darah dan resiko perdarahan. - Flukonazol peningkatan kadar plasma selekoksib
- Furosemid dan diuretik tiazid penurunan efek
diuretik sehingga meningkatkan resiko gagal
ginjal
28Rofekoksib (Rofecoxib)
- Rofekoksib adalah derivat furan yang selektif
terhadap COX-2, mempunyai efek anti-inflamasi,
analgesik dan antipiretik. - Interaksi rofekoksib sama dengan selekoksib
29Interaksi Rofekoksib (Rofecoxib)
- Metotreksat peningkatan kadar plasma
metotreksat - Rifampisin penurunan kadar plasma rofekoksib,
bisa juga menjadi tidak efektif - Simetidin peningkatan kadar plasma rofekoksib.
30OBAT-OBAT ANTIREMATIK PEMODIFIKASI
PENYAKIT(DMARs Disease-Modifying Antirheumatic
Drugs)
31Golongan Contoh obat
Imunosupresan Metotreksat, siklosporin, azatioprin, leflunomid
Antimalaria Klorokuin, hidroksiklorokuin
Senyawa pengalkil Klorambusil, siklofosfamid
Emas Aurotiomalat, aurotioglukosa
Anti-TNF-a Infliksimab, etanersep
Antagonis reseptor interleukin Anakinra
Lain-lain Penisiliamin, sulfasalazin
32Obat-obat Imunosupresan
33Metotreksat
- Metotreksat adalah senyawa antineoplastik dan
imunimodulasi yang bekerja melalui berbagai
mekanisme. - Sebagai senyawa analog asam folat, metotreksat
menghambat dihidrofolat reduktase, sehingga
membatasi ketersediaan tetrahidrofolat untuk
sintesis DNA. Akibatnya replikasi limfosit T dan
sel-sel lain yang terlibat dalam proses inflamasi
dihambat. - Selain itu metotreksat menghambat migrasi sel PMN
ke tempat inflamasi dan mengurangi produksi
radikal bebas dan beberapa sitokin. - Metotreksat diabsorpsi sekitar 70 bila dipakai
per oral. Efek samping saluran cerna meliputi
tukak kolitis, diare, mual, tukak mukosa,
sitopenia, di samping efek samping
hepatotoksisitas hingga sirosis hati.
34Interaksi Metotreksat
- Depresan sumsum tulang belakang potensiasi efek
keduanya. - Asam folat penurunan efek metotreksat
- Senyawa hepatotoksik peningkatan resiko
hepatotoksik - Neomisin penurunan absorpsi metotreksat
- AINS konvensional peningkatan toksisitas
metotreksat - Sulfonamida peningkatan resiko hepatotoksik
- Vaksin peningkatan resiko infeksi.
35Siklosporin
- Siklosporin adalah suatu imunosupresan yang
bekerja dengan menghambat proliferasi limfosit T,
menghambat pelepasan interleukin-2 (IL-2) dan
TNF-a (tumor necrosis factor). - Efek sampingnya adalah nefrotoksisitas, gangguan
hati dan limfoma.
36Interaksi Siklosporin
- Siklosporin berinteraksi dengan aminoglikosida,
amfoterisin B, pemblok kanal Ca, eritromisin dan
antibiotik lain, kontrasepsi oral, kolkhisin,
sulfonamida, digoksin, antihiperlipidemia
golongan statin, berbagai AINS, probucol,
terbinafin dan metoklopramid. Sebagian besar
interaksi di atas menghasilkan peningkatan
toksisitas terutama nefrotoksisitas.
37Azatioprin
- Azatioprin merupakan suatu analog purin yang
metabolit utamanya, asam 6-tioinosinat,
menghambat sintesis asam inosinat dan menekan
fungsi sel T dan B. - Seperti imunosupresan lain efek samping utama
berupa depresi sumsum tulang, peningkatan resiko
infeksi.
38Interaksi Azatioprin
- Azatioprin berinteraksi dengan ACE inhibitor,
obat-obat yang mempengaruhi sumsum tulang,
alopurinol, antikoagulan, metotreksat,
siklosporin dan pemblok neuromuskuler.
39Senyawa pengalkil
- Senyawa pengalkil yang banyak digunakan untuk
terapi artritis rematoid adalah klorambusil dan
siklofosfamid, yang bekerja dengan cara
mengganggu replikasi melalui crosslinking pada
DNA. - Efek sampingnya meliputi leukemia, infertilitas
dan supresi sumsum tulang.
40Interaksi Senyawa pengalkil
- Klorambusil berinteraksi dengan antikoagulan,
barbiturat, digoksin, senyawa imunosupresan,
inhibitor platelet, salisilat dan vaksin.
41Obat-obat antimalaria
- Klorokuin dan metabolit utamanya,
hidroksiklorokuin merupakan antimalaria yang
digunakan untuk terapi artritis rematoid, karena
mampu menurunkan migrasi leukosit dan aktivitas
asam hidrolase dan fungsi limfosit T, selain juga
mampu menghambat sintesis DNA.
42Interaksi Obat-obat antimalaria
- Klorokuin dan metabolit utamanya,
hidroksiklorokuin berinteraksi dengan digoksin,
kaolin dan penisilamin. - Klorokuin juga berinteraksi dengan simetidin dan
vaksin rabies.
43Sulfasalazin
- Sulfasalazin termasuk golongan sulfonamida,
merupakan suatu prodrug yang dimetabolisme
menjadi asam 5-aminosalisilat dan sulfapiridin. - Efek sampingnya meliputi ruam, mual, muntah,
depresi, sakit kepala, kelelahan, dan yang jarang
terjadi agranulositosis aplastis dan leukopenia.
44Interaksi Sulfasalazin
- Depresan sumsum tulang peningkatan efek
leukopenia dan trombositopenia keduanya. - Obat-obat hepatotoksik peningkatan
hepatotoksisitas - Metotreksat potensiasi efek metotreksat
- Asam folat peningkatan absorpsi asam folat
- Digoksin penghambatan absorpsi digoksin
sehingga membatasi bioavailabilitasnya - Hidantoin, kontrasepsi oral dan antidiabetik oral
potensiasi efek dan toksisitas obat-obat
tersebut.
45OBAT-OBAT UNTUK TERAPI GOUT
- Terapi serangan gout akut
- segera mengurangi inflamasi, baik dengan
inhibitor COX atau dengan kolkhisin. - Terapi serangan gout kronis
- menjaga kadar asam urat di bawah jenuh (lt 6
mg/dL) dan mencegah terakumulasi di jaringan. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengurangi laju
produksi asam urat dengan alopurinol atau
meningkatkan laju ekskresi asam urat dengan
senyawa urikosurik.
46Indometasin
- Indometasin merupakan AINS pilihan untuk terapi
gout akut, karena selain menghambat
siklooksigenase juga menghambat fagositosis
kristal urat. Indometasin sudah dibahas di bagian
sebelumnya.
47Kolkhisin
- Kolkhisin terbukti efektif mengatasi nyeri dan
inflamasi pada serangan gout akut. - Mekanisme kerjanya melalui pengikatan protein
tubulin dari sel dalam sistem imunitas (mis. PMN)
sehingga mengganggu migrasi, fagositosis dan
pelepasan mediator kimia seperti leukotrien. - Efek samping meliputi diare, mual, rambut rontok
dan depresi sumsum tulang. - Kolkhisin berinteraksi dengan antikoagulan,
antineoplastik, siklosporin, AINS dan vitamin B12.
48Alopurinol
- Alopurinol adalah suatu analog purin, yang
menghambat sintesis asam urat dengan jalan
menghambat secara kompetitif enzim xantin
oksidase. - Akibatnya kadar asam urat dalam plasma turun dan
meningkatkan kadar xantin dan hipoxantin yang
lebih mudah larut dalam darah dan mudah
terekskresi. - Efek samping utama adalah intoleransi saluran
cerna, diare, mual dan muntah. - Interaksi alopurinol mempotensiasi efek
6-merkaptopurin, azatioprin, dikumarol dan
warfarin. Selain itu juga berinteraksi dengan ACE
inhibitor, amoksisilin, ampisilin, klorpropamid,
siklofosfamid, diuretik tiazid dan vitamin C
(bila diminum dalam dosis tinggi).
49Senyawa urikosurik
- Senyawa urikosurik adalah senyawa yang pada
kadar tinggi mampu meningkatkan laju ekskresi
asam urat dengan menghambat reabsorpsinya pada
tempat transpor aktifnya di tubulus proximalis. - Hasilnya adalah penurunan kadar plasma. Contohnya
adalah probenesid dan sulfinpirazon. - Probenesid adalah derivat sulfonamid.
- Probenesid dapat meningkatkan efek berbagai obat,
antara lain asiklovir, alopurinol,
antineoplastik, zidovudin, tiopental,
sulfonilurea, rifampisin, sulfonamid, riboflavin,
Na-aminosalisilat, sefalosporin, siprofloksasin,
klofibrat, dapson, gansiklovir, imipenem,
metotreksat, nitrofurantoin, norfloksasin,
penisilin, pirazinamid, furosemid, lorazepam,
AINS, dengan cara memperlama ekskresinya dari
ginjal.
50INTERAKSI OBAT-OBAT ANTIMIKROBA
51Klasifikasi berdasar mekanisme kerja Klasifikasi berdasar struktur kimia Contoh
Menghambat sintesis dinding sel ?-laktam, azol. Penisilin, sefalosporin, vankomisin, sikloserin, basitrasin, antifungi azol (klotrimazol, flukonazol, itrakonazol, ketokonazol)
Mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri ? kebocoran senyawa intraselular Deterjen, poliene Polimiksin, antifungal poliene (nistatin, amfoterisin B)
Mempengaruhi fungsi subunit ribosom sehingga terjadi inhibisi reversibel terhadap sintesis protein Makrolida, tetrasiklin Kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, klaritromisin, azitromisin, klindamisin.
52Klasifikasi berdasar mekanisme kerja Klasifikas berdasar struktur kimia Contoh
Mengikat subunit ribosom sehingga mengganggu sintesis protein ? kematian bakteri Aminoglikosida Aminoglikosida (gentamisin, tobramisin, kanamisin, streptomisin), spektinomisin.
Menghambat metabolisme asam nukleat bakteri melalui penghambatan polimerase atau topoisomerase Rifamisin, Kuinolon Rifamisin (rifampisin, rifabutin, rifapentin), kuinolon
Antimetabolit memblok enzim esensial untuk metabolisme folat Sulfonamida Trimetoprim/sulfametoksazol, sulfonamida.
Antiviral Nukleosida piridin Asiklovir, gansiklovir, zidovudin, arimantadin dsb.
53INTERAKSI ANTIMIKROBA
- Obat-obat psikotropik ? banyak berinteraksi
dengan antimikroba. - Contoh senyawa antifungal, itrakonazol (
inhibitor sitokrom). Kadar plasma haloperidol
meningkat pada pasien skizoprenia yang
mendapatkan itrakonazol ? efek samping
neurologikal. - Kadar plasma alprazolam meningkat bila
digunakan bersama dengan itrakonazol ?
menyebabkan depresi fungsi psikomotor yang
signifikan. - Obat-obat gangguan saluran cerna seperti antasida
dan pemblok reseptor H2 (mis. Ranitidin)
mempengaruhi bioavailabilitas beberapa
antimikroba.
54Interaksi penting golongan beta laktam dan azol
- Sefalosporin furosemid Efek nefrotoksisitas
cefaloridin meningkat. Diduga furosemid
meningkatkan insiden nekrosis tubuler, sehingga
terjadi penurunan klirens dan peningkatan kadar
plasma cefaloridin. Sedangkan cefaloridin sendiri
nefrotoksik. -
55Interaksi penting golongan beta laktam dan azol
- Sefalosporin probenesid Kadar plasma beberapa
sefalosporin )cefalotin, cefalexin, cefamandol,
cefazolin, dll) ditingkatkan oleh probenesid.
Probenesid menghambat ekskresi via ginjal
sebagian besar sefalosporin dengan kompetisi
mekanisme ekskresi. Sehingga resiko nefrotoksik
meningkat -
56Interaksi penting golongan beta laktam dan azol
- Ketokonazol antikonvulsan
- Kadar serum ketokonazol diturunkan oleh fenitoin
(suatu induktor enzim) sehingga meningkatkan
metabolisme dan klirens ketokonazol ? perlu
peningkatan dosis ketokonazol.
57- Ketokonazol inhibitor pompa proton
- Omeprazol menurunkan asiditas lambung sehingga
menurunkan bioavailabilitas ketokonazol. - Ketokonazol adalah suatu basa sukar larut yang
harus diubah oleh asam menjadi garam HCl yang
larut. Senyawa yang mengurangi sekresi gastrin
seperti inhibitor pompa proton, antagonis H2 dan
antasid, meningkatkan pH lambung sehingga
kelarutan dan absorpsi ketokonazol berkurang. - Sebaliknya terjadi peningkatan kadar plasma
omeprazol karena hambatan metabolisme omeprazol.
58- Ketokonazol rifampisin
- Kadar serum ketokonazol berkurang 50-90,
sedangkan kadar serum rifampisin berkurang 50. - Tapi interaksi tidak terjadi bila keduanya
diberikan selang waktu 12 jam. - Mekanisme terjadi peningkatan laju metabolisme
di hati karena keduanya adalah induktor enzim.
59Interaksi golongan poliena
- Amfoterisin kortikosteroid terjadi kehilangan
K dan retensi garam air ? efek samping terhadap
fungsi jantung. - Data klinis 4 pasien yang mendapat amfoterisin
bersama 25-40 mg hidrokortison per hari
menunjukkan pembengkakan jantung gejala gagal
jantung. Ukuran jantung mengecil kondisi gagal
jantung menghilang 2 minggu setelah hidrokortison
dihentikan. -
60Interaksi golongan poliena
- Amfoterisin menyebabkan hilangnya K lewat urin,
sedang hidrokortison menyebabkan hilangnya K dan
retensi garam air ? kombinasi keduanya
menyebabkan hipokalemia dan overload sirkulasi
darah. - Monitor keseimbangan elektrolit dan cairan serta
fungsi jantung selama kombinasi kedua obat ini.
61Interaksi golongan makrolida tetrasiklin
- Kloramfenikol simetidin Terjadi anemia
aplastis pada pasien setelah mendapat kombinasi
keduanya (secara iv)selama 18 hari. - Mekanisme terjadi adisi efek depresan sumsum
tulang. -
62Interaksi golongan makrolida tetrasiklin
- Kloramfenikol fenobarbital Terjadi penurunan
kadar plasma kloramfenikol dan peningkatan kadar
plasma fenobarbital. - Mekanisme Fenobarbital adalah senyawa
penginduksi enzim hati yang poten ? meningkatkan
metabolisme dan klirens kloramfenikol ? kadar
plasma dan efeknya dikurangi. - Sebaliknya, kloramfenikol adalah penghambat
enzim hati yang poten ? menghambat metabolisme ?
meningkatkan efek barbital. -
63Interaksi golongan makrolida tetrasiklin
- Eritromisin simetidin simetidin meningkatkan
kadar plasma eritromisin hampir 2 x lipat. - Kasus klinis terjadi ketulian pada pasien yang
mendapat eritromisin 1 g/hari bersama simetidin
400 mg 2 xsehari. Gangguan pendengaran hilang 5
hari setelah eritromisin dihentikan. - Mekanisme simetidin adalah penghambat
demetilasi eritromisin sehingga metabolisme
dihambat ? kadar serum naik. Ketulian adalah efek
samping eritromisin yang terjadi karena naiknya
kadar eritromisin hingga MTC.
64Interaksi golongan makrolida tetrasiklin
- Eritromisin senyawa peng-asam atau pem-basa
urin Pada pengobatan infeksi saluran urin,
aktivitas antibakteri eritromisin maksimal pada
urin basa dan minimal pada urin asam. - Mekanisme pH urin tidak mempengaruhi kerja
ginjal terhadap eritromisin, tapi berpengaruh
langsung terhadap kerja eritromisin terhadap
bakteri. Diduga terjadi induksi mekanisme
transpor aktif pada dinding sel bakteri dan
perubahan ionisasi bakteri sehingga lebih mudah
melewati. dinding sel bakteri. - Jadi aktivitas eritromisin dapat ditingkatkan
dengan membasakan aurin ( dengan asetazolamida
atau NaHCO3)
65Interaksi golongan makrolida tetrasiklin
- Eritromisin senyawa peng-asam atau pem-basa
urin Pada pengobatan infeksi saluran urin,
aktivitas antibakteri eritromisin maksimal pada
urin basa dan minimal pada urin asam. - Mekanisme pH urin tidak mempengaruhi kerja
ginjal terhadap eritromisin, tapi berpengaruh
langsung terhadap kerja eritromisin terhadap
bakteri. Diduga terjadi induksi mekanisme
transpor aktif pada dinding sel bakteri dan
perubahan ionisasi bakteri sehingga lebih mudah
melewati. dinding sel bakteri. - Jadi aktivitas eritromisin dapat ditingkatkan
dengan membasakan aurin ( dengan asetazolamida
atau NaHCO3)
66Interaksi golongan aminoglikosida
- Aminoglikosida Pemblok kanal Ca Verapamil
melindungi ginjal dari kerusakan akibat
gentamisin. - Aminoglikosida sefalosporin Efek nefrotoksik
gentamisin dan tobramisin ditingkatkan pada
pemakaian bersama sefalosporin. - Aminoglikosida furosemid Pemakaian bersama
dapat mengakibatkan nefrotoksisitas dan
ototoksisitas. - Furosemid meningkatkan kerusakan ginjal yang
diinduksi aminoglikosida.
67Interaksi golongan rifamisin dan kuinolon
- Rifampisin antasida Absorpsi rifampisin
dikurangi hingga 1/3 pada pemakaian bersama
antasid. - Mekanisme Peningkatan pH lambung karena
antasid mengurangi disolusi rifampisin sehingga
mengurangi absorpsinya. Al juga dapat membentuk
khelat tak larut dengan rifampsisn, sedang Mg
trisilikat dapat mengadsobsi rifampisin.
68Interaksi golongan rifamisin dan kuinolon
- Kuinolon (siprofloxasin, ofloxasin, pefloxasin,
dll) antasida Kadar serum berbagai kuinolon
berkurang pada pemakaian bersama antasida Al dan
Mg ? beri interval 2-6 jam. - Mekanisme gugus fungsi tertentu (3-karbonil
4-oxo) pada antibiotik dapat membentuk khelat tak
larut dengan Al dan Mg sehingga mengurangi
absorpsinya. Khelat yang terbentuk relatif tidak
aktif sebagai antibakteri.
69Interaksi golongan rifamisin dan kuinolon
- Kuinolon probenesid Kadar serum cinoxasin,
fleroxasin, siprofloksasin dan asam nalidiksat
meningkat oleh probenesid ? ekskresi urin
dihambat oleh probenesid. - Pemberian 1 g probenesid 30 menit sebelum 500 mg
siprofloksasin menurunkan klirens renal
siprofloksasin hingga 50, tapi parameter
farmakokinetik lain tidak berubah (AUC, kadar
plasma) sehingga tidak terjadi akumulasi
siprofloksasin. - Tetapi interaksi terjadi dengan asam nalidiksat.
70Interaksi golongan sulfonamida
- Kotrimoxazol asam folat Efek asam folat untuk
terapi anemia megaloblastis dikurangi oleh
kotrimoxazol. - Kasus klinis 4 pasien anemia megaloblastis
yang diterapi dengan asam folat sambil mendapat
kotrimoxazol ? terapi gagal dan baru menunjukkan
keberhasilan setelah kotrimoxazol dihentikan. - Mekanisme diduga kotrimoxazol mengganggu
metabolisme asam folat dalam tubuh
71Interaksi golongan antiviral
- Asiklovir simetidin atau probenesid
- Simetidin probenesid meningkatkan kadar plasma
asiklovir. - Peningkatan AUC asiklovir disebabkan reduksi
klirens renalnya karena kompetisi sekresi di
tubulus ginjal.
72INTERAKSI OBAT-OBAT KARDIOVASKULAR
73ANTIARITMIA
- Aritmia gangguan laju ritme jantung ?
disebabkan penyakit atau pemakaian obat-obat
tertentu. - Penggolongan
- Kelas I pemblok kanal na (kuinidin,
prokainamid, disopiramid, dsb) - Kelas II pemblok reseptor ß-adrenergik
(propanolol, timolol, metoprolol, dsb) - Kelas III pemblok kanal K memperpanjang
depolarisasi (amiodaron, sotalol, bretilium,
ibutilid) - Kelas IV pemblok kanal kalsium (verapamil,
diltiazem)
74Interaksi kuinidin
- Obat-obat yang menginduksi enzim hepatik (
fenobarbital, fenitoin) ? memperpendek durasi
aksi kuinidin karena peningkatan laju
metabolisme. - Kuinidin meningkatkan kadar serum digoxin
(menurunkan klirens, volume distribusi dan
afinitas digoxin terhadap reseptor jaringan) dan
digitoxin (dengan menurunkan total klirens
digitoxin)
75Interaksi flekainid
- Simetidin mengurangi klirens flekainid total
sebesar 13-27 dan memperpanjang waktu paro
eliminasi pada orang sehat. - Pemberian flekainid bersama digoksin meningkatkan
kadar digoksin - Pemberian bersama propanolol menaikkan kadar
plasma keduanya.
76Interaksi lidokain
- Beta bloker dapat mengurangi aliran darah hati
pada penderita jantung dan akan menyebabkan
penurunan kecepatan metabolisme lidokain sehingga
meningkatkan kadar plasma. - Obat-obat yang bersifat basa dapat menggeser
lidokain dari ikatannya dengan asam
a-1-glikoprotein. - Kadar lidokain plasma meningkat pada pasien yang
diterapi simetidin, sehingga selama pemberian
simetidin perlu penyesuaian dosis lidokain. - Lidokain dapat memperkuat efek suksinilkolin
77Interaksi amiodaron
- Amiodaron menghambat aktivitas enzim hepatik ?
mengurangi metabolisme antikoagulan, antiaritmia
lain, fenitoin dan siklosporin. - Kadar flekainid meningkat hingga 60 pada
pemakaian bersama dengan amiodaron, karena
penurunan metabolisme dan/atau klirens renal dari
flekainid. - Kadar kuinidin meningkat hingga 60 pada
pemakaian bersama dengan amiodaron, karena
penurunan metabolisme dan/atau klirens renal dari
kuinidin, juga penggeseran kuinidin dari
ikatannya dengan protein. - Kadar prokainamid meningkat hingga 55 pada
pemakaian bersama dengan amiodaron, diduga karena
penurunan metabolisme dan/atau klirens renal dari
prokainamid.
78Interaksi amiodaron
- Pemakaian amiodaron bersama beta bloker atau
pemblok kanal Ca akan menyebabkan bradikardi dan
sinus arrest. - Amiodaron meningkatkan kadar plasma digoxin.
- Pemakaian bersama amiodaron dengan kumarin atau
warfarin menyebabkan peningkatan waktu pembekuan
darah, sehingga perlu penurunan dosis
antikoagulan. - Pemakaian bersama amiodaron dengan fenitoin bisa
menimbulkan toksisitas fenitoin karena
pengurangan metabolisme fenitoin.
79PENGHAMBAT RESEPTOR ADRENERGIK
80. Penghambat reseptor adrenergik ß (beta bloker)
- Antagonis ß-adrenergik mempu berikatan dengan
reseptor adrenergik-ß, sehingga dapat menggeser
ikatan reseptor ini dengan senyawa-senyawa
endogen seperti epinefrin dan norepinefrin. Beta
bloker secara luas digunakan untuk terapi
bermacam penyakit kardiovaskular seperti angina
pektoris, hipertensi, infark miokardial akut,
gagal jantung karena disfungsi sistol atau
diastol dan terapi aritmia. Contoh dari beta
bloker antara lain propanolol, metoprolol,
atenolol, pindololm dll.
81Interaksi beta bloker
- Penurunan absorpsi
- Absorpsi propanolol diturunkan oleh antasida dan
kolestiramin (juga kolestipol)? minum propanolol
1 jam sebelum obat-obat tersebut. - Perubahan metabolisme
- Simetidin menghambat enzim sitokrom ?
menurunkan metabolisme propanolol ? peningkatan
kadar plasma . - Obat-obat lain yang poten menghambat enzim ini
sehingga menghambat metabolisme propanolo adalah
kuinidin, propafenon, klorpromazin, flekainid,
fluoksetin dan antidepresan trisiklik. Sebaliknya
propanolol juga menghambat metabolisme hepatik
dan meningkatkan kadar plasma obat-obat lain
(flekainid, lidokain, nifedipin) melalui
penurunan aliran darah ke hati.
82Obat Efek yang dihasilkan Pengatasan
Absorpsi Absorpsi Absorpsi
Aluminium Penurunan adsorpsi ß-bloker dan penurunan efek terapetik Menghindari kombinasi Al dan ß-bloker
Klosetiramin, kolestipol Penurunan adsorpsi ß-bloker dan penurunan efek terapetik Menghindari kombinasi kolestiramin dan ß-bloker
Metabolisme Metabolisme Metabolisme
Simetidin Memperpanjang waktu paro propanolol Kombinasi harus dengan pengawasan
Aminofilin Inhibisi metabolisme propanolol Observasi respon pasien
Lidokain Pretreatment dengan propanolol meningkatkan kadar lidokain dan toksisitas potensialnya Kombinasi harus dengan perngawasan, gunakan dosis lidokain lebih rendah
Rifampisin Peningkatan metabolisme ß-bloker Observasi respon pasien
83Interaksi farmakodinamik Interaksi farmakodinamik Interaksi farmakodinamik
Ca channel inhibitor (verapamil, diltiazem) Potensiasi bradikardi, miodepresi dan hipotensi Hindari kombinasi ini
Amiodaron Dapat menginduksi cardiac arrest Kombinasi harus dengan pengawasan
Glikosida digitalis Potensiasi bradikardi Observasi respon pasien
Fenitoin Adisi efek depresan jantung Fenitoin diberikan iv dengan pengawasan
Kuinidin Adisi efek depresan jantung Observasi respon pasien
Antidepresan trisiklik Menghambat efek inotropik negatif dan kronotropik dari ß-bloker Observasi respon pasien
84Klonidin Hipertensi pada penghentian klonidin Monitor respon hipertensi, hentikan ß-bloker sebelum klonidin
Levodopa Antagonis efek hipotensi levodopa dan inotropik positif Monitor perubahan respon
Metildopa Hipertensi Monitor terhadap hipertensi
Fenilpropanolamin Hipertensi Monitor terhadap hipertensi
Indometasin Penghambtan respon antihipertensi Observasi respon pasien
Fenotiazin Efek hipotensi aditif Monitor perubahan respon, terutama pada fenotiazin dosis tinggi
Antidiabet oral Peningkatan hipogliemi, hipertensi Monitor perubahan respon diabetik
85Penghambat reseptor adrenergik a (alfa bloker)
- Hanya a1-bloker yang berguna untuk terapi
hipertensi. - Contoh prazosin, terazosin, doksazosin,
bunazosin - a1-bloker bekerja menghambat reseptor a1 di
pembuluh darah terhadap efek vasokonstriksi NE
dan E ? terjadi dilatasi arteriol dan vena.
86Penghambat reseptor adrenergik a (alfa-bloker)
- Golongan obat ini efektif menurunkan tekanan
darah secara akut tapi efeknya didapat dari
peningaktan cardiac output sehingga banyak efek
sampingnya. Obat-obat alfa-bloker yang selektif
adalah prazosin, terazosin, dan doxazosin (yang
efeknya paling panjang) adalah kelompok
antihipertensi yang juga mempunyai efek
menurunkan kolesterol LDL (low density
lipoprotein) dan meningkatkan kadar HDL.
87Penghambat reseptor adrenergik a (alfa-bloker)
- Golongan obat ini efektif menurunkan tekanan
darah secara akut tapi efeknya didapat dari
peningaktan cardiac output sehingga banyak efek
sampingnya. Obat-obat alfa-bloker yang selektif
adalah prazosin, terazosin, dan doxazosin (yang
efeknya paling panjang) adalah kelompok
antihipertensi yang juga mempunyai efek
menurunkan kolesterol LDL (low density
lipoprotein) dan meningkatkan kadar HDL.
88Interaksi alfa-bloker
- Doxazosin tidak menunjukkan interaksi pada
pemakaian bersama dengan obat-obat lain seperti
AINS (asetaminofen, aspirin, ibuprofen,
indometasin), antibiotik (eritromisin,
trimetoprim-sulfametoksazol, amoksisilin),
antihistamin (klorfeniramin), kortikosteroid obat
kardiovaskular (atenolol, HCT, propanolol), obat
saluran cerna (antasid), obat hipoglikemik dan
endokrin, sedativ dan trankuiliser (diazepam). - Kombinasi dengan antihipertensi lain (ß-bloker,
pemblok kanal Ca, diuretik, penghambat ACE) dapat
menyebabkan efek adisi penurunan tekanan darah.
Efek hipotensif prazosin meningkat bila digunakan
bersama alkohol atau antipsikotik.
89VASODILATOR
- Penghambat kanal kalsium
- Penghambat kanal Ca sudah digunakan secara luas
untuk terapi hipertensi, angina, aritmia dan
gangguan jantung lain. Penghambat kanal Ca
digolongkan menjadi 2 yaitu dihidropiridin
(israpidin, felodipin, nifedipin, dll) dan
verapamil dan diltiazem.
90Interaksi obat
- Dihidropiridin
- Penginduksi sitokrom P450 3A antikonvulsan
(fenitoin, fenobarbital, karbamazepin) ?
meningkatkan metabolisme lintas pertama dan
menurunkan bioavailabilitas dihidropiridin.
Sebaliknya ketokonazol, eritromisin,
klaritromisin, simetidin menghambat enzim
sitokrom ini ? meningkatkan bioavailabilitas
dihidropiridin.
91Verapamil
- Penghambat atau penginduksi sitokrom P450 3A
meningkatkan atau menurunkan bioavailabilitas
verapamil. Sebaliknya verapamil juga dapat
menghambat enzim ini, sehingga pemakaian bersama
dengan obat-obat lain yang dimetabolisme oleh
sitokrom ini memerlukan monitoring khusus. Contoh
obat yang berinteraksi dengan verapamil adalah
siklosporin, dioxin, digitoxin, kuinidin,
terfenadin dan sebagain besar dihidropiridin. - Verapamil juga dapat menggeser digitalis dari
ikatan dengan protein sehingga meningkatkan kadar
digitalis bebas dan dapat terjadi toksisitas.
92Penghambat ACE (ACE inhibitor)
- Penghambat ACE mengambat secara spesifik enzim
konversi yang memutuskan ikatan peptidildipeptida
pada angiotensin I sehingga tidak terbentuk
angiotensin II. Karena angiotensin II tidak
terbentuk sedangkan angiotensin I tidak aktif
maka terjadi kelumpuhan/kegagalan sistem
renin-angiotensin sehingga hilanglah efek endogen
dari angiotensin II yaitu vasokonstriksi dan
stimulan sintesis aldosteron. Contoh obat-obat
penghambat ACE adalah kaptopril, enalapril,
lisinopril, dll.
93Interaksi
- Antasid menurunkan absorpsi saluran cerna
kaptopril jika digunakan bersama. - Penghambat ACE meningkatkan aktivitas antidiaber
oral termasuk golongan gliburid dan biguanid,
sehingga bisa terjadi hipoglikemia - Kaptopril dapat meningkatkan efek obat-obat
antihipertensi dan diuretik bila diberikan
bersama, dimana peningkatan efek ini dapat
dihambat oleh indometasin dan AINS lain.
94Interaksi
- Kadar serum digoxin meningkat 15-30 pada pasien
gagal jantung yang menerima kaptopril dan digoxin
bersama-sama. Tetapi hiperkalemia yang diinduksi
kaptopril dapat menghentikan peningkatan kadar
digoxin sehingga secara klinis pemakaian bersama
kedua obat ini tidak menunjukkan efek samping
berarti. - Probenesid menurunkan klirens renal kaptopril
menyebabkan kadar serum yang lebih tinggi,
sehingga bisa terjadi hipotensi. - Kaptopril menurunkan ekskresi renal litium
menyebabkan toksisitas litium.
95Antagonis reseptor AT1
- Antagonis reseptor AT1 adalah pemblok katan
angiotensin II dengan reseptor tipe a (AT1).
Blokade reseptor ini menurunkan tekanan darah dan
kadar plasma aldosteron. Contoh golongan ini
adalah losartan, valsartan, irbesartan,
candesartan, dll.
96Interaksi
- Losartan adalah suatu prodrug yang menjadi bentuk
aktif setelah dimetabolisme di hati oleh isoenzim
sitokrom P450 C9 dan 3A. Obat-obat yang
menghambat enzim sitokrom P450 C9 (fluvastatin,
fluvoxamin, metronidazol, ritonavir) dan sitokrom
P450 3A dapat menghambat konversi losartan
menjadi bentuk aktifnya sehingga mengurangi
efektivitasnya. - Irbesartan dimetabolisme di hati oleh sitokrom
P450 C9. Obat-obat yang menginduksi enzim ini
akan meningkatkan metabolisme dan menurunkan
efektivitas irbesartan. - Valsartan dan eprosartan tidak membutuhkan
aktivasi dan tidak dimetabolisme secara
signifikan sehingga resiko interaksi obat kecil.
97DIGITALIS
- Mekanisme kerja
- Sifat farmakodinamik utama inotropik positif,
yaitu meningkatkan kontraksi miokardium. - Pada penderita yang mengalami gangguan fungsi
sistolik, efek ini akan menyebabkan peningkatan
curah jantung sehingga tekanan darah vena
berkurang, ukuran jantung mengecil, dan refleks
takikardi yang merupakan kompensasi jantung
diperlambat. - Efek inotropik positif digitalis didasarkan atas
2 mekanisme, yaitu a. penghambatan enzim
NaKadenosin trifosfatase (NaK-ATPase) yang
terikat di membran sel miokard dan berperan dalam
mekanisme pompa Na, dan - b. peningkatan arus masuk lambat (slow inward
current) Ca ke intrasel pada potensial aksi.
98Interaksi farmakokinetik
- kolestiramin, kolestipol, kaolin-pektin
menurunkan absorpsi digoksin. Pisahkan pemakaian. - Metoklopramid mengurangi absorpsi tablet digoksin
- Amiodaron mengurangi klirens digoksin dan dapat
menyebabkan efek aditif terhadap denyut jantung.
Sebaiknya dosis digoksin dikurangi 50 bila
diberikan bersama amiodaron - Siklosporin meningkatkan kadar plasma digoksin,
disebabkan oleh pengurangan klirens renal. - Eritromisin, klaritromisin dan tetrasiklin dapat
meningkatkan kadar plasma digoksin.
99Interaksi farmakokinetik
- Indometasin meningkatkan kadar plasma dan
toksisitas digoksin. - Itrakonazol meningkatkan kadar plasma digoksin.
- Neomisin menurunkan absorpsi digoksin
- Propafenon meningkatkan kadar plasma digoksin.
- Propiltiourasil meningkatkan kadar plasma
digoksin dengan cara mengurangi homon tiroid - Kuinidin (perhatikan juga hidroksiklorokuin dan
kuinin) meningkatkan kadar plasma digoksin,
karena menggeser digitalis dari ikatannya di
jaringan.
100Interaksi farmakokinetik
- Rifampisin dan senyawa-senyawa antkonvulsan
(fenitoin, fenobarbital, karbamazepin) mengurangi
absorpsi digoksin. - Spironolakton dapat meningkatkan kadar plasma
digoksin (dengan menurunkan klirens), tapi dapat
juga menurunkan efek inotropik digoksin. Perlu
dilakukan monitor ketat pada kombinasi kedua obat
ini. - Sulfasalazin menurunkan absorpsi digoksin
- Obat-obat penginduksi enzim metabolisme hati
(fenlbutazon, fenobarbital, fenitoin, rifamoisin,
dll) mempercepat metabolisme digitoksin.
101Interaksi farmakodinamik
- Amilorid mengurangi respon inotropik digoksin
- Senyawa beta bloker (mis. Propanolol) memberikan
efek aditid pada denyut jantung - Suksinilkolin meningkatkan resiko aritmia
- Verapamil dan diltiazem meningkatkan kadar serum
digoksin - Obat-obat yang menyebabkan hipokalemia (diuretik
loop dan tiazid, amfoterisin B) dapat
mempotensiasi toksisitas digoksin.
102Diuretik
- Diuretik bekerja dengan mengurangi reabsorpsi
NaCl di tempat-tempat yang berbeda di nefron,
sehingga meningkatkan ekskresi natrium, klorida
dan air. Diuretik dikelompokkan menjadi 3
golongan berdasarkan tempat kerjanya
103Diuretik
- Diuretik tiazida
- Diuretik kuat
- Diuretik hemat kalium
104Diuretik tiazida
- Tempat kerja utama di hulu tubuli distal.
- Mekanisme kerjanya penghambatan reabsorpsi
NaCl. - Contoh hidroklorotiazida, bendroflumetiazid,
klortalidon, indapamid.
105INTERAKSI TIAZID
- HCT memberikan efek aditif bila diberikan bersama
obat antihipertensi atau diuretik lain, sehingga
perlu penyesuaian dosis. - HCT menginduksi gangguan elektrolit (hipokalemia,
hipomagnesia, hiperkalsemia), dimana pada pasien
yang diterapi digoksin dapat menyebabkan terjadi
toksisitas digoksin (aritmia fatal). - HCT bila diberikan bersama senyawa lain penyebab
hipokalemia dapat memperparah kondisi hipokalemia.
106Interaksi Tiazida
- Diuretik tiazida menurunkan klirens litium
sehingga dapat meningkatkan kadar plasmanya. - HCT menurunkan efek hipoglikemik obat antidiabet
oral. - HCT menurunkan klirens amantadin sehingga
meningkatkan kadar plasma dan resiko
toksisitasnya.
107Interaksi Tiazida
- AINS menurunkan aktivitas diuretik dan
antihipertensi melalui penghambatan biosintesis
prostaglandin renal. - Kolestiramin dan kolestipol dapat berikatan
dengan obat-obat yang bersifat asam termasuk
diuretik tiazid di saluran cerna sehingga
menurunkan absorpsi diuretik tiazid.
108Diuretik kuat
- Tempat kerja utama loop of Henle
- Mekanisme kerjanya melalui penghambatan
terhadap transport elektrolit Na, K danCl. - Merupakan antihipertensi yang lebih efektif
dibanding tiazid untuk hipertensi dengan gangguan
fungsi ginjal atau gagal jantung. - Efek samping hampir sama dengan tiazid kecuali
tidak menyebabkan hiperkalsemia. - Contoh furosemid
109Interaksi
- Interaksi dengan vasodilator terutama penghambat
ACE (enalapril, kaptopril). Furosemid menurunkan
volume darah sirkulasi, sehingga keseimbangan air
dan elektroalit dalam darah harus distabilkan
dulu sebelum ditambah vasodilator. - Bronkodilator teofilin dapat mencapai kadar yang
tinggi dalam darah bila dikombinasi dengan
furosemid sehingga dosis teofilin harus
dikurangi. - Diuretik loop dapat menginduksi toksisitas
jantung karena digitalis.
110INTERAKSI
- Furosemid dapat menggeser ikatan protein plasma
warfarin dan klofibrat sehingga meningkatkan
kadar plasma obat-obat ini. - Diuretik loop mengurangi klirens renal litium dan
meningkatkan kadar plasma. - Diuretik loop meningkatkan toksisitas renal
golongan sefalosporin - Furosemid meningkatkan toksisitas telinga dan
jantung antibiotik aminoglikosida (amikasin,
gentamisin, dsb),
111Diuretik hemat kalium
- Tempat kerja utama di hilir tubuli distal dan
duktus koligentes daerah korteks - Mekanisme kerjanya penghambatan reabsorpsi Na
dan sekresi K dengan jalan antagonisme kompetitif
(spironolakton) atau secara langsung (triamteren
dan amilorid).
112Diuretik hemat kalium
- Merupakan diuretik lemah? kombinasi dengan
diuretik lain untuk mencegah atau mengurangi efek
samping hipokalemia. - Menyebabkan hiperkalemia, terutama pada penderita
dengan gangguan fungsi ginjal, atau bila
dikombinasi dengan penghambat ACE, suplemen
kalium atau AINS.
113ANTIHEMOSTATIK
- Antikoagulan
- Heparin dan warfarin adalah antikoagulan standar
yang banyak digunakan secara klinis. Warfarin
adalah antagonis vitamin K yang bekerja melalui
penghambatan faktor koagulasi II, VII, IX dan X.
114Interaksi warfarin
- Penurunan absorpsi
- Kolestiramin dan kolestipol menurunkan absorpsi
warfarin. Obat-obat ini juga meningkatkan
eliminasi warfarin dengan mempengaruhi
resirkulasi hepatik ? diperlukan peningkatan
dosis warfarin sambil selalu memonitor waktu
pembekuan. Setelah terapi resin (kolestipol atau
kolestiramin) dihentikan, dosis warfarin harus
diturunkan kembali.
115Interaksi warfarin
- Perubahan metabolisme
- Warfarin dimetabolisme oleh sitokrom hati yang
diinduksi oleh antikonvulsan (fenobarbital,
fenitoin dan karbamazepin), rifampisin,
glutetimid dan griseofulv8in. Pemakaian warfarin
bersama obat-obat ini meningkatkan klirens
warfarin sehingga dibutuhkan dosis yang lebih
tinggi untuk mendapatkan efek farmakologis.
116Interaksi warfarin
- Efek terhadap ikatan albumin
- Warfarin dalam sirkulasi terikat kuat pada
albumin. Pemakaian warfarin bersama AINS yang
juga terikat kuat albumin dapat mengakibatkan
terjadinya pergeseran ikatan warfarin dari
protein sehingga terjadi peningkatan kadar bentuk
bebas warfarin yang aktif dengan demikian juga
terjadi peningkatan resiko perdarahan.
117Antiplatelet
- Senyawa-senyawa antiplatelet bekerja dengan
mempengaruhi fungsi platelet seperti agregasi,
pelepasan isi granul dan vasokonstriksi yang
diperantarai oleh platelet. Berdasarkan mekanisme
kerja digolongkan
118Kelas I
- Aspirin dan senyawa sejenis (AINS dan
sulfinpirazon) menghambat secara ireversibel
siklooksigenase, enzim yang berperan dalam
sintesis prostaglandin dan tromboksan dari asam
arakidonat. - Keterangan dan interaksi tentang obat ini dibahas
dalam bagian AINS.
119Kelas II
- Dipiridamol menghambar pemutusan AMP siklik
(cAMP) yang dimediasi fosfodiesterase, sehingga
mencegah aktivasi platelet melalui berbagai
mekanisme.
120Kelas II
- Interaksi obat
- Dipiridamol meningkatkan kadar plasma dan efek
kardiovaskular dari adenosi, sehingga dibutuhkan
penyesuaian dosis adenosin. - Dipiridamol dapat meningkatkan efek hipotensif
obat-obat yang menurunkan tekanan darah.
121Kelas III
- Ticlopidon dan clopidogrel menunjukkan aktivitas
antiplatelet dengan menghambat ikatan terhadap
ADP.
122Kelas III
- Interaksi obat (Ticlopidin)
- Antasida pemakaian ticlopidon setelah antasid
menurunkan kadar plasma ticlopidin hingga 18. - Simetidin pemakaian karonik simetidin
menurunkan klirens ticlopidin hingga 50. - Digoksin Pemakaian bersama ticlopidin dan
digoxin menurunkan sedikit penurunan (15) kadar
plasma digoksin, tapi tidak sampai menunjukkan
perubahan efek digoksin yang bermakna. - Teofilin ticlopidin meningkatkan waktu paro
eliminasi dari teofilin.
123ANTILIPID/HIPOLIPIDEMIK
- Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipid plasma. - Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol,
trigliserida, fosfolipid dan asam bebas tidak
larut dalam cairan plasma. - Agar lipid plasma dapat diangkut dalam sirkulasi,
maka susunan molekul lipid tersebut perlu
dimodifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang
bersifat larut dalam air.
124Obat-obat yang dapat menurunkan kadar lipoprotein
plasma
- Asam fibrat (ex. Klofibrat, gemfibrozil)
- Resin (kolestiramin , kolestipol)
- Penghambat HMGCoA Reduktase
- (mevastatin, pravastatin, levastatin dan
simvastatin)
125Klofibrat
- Klofibrat menurunkan kadar VLDL, selain itu kadar
kolesterol dan LDL juga turun. Mekanisme kerjanya
dengan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase
sehingga katabolisme lipoprotein
kaya-trigliserida seperti VLDL dan LDL meningkat. - Klofibrat diabsorpsi melalui usus secara lengkap.
Ekskresi melalui urin sebagai glukuronid.
126Klofibrat
- Interaksi obat
- Pemberian klofibrat bersama kolestiramin sedikit
menunda tercapainya kadar puncak plasma. - Klofibrat menggeser antikoagulan oral dari
ikatannya dengan albumin dan memperkuat efek
obat-obat ini.
127Gemfibrozil
- Gemfibrozil sangat efektif menurunkan trigliserid
plasma, sehingga produksi VLDL dalam hati
menurun. Gemfibrozil meningkatkan aktivitas
lipoprotein lipase sehingga klirens partikel kaya
trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga
dapat meningkat pada pemberian obat ini.
128Gemfibrozil
- Interaksi
- Seperti klofibrat, gemfibrozil juga meningkatkan
efek antikoagulan warfarin. - Kombinasi dengan resin menembah efek obat.
- Pemberian bersama penghambat HMG CoA reduktase
juga meningkatkan efek obat.
129Resin
- Contoh obat-obat golongan ini adalah kolestiramin
dan kolestipol. - Keduanya menurunkan kadar kolesterol plasma
dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran
cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik
sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam
dalam tinja meningkat. - Penurunan asam empedu oleh pemberian resin ini
menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu
yang berasal dari kolesterol.
130Resin
- Interaksi
- Kolestiramin dan kolestipol mengganggu absorpsi
vitamin A, D dan K karena gangguan absorpsi
lemak. - Obat ini mengganggu absorpsi klorotiazid,
tiroksin, digitalis, besi, fenilbutason dan
warfarin, sehingga obat-obat ini harus diberikan
1 jam sebelum atau 4 jam sesudah kolestiramin.
131Penghambat HMGCoA Reduktase
- Golongan obat ini bersifat kompetitor kuat
terhadap HMG CoA-reduktase (hidroksi metil
glutamil koenzim-A reduktase), suatu enzim yang
mengontrol biosintesis kolesterol. - Obat-obat ini efektif menurunkan kadar LDL
kolesterol plasma.
132Penghambat HMGCoA Reduktase
- Penghambat HMG CoA-reduktase bekerja dengan
menghambat sintesis kolesterol di hati sehingga
menurunkan kadar LDL plasma. - Obat yang penting adalah mevastatin, pravastatin,
levastatin dan simvastatin.
133Interaksi
- Derivat asam fibrat dan asam nikotinat.
- Kombinasi pravastatin dan gemfibrozil tidak
dianjurkan karena terjadi penurunan ekskresi urin
dan ikatan protein pravastatin. - Antikoagulan
- Tidak ada efek klinis yang signifikan bila
dipakai bersama antikoagulan, tapi perlu monitor
perdarahan dan naiknya waktu pembekuan darah bila
dilakukan peningkatan dosis pravastatin. -
134Interaksi
- Digoxin
- Pemakaian bersama digoxin dan atorvastatin
meningkatkan kadar tunak plasma digoxin hingga
20. - Antasid
- Pemakaian suspensi antasid berisi Al dan Mg
menurunkan kadar plasma atorvastatin hingga 35 - Simetidin
- Atorvastatin simetidin menurunkan efektivitas
penurunan trigliserida hingga 26-34 - Eritromisin
- Atorvastatin eritromisin (suatu inhibitor
sitokrom) meningkatkan kadar plasma atorvastatin
hingga 40