OUTDOOR PROPAGATION MODEL PADA SISTEM CELLULAR - PowerPoint PPT Presentation

1 / 46
About This Presentation
Title:

OUTDOOR PROPAGATION MODEL PADA SISTEM CELLULAR

Description:

Jika lingkungan berupa gedung bertingkat dengan tinggi rata-rata ... Dengan lingkungan area rural dengan pemantulan (scater) rumah ... Milder propagation ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:2428
Avg rating:5.0/5.0
Slides: 47
Provided by: ukekur
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: OUTDOOR PROPAGATION MODEL PADA SISTEM CELLULAR


1
OUTDOOR PROPAGATION MODELPADA SISTEM CELLULAR
2
KLASIFIKASI DAERAH
  • DAERAH URBAN ( PERKOTAAN )
  • SMALL or MEDIUM sized CITY.
  • Jika lingkungan berupa gedung bertingkat
    dengan tinggi rata-rata kurang dari 5 tingkat,
    lebar jalan kurang dari 15 m.
  • LARGE CITY.
  • Jika lingkungan berupa gedung bertingkat
    dengan tinggi rata-rata lebih dari 5 tingkat
    lebar jalan lebih dari 15 m.

3
  • 2. DAERAH SUB-URBAN (PEDESAAN).
  • Dengan lingkungan area rural dengan pemantulan
    (scater) rumah dan pepohonan.
  • 3. DAERAH RURAL (OPEN AREA)
  • Dengan lingkungan sawah, padang
  • rumput.

4
(No Transcript)
5

6
(No Transcript)
7
1. Pendahuluan
Karakteristik propagasi pada jaringan bergerak
(seluler) berbeda dibandingkan dengan
karakteristik propagasi pada jaringan tetap.
Pada jaringan bergerak fading yang terjadi lebih
hebat dan fluktuatif dibandingkan
dengan jaringan tetap.
Untuk menghitung path loss pada propagasi
jaringan seluler telah banyak dilaakukan
percobaan dan penelitian. Beberapa diantaranya
yang sering dipakai adalah
  • Model Hata
  • Model Walfisch-Ikegami ( COST-231 )
  • Model Okumura
  • dll

8
Macrocells
PROPAGATION MODEL
  • In early days, the models were based on emprical
    studies
  • Okumura did comprehesive measurements in 1968 and
    came up with a model.
  • Discovered that a good model for path loss was a
    simple power law where the exponent n is a
    function of the frequency, antenna heights, etc.
  • Valid for frequencies in 100MHz 1920 MHz
    for distances 1km 100km

9
(No Transcript)
10
Cellular radio planning Path Loss in dB
Lfs 32.44 20 log f (MHz) 20 log d (km)
11
(No Transcript)
12
Okumura Model
  • L50(d)(dB) LF(d) Amu(f,d) G(hte) G(hre)
    GAREA
  • L50 50th percentile (i.e., median) of path loss
  • LF(d) free space propagation pathloss.
  • Amu(f,d) median attenuation relative to free
    space
  • Can be obtained from Okumuras emprical plots
    shown in the book (Rappaport), page 151.
  • G(hte) base station antenna heigh gain factor
  • G(hre) mobile antenna height gain factor
  • GAREA gain due to type of environment
  • G(hte) 20log(hte/200) 1000m gt hte gt 30m
  • G(hre) 10log(hre/3) hre lt 3m
  • G(hre) 20log(hre/3) 10m gt hre gt 3m
  • hte transmitter antenna height
  • hre receiver antenna height

Cellular radio planning Path Loss in dB
Lfs 32.44 20 log f (MHz) 20 log d (km)
13

14
(No Transcript)
15
(No Transcript)
16
Hata Model
  • Valid from 150MHz to 1500MHz
  • A standard formula
  • For urban areas the formula is
  • L50(urban,d)(dB) 69.55 26.16logfc -
    13.82loghte a(hre)
    (44.9 6.55loghte) log d where
  • fc is the ferquency in MHz
  • hte is effective transmitter antenna height in
    meters (30-200m)
  • hre is effective receiver antenna height in
    meters (1-10m)
  • d is T-R separation in km
  • a(hre) is the correction factor for effective
    mobile antenna height which is a function of
    coverage area
  • a(hre) (1.1logfc 0.7)hre (1.56logfc 0.8)
    dB
  • for a small to medium sized city

17
(No Transcript)
18
(No Transcript)
19
2. Model Hata
  • Daerah urban

Model Hata pada daerah urban berlaku rumus sbb
L50(u) C1 C2 log ( f ) - 13,82 log (hb) a
(hm) 44,9 6,55log (hb) log (d).
Dimana
f frekuensi (MHz) hb tinggi antena BTS
(m) hm tinggi antena MS (m) d jarak antara
BTS MS (km) C1 69,55 untuk 400 ? f ?
1500 46,3 untuk 1500 lt f ? 2000 C2
26,16 untuk 400 ? f ? 1500 33,9
untuk 1500 lt f ? 2000
a(hm) 1,1log (f) - 0,7 hm 1,56 log(f)
0,8
20
  • Daerah dense urban

Model Hata pada daerah urban berlaku rumus sbb
L50(du) C1C2 log ( f )-13,82 log (hb) a
(hm) 44,9 6,55log (hb) log (d)Cm
Dimana
f frekuensi (MHz) hb tinggi antena BTS
(m) hm tinggi antena MS (m) d jarak antara
BTS MS (km) C1 69,55 untuk 400 ? f ?
1500 46,3 untuk 1500 lt f ? 2000 C2
26,16 untuk 400 ? f ? 1500 33,9
untuk 1500 lt f ? 2000 Cm 3 dB
a(hm) 3,2 log(11,75hm) 2 4,97
21
  • Daerah suburban

L50(su) L50(u) 2log(f/28)2 5,4
  • Daerah rural terbuka

L50(rt) L50(u) 4,78log(f)2 18,33log(f)
40,94
22
Prediction Model
Okumura-Hata Prediction Model
Kelebihan mudah digunakan ( langsung
dimasukkan pada rumus jadi ) Kekurangan
tidak ada parameter eksak yang tegas antara
daerah kota, daerah suburban, maupun
daerah terbuka
  • Daerah kota

Lu 69,55 26,16log fC 13,83log hT a(hR)
44,9 6,55 log hT log d
Dimana ,
150 ? fC ? 1500 MHz 30 ? hT ? 200 m , 1 ? hr ?
10 m 1 ? d ? 20 km a(hR) adalah faktor koreksi
antenna mobile yang nilainya adalah sebagai
berikut
  • Untuk kota kecil dan menengah,
  • a(hR) (1,1 log fC 0,7 )hR (1,56 log fC
    0,8 ) dB, dimana, 1 ? hR ? 10 m
  •  Untuk kota besar,
  •   a(hR) 8,29 (log 1,54hR )2 1,1 dB
    fC ? 300 MHz
  • a(hR) 3,2 (log 11,75hR )2 4,97 dB
    fC gt 300 MHz

23
Okumura-Hata Prediction Model
  • Daerah Suburban
  • Daerah Open Area

24
Prediction Model
COST-231 ( PCS Extension Hata Model)
Merupakan formula pengembangan rumus Okumura Hata
untuk frekuensi PCS ( 2GHz)
dimana ,
1500 MHz ? fC ? 2000 MHz 30 m ? hT ? 200 m , 1
m ? hR ? 10 m 1 ? d ? 20 km a(hR) adalah faktor
koreksi antena mobile yang nilainya sebagai
berikut
  • Untuk kota kecil dan menengah,
  • a(hR) (1,1 log fC 0,7 )hR (1,56 log
    fC 0,8 ) dB
  •   dimana, 1 ? hR ? 10 m
  •  Untuk kota besar,
  •   a(hR) 8,29 (log 1,54hR )2 1,1 dB
    fC ? 300 MHz
  • a(hR) 3,2 (log 11,75hR )2 4,97 dB
    fC ? 300 MHz

25
Prediction Model
COST231 Walfish Ikegami Model
Cost231 Walfish Ikegami Model digunakan untuk
estimasi pathloss untuk lingkungan urban untuk
range frekuensi seluler 800 hingga 2000 MHz.
  • Wallfisch/Ikegami model terdiri dari 3 komponen
  • Free Space Loss (Lf)
  • Roof to street diffraction and scatter loss
    (LRTS)
  • Multiscreen loss (Lms)

Lf LRTS Lms
LC
Lf untuk LRTS Lms lt 0
  • Lf 32.4 20 log10 R 20 log10 fc

dimana R (km) fc (MHz)
  • LRTS -16.9 10 log10 W 20 log10 fc 20
    log10 ?hm L?

di mana L?
-10 0.354? 0 lt ? lt 35 2.5 0.075(? - 35)
35 lt ? lt 55 4.0 0.114(? - 55) 55 lt ? lt 90
26
Prediction Model
COST231 Walfish Ikegami Model
  • Lms Lbsh ka kd log10 R kf log10 fc - 9
    log10 b

-18 log10 (1 ?hm ) hb lt hr ? hb gt hr
dimana Lbsh
54 hb gt hr 54 0.8hb d gt 500 m hb lt hr 54
0.8 ?hb . R 55 lt ? lt 90
ka
Catatan Lsh dan ka meningkatkan path loss
untuk hb yang lebih rendah.
18 hb gt hr 18 15 (?hb/?hr ) hb lt hr
kd
4 0.7 (fc/925 - 1 4 1.5 (fc/925 - 1)
Untuk kota ukuran sedang dan suburban dengan
kerapatan pohon cukup moderat
kf
Pusat kota metropolitan
27
3. WALFISCH-IKAGEMI (MODEL COST 231)
  • Model ini valid d 5km, hb 50m, micro cell,
    data base
  • gedung dan jalan yang lengkap
  • Pada prinsipnya model ini terdiri dari 3 elemen
    yaitu
  • - Free Space Loss,
  • - Rooftop to Street Diffraction Scatter
    Loss,
  • - Multi Screen Loss, seperti rumus berikut

L50 Lf Lrts Lms
L50 Lf , jika Lrts Lms 0
Lf free space loss, Lrts rooftop to street
diffraction scatter dan Lms multi screen loss
  • Seperti disinggung di depan Lf dapat dihitung
    dengan rumus

Lf 32,4 20log r 20 log fc (dB)
28
  • Lrts dapat dihitung dengan rumus

Lrts - 16,9 -10log W 10log fc 20log ?hm
L0 (dB)
  • Variable yang mendukung rumus di atas ditunjukan
    seperti
  • gambar berikut

R
?
?hb
hb
?hm
hr
hm
w
b
W lebar jalan (m) dan ?hm hr hm (m)
Lrst 0 jika ?hm 0
29
building
building
?
building
building
?
L0 -10 0,354 dB untuk 00? ? lt
350
L0 2,5 0,075(?-35) dB untuk 350 ? lt
550
L0 4 - 0,114(?-55) dB untuk 550 ?
900
30
  • Lms dapat dihitung dengan rumus

Lms Lbsh ka kd log r kflog fc 9logb
(dB)
gt 0
Lbsh -18log(1 )
Untuk
?hb
?hb
0
Untuk
?hb
0
Untuk
?hb
gt 0
Ka 54
0
Untuk r ?0,5 dan
?hb
?hb
Ka 54 0,8
0
Untuk r lt 0,5 dan
?hb
Ka 54 1,6
?hb r
Untuk
?hb
gt 0
Kd 18
?hb
0
Untuk
?hb
Kd 18 -15 (
)
hr
f
Untuk urban dan suburban
Kf -4 0,7 (
-1 )
925
f
Untuk dense urban
Kf -4 1,5 (
-1 )
925
31
Contoh
Tentukan loss propagasi dengan menggunakan model
Hata dan COST 231 antara BTS dan MS pada daerah
dense urban jika diketahui data-data sbb
f 1887 MHz, hm 1,5 m , hb 30 m, r 3km
, hr 30 m ? 900 , b 30 m, W 15 m
32
SOLUSI DENGAN MODEL HATA
  • Daerah dense urban

a(hm) 3,2 log(11,75hm )2 - 4,97
0
L50(du)C1C2log(f)-13,82log(hb)-a(hm)
44,9-6,55log(hb)log(r) Cm
46,3 33,9log(1887) 13,82log(30) 0 44,9
6,55log(30)log(3) 3
156,7 dB
  • Daerah urban

L50 L50(du) - Cm
156,7 3 153,7 dB
  • Daerah suburban

L50(su) L50(u) 2log(1887/28)2 5,4
141,6 dB
33
SOLUSI DENGAN MODEL COST 231
  • Menentukan Free space loss ( Lf )

Lf 32,4 20log(f) 20log(r) 32,4
65,5 9,54 107,44 dB
  • Menentukan Lrts

Lrts -16,9 10log(W) 10log(f) 20log(?h)
L0 33,2
  • Lms Lbsh Ka Kdlog(r) Kflog(f) 9log(b)
  • 0 54 8,59 -10,8 -13,29
  • 38,5 dB
  • L50 Lf Lrts Lms
  • 107,44 33,2 38,5
  • 179,14 dB

34
Prediction Model
Lees Prediction Model
Dalam persamaan linear,
Dalam persamaan logaritmik (dB),
Pr Daya terima pada jarak r dari
transmitter. Pro Daya terima pada jarak ro
1 mil dari transmitter. g Slope /
kemiringan Path Loss n Faktor koreksi,
digunakan apabila ada perbedaan frekuensi
antara kondisi saat eksperimen dengan kondisi
sebenarnya. ao Faktor koreksi, digunakan
apabila ada perbedaan keadaan antara kondisi
saat eksperimen dengan kondisi sebenarnya.
Kondisi saat eksperimen dilakukan, 1. Operating
Frequency 900 MHz. 2. RBS antenna 30.48 m 3.
MS antenna 3 m 4. RF Tx Power 10 watt 5. RBS
antenna Gain 6 dB over dipole l/2. 6. MS
antenna Gain 0 dB over dipole l/2.
35
Lees Prediction Model
ao faktor koreksi
Pro and g didapat dari data hasil percobaan
ao a1 . a2 . a3 . a4 . a5
in urban area (Philadelphia), Pro 10-7
mWatts g 3.68
in free space, Pro 10-4.5 mWatts g 2
in an open area, Pro 10-4.9 mWatts g
4.35
in urban area (Tokyo), Pro 10-8.4 mWatts g
3.05
in sub urban area, Pro 10-6.17 mWatts g
3.84
36
Lees Prediction Model
Correction factor to determine v in a2
n diperoleh dari percobaan / empiris
v 2, for new mobile-unit antenna heigh gt 10 m
Harga n diperoleh dari hasil percobaan
yang dilakukan oleh Okumura dan Young
v 1, for new mobile-unit antenna heigh lt 3 m
Berdasarkan eksperimen oleh Okumura n30 dB/dec
untuk Urban Area.
Berdasarkan eksperimen oleh Young n20 dB/dec
untuk Sub.Urban Area atau Open Area
n hanya berlaku untuk frekuensi operasi 30 sd.
2,000 MHz
37
Lees Prediction Model
38
Lees Pathloss Formula Untuk Berbagai Jenis
Kondisi Lingkungan
ao a1 . a2 . a3 . a4 . a5
persamaan umum,
39
Microcells
  • Propagation differs significantly
  • Milder propagation characteristics
  • Small multipath delay spread and shallow fading
    imply the feasibility of higher data-rate
    transmission
  • Mostly used in crowded urban areas
  • If transmitter antenna is lower than the
    surrounding building than the signals propagate
    along the streets Street Microcells

40
Macrocells versus Microcells
41
Street Microcells
  • Most of the signal power propagates along the
    street.
  • The sigals may reach with LOS paths if the
    receiver is along the same street with the
    transmitter
  • The signals may reach via indirect propagation
    mechanisms if the receiver turns to another
    street.

42
Street Microcells
D
Building Blocks
C
B
A
Breakpoint
received power (dB)
received power (dB)
B
A
A
n2
n2
Breakpoint
1520dB
C
n4
D
n48
log (distance)
log (distance)
43
Diagram Parameter
Building
Building
MOBILE
?
Building
Incident Wave
? incident angle relative to street
Building
44
Model Rugi-Rugi Propogasi
  • ( Khusus Free Space Loss )
  • Pengaruh pada Komunikasi Bergerak

45
MODEL
  • 1. OKUMURAS model
  • Frek 150 2000 MHz.
  • Jarak 1 100 km.
  • hTx 30-300 m.
  • hRx gt3 m.
  • 2. SAKAGMI and KUBOI model
  • Frek 450 2200 MHz.
  • Jarak 0,5 10 km.
  • hTx 20 100 m.
  • Lebar jalan 5 50 m.
  • Tinggi gedung 5 80 m.

46
  • 3. HATAS model
  • Frek 150 1500 MHz.
  • Jarak 1 20 km.
  • hTx 30 200 m.
  • hRx 1 10 m.
  • 4. M.F.IBRAHIM and J.D.PARSONS model
  • Frek 168 900 MHz
  • jarak 2 10 km.
  • hRx lt 3m.
  • 5. W.C.Y LEE model
  • Frek 900 Mhz.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com