Title: Pertemuan Ke-7 REGRESI LINIER BERGANDA
1Pertemuan Ke-7REGRESI LINIER BERGANDA
- Dr. Gatot Sugeng Purwono, M.S.
- NIP. 19550306 198503 1004
2REGRESI LINIER BERGANDA
- Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
memprediksi/melihat pengaruh nilai variabel
dependen y berdasarkan nilai beberapa atau
lebih dari satu variabel independen x. - Rumus persamaan regresi linier berganda
- y a b1x1 b2x2 b3x3 ....... bnxn
- y variabel dependen / respon / terpengaruh
- xn variabel independen / prediktor / pengaruh
- a konstanta
- bn angka regresi
-
31. Uji Asumsi Klasik
- Analisis regresi linear berganda memerlukan
beberapa asumsi agar model tersebut layak
dipergunakan. - Asumsi yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
4CONTOH KASUS - 1
- Seorang guru Bahasa Inggris ingin melihat
kontribusi kemampuan siswa di bidang matematika
dan bahasa terhadap hasil belajar Bilologi. Dari
pengambilan sampel acak diperoleh 20 mahasiswa
dengan data sebagai berikut -
Nilai Mtm (X1) Nilai Bahasa (X2) Nilai Bio (Y) Nilai Mtm (X1) Nilai Bahasa (X2) Nilai Bio (Y)
85 76 90 82 69 95
82 76 93 80 72 84
75 73 75 70 76 80
74 72 72 65 75 70
76 73 74 82 70 80
74 70 78 75 75 86
73 68 90 70 80 70
96 80 100 71 80 70
93 78 90 70 90 65
70 70 70 90 80 70
- Simpulkan contoh kasus tersebut dengan a 0,05
- Rumuskan model regresi nya.
-
5Uji Normalitas
- Uji normalitas data dipergunakan untuk menentukan
apakah data terdistribusi secara normal atau
tidak. Uji normalitas yang dipergunakan adalah
plot grafik di mana asumsi normalitas terpenuhi
jika titik-titik pada grafik mendekati sumbu
diagonalnya.
- Gambar menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik
telah mendekati atau hampir berhimpit dengan
sumbu diagonal atau membentuk sudut 45 derajad
dengan garis mendatar. Interpretasinya adalah
bahwa nilai residual pada model penelitian telah
terdistribusi secara normal.
6- Untuk memperkuat hasil pengujian tersebut
dipergunakan uji Kolmogorov-Smirnov yaitu sebagai
berikut
Tampak bahwa dengan 20 data maka nilai
signifikansi adalah sebesar 0,825 gt 0,05 yang
menunjukkan bahwa nilai residual telah
terdistribusi secara normal.
7Uji Multikolinearitas
- Uji multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan nilai variance inflation factor
(VIF). Model dinyatakan terbebas dari gangguan
multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF di
bawah 10 atau tolerance di atas 0,1. Berikut
adalah uji Multikolinearitas dalam penelitian ini
Tabel di atas memberikan semua nilai VIF di bawah
10 atau nilai tolerance di atas 0,1. Berarti
tidak terdapat gejala multikolinearitas pada
model dalam penelitian ini.
8Uji Heteroskedastisitas
- Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan
memplotkan grafik antara SRESID dengan ZPRED di
mana gangguan heteroskedastisitas akan tampak
dengan adanya pola tertentu pada grafik. Berikut
adalah uji heteroskedastisitas pada keempat model
dalam penelitian ini
- Tampak pada diagram di atas bahwa model
penelitian tidak mempunyai gangguan
heteroskedastisitas karena tidak ada pola
tertentu pada grafik. Titik-titik pada grafik
relatif menyebar baik di atas sumbu nol maupun di
bawah sumbu nol.
9Uji Autokorelasi
- Berikut adalah nilai Durbin-Watson pada model
dalam penelitian ini
Adapun nilai dU untuk 3 buah variabel dengan 20
data pada taraf 5 adalah sebesar 1,655. Tampak
bahwa 0 lt dW lt dU yang masuk pada kategori no
decision. Untuk memperkuat hasil tersebut
digunakan uji Run, di mana gangguan autokorelasi
terjadi jika signifikansi di bawah 0,05. Berikut
adalah uji autokorelasi dengan Run test
10Uji Goodness of Fit (Uji Ketepatan Model)
- Uji goodness of fit adalah untuk melihat
kesesuaian model, atau seberapa besar kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel
terikatnya. Berikut adalah hasil perhitungan
nilai R dan koefisien determinasi dalam
penelitian di atas
11Uji determinasi (R²)
- Hasil perhitungan nilai R dan koefisien
determinasi (R²) dalam penelitian di atas adalah
sbb
- Tabel tersebut memberikan nilai R sebesar 0,729
pada model penelitian dan koefisien determinasi
sebesar 0,532. Tampak bahwa kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat
adalah sebesar 53,2. Masih terdapat 46,8
varians variabel terikat yang belum mampu
dijelaskan oleh variabel bebas dalam model
penelitian ini.
12Uji F
- Uji F (uji simultan) adalah untuk melihat
pengaruh beberapa variabel bebas secara serempak
terhadap variabel terikatnya. Berikut adalah
nilai F hitung dalam penelitian di atas
Tampak bahwa nilai F-hitung pada model penelitian
adalah sebesar 9,658 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,002. Nilai signifikansi adalah di bawah
0,05 yang menunjukkan bahwa variabel bebas
(kemampuan siswa di bidang matematika dan bahasa)
secara serempak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar fisika pada
signifikansi 5.
13Uji t (parsial)
- Uji t (parsial) adalah untuk melihat pengaruh
variabel-variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikatnya. Berikut adalah hasil
perhitungan nilai t hitung dan taraf
signifikansinya dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil pada tabel tersebut, dapat
disusun persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut y 66,051 0,823(x1) 0,664(x2) y
hasil belajar fisika x1 kemampuan
matematika x2 kemampuan berbahasa
14CONTOH KASUS - 2
- Seorang dosen ingin mengetahui pengaruh nilai
ISD, dan IAD, serta Intelegensi terhadap nilai
statistik mahasiswanya. Sampel diambil 14 orang
mahasiswa untuk diteliti, dan didapatkan data
sebagai berikut
Nilai ISD (X1) Nilai IAD (X2) Intelegensi (X3) Nilai Statistik (Y)
90 70 115 85
75 80 110 85
80 90 115 90
85 80 110 85
95 75 95 70
90 90 110 80
75 90 120 95
85 80 100 80
60 75 95 75
75 95 120 95
60 60 90 70
75 65 90 70
60 75 105 80
80 85 115 90
- Simpulkan contoh kasus 2 tersebut dengan a 0,05
- Rumuskan model regresi nya.
-