Analgetika - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Analgetika

Description:

Analgetika SRIDANA,S.Farm.,Apt Analgetika Susunan saraf yang mengkoordinasikan sistem saraf dalam tubuh manusia di bagi dalam 2 golongan besar yaitu SSP dan SS perifer. – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1688
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 25
Provided by: Kep6
Category:
Tags: analgetika | dexa

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Analgetika


1
Analgetika
  • SRIDANA,S.Farm.,Apt

2
Analgetika
  • Susunan saraf yang mengkoordinasikan sistem saraf
    dalam tubuh manusia di bagi dalam 2 golongan
    besar yaitu SSP dan SS perifer.
  • SSP terdiri dari otak, Sumsum tulang belakang
    (spinal cord)
  • SS perifer terdiri dari saraf otonom
  • Obat yang bekerja pada SSP berdasarkan efek
    farmakodinamiknya dibagi dalam 2 golongan besar,
    yaitu
  • Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung
    maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak.
  • Menghambat atau mendepresi yang secara langsung
    maupun tidak langsung memblokir proses tertentu.

3
Analgetika
  • Adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau
    menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
    kesadaran.
  • Analgetika pada umumnya diartikan sebagai obat
    yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala,
    nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lainnya misal
    nyeri paca bedah, dismenore, pasca persalinan,
    dll.

4
Analgetika
  • Rasa nyeri dapat dibedakan menjadi
  • Nyeri ringan (sakit gigi, nyeri otot, nyeri haid)
    dapat diatasi dengan asetosal, parasetamol bahkan
    plasebo.
  • Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rematik)
    memrlukan analgetik perifer kuat.
  • Nyeri hebat (kolik usus, kolik batu empedu, kolik
    batu ginjal, kanker) harus diatasi dengan
    analgetik sentral atau analgetik opioid.

5
Penggolongan
  • Analgetika dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu
    analgetika opioid (narkotik) dan analgetika non
    opioid.
  • Analgetika opioid bekerja pada SSP memiliki daya
    penghalang nyeri yang hebat. Dalam dosis besar
    dapat bersifat depresan umum (mengurangi
    kesadaran) mempunyai efek samping euforia.
  • Penggunaan harus hati-hati karena dapat
    menimbulkan adiksi.

6
Analgetik opioid
  • Digolongkan menjadi
  • Alkaloid alam morfin, codein
  • Derivat semisintetis heroin
  • Derivat sintetik metadon, fentanil
  • Antagonis morfin nalorfin, nalokson, pentazosin.

7
Analgetik opioid
  • Reseptor tempat terikatnya opioid di sel otak
    disebut reseptor opioid.
  • Reseptor opioid di otak µ, k, e, s
  • Suatu opioid bisa berinteraksi dengan semua
    reseptor dengan afinitas yang berbeda.

8
Morfin
  • Indikasi analgesik selama dan setelah
    pembedahan, situasi lain.
  • Kontra indikasi deprsi pernafasan akut,
    alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau
    cedera kepala.
  • Efek samping mual, muntah, konstipasi, adiksi
    pada OD menimbulkan keracunan dan dapat
    menyebabkan kematian.
  • Sediaan morfin HCl (generik) sirup 5 mg/5 ml,
    tablet 10 mg,30 mg, 60 mg, injeksi 10 mg/ml, 20
    mg/ml.

9
Kodein fosfat
  • Indikasi nyeri ringan sampai sedang.
  • Kontra indikasi depresi pernafasan akut,
    alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau
    cedera kepala.
  • Efek samping mual, muntah, konstipasi, adiksi
    pada OD menimbulkan keracunan dan dapat
    menyebabkan kematian.
  • Sediaan kodein fosfat (generik) tablet 10 mg,
    15 mg, 20 mg.

10
Fentanil
  • Indikasi Nyeri kronik yang sukar diatasi pada
    kanker.
  • Kontra indikasi deprsi pernafasan akut,
    alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau
    cedera kepala.
  • Efek samping mual, muntah, konstipasi, adiksi
    pada OD menimbulkan keracunan dan dapat
    menyebabkan kematian.
  • Sediaan dapat berupa injeksi atau cakram
    transdermal (lama kerja panjang)

11
Petidin HCl
  • Indikasi nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca
    bedah
  • Kontra indikasi deprsi pernafasan akut,
    alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau
    cedera kepala.
  • Efek samping mual, muntah, konstipasi, adiksi
    pada OD menimbulkan keracunan dan dapat
    menyebabkan kematian.
  • Sediaan petidin (generik) injeksi 50 mg/ml,
    tablet 50 mg

12
Tramadol HCl
  • Indikasi nyeri sedang sampai berat.
  • Kontra indikasi deprsi pernafasan akut,
    alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau
    cedera kepala.
  • Efek samping mual, muntah, konstipasi, adiksi
    pada OD menimbulkan keracunan dan dapat
    menyebabkan kematian.
  • Sediaan tramadol (generik) injeksi 50 mg/ml,
    tablet50 mg.

13
Nalorfin, nalokson
  • Merupakan antagonis morfin.
  • Bekerja dengan meniadakan semua khasiat morfin.
  • Bersifat analgesik.
  • Digunakan pada kasus over dosis atau intoksikasi
    analgetik opioid.

14
Analgesik non opioid
  • Disebut juga analgesik perifer karena tidak
    mempengaruhi SSP.
  • Berkhasiat juga sebagai antipiretik.
  • Berdasarkan rumus kimia digolongkan menjadi
  • - Gol salisilat asetosal/aspirin
  • - Gol para amino fenol parasetamol
  • - Gol pirazolon fenilbutazon
  • - Gol antranilat as mefenamat

15
Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
  • Kelompok obat heterogen yang mempunyai efek
    analgetik, antipiretik dan antiinflamasi.
  • Mekanisme kerja penghambatan biosintesis
    prostaglandin.
  • Efek farmakodinamik analgesik, antipiretik,
    antiinflamasi.
  • Efek samping induksi tukak lambung atau peptik,
    ggn fungsi trombosit, gangguan homeostasis ginjal.

16
AINS
  • Asam karboksilat
  • - asam asetat derivat as fenilasetat
    (diklofenak), derivat as asetat indol
    (indometasin, sulindak)
  • - derivat as salisilat (aspirin, diflunisal)
  • - derivat as propionat (ibuprofen, ketoprofen)
  • - derivat as fenamat (as mefenamat)
  • Asam enolat
  • - derivat pirazolon (fenilbutazon)
  • - derivat oksikam (piroksikam, tenoksikam)

17
Aspirin
  • Asam asetil salisilat/asetosal
  • Indikasi Nyeri ringan sampai sedang, demam,
    antiplatelet.
  • Kontra indikasi anak dibawah 12 tahun, anak
    menyusui, gangguan sal cerna, hemofilia
  • Efek samping iritasi sal cerna
  • Sediaan asetosal (generik) tab 100 mg, 500 mg

18
Parasetamol
  • Sinonim asetaminofen
  • Indikasi nyeri ringan sampai sedang, demam
  • Kontra indikasi penderita gangguan hati.
  • Efek samping iritasi sal cerna
  • Sdiaan parasetamol (generik) sirup 120 mg/5 ml,
    tablet 100 mg, 500 mg

19
Asam mefenamat
  • Indikasi nyeri ringan sampai sedang, dismenore
  • Kontra indikasi hati-hati pada penderita usia
    lanjut, radang usus besar.
  • Efek samping mengantuk, diare, trobositopenia,
    anemia, kejang-kejang pada OD
  • Sediaan asam mefenamat (generik) kaptab 250 mg,
    500 mg

20
Ibuprofen
  • Indikasi nyeri dan radang pada penyakit rematik
    dan gangguan otot skelet, nyeri ringan sampai
    sedang, dismenore, pasca bedah.
  • Kontra indikasi hati-hati pada pasien usia
    lanjut, gagal ginjal, payah jantung, tukak
    lambung.
  • Efek samping gangguan sal cerna ( mual, muntah,
    diare, perdarahan tukak lambung)
  • Sediaan Ibuprofen (generik) tab 200 mg, 400 mg,
    600 mg.

21
Diklofenak
  • Indikasi nyeri dan radang pada penyakit
    rematik, ggn otot skelet, gout, pasca bedah
  • Kontra indikasi hati-hati pada pasien usia
    lanjut, gagal ginjal, payah jantung, tukak
    lambung.
  • Efek samping gangguan sal cerna ( mual, muntah,
    diare, perdarahan tukak lambung)
  • Sediaan Kalium diklofenak (generik) tab 25 mg,
    50 mg

22
Spesialite
NO GENERIK DAGANG PABRIK
1 Acetosal Aspirin Aspilet Naspro Bayer UAP Nicholas
2 Parasetamol Panadol PCT Tempra Sterling Aventis Bristol M
3 Asam Mefenamat Ponstan Mefinal Mectan Pfizer Sanbe F Prafa
4 Antalgin Novalgin Ronalgin Sanofi Dexa M
23
(No Transcript)
24
(No Transcript)
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com