Title: DESIGN .INSTRUCTIONAL (Perancangan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran )
1DESIGN .INSTRUCTIONAL (Perancangan dan
Pengembangan Sistem Pembelajaran )
- Oleh
- Prof. Dr. Dr. Soetomo, WE
2BAB 1
- Pengantar
- 1. Pada masa lampau, perancangan dan pengembangan
sistem pembelajaran berdasarkan - a. Pengalaman
- b. Intuisi
3- 2. Sekarang ada
- a. Informasi kebutuhan siswa dan masyarakat
- b. Kemajuan IPTEK
- Perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran
yang sederhana mulai - ditinggalkan
- Perlu perancangan/design yang sistematis dan
profesional
4- Pokok bahasan untuk menuju
- Design Instructional yang profesional perlu
memahami
a. Model-model design b. Belajar teori belajar c.
Belajar media instructional d. Memiliki kriteria
media sesuai kebutuhan e. Berpikir rasional
5B. Kondisi Dunia Pendidikan Kita
- Keluhan yang ada
- Hasil pendidikan tidak sesuai harapan
- Program pembelajaran yang ada masih belum memadai
- Kualitas pendidikan turun
- 2. Langkah Awal
- Perlu ada perhatian dari penentu kebijakan
- Menyadari perkembangan IPTEK sangat pesat
- Muncul tantangan baru di masyarakat
- Kegiatan pembelajaran siswa mengikuti kemajuan
jaman
63. Hal yang perlu dilakukan
- Guru sekarang perlu tahu hakikat perancangan dan
pengembangan sistem pembelajaran - Merupakan kebutuhan intelektual
- Siswa tersebut pentingnya pendidikan
- Guru lebih efektif dalam pembelajaran
- Membantu siswa menyesuaikan perkembangan sosial,
psikologikal, dan emosional - Guru memperhatikan perkembangan siswa sebagai
individu yang utuh - Guru perlu dibekali perancangan dan pengembangan
sistem pembelajaran yang efektif, efisien, dan
menarik
7- 4. Pengertian Design Instructional, menurut AECT
(The Association for Education Communication and
Technology) - Dr. Kenneth Gilbert - 1981
85. Design Instructional
- A systematic approach to design production,
evaluation, and utilization of complete system of
instruction - Complete system ? including all appropiate
components and a management pattern - Instructional development is target than
instructional product and development - Instructional development is concerned with only
isolate product - Instructional development is forget than
instructional design, which is only one phase of
instructional development (Gustafson, 1981)
9- 6. Jadi pengembangan pembelajaran (instructional)
kawasannya lebih luas daripada perancangan yang
merupakan bagian dari pengembangan (Rickey, 1986) - 7. Lebih lanjut Rickey mengatakan bahwa
perancangan instructional adalah
The science of creating detailed specifications
for the development, evaluation, and maintenance
of situational which facilitate the learning of
both large and small unit of subject matter
10- Jadi
- 1). Perancangan Instructional
- Aktifitas profesional
- Dilakukan guru, pengembangan instructional
- Perancangan instructional
- Proses menentukan metode
- Untuk perubahan siswa
11Perancangan Instructional
- Membahas
- Pengetahuan pola instruksional yang optimal
- Metode
- Kombinasi metode atau model
- Situasi dimana model berfungsi optimal
122. Pengembangan Instruksional
- Mencakup
- Peningkatan metode
- Menciptakan sistem/program
- Proses pre skripsi (memaknai prosedur)
- Menciptakan program sesuai situasi
13Pengembangan instruksional sebagai ilmu meliputi
- Bermacam prosedur
- Kombinasi prosedur
- Situasi prosedur berfungsi
148. Tegasnya
- Perancangan mencakup peningkatan proses
pengajaran seoptimal mungkin - Pengembangan meningkatkan proses instruksional
secara optimal
159. Hubungan perancangan dan pengembangan
instruksional
- Hubungannya sangat erat, sebab perancangan adalah
bagian dari proses pengembangan - Perancangan merupakan salah satu input (masukan)
yang berharga dalam proses implementasi karena
dalam implementasi program instruksional,
bermacam-macam rancangan ada dan prosedurnya
berbeda-beda - Rancangan juga merupakan masukan untuk evaluasi
bagi kegiatan uji empirik rancangan itu, ada
dapat dijadikan landasan kuat untuk
mengidentifikasi dan menanggulangi berbagai
kelemahan dalam program sistem instruksional
16Contoh Kegiatan Rancangan Instruksional
- Memberikan pre skripsi tentang metode sebagai
bagian dari - Mendiskripsikan prosedur-prosedur untuk
- Mendiskripsikan pre skripsi prosedur untuk
- Mengidentifikasikan dan memperbaiki kelemahan
sebagai bagian dari -
Pengembangan Instruksional Implementasi Instruksi
onal Pengelolaan Instruksional Birokrasi Instruk
sional
Rancangan instruksional
Sumber C.M. Reigelash. Instructional Design.
(Instructional Design Theories and models An
Overview of Their carier states) New Jersey
Laurence Erbam Ass. Publisher, 1983.
17- 10. Implementasi sistem instruksional selalu
mempunyai dampak penting dalam rancangan
instruksional. Oleh sebab itu, rancangan harus
selalu memperhatikan kelebihan implementasi
karena programnya bersifat inovatif tidak
diimplementasikan dengan baik dalam institusi.
18- 11. Rancangan juga tergantung pada pengembangan
instruksional sebagai sumber informasi tentang
biaya dan efektivitasnya. - Banyak rancangan membutuhkan biaya mahal pada
tahap pengembangan, sehingga seringkali
ditiadakan. - Pengembangan dan pengelolaan dapat memberi
informasi yang berguna dalam menentukan biaya.
19Skema
Memberi informasi efektivitas biaya
Memberi informasi kendala efektivitas biaya
Implementasi
Rancangan Instruksional
Pengelolaan
Memberi informasi efektivitas biaya
Sumber C.M. Reigelash, (ibid)
20BAB 2
- Curriculum
- and
- Instructional
211. Pengantar
- Marcus Tullius Cicero dan teman-temannya tidak
menduga bahwa karyanya tentang penyelidikan
perjalanan sejarah Romawi pada abad pertama
Masehi mewariskan sesuatu yang selalu digunakan
oleh pendidik pada saat ini. Warisan itu adalah
kata CURRICULUM yang menjadi salah satu
kesepakatan kunci di sekolah pada saat ini yang
berarti telah berkembang dari tempat perlombaan
ke konsep yang abstrak.
22- Di dunia ahli-ahli pendidikan, kata CURRICULUM
telah diambil dalam pemahaman lonjong dan selalu
terbatas pengertiannya. Dalam bahasa puisinya
seperti memandang sinar dalam misterinya. Dengan
perbedaan pandangan para ahli pendidikan itu,
sering membuat rancu pemahaman arti administrasi,
pembelajaran, evaluasi, dan supervisi karena
fokus orientasi kegiatan kata-kata itu. - Padahal administrasi adalah seni mengatur
keadministrasian, pembelajaran adalah seni
memberikan pelajaran, evaluasi adalah seni
memberikan evaluasi, dan supervisi adalah seni
melakukan supervisi. Tiap pendidik seharusnya
memahami keduanya dari luar dan dari dalam, - apakah itu administrasi, pembelajaran, dsb.
23- Banyak para ahli yang memahami dan mengartikan
kurikulum berbeda, maka tidak heran kalau Dwayne
Huebner mengatakan seperti orang buta menjawab
pertanyaan apakah gajah itu ? - Dari jawabannya jelas bahwa tiap orang buta
berbeda, ada yang menjawab gajah seperti kakinya,
seperti belalainya, seperti badannya, dsb.
Tegasnya tidak ada orang yang dapat menjawab
denga tepat kurikulum dengan pemahaman yang
lengkap. Akibatnya banyak peneliti pendidikan
yang mengartikan berbeda-beda tentang apa yang
dimaksud dengan kurikulum. Oleh karenanya kadang
kala kurikulum malah dilihat seperti monster.
24Interpretasi Kurikulum
- Oleh karena banyaknya para ahli pendidik
mengartikan kurikulum, sementara pemahaman itu
bukan membuat kejelasan melainkan malah membuat
kebingungan, maka para ahli akhirnya hanya
memberikan interpretasi sebagai berikut
25- Kurikulum adalah apa yang diajarkan di sekolah
- Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran
- Kurikulum adalah isi pelajaran
- Kurikulum adalah program studi
- Kurikulum adalah urutan kursus
- Kurikulum adalah serangkaian penampilan tujuan
- Kurikulum adalah bahan studi
- Kurikulum adalah segala sesuatu yang digunakan di
sekolah (bimbingan, aktivitas kelas, hubungan
antar komponen sekolah) - Kurikulum adalah pembicaraan dua hal di dalam dan
di luar sekolah yang langsung dengan sekolah - Kurikulum adalah segala hal yang direncanakan
sekolah - Kurikulum adalah belajar pengalaman yang
dihasilkan oleh sekolah
262. Beberapa Definisi
- Dari batasan itu, maka pada dasarnya kurikulum
itu adalah - a. Sebuah garis (arah) subjek yang akan
dibicarakan. - b. Sebuah jalan sebagai usaha mewujudkan
pengalaman. - c. Sebagai proses belajar dari dalam dan dari
luar sekolah secara langsung. - Konsep-konsep dasar di atas, menunjukkan bahwa
kurikulum adalah wujud tanggungjawab dari
pengalaman belajar yang ada di dalam dan di luar
sekolah secara langsung.
27Adapun beberapa definisi tentang kurikulum,
antara lain
- Carter V. Goods Dictionary of Education
- Kurikulum adalah sekelompok kegiatan belajar
atau lingkungan subjek belajar yang diukur dari
tingkatan atau sertifikasi di dalam lapangan
umumnya dari suatu hasil studi. - b. Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell
- Kebanyakan kurikulum itu bukan saja sebuah
kelompok pembelajaran, tetapi semua pengalaman
anak di bawah bimbingan guru.
28- c. Saylor and Alexander
- Kurikulum adalah sebuah rencana untuk memahami
sekelompok penekanan pembelajaran untuk mencapai
tujuan. Tujuan dan hubungannya dengan tujuan
khusus adalah guna mengidentifikasikan pelayanan
populasi dengan sekolah sebagai pusatnya. - d. Ronald C. Doll
- Lebih lanjut mengatakan, bahwa kurikulum berisi
bahan-bahan formal dan non formal yang prosesnya
dilakukan dalam pembelajaran untuk memahami
pengetahuan, pengembangan, ketrampilan, dan
perubahan sikap serta apresiasi dan nilai di
bawah wibawa sekolah.
29- e. Daniel Tanner and Laurel N. Tanner
- Menegaskan bahwa kurikulum adalah rekonstruksi
pengetahuan dan pengalaman pengembangan yang
sistematik di bawah wibawa sekolah (universitas)
untuk menjadi anak yang mampu meningkatkan
pengendalian pengetahuan dan pengalamannya. - f. Albert I. Oliver (tokoh pendidikan)
- Memandang bahwa kurikulum sebagai program
pendidikan. Oleh sebab itu ia membagi kurikulum
dalam 4 (empat) elemen dasar, yaitu - 1. Program Studi
- 2. Program Pengalaman
- 3. Program Pelayanan
- 4. Apa yang tersembunyi dalam kurikulum
30- Tiga hal di atas adalah hal-hal yang terbukti
sehari-hari. Sementara hal yang keempat, Oliver
mencoba membuka konsep yang tersembunyi pada
kurikulum yang dapat mengantar nilai guna
meningkatkan sekolah. - Ahli pendidikan lain, misalnya Arthur W. Foshay,
dalam mengidentifikasikan kurikulum, bukan satu
tetapi tiga sisi, yaitu - 1. Mata Pelajaran (Academic Discipline)
- 2. Kegiatan ekstra kelas untuk mengenal
perhatian pada problem-problem partisipasinya dan
keputusan masyarakat - 3. Adalah hubungan antar aktivitas itu sendiri.
31- Robert M. Gagne yang memandang dengan pendekatan
yang berbeda, memandang kurikulum adalah gerakan
bersama antara subject matter (content), the
statement of ends (terminal objectives),
lingkaran isi, dan penekanan kemampuan
ketrampilan sebagai ukuran bagi pelajaran ketika
mengawali belajar isi kurikulum. - Sementara itu Mauritz Johnson Jr., sependapat
dengan pemikiran Gagne, ia menegaskan bahwa
kurikulum sebagai input instructional system.
323. Purpose, Context and Strategy
- Dari pemahaman di atas, maka sebenarnya perbedaan
yang substansial dalam memandang kurikulum,
adalah tidak begitu besar dan bersifat umum.
Perbedaan umum terjadi, karena secara teoretis
ada perbedaan yang nyata. Cara elaborasi teori
satu dengan yang lain banyak yang
mengkompibasikan antara keduanya, yaitu
curriculum dan instructional. - Pendapat lain juga ditemukan bahwa definisi
curriculum adalah - Goal (maksud dan tujuan) kurikulum
- Konteksnya dengan kurikulum yang ditemukan
- Strateginya digunakan melalui kurikulum
33- Purpose, menekankan pada respons teoretical,
yaitu what is does atau should do - Konteks definisi kurikulum seringkali dimulai
dari serangkaian dengan mengambil bentuk. Ketika
bicara esensi teori kurikulum, sentral
pengembangan anak, rekonstruksi kurikulum, kedua
memberi signal dua karateristik kurikulum yang
sama waktunya, yaitu purpose and context. - Contoh
- Esensi kurikulum mengajarkan peninggalan
sejarah, anak-anak dipersiapkan pada disiplin dan
dipersiapkan untuk melihat ke depan (future).
34- b. Strategies, purpose dan context seringkali
melampaui pemahaman terhadap kurikulum itu
sendiri. Tambah lagi terjadi kompleksitas lahir
karena penyusunan teori dan strategi
pembelajaran. Hal ini terjadi, sebab pemecahan
masalah dan proses ilustrasi berusaha menetapkan
term proses pembelajarannya, yaitu teknik
pemecahan masalah, metode ilmiahnya, atau
refleksi pemikirannya. -
- Kurikulum sebagai group living diusahakan
dibangun untuk melingkari instructional technique
yang harus digunakan untuk opportunities for
group living. -
- Kurikulum sebagai individual learning dan
kurikulum sebagai programmed instruction, dalam
kenyataannya spesifikasi sistem harus menghadapi
bahaya isi kurikuler melalui proses pembelajaran.
35Kurikulum Sebagai Rencana Menanamkan Pengalaman
- Pada awalnya dicoba didefinisikan kurikulum untuk
sekolah dasar dan sekolah menengah sebagai
kurikulum untuk menanamkan pengalaman anak muda
untuk menjawab semua perintah langsung dari
sekolah. - Untuk mengangkat konsep kurikulum sebagai rencana
dan termasuk untuk pembelajaran anak-anak dewasa,
definisi ini akan dimodifikasi untuk memandang
kurikulum sebagai rencana atau sebagai sebuah
program, untuk semua pengalaman yang harus
dipelajari menghadapi perintah di bawah sekolah. - Modifikasi ini dimasukkan dalam pengertian
kurikulum sebagai a plan dan banyak realitas
perencanaan yang menunjukkan berapa tentativenya
dalam menulis bentuk dan tidak sesederhana
pikiran para planner. Walaupun kurikulum
menghadapi sejumlah perencanaan seringkali
skopenya menekankan pada pencapaian tujuan.
36a. Hubungan antara Kurikulum dan Pembelajaran
- Dalam penelitian untuk mengklasifikasikan
pengertian kurikulum telah didapatkan
ketidakpastian tentang perbedaan antara kurikulum
dan pembelajaran. - Disimpulkan pandangan para ahli, bahwa kurikulum
as that which is tought, sementara instruction
as the means used to teach. Jadi kurikulum
adalah What, dan pembelajaran adalah How. - Juga para ahli memahami bahwa kurikulum sebagai
program, rencana, isi, dan pengalaman belajar,
sedangkan instruction sebagai metodologi, seni
mengajar, pelaksanaan, dan presentasinya.
37- Johson lebih menegaskan bahwa hubungan kurikulum
dengan pembelajaran adalah sebagai interaksi
antara pengajaran sebagai agen dan seorang atau
banyak individu memperhatikan untuk belajar. - James B. Mac Donald memandang kurikulum sebagai
aktivitas produk rencana untuk kegiatan lebih
lanjut dan instruction sebagai pengambil produk
untuk dioperasionalkan. Menyimpulkan pendapat
itu, maka sarjana ini menegaskan bahwa rencana
kurikulum mendahului instruction.
38b. Model Hubungan Kurikulum dan Pembelajaran
- Pemahaman terdapat kurikulum dan pembelajaran
sebagai dua term seringkali mengkaburkan
hubungannya pada dua sistem itu sendiri. Para
ahli memang mengenali keduanya sama, salah satu
mungkin tidak berfungsi pada satu dengan yang
lain. - Hubungan antara What dan How pada pendidikan
tidaklah semudah dipahami sehingga dapat terlihat
beberapa perbedaan modelnya dan hubungannya.
Untuk mencari terminologi yang hilang itu, di
bawah ini - 1. dualisme model
- 2. interlocking model
- 3. concentric theses model
- 4. cyclical model.
391. Dualistic Model
- Model ini menunjukkan bahwa antara kurikulum dan
pembelajaran terpisah satu dengan yang lain. - Lihat gambar
- Kurikulum Pembelajaran
- Kedua entitas itu terletak pada kesalahan yang
besar. - What mengambil tempat di kelas di bawah perintah
guru, sama mempunyai hubungan yang kecil untuk
what master plan mengatakan akan pergi ke dalam
kelas. Perencanaan mengabaikan instruktur dan
dalam kendali diabaikan oleh mereka.
402. Interlocking Model
- Jika kurikulum dan pembelajaran menunjukkan
sebagai sistem hubungannya saling keterkaitan dan
saling mendekat. - Lihat gambar
- Cur Inst Inst Cur
- Kita dapat menggambarkan model ini dengan dua
jalan sebagai yang diindikasikan dengan sketsa A
dan B. - Visi dari model ini hanya menunjukkan dan
mendemonstrasikan hubungan integral antara dua
entitas. Keterpisahan keduanya satu dengan yang
lain, secara serius dicoba untuk didekatkan.
413. Concentric Model
- Model ini menunjukkan bahwa hubungan kurikulum
dan pembelajaran memperlihatkan telah mengubah
kebebasannya dan pemisahannya, dan terjadi
hubungan yang saling mengkait saling tergantung.
Ini merupakan kunci dari model concentric. - Lihat gambar
424. Cyclical Model
- Rangkaian konsep dari kurikulm dan pembelajaran
hubungannya disederhanakan dalam suatu sistem
model yang penekanannya serta esensialnya pada
elemen feedback. Artinya kurikulum dan
pembelajaran yang semua terpisah sebagai entitas
dicoba dihubungkan dalam rangkaian yang saling
mengkait.
43- Dari pemahaman di atas, maka para ahli percaya
secara umum bahwa hubungan kurikulum dengan
pembelajaran secara teoretikal dipercaya sebagai - Kurikulum dan pembelajaran berhubungan tetapi
berbeda - Kurikulum dan pembelajaran mengkait dan saling
berhubungan - Kurikulum dan pembelajaran mungkin dipelajari dan
dianalisis secara terpisah tetapi fungsinya tidak
akan saling mengkait.
44c. Kurikulum sebagai sebuah disiplin
- Meskipun kurikulum sulit dimengerti, kurikulum
dipandang sebagai sebuah disiplin. Subjek studi,
peristiwa pada tingkatan pendidikan, dan guru di
lapangan, merupakan suatu disiplin. - Kurikulum dan keduanya di lapangan, seperti orang
yang bekerja dan apa yang dibicarakan, merupakan
disiplin yang mengantar pemahaman.
45- Banyak ahli pendidikan mendiskusikan bahwa
kurikulum sebagai disiplin karena mengandung tiga
hal - Prinsiples
- Sebagai disiplin, kurikulum diorganisasikan
sebagai rangkaian teoritical yang dibentuk atau
prinsip-prinsip yang diperintahkan. - 2. Knowledge and skill
- Kurikulum secara langsung merupakan a body of
knowledge and skill, yang terpusat pada
disiplinnya. - 3. Teoretic dan Praktik
- Sebagai disiplin, kurikulum mempunyai teori dan
praktik yang mengantar menghasilkan pekerjaan
yang jelas.
465. Menuju Desain Instruksional
- Untuk menyusun desain instruksional yang baik,
maka langkah awal yang harus dilakukan selain
memahami visi, misi, dan tujuan pendidikan, kita
tidak bisa melupakan kurikulum. - b. Kurikulum memang seringkali menjadi polemik,
dan dalam suatu periode, kurikulum seringkali
ditinjau kembali. Di Indonesia telah terjadi
beberapa kali peninjauan kurikulum, dari
kurikulum 1968, 1975, 1986, 1994, dsb. - c. Akibat kebijakan perubahan kurikulum, maka
lahir pola kebijakan prodi atau jurusan
47- d. Dengan kebijakan perubahan kurikulum, maka
perubahan berikutnya adalah perubahan silabi,
yang berarti juga akan mengubah desain
pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru.
Perubahan kurikulum biasanya bertalian dengan
perubahan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. - e. Persoalan kurikulum menyangkut apa yang
seharusnya dilakukan termasuk pemilihan tujuan
instruksional yang bersifat subjektif. Di sini
keputusan guru harus dipertanggungjawabkan, sebab
sebagai ujung tombak, guru adalah menjabar dan
pelaksana kurikulum yang dalam penyampaiannya
berbentuk desain pembelajaran. - f. Untuk mampu mendesain yang baik, guru dituntut
untuk memahami dua hal, yaitu
48Gb. 1 Instructional Technology Relationship Among
Selected Instructional Technology Theory Bases
and the Domains of the Field
- DEVELOPMENT
- Communication
- Visual Thinking
- Visual Communication
- Aesthetics
UTILIZATION Knowledge Utilization Change Or
ganization Development
DESIGN General Systems Learning Motivatio
n Perception Instruction Curriculum
MANAGEMENT General Management Communication Mot
ivation Economic Information
EVALUATION Behavioral Leraning Cognitive
Learning Measurement General
49Gb. 2 The Domains of Instructional Technology
- DEVELOPMENT
- Print Technology
- Audiovisual Technologies
- Computer based Technology
- Integrated Technology
UTILIZATION Media Utilization Diffusion of
Innovations Implementations and Institutionalizati
on Policies and Regulations
DESIGN Instructional Systems
Design Message Design Instructional Strategies Lea
rner Characteristics
MANAGEMENT Project Management Resources
Management Delivery System Management Information
Management
EVALUATION Problem Analysis Criterion
Referenced Measurement Formative
Evaluation Summative Evaluation
50Gb. 3 Instructional Technology Relationship Among
Selected Instructional Technology Research and
the Domains of the Field
DEVELOPMENT Media Text Design Visual Learning
UTILIZATION Adoption of Innovation Contextual
Impact Marketing
DESIGN Individual Differences Learner
Characteristic Instructional Strategies and
Tactics Aptitude Treatment Interaction Message
Design
MANAGEMENT Forecasting trend Cost
Effectiveness Productivity
EVALUATION Cost/Benefit Analysis Need
Assessment Product Evaluation
51- Ciri dari rancangan pembelajaran ada dugaan bahwa
prinsip dan prosedurnya didorong oleh riset.
Berbagai riset alami, dari kontrol eksperimen
tradisional sampai ke pengembangan riset itu
sendiri analisisnya sebagai studi kasus. - 2. Sistem teori umum adalah yang diaplikasikan
pada lapangan dengan menggunakan model itu begitu
luas, bahwa pendekatan pelayanan adalah paradigma
yang harus terjadi pada desain pembelajaran. - 3. Desain pembelajaran adalah jalan utama di
dalam teori belajar. Pada umumnya, penekanan
tingkah laku adalah domain aplikasi desain
pembelajaran. Sekarang penekanan pada pelaksanaan
di lapangan dari kognitif psikologis, dan masih
banyak lagi, adalah bentuk-bentuk prinsip untuk
bimbingan lebih lanjut.
52- 4. Tingkah laku adalah konsern (sepaham) dengan
penampilan sebagai fakta bahwa belajar adalah
mengambil tempatnya untuk mengukur apakah tujuan
sudah tercapai. Artinya pada masa lampau atau
sesudah memperoleh pembelajaran. Misal anak baru
dapat membaca dengan baik, kalau ia menguasasi
kosakata yang cukup. - 5. Gagne berpendapat, bahwa perilaku kognitif
sangat kompleks. Oleh sebab itu dalam memberikan
tugas dari yang sederhana ke yang makin kompleks. - Hipotesisnya menurut Gagne, seorang dalam
mempelajari suatu tugas harus ada strukturnya,
yaitu dari tugas-tugas yang sederhana, makin
penting, untuk mencapai prestasi (artinya
mencapai tujuan instruksional), agar kegagalan
dapat dihindari. Jadi tahapnya disusun makin
tinggi dan bersifat hirarki
53- 6. Untuk menguasai tahap-tahapan, seseorang harus
berurutan, sbb - a. Diferensiasi respons, artinya seorang atau
siswa dihadapkan pada stimulus. Siswa akan
merespons berupa salinan stimulus tersebut, dan
biasanya siswa mengulangi apa yang diucapkan
guru. - b. Asosiasi, artinya siswa dihadapkan stimulus
tertentu dan tidak diserta stimulus lainnya.
Responsnya siswa akan mengenal, menyebutkan, dan
menandai terhadap stimulus. - c. Diskriminasi ganda, artinya siswa dihadapkan
pada dua atau lebih stimulus yang dapat
membingungkan. Responsnya ternyata sesuai jenis
stimulus, misalnya siswa mengerjakan apa yang
diperintahkan guru.
546. Perubahan Dunia Pendidikan
- a. Akibat lahir kurikulum 2004, maka kurikulum
1994 tidak dipakai. Pada kenyataannya ketika saat
uji coba, 2001 2003, di lapangan terjadi
pemakaian kurikulum ganda, yaitu kurikulum 1994
dan kurikulum 2004, bahkan sampai 2005 kondisi
itu masih berlaku dan berlangsung, baru tahun
2006 digunakan KBK hasil revisi kurikulum 2004,
yang namanya kurikulum 2004.
55- b.Perbedaan antara kurikulum 1994 dengan 2004,
terletak pada penugasan, yang berupa penugasan
gabungan, yaitu -
- Pengetahuan
- Ketrampilan
- Sikap
- Nilai
Yang diwujudkan dalam kebiasaan (apabila telah
lulus), untuk berpikir, bertindak secara
konsisten
56Sementara itu pada kurikulum 1994 penggabungan
- Pengetahuan
- Ketrampilan
- Sikap
- Nilai
Dianggap belum tampak
c. Oleh sebab itu, perbedaan utama dianggap
terletak pada kompetensi dan latihan kompetensi
yang dilakukan secara terus-menerus.
57Perbedaan dan Kesamaan Antara Kurikulum Tahun
1994 dan 2004
A. Yang Sama A. Yang Sama
KBK (Kurikulum 2004) KBK (Kurikulum 1994)
Pendidikan dasar 9 tahun. Penekanan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Konsep-konsep dan materi pokok (esensial) pada mata pelajaran untuk mencapai kompetensi. Ada muatan lokal. Alokasi waktu setiap jam pelajaran 45 menit (SMP SLTA). Sama Sama Sama Sama Sama
58B. Yang Tidak Sama B. Yang Tidak Sama
KBK (Kurikulum 2004) KBK (Kurikulum 1994)
Pembelajaran bertitik sekolah dan daerah. Memuat standar kompetensi. Kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan terprogram. Pengenalan mata pelajaran teknologi dan informasi. Penilaian berbasis kelas. Pendekatan tematik kelas I, II SD (kelompok usia). Kesinambungan peningkatan kompetensi kelas I XII. Diversitas kurikulum. Silabus disusun daerah atau sekolah (KTSP). Bersifat sentralistik. Tidak memuat. Tidak ada kegiatan pembiasaan perilaku. Belum ada mata pelajaran teknologi dan informasi. Tidak berbasis kelas. Pendekatan tematik tidak disarankan. Tidak berkesinambungan. Tidak diversitas sebab sentralistik. Memberi peluang pada guru mengembangkan program.
59- 7. Dampak Perubahan Kurikulum
- Setiap perubahan tentu berdampak, demikian juga
dunia pendidikan dengan perubahan atau pergantian
kurikulum maka yang lahir adalah perubahan,
antara lain - a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersifat
individu, berubah menjadi kompetensi. Para siswa
mendapat hak sama, fokus KBM agar siswa aktif,
bersama, atau kelompok KBM berpusat pada siswa. - b. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
menghendaki perubahan kegiatan KBM di kelas,
disesuaikan dengan ciri (kekhasan) yang dimiliki
kelas, bahan belajar beragam, dan ada pengenalan
media cetak serta elektronik, sehingga siswa
harus aktif dan kreatif.
60- c. Penilaian sesuai kekhasan kompetensi. Adapun
yang dinilai adalah proses dan hasil. Kemudian
guru melakukan diagnosa, apabila output-nya tidak
sesuai kompetnsi yang ditetapkan. - d. Kurikulum bersifat diversitas (tidak sama)
karena adanya KTSP, jadi roh kekhasan harus
diutamakan karena melayani pendidikan sesuai
kondisi dan situasi yang ada (daerah terpencil,
adanya gempa, adanya bencana alam, dsb). - Dari pemikiran di atas, jelas bahwa sebenarnya
kewenangan menyusun silabus apa pada sekolah
secara mutlak, bukan pada kelompok sekolah, atau
satu daerah kabupaten/kota. Sayang kebijakan
kurikulum diversitas ini masih diganggu adanya
Ujian Negara, yang memaksa guru bersifat sama
(sentralistik) lagi, karena takut muridnya tidak
lulus. - Lebih celaka lagi, yang tidak lulus dianjurkan
ujian Paket A, B, atau C dari Paket Kejar
(Kelompok Belajar). Padahal Kejar adalah
pendidikan non-formal. Inilah fenomena pendidikan
kita sekarang, akibat kebijakan yang tidak jelas
dan tidak konsisten, dan tanggungjawab, jangan
tangung menjawab.
618. Apakah Penilaian Berbasis Kelas itu?
- Sebenarnya kurikulum 1994 juga menetapkan
penilaian individu berdasarkan kelas, bahkan ada
yang berdasarkan sekolah. Oleh sebab itu sering
ada istilah rangking I kelas, atau juara kelas,
atau juara sekolah, dsb. - Pada kurikulum 2004, ada petunjuk penilaian
berbasis kelas, hal ini terjadi karena - Pelaksanaan KBK, memaksa guru melakukan perubahan
kegiatan KBK di kelas dalam bentuk pembelajaran
baik dalam - a). Cara mengajar guru
- b). Cara proses penilaian dan
- c). Cara melihat hasil belajar siswa.
62- 2.Penekanannya a). Siswa harus menunjukkan
penguasaan kompetensi yang dicapai b). Jenis
penilaian ada test, ada lisan, ada tugas, dll
c). Penilaiannya harus disesuaikan dengan
kekhasan kompetensi, bukan seluruh kompetensi d)
bentuk tes pilihan ganda untuk penilaian KBM yang
KBK tidak dapat digunakan, sebab kompetensinya
beragam (baik individu maupun kelas). - 3. Tujuan penilaian untuk mengetahui berbagai hal
antara lain untuk mengetahui - a. Grading (membedakan kedudukan hasil kerja)
siswa dengan siswa lain dalam satu kelas. - b. Menggunakan alat seleksi, artinya untuk
memisahkan dan menentukan kategori seseorang
siswa yang dipertimbangkan akan masuk sekolah
tertentu atau diarahkan ke lain sekolah.
63- c. Menguasai kompetensi, artinya apakah siswa
telah menguasai kompetensi atau belum. - d. Bimbingan (lakukan evaluasi hasil belajar)
siswa dalam rangka membantu siswa memahami
dirinya untuk menentukan pilihannya. - e. Alat prediksi, artinya mendapat informasi
tentang kondisi siswa yang akan digunakan untuk
memprediksi kinerja siswa itu pada pendidikan
berikutnya. - f. Alat diagnosis, artinya untuk melihat seberapa
jauh kesulitan siswa dalam belajar, seberapa jauh
siswa memiliki prestasi untuk menentukan perlu
tidaknya mediasi untuk pengayaan.
64- 4. Suatu catatan bagi guru, bahwa kaitannya
penilaian berbasis kelas yang terdiri dari
penilaian, diagnosis, bimbingan, dan pencapaian
penguasaan kompetensi, harus menjadi perhatian
utama sang guru pada setiap ia memberikan
pengajaran dalam proses KBM. - Sang guru dituntut untuk mampu melaksanakan
penilaian sejak awal sampai akhir proses, yang
kesemuanya memerlukan keseriusan sang guru.
65Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai
bahan dan beragam kompetensi, penilaiannya
mencakup
Unjuk kerja (performance) Penugasan
(proyek) Hasil kerja (produk) Kumpulan
kerja siswa (portofolio) Penilaian tertulis
(paper, tes, dsb.)
66- 5. Agar persiapan penilaian objektif, maka sang
guru wajib - a. Menyusun rencana melalui langkah-langkah di
atas. - b. Melakukan pengumpulan bukti hasil siswa.
- c. Pelaporan yang berhasil dihimpun oleh guru.
- d. Sumbernya dapat melalui informasi.
-
- Peran penilaian memberi masukan/informasi secara
komprehensif hasil belajar.
67- 6. Diversitas Kurikulum
- Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
(KBM) untuk mencapai tujuan pendidikan. - Kurikulum 2004 berisi seperangkat rencana dan
pengaturan yang dibakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional dan cara-cara mencapainya. - Diversitas (keragaman) diperlukan mengingat
adanya keragaman kemampuan siswa, kondisi daerah
dan kondisi sekolah, sehingga cara penyampaiannya
disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan daerah
serta sekolah.
68- Dari pokok dan pikiran di atas, jelas bahwa uji
petik yang bersifat nasional perlu ditinjau
kembali, sebab bertentangan dengan azas KTSP,
otonomi, dan diversitas sendiri. - Kalau uji petiknya bersifat lokal dan kausal,
barangkali masih dapat dipertimbangkan. - Inilah kembali fenomena yang ada pada dunia
pendidikan kita. Apalagi sekarang ada istilah
sekolah berstandar Internasional, yang standarnya
juga belum jelas mengacu kemana, Eropa atau
Amerika, sebagai negara-negara yang dianggap
maju. - Dari pemikiran ini, maka kebijakan Diknas
- perlu ditinjau kembali, khususnya
- Ujian Negara, karena bertentangan dengan
- roh kurikulum 2004.
69BAB 3
- Standar Isi Pendidikan
- Komponen Standar Isi
- Kerangka Dasar Kurikulum
- Struktur Kurikulum
- Beban Belajar
- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
- Kalender Pendidikan
- PP pasal 52
70- Kerangka Dasar
- Kerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu
untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya pada setiap satuan pendidikan - PP pasal 114
- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
- Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. - PP pasal 115
71- Satuan Pendidikan
- Satuan pendidikan formal meliputi
- SD/MI/SDLB
- SMP/MTs/SMPLB
- SMA/MA/SMALB
- SMK/MAK
- UU 20/2003 pasal 17,18
- Substansi Pokok Kurikulum
- Kelompok Mata Pelajaran
- Agama dan akhlak mulia
- Kewarganegaraan dan kepribadian
- Ilmu pengetahuan dan teknologi
- Estetika
- Jasmani, olahraga dan kesehatan
- PP pasal 61
72- Substansi Wajib Kurikulum
- Pendidikan Agama
- Pendidikan Kewarganegaraan
- Bahasa
- Matematika
- Ilmu Pengetahuan Alam
- Ilmu Pengetahuan Sosial
- Seni dan Budaya
- Pendidikan Jasmani dan Olahraga
- Ketrampilan/Kejuruan
- Muatan Lokal
- UU 20/2003 pasal 371
73- Struktur Kurikulum
- Umum
- Kesepuluh substansi pokok/wajib kurikulum menjadi
mata pelajaran - Jumlah mata pelajaran tidak terlalu banyak
- Komponen kurikulum
- Mata pelajaran
- Muatan lokal
- Pengembangan diri
- 4. Spesifikasi mata pelajaran dengan
- Standar kompetensi
- Kompetensi dasar
74- 5.Waktu belajar per jam pelajaran
- 6.Alokasi jam pelajaran per minggu
- 7.Minggu belajar efektif per tahun ajaran
- 8.Kekhususan jenis/jenjang per tahun ajaran
- 9.Jam nyata per tahun sekitar 1000 jam
- (_at_ 60 menit)
75- Sekolah Dasar dan Sederajat
- Substansi pokok/wajib kurikulum yang berdiri
sendiri dan digabung sebagai mata pelajaran - IPS Terpadu dan IPA Terpadu
- Muatan lokal
- Kegiatan pengembangan diri
- Kelas I - III Tematik
- Kelas IV VI Mapel
- Satu jam pelajaran 35 menit
- Satu minggu
- Kelas I III 29 32 jam
- Kelas IV VI 34 jam
- Satu tahun 34 38 minggu
76- SMP dan Sederajat
- Substansi pokok/wajib kurikulum semuanya berdiri
sebagai mata pelajaran berdiri sendiri - IPS Terpadu dan IPA Terpadu
- Muatan lokal
- Kegiatan pengembangan diri
- Kelas VII - IX Mapel
- Satu jam pelajaran 40 menit
- Satu minggu 34 jam pelajaran
- Satu tahun 34 38 minggu
77- SMA dan Sederajat
- Substansi pokok/wajib kurikulum semuanya sebagai
mata pelajaran berdiri sendiri - Unsur-unsur IPS dan IPA menjadi mata pelajaran
- Umum diikuti semua kelas X
- Muatan lokal
- Kegiatan pengembangan diri
- Satu jam pelajaran 45 menit
- Satu minggu 38 jam pelajaran
- Satu tahun 34 38 minggu
78- Kelas XII- XII, diarahkan ke tiga jurusan
- Program Studi IPS
- Program Studi IPA
- Program Studi Bahasa
- Program Studi Keagamaan
- Kelas XI XII, Program Studi IPS
- Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata
pelajaran berdiri sendiri - Bidang kajian khusus IPS 12 jam pelajaran untuk
4 mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan
Sosiologi - Muatan lokal
- Kegiatan pengembangan diri
- Satu jam pelajaran 45 menit
- Satu minggu 38 jam pelajaran
- Satu tahun 34 38 minggu
79- Kelas XI XII, Program Studi IPA
- Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata
pelajaran berdiri sendiri - Bidang kajian khusus IPA 12 jam pelajaran untuk
3 mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia - Muatan lokal
- Kegiatan pengembangan diri
- Satu jam pelajaran 45 menit
- Satu minggu 39 jam pelajaran
- Satu tahun 34 38 minggu
80- Kelas XI XII, Program Studi Bahasa
- Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata
pelajaran berdiri sendiri - Bidang kajian khusus Bahasa 12 jam pelajaran
untuk 3 mata pelajaran Sastra Indonesia, Bahasa
Asing, dan Antropologi - Muatan lokal
- Kegiatan pengembangan diri
- Satu jam pelajaran 45 menit
- Satu minggu 39 jam pelajaran
- Satu tahun 34 38 minggu
81- Kelas XI XII, Program Studi Keagamaan
- Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata
pelajaran berdiri sendiri - Bidang kajian khusus Bahasa 12 jam pelajaran
untuk 4 mata pelajaran yang nama-nama dan
substansinya ditentukan oleh Departemen Agama. - Muatan lokal
- Kegiatan pengembangan diri
- Satu jam pelajaran 45 menit
- Satu minggu 38 jam pelajaran
- Satu tahun 34 38 minggu
82- Satuan Pendidikan Khas Keagamaan
- Satuan pendidikan khas keagamaan seperti
MI/MTs/MA atau bentuk lain yang sederajat, di
luar Program Studi Keagamaan di SMA dan MA, dapat
menambah beban belajar untuk kelompok mata
pelajaran Agama dan Akhlak Mulia serta kelompok
mata pelajaran Kewargenegaraan dan Kepribadian
sesuai dengan kebutuhan dan ciri khasnya,
sebanyak-banyaknya 8 jam pelajaran per minggu.
83Kompetensi
- Kedalaman Muatan Kurikulum
- Dituangkan dalam kompetensi pada tiap
tingkat/semester - Kompetensi tersebut terdiri dari
- standar kompetensi
- kompetensi dasar
Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
84- Kegiatan Pengembangan Diri
- Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan
peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, bakat, minat, dan kondisinya yang
tidak diperoleh melalui kegiatan mata pelajaran
dan muatan lokal. - Materi Yang Dibahas
- Struktur Kurikulum, Standar Kompetensi, dan
Kompetensi Dasar Satuan Pendidikan - SD/MI/SDLB
- SMP/MTs/SMPLB
- SMA/MA/SMALB
- SMK/MAK
- Per mata pelajaran
85- Beban Belajar
- Beban belajar adalah waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran melalui kegiatan tatap muka,
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk
mencapai standar kompetensi lulusan serta
kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
86Beban Belajar Per Satuan Pendidikan
Satuan Pendidikan Kelas Satu Jam Pelajaran Tatap Muka Dalam Menit Jumlah Jam Pelajaran Per Minggu Minggu Efektif Per Tahun Ajaran Jumlah Jam Per Tahun (_at_ 60 menit)
SD/MI I III 35 29 32 34 39 575 709
SD/MI IV VI 35 34 34 39 675 754
SMP/MTs VII IX 40 34 34 39 771 861
SMA/MA X - XII 45 38 - 39 34 - 39 969 - 1125
87Beban Belajar Peserta Didik
88Kalender Pendidikan
- Kalender pendidikan adalah pengaturan untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun pelajaran - Kalender Pendidikan
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar Maks. 38 minggu Utk. pembelajaran efektif
2. Jeda tengah semester Maks. 2 minggu Unt. Smt 1 dan Smt. 2
3. Jeda antar semester Maks. 2 minggu Antara smt 1 dan smt 2
4. Libur akhir semester Maks. 3 minggu Unt. Adm akhir / awal TA
5. Libur keagamaan 2 4 minggu Khusus atur sendiri
6. Libur umum/nasional Maks. 2 minggu Sesuai PP
7. Libur khusus Maks. 1 minggu Sesuai ciri lembaga
8. Kegiatan khusus Maks. 3 minggu Program khusus sek / madra
89BAB 4BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK
90- A. PENGANTAR
- 1. Tata krama guru atau etika guru secara
resmi tidak ada. Tata krama guru yang ada hanya
GURU, Jarwa Dhosoknya DIGUGU LAN DITIRU - 2. Kalau ada tata krama atau etika guru, harus
ada sanksinya - 3. Di masyarakat, tidak ada sanksi resmi yang
ada sanksi moral - 4. Sanksi moral kadangkala lebih berat
- Contoh Seseorang guru berbuat asusila pada
murid X, tetapi berita di koran Guru
berbuat asusila pada muridnya - 5. Atas dasar pemahaman ini, maka topik
bahasan ini menjadi - BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK
91- B. KONDISI GURU
- 1. Guru Zaman Dulu
- a. Guru Yang Baik Itu
- 1) Mempunyai Prabawa
- 2) Mempunyai Wibawa
- 3) Mempunyai Pendirian yang
tegas dan lugas - 4) Guru mencari murid, dan
Guru yang tidak komersial,
murid tidak membayar. Contoh Percakapan guru
Wisma Mitra
dengan Prabu Dasarata dalam Ramayana - 5) Murid taat, contoh Paguron,
bersifat familier, Guru
adalah Dewa - 6) Sifat paguron ada yang baik /
tidak baik - 7) Keberhasilan Murid, yang ditanya
Gurunya siapa - 8) Guru adalah sentral, mutlak,
otoriter wakil orang tua, Dewa yang turun dari
surga - 9) Guru adalah segala - galanya
-
92- 2. Semboyan Guru waktu Itu
- a. Nglurug tanpa Bala
- b. Menang Tanpa Ngasorake
- c. Ing Ngarsa Sung Tuladha
- d. Ing Madya Mangun Karsa
- ( Baca RM. Sosrokartono Kakak R.A Kartini )
- 3. Guru Masa Kini
- a. Pada awal kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara
(1889-1959), yang terkenal Bapak Pendidikan
Nasional, mengatakan jangan kamu mengucapkan
kemerdekaan diri, kalau tidak diikuti tertib
damai. (Tauchid, 1963 34) - b. Dengan ucapan ini lahir Pendidikan Sistem
Pamong, dan semboyannya Tut Wuri Handayani - c. Filosofinya Dasar lebih kuat dari ajar
- d. Filosofi ini bertentangan dengan pendirian
teori Tabularasa atau kertas putih. (Baca John
Dewey, 1982)
93- Guru masa kini harus mengetahui perkembangan
filosofi pendidikan. Dalam teori modern
Longstreet dan Shane (1993) filosofinya
mengelompokkan pendidikan pada empat hal, yaitu - a. Perennialism
- Teori ini menekankan pada kebenaran absolut,
kebenaran universal, yang tidak terikat tempat
dan waktu. (Keabadian, idealisme, kebenaran dan
keindahan). Filosofi ini karena pengaruh filsuf
Plato. Pengembangan kurikulumnya untuk semua
orang, perbedaan individu tidak diperhatikan. - b. Essentialism
- Filosofi pendidikannya menekankan pada individu,
sebab individu adalah sumber pengetahuan tentang
hidup dan makna. - c. Progressivism
- Filosofi pendidikannya menekankan pada perbedaan
individu, berpusat pada mahasiswa. - d. Reconstructivism
- Filosofinya bahwa pendidikan itu merupakan
elaborasi dari progressivism.
94- 5. Dalam perkembangan lebih lanjut, ada filosofi
Ignatius Loyolla, pendiri Sarikat Yesus.
Penekanan pendidikan lebih bersifat MILITER
dengan strategi tegas, keras, terpimpin,
terprogram. Kelompok Ignatius, diikuti oleh
kelompok Ursula, dengan semboyan SERVIAM, artinya
- S Sayangilah sesamamu seperti dirimu sendiri
- E Eratkanlah hubunganmu dengan Tuhan
- R Rajinlah belajar agar menjadi manusia yang
berguna - V (Vide) Lihatlah lencanamu
- I Ingatlah tugasmu sebagai makhluk dan
belajar - A Awasilah pergaulanmu
- M Majulah nusa dan bangsamu
95- 6. Filosofi berikutnya adalah filosofi
Konvergensi yang dipelopori Lengenvelt, yang
berusaha memadukan -
- Dasar
- Konvergensi
- Ajar
96- 7. Untuk kepentingan guru, sekolah harus
menciptakan semboyan, - misalnya
- I Iman Kepada Tuhan Yang Maha Esa
- N Nasionalisme Yang Rela Berkorban
- D Dedikasi Yang Tinggi
- O Orientasi Nusantara
- N Negara Kesatuan
- E Ekhlas Berbakti Kepada Sesama
- S Setia Pada Bangsa dan Negara
- I Inisiatif yang Tinggi
- A Aktif Dalam Berfikir dan Bekerja
- Pokok pikiran dan pemahaman ini dapat dijadikan
semboyan kita, dalam usaha menciptakan pendidikan
yang baik, dan guru yang baik.
97- C. RANAH ( DOMAIN ) BELAJAR
- Seorang guru yang baik, tata kramanya ia harus
mengenal ranah-ranah belajar, yang secara
psikologis menjadi dasar PBM. - Tahun 1950-an - Benjamin Bloom, memimpin suatu
tim yang terpadu dari para psikolog dan
menganalisis perilaku belajar anak. Dikenal
dengan Taksonomi Bloom. - Taksonomi Bloom terbagi menjadi 3 kategori
perilaku belajar yang saling berkaitan. Kategori
itu adalah - 1. Ranah ( domain ) Kognitif
- 2. Ranah ( domain ) Afektif
- 3. Ranah ( domain ) Psikomotorik
-
98- 1. RANAH KOGNITIF
- Bloom dalam mendalami ranah ini, membagi dalam 6
tingkatan, yaitu - Penilaian
- S i
n t e s i s - A n a
l i s i s - P e m a h
a m a n - P e n g e
t a h u a n
99- 2. RANAH ( DOMAIN ) AFEKTIF
- Domain ini terkenal berkat kerja KRATHWOHL
sebagai anggota BLOOM. Sarjana ini menyusun ranah
afektif berdasarkan penghayatan, yang disusun sbb
-
-
- Bermuatan
- Nilai
-
- P e n g a t u r a n /
- P e n g e l o l a a n
- P e r h i t u n
g a n / P e n i l a i a n - P e n a
n g g a p a n - P e n
e r i m a a n -
100- 3. RANAH ( DOMAIN ) PSIKOMOTOR
- Ranah ini dalam penelitian Tim Bloom, dikelola
Oleh Harrow, yaitu mengkoordinasikan
ketidaksengajaan dan derajat kemampuan yang
dilatihkan. Hirarkinya sebagai berikut -
- Komunikasi
- Tidak Berwacana
-
- K e g i a t a n F i s i k
- G e r a k a
n T a n g g a p - G e r a k a
n D a s a r - G e r a k
a n R e f l e k s -
101- 4. Perbaikan Taksonomi
- Dunia pendidikan di Indonesia, memanfaatkan
Taksonomi Bloom dari 1950 1990. Pada abad XXI,
Lorin Anderson sebagai murid Bloom, mencoba
memperbaikinya, khususnya pada ranah Kognitif. -
- Taksonomi Bloom
Taksonomi Anderson - Pengetahuan Mengingat
- Pemahaman Memahami
- Penerapan Menerapkan
- Analisis Menganalisis
- Sintesis Menilai
- Penilaian Menciptakan
102- 4. Desain Robert Gagne
- Pada tahun 1965, Gagne mengintroduksi teorinya
dalam - bukunya The Condition Of Learning, yang
mendasarkan teori pembelajaran yang dikenal
dengan Teori Behavoris. - Pada tahun 1985, Gagne menggabungkan teori
desain pembelajaran dengan teori psikologi
kognitif, dengan nama Model Kognisi Pemrosesan
Informasi. - Proses Internal
Proses Eksternal - Perhatian Membangun perhatian
- Pemilihan persepsi Meningkatkan membedakan
sifat obyek - Pengkodean semantik Instruksi verbal,
gambar, diagram - Perolehan Informasi Isyarat, organ yang
membantu ingatan - Pengelolaan Respon Instruksi verbal tentang
tujuan kinerja kelas - Proses Pengawasan Instruksi membangun
sesuatu yang dapat mengaktifkan dan menentukan
strategi - Harapan Menjelaskan pembelajar tentang
tujuan untuk memenuhi harapan
103- Tegasnya teori Gagne memberi tekanan bahwa
kejadian-kejadian eksternal perlu diatur
sedemikian rupa agar pengaruhnya terhadap
internal dapat menghasilkan respons yang sesuai
dengan harapan tujuan pembelajaran. Proses
internal disebut Kejadian Belajar, proses
eksternal dinamakan Kejadian Pembelajaran.
Kejadian Belajar, mencakup - Pembelajar (alat
indera) - Situasi stimulus - Ingatan - Respons
- Kejadian Pembelajaran, mencakup
- - Mengaktifkan motivasi
- - Menjelaskan pebelajar tentang
tujuan - - Mengarahkan perhatian
- - Menstimulasi ingatan
- - Menyediakan bimbingan pembelajaran
- - Meningkatkan ingatan
- - Meningkatkan transfer
- - Menimbulkan kinerja
- - Menyediakan balikan
104- 6. Taksonomi Hasil Belajar
- Menurut Gagne, Briggs dan Walter (1992), cara
terbaik menyusun desain instruksional adalah
bekerja terbalik, yaitu dari hasil pelajaran
yang diharapkan. -
- Hasil belajar dikelompokkan pada 5 kategori,
yaitu - a. Ketrampilan Intelektual
- b. Strategi Kognitif
- c. Informasi Verbal
- d. Ketrampilan psikomotor
- e. Sikap
- Kelimanya ini merupakan
- komponen hasil belajar
105Taksonomi Definisi Hasil
Ketrampilan Intelektual Pengetahuan prosedural ( membedakan konsep konkret, mendefinisikan konsep, aturan, pemahaman tingkat tinggi ) Mendengarkan, membedakan, menunjukkan hubungan, mengelompokkan, menunjukkan perubahan (air dibawah 0o) penerapan konsep
Strategi Kognitif Unik, efektif, kreatif strategis melihat masalah dengan cara baru Menciptakan cara pembuangan
Informasi Verbal Menyatakan pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, prosedur Menjelaskan pemahaman terhadap isi ( UUD 1945 )
Ketrampilan Psikomotor Gerak tunggal yang lancar ke prosedur yang rumit Mengendarai sepeda
Sikap Pengetahuan tentang keberhasilan pilihan Bersedia dipilih atau terpilih
106- 7. Model Pemrosesan Informasi
- Modelnya
- a. Belajar merupakan proses pengelolaan
informasi - b. Pikiran peserta didik dianggap sebagai
komputer - c. Pengetahuan dapat dialihkan
-
Karakteristik Ingatan Jangka Pendek Ingatan Jangka Panjang
Input Sangat cepat Lambat
Kapasitas Terbatas Hampir tak terbatas
Durasi 20 30 Hampir tak terbatas
Isi Kata-kata, gagasan/ ide, kalimat pendek Skema, gambar
Penarikan / pengeluaran kembali informasi Segera Pengelolaan, representasi
107- D. Kompetensi
- 1. Apa Itu Kompetensi
- Kompetensi adalah sekumpulan pengetahuan,
ketrampilan, sikap, dan nilai sebagai kinerja
yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan,
prestasi, serta kerja seseorang. (Ella Yuliawati,
2004 13) - Menurut Spencer, kompetensi adalah
karakteristik mendasar seseorang yang berhubungan
timbal balik dengan sesuatu kriteria efektif
sebagai kecakapan terbaik seseorang dalam
pekerjaan. (Spencer dan Spencer, 1993 9) - Ahli ini membahas lima kompetensi yang dimiliki
seseorang, yaitu - a. Motif, adalah sesuatu yang dimiliki
seseorang untuk berfikir konsisten - b. Pembawaan, adalah karakter fisik yang
merespons secara konsisten terhadap berbagai
situasi/informasi - c. Konsep Diri, adalah image seseorang yang
diwujudkan dalam tingkah laku, nilai, dan citra - d. Pengetahuan, adalah informasi khusus yang
dimiliki seseorang - e. Ketrampilan, adalah kemampuan melakukan
tugas secara fisik
108-
Fisik -
Ketrampilan Pengetahuan Tampak - Sembunyi
Konsep Diri -
Pembawaan motif
109- Lebih lanjut para ahli mengelompokkan kompetensi
pada tiga kategori, yaitu - a. Pengetahuan, tentang fakta, prosedur
(berhitung, analisis, jasa, dsb) - b. Ketrampilan, perilaku (kerjasama, membentuk
kekeluargaan - c. Karakteristik, citra, pembawaan individu
personal - ( Spencer, Mc, Clelland, dan Spencer, 1994 16)
- 2. Mengapa Kompetensi
- Menurut Depdiknas, asumsi kurikulum berbasis
kompetensi adalah salah satu jawaban untuk
mengatasi proses pendidikan agar kita tidak
ketinggalan dengan negara tetangga, dan akan
menciptakan lulusan yang berkompeten, cerdas
dalam membangun identitas. - Pilar yang digarap adalah
- a. Belajar memahami
- b. Belajar untuk kreatif
- c. Belajar untuk hidup bersama
- d. Belajar untuk membangun dan mengekspresikan
diri - ( Delor, 1998 57 )
110- 3. Bagaimana Cara Menyusun Kompetensi
- Prinsip prinsip itu adalah
- a. Meluas, peserta memperoleh pengembangan
tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai,
estetik, dan logika - b. Seimbang, tiap kompetensi dapat dicapai
melalui alokasi waktu yang cukup - c. Relevan, setiap kompetensi saling terkait
- d. Perbedaan, Memperhatikan kemampuan individu
- 4. Cara Menyusun Kompetensi
- a. Menentukan kompetensi lulusan, (menurut
Bloom, Krathwoht, dan Anderson yaitu isi,
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai) - b. Gunakan bahasa yang mudah, artinya jelas,
lugas tegas - c. Nyatakan target
- d. Dicapai keseimbangan, penekanan, dan fokus
ditentukan - e. Batasan kompetensi terarah dan terfokus
- f. Klarifikasi kompetensi sejenis, tetapi tidak
memaksakan - g. Koordinasi kompetensi
111- 5. Urutan Menyusun Kompetensi
- a. Tentukan standar Kompetensi, artinya ukuran
yang ditetapkan untuk dicapai - b. Kompetensi Dasar, artinya volume kompetensi
minimal yang harus dicapai atau dimiliki
seseorang pada materi tertentu - c. Indikator, adalah tanda-tanda kompetensi yang
akan dicapai - d. Materi, artinya bahan yang disampaikan pada
siswa ( sering menjadi silabi ) - e. Topik, artinya pokok bahasan yang akan
disampaikan
112- E. Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif
- 1. Guru harus menyadari, bahwa fakta dalam
proses KBM di kelas masih ada murid yang belum
siap, walaupun guru sudah memulai. Tugas guru
dalam KBM adalah menempatkan sesuatu secara
efektif dengan melihat masalah yang kontekstual. - 2. Guru harus menyadari bahwa proses KBM adalah
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan
sesuatu proses secara sistematis dan
berkesinambungan.Guru bertugas mewujudkan
keragaman pengetahuan dengan memperhatikan
diversitas siswa yang dihadapi, baik dikelas
maupun di luar kelas - 3. Proses KBM disusun sesuai prinsip belajar
mengajar. Guru membangun dan pemahaman,
mendorong siswa menggunakan otoritas haknya
dalam membangun gagasan. Tegasnya guru
bertanggung awab mendorong prakarsa, memotivasi,
tanggung jawab siswa untuk belajar - 4. Pada umumnya, guru tanpa sadar mengartikan
hakikat belajar adalah penerimaan informasi dan
guru hanya transfer pengetahuan.
113- 6. Bagaimana Mengelola KBM Yang Efektif
- a. Pengelolaan Tempat Belajar
- Kelas disarankan yang baik, sebab ia adalah
PAKEM - Tahapannya mendorong siswa berfikir dan
produktif - Mengarahkan Kemungkinan
siswa - Jawaban benar tidak
yakin jawaban benar - Tujuan
- Bertanya
- Merangsang Siswa
Akibatnya siswa sering - berfikir dan berbuat
tidak berani menjawab - b. Penyediaan umpan balik yang bermakna.
Respons guru pada tahap ini tidak boleh memvonis - c. Ada program pemikiran yang mendorong siswa
melakukan unjuk kerja. Artinya penilaian
dilakukan secara alami dalam konteks guru
mengajar siswa belajar
114- 7. Pengelolaan Isi ( materi Pembelajaran )
- a. Menyiapkan silabi, berintikan silabi
Nasional dan lokal - b. Pengelolaan pembelajaran tematik (kelas
I-III) SD, melibatkan berbagai mata pelajaran - 8. Bagaimana Mengaktifkan Siswa
- Jika siswa belum terbiasa efektif, maka siswa
dapat dibuat kelompok. - a. Kelompok Kecil
- - Tugasnya dibatasi waktunya
- - Perintah jelas
- - Menerangkan jelas
- - Penilaian bersifat informal
- b. Kelompok Besar
- - Tugas ditambah lebih banyak
- - Tugas dibagi bagi
- - Beberapa tugas, dapat bersifat siswa memberi
pendapat - - Sumber belajar dipilih siswa
- - Penilaian bersama
115- E. Kesimpulan
- Tata krama guru secara resmi tidak ada, yang ada
tata krama atau etika guru yang bersifat
informal, yaitu