Title: PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA
1PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA
- Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc.
2Pendahuluan
- Bahan-bahan kimia yang sering digunakan dalam
makanan untuk mencegah atau menunda terjadinya
pembusukan makanan disebut bahan pengawet. - Bahan pengawet dapat dikategorikan sebagai
makanan tambahan (food additive). - FAO mendefinisikan bahan makanan tambahan sbb
setiap substansi yang tidak biasa dikonsumsi
baik secara sendiri maupun sebagai bahan dasar
makanan, baik substansi tersebut mempunyai nilai
nutrisi atau tidak, tujuan penambahannya dalam
makanan adalah untuk alasan teknis (termasuk
organoleptis), prosesing, preparasi, perlakuan
pendahuluan, pengemasan, transport atau
mempertahankan produk makanan jadi, bahan makanan
tambahan tersebut atau produk sampingnya
diharapkan menyebabkan (secara langsung maupun
tak langsung) menjadi suatu komponen yang
mempengaruhi karakterisitik dari makanannya. - Ada beberapa bahan pengawet yang sering digunakan
dalam makanan diantaranya adalah sebagai berikut.
3Penggunaan Asam Organik dan Ester sebagai
Pengawet Makanan
Bhn Kimia pKa ADI (mg/kg BB) Contoh Penggunaan
Asetat 4.75 Tidak terbatas Daging, ikan, dan produk sayuran
Sodium diasetat 4.75 Tidak terbatas Roti dan produk bakery
Sodium benzoat 4.2 5 Saus asam, salad, ikan,jus buah, minuman ringan, jam, margarin
Asam sitrat 3.1 Tidak terbatas Minuman ringan
Asam laktat 3.1 Tidak terbatas Krim salad dan mayonnaise
Metil paraben 8.5 10 Idem sodium benzoat
Etil paraben 8.5 10 Idem sodium benzoat
Propil paraben 8.5 10 Idem sodium benzoat
Asam sorbat 4.8 25 Keju, produk susu, produk roti, jus buah, saus asam, salad, jam, jely, margarin, minuman ringan, ikan dan produk daging
Sodium propionate 4.9 10 roti dan produk keju
(Baird-Parker, 1980)
4Asam benzoat dan komponen sejenisnya
- Asam benzoate (C6H5COOH) dan garam sodiumnya
(C7H5NaO2) bersama-sama dengan metil- dan
propilparaben dikelompokkan bersama dalam bagian
ini. - Sodium benzoat merupakan bahan pengawet kimia
pertama yang diijinkan oleh FDA. - Komponen ini sampai sekarang masih banyak
digunakan dalam berbagai makanan.
5Aktivitas antimikrobia as. benzoat
- berhubungan dengan pH
- terbesar pada pH rendah
- terdapat pada molekul yang tidak terdisosiasi
- tidak aktif pada pH yang netral
- terutama untuk menghambat pertumbuhan jamur dan
yeast - metil dan propilenparaben (ester dari
parahidroksi asam benzoat) disebutkan efektif
terhadap bakteri, yeast, dan jamur.
6Penggunaan as. benzoat
- terbatas pada makanan yang keasamannya tinggi,
misalnya sari buah, soft drink, saus tomat,
salad dressings, margarin, sirup, dll. - pada bahan makanan tertentu seperti sari buah
tingkat penambahan maksimumnya 0,1. - mempengaruhi rasa yaitu seperti merica
7Asam Sorbat
- Asam sorbat (CH3CHCHCHCHCOOH) biasa digunakan
sebagai bahan pengawet dalam bentuk garam
kalsium, sodium, atau potassiumnya. - Jumlah yang diperbolehkan dalam makanan adalah
0,2.
8Aktivitas mikrobia
- lebih efektif dalam makanan dengan keasaman
tinggi. - bekerja paling baik pada pH dibawah 6.0
- biasanya tidak aktif pada pH sekitar 7.0
- pada pH 4.0-6.0 lebih efektif daripada sodium
benzoat, pada pH 3.0 ke bawah, sorbat sedikit
lebih efektif dari propionat tetapi hampir sama
dengan benzoat. - terdapat pada molekul yang tidak terdisosiasi
- penghambatannya pada jamur dilaporkan pada
aktivitas sistem enzim dehidrogenasenya.
9Mikrobia yang dihambat as. sorbat
- terutama jamur dan yeast
- Salmonella spp., streptococci fekal, dan
staphylococci tetapi tidak menghambat clostridia - bakteri asam laktat tidak terhambat oleh sorbat
pada pH 4,5 ke atas.
10Penggunaan as. sorbat
- lebih banyak digunakan pada apel cider karena
sedikit mempengaruhi rasa dibandingkan dengan
benzoat. - efektif untuk sirup coklat, jelli, kue, buah
kering, salad dressing, fig, sirup, keju,
macaroni salad, dll. - metabolisme sorbat oleh tubuh menjadi CO2 dan H2O
disebutkan hampir sama dengan metabolisme asam
lemak.
11Sulfur dioksida
- Sulfur dioksida (SO2) dan garam sodium dan
potasium sulfitnya (SO3), bisulfit (-HSO3), dan
metabisulfit (S2O5) bekerja dengan cara yang
hampir sama.
12Aktivitas antimikrobia sulfur dioksida
- asam sulfurik tak terdisosiasi atau molekul
SO2-nya - kemampuannya sebagai pereduksi yang kuat sehingga
dapat mereduksi oksigen - bekerja pada beberapa sistem enzim esensial
13Mikrobia yang dihambat sulfur dioksida
- bakteri asam laktat dan bakteri asam asetat dan
beberapa jamur lebih sensitif dibandingkan dengan
yeast - diantara yeast, spesies yang lebih aerobik lebih
sensitif terhadap SO2 dibandingkan dengan spesies
yang fermentatif.
14Penggunaan sulfur dioksida
- SO2 digunakan dalam bentuk gas atau cair atau
dalam bentuk netral atau garamnya - dalam buah-buahan kering, sari buah, molases,
wine, sari buah, dll. - jumlahnya tergantung bahan makanan yang digunakan
(contoh raisin, sirup glukosa 40 mg/kg jam
dan jelli 100 mg/kg)
15Propionat
- Asam propionat adalah asam organik dengan tiga
karbon dengan rumus molekul (CH3CH2COOH). - Kecenderungan asam propionat dan garamnya untuk
terdisosiasi adalah rendah, dan komponen ini
aktif dalam bahan makanan yang berpH rendah. - Asam propionat khususnya berfungsi sebagai agen
antimold dan antirope.
16Aktivitas antimikrobia propionat
- Aktivitas anti mikrobia asam lemak secara umum
menunjukkan bahwa asam organik dengan atom karbon
kurang dari 7 lebih efektif khususnya terhadap
jamur. - Beberapa asam lemak diketahui mempengaruhi
permeabilitas sel dengan jalan merusak membran
sel dari mikroorganisme. - Aktivitas antimikrobia propionat masih belum
jelas benar.
17Mikrobia yang dihambat oleh propionat
- khususnya jamur
- aktivitas penghambatannya terutama sebagai
fungistatik
18Penggunaan propionat
- dapat digunakan dalam roti, kue, keju, dll.
- penggunaannya tidak dibatasi namun untuk keju
digunakan 3000 mg/kg.
19Etilen dan propilen oksida
- Etilen dan propilen oksida (berturut-turut
HCOOC2H5 dan HCOOCH3) mempunyai aktivitas yang
serupa. Strukturnya adalah sebagai berikut - H2C CH2
- O O
-
- H2C CH
- CH3
- etilen oksida propilen oksida
20Aktivitas antimikrobia etilen dan propilen oksida
- Etilen oksida merupakan alkylating agents
- Aktivitas antimikrobianya diduga berhubungan
dengan sifat tersebut - Dengan adanya atom-atom H yang labil, cincin
etilen oksida yang tidak stabil ini akan
terpisah. - Atom H akan berikatan dengan oksigen sehingga
membentuk radikal hidroksil etil, CH2CH2OH, yang
kemudian berikatan dengan molekul organik yang
telah ditinggalkan atom H-nya. - Akibatnya, gugus hidroksil etil ini dapat menutup
gugus reaktif protein mikrobia sehingga terjadi
penghambatan. - Di antara gugus-gugus yang dapat memberi atom
H-labil adalah COOH, NH2, -SH, dan OH.
21- Mikrobia yang dihambat
- khususnya jamur
- Penggunaan
- biasa digunakan sebagai fumigan
- jumlah dan makanan yang diperbolehkan dalam
FAO/WHO food additive data system tidak
disebutkan.
22Gula dan garam
- Komponen-komponen ini mempunyai kesamaan dalam
cara kerjanya. - Garam telah digunakan sebagai bahan pengawet
sejak dahulu kala. - Pertama kali digunakan untuk pengawetan daging
dengan menggunakan pengeringan.
23Aktivitas antimikrobia gula dan garam
- Plasmolisis akibat dari perbedaan konsentrasi di
dalam dan di luar sel. - Menurunkan aktivitas air (aw) sehingga tidak
dapat digunakan untuk pertumbuhan mikrobia. - Untuk dapat digunakan secara efektif perlu
digunakan jumlah yang cukup sehingga terjadi
kondisi hipertonik. - Perbedaan utama antara garam dan gula dalam hal
aktivitas antimikrobianya adalah konsentrasi yang
diperlukan. - Untuk gula (sukrosa) dibutuhkan konsentrasi 6
kali lebih besar dibandingkan dengan garam.
24- Mikrobia yang dihambat
- terutama bakteri
- Penggunaan
- Kebanyakan bakteri non marine dapat dihambat pada
konsentrasi 20, sedangkan untuk jamur biasanya
tahan terhadap konsentrasi yang lebih tinggi. - Garam biasa digunakan pada pengawetan ikan dan
daging. - Gula biasa digunakan panda pengawetan
buah-buahan, permen, susu kental, dsb.
25Nitrat dan nitrit
- Sodium nitrat (NaNO3) dan sodium nitrit (NaNO2)
serta garam potasiumnya biasa digunakan dalam
curing untuk daging cured karena mereka dapat
menstabilkan warna merah daging dan juga mampu
menghambat kebusukan dan m.o. penyebab keracunan.
26Aktivitas antimikrobia nitrat dan nitrit
- Ion nitrit sangat reaktif dan dapat digunakan
sebagai agen pereduksi dan pengoksidasi. - Dalam suasana asam, ion nitrit terionisasi
menghasilkan (3HONO) yang kemudian terurai
menjadi (NO) yang merupakan produk penting untuk
pembentukan warna, namun tampaknya tidak
berpengaruh terhadap bakteri. - NO2 diduga mempunyai aktivitas antimikrobia.
- Aktivitas antimikrobianya naik dengan turunnya pH
dalam suasana asam. - Pengaruh ini diikuti dengan meningkatnya HNO2
yang tidak terdisosiasi.
27Penggunaan nitrat dan nitrit
- Pada produk-produk daging curing.
- Konsentrasi tidak lebih dari 200 ppm.
- Nitrit sangat toksik pada konsentrasi tinggi dan
dapat berakibat fatal.
28Efek Nitrit pada Daging
- Bereaksi dengan komponen daging atau aktivitas
metabolik mikrobia - Termasuk didalamnya bereaksi dengan pigmen heme,
protein non-heme, dan komponen lain
29Efek Nitrit terhadap cita rasa
- Bahan yang berpengaruh pada rasa a.l
- Garam, gula, asap, dan nitrit
- Nitrit bereaksi dengan komponen daging terutama
daging babi untuk meningkatkan cita rasa - Peningkatan tersebut lebih terasa dibandingkan
jika daging hanya diawetkan dengan garam
30Efek Nitrit terhadap warna
- Perubahan pigmen daging (myoglobin, sedikit
hemoglobin) akibat penambahan nitrit
Oksigenasi
Myoglobin Fe2 Merah keunguan
Oksimyoglobin Fe2 Merah menyala
deoksigenasi
Oks-red
Oksidasi (nitrit)
Reduksi oksigenasi
Nitrat Oksida
Oksidasi
Metmyoglobin Fe3 Coklat
Nitrat Oksida Myoglobin Merah Fe2
Nitrat oksida reduksi
Denaturasi protein (panas)
Denaturasi protein (panas)
Oksidasi
Metmyoglobin yang terdenaturasi Coklat
Fe3
Nitrosil Homokrom Pink Fe2
Nitrat oksida reduksi
Pigmen porphirin teroksidasi (hijau, kuning, tak
berwarna)
31Asam asetat dan asam laktat
- Kedua asam organik ini termasuk di antara bahan
pengawet yang paling sering digunakan.
32- Aktivitas antimikrobia as. laktat dan as. asetat
- Aktivitas antimikrobianya dikarenakan
kemampuannya menurunkan pH di bawah kisaran
pertumbuhan dan terganggunya metabolisme akibat
molekul asam yang tidak terdesosiasi. - Penggunaan as. laktat dan as. asetat
- Terdapat pada produk-produk fermentasi seperti
pickle, sauerkraut, susu fermentasi. - Dalam sauerkraut asam laktat harus ada paling
sedikit 1,5 dari produk akhirnya.
33Pengawet kimia lainnya
- sodium diasetat
- merupakan derivat asam asetat
- digunakan dalam roti dan cake untuk mencegah
jamur - hidrogen peroksida
- digunakan pada pasteurisasi susu
- etanol
- digunakan pada ekstrak flavor
- diethylpyrocarbonate
- digunakan pada pembuatan wine untuk menghambat
yeast - sequestrant (EDTA)
- asap kayu
- mengandung formaldehid, asam alifatik, keton,
fenol, aldehid, metanol, kersol, dll.
34Pengawet Kimia makanan
Pengawet Batas toleransi Organisme yang dihambat Makanan
Asam propionat dan propionat 0.32 Kapang Roti, cake, keju
Asam sorbat dan sorbat 0.2 Kapang Keju keras, sirup, salad dressing, jely, cake dll.
Asam benzoat dan benzoat 0.1 yeast dan kapang Margarin, cuka apel, minuman ringan, saus tomat, salad dressing dll.
Sodium diasetat 0.32 Kapang Roti
Sodium nitrit 200 ppm Bakteri Filet ikan, daging, salmon asap
Etil format 15-200 ppm Jamur Buah kering dan kacang
NaCl dan gula Tidak ada Mikrobia NaCl daging. Gula jely dll
Asam dehidroasetat 65 ppm serangga Pestisida pada strawberry dan squash
35(No Transcript)
36BAKTERIOSIN (BIOKONTROL)
- Produk ekstraseluler berupa protein yang
sintesanya dikode langsung oleh ribosom bakteri,
memiliki aktivitas antibakteri dengan spektrum
yang relatif sempit. (Jack et al., 1995)
37Bacteriocin as Food Biopreservatives(Antimicrobia
l activity of bacteriocins against pathogenic
bacteria)
Activities of bacteriocin of Pediococcus
acidilactici F-11 (PAF-11)
38Aplikasi bakteriosin PAF-11 sebagai pengawet susu
yang didinginkan
Pertumbuhan bakteri pada susu steril yang
diinokulasi dan diberi bakteriosin
Pertumbuhan bakteri pada susu paterusisasi yang
diberi bakteriosin
39Aplikasi bakteriosin PAF-11 sebagai pengawet
daging dan udang segar yang didinginkan
Pertumbuhan bakteri pada daging (4oC) dg
pemberian bakteriosin SM-22 dan F-11
Pertumbuhan bakteri pada udang (4oC) dg pemberian
bakteriosin SM-22 dan F-11
40 Metoda Penyemprotan
41- Ray, B. 1996. Fundamental Food Microbiology. CRC
Press, Inc.