Title: HUKUM MENDEL
1HUKUM MENDEL
- OLEH
- ZULMI NOLA SUSANTI
- 0810212193
2Gregory Mendel
Mengajar di Brunn Modern School, Vienna
, Austria Bagaimana pewarisan sifat itu
bekerja? Apa yang sebenarnya diturunkan dari
orang tua ke keturunannya? Belum ada teori
gen, kromosom, DNA, mitosis dan meiosis
The father of genetics
3Mendel bekerja di kebunnya
- Mengembangbiakkan kacang polong dengan
berbagai karakter yang berbeda untuk mengetahui
mekanisme pewarisan sifat - Teorinya
dipublikasikan pada tahun 1865
4Mengapa Kacang Polong?
- Keuntungan kacang polong
- Banyak hybrids yang telah dihasilkan sbelumnya
- shg diharapkan terjadi pemisahan sifat
- Memiliki varietas yang banyak dari hasil
- perkawinan murni
- Kecil dan mudah untuk dkembangbiakkan shg
- memiliki waktu generasi yang pendek
- Organ-organ seksual ada di dalam bunganya
- sehingga dapat dilakukan self fertilization
atau cross fertilization
5- Pewarisan sifat
- Teori Mendel
- Sifat menurun dibawa oleh faktor penenti dan
ditentukan oleh separuh induk jantan dan separuh
induk betina
6Sifat/ karakteristik Fenotip
Bentuk biji
bulat
Mengkerut
Warna polong kuning
green
Bentuk polong rata
berliku2
Warna polong hijau
kuning
Warna bunga ungu
putih
Posisi bunga Axial(pda batang)
Terminal(pd ujung)
Panjang batang panjang
pendek
7- HUKUM MENDEL I
- Law of Segregation
- Allel2 berpisah (segregasi) satu sama lain pada
- pembentukan gamet
- HUKUM MENDEL II
- Law of Independent Assortment
- Setiap allel pada pasangan gen berpisah secara
- independen dari pasangan gen lain pada
pembentukan gametnya
8HUKUM MENDEL II
9- Kesimpulan Mendel
- Orangtua menurunkan sifat2 fisik tersendiri
pada - keturunannya (faktor allel).
- Setiap individu menerima 2 faktor yang dapat
mengkode - sifat2 yang sama atau berbeda.
- Tidak semua faktor2 / allel2 tersebut identik.
- homozigot allel2nya sama
- heterozigot- allel2nya berbeda
- Keberadaan allel tertentu tidak dapat
memastikan bahwa - sifat yang dikode akan diekspresikan.
- genotip Total dari allel2 pada
suatu individu - fenotip Penampakan fisik
10- Ketetapan hukum Mendel juga telah diterapkan
untuk mengetahui besarnya peluang memperoleh
benih jagung resesif dari hasil persilangan
antara jagung biasa x jagung QPM. - Jagung QPM adalah jagung yang kualitas
proteinnya lebih - tinggi, dimana dua asam amino penting yakni lisin
dan triptopfan dua kali lebih banyak dari jagung
biasa. Program mengkonversi tetua Bima-1 (galur
Mr4 dan Mr14) sedang dilakukan untuk membentuk
hibrida silang tunggal berorientasi QPM. - Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peluang benih yang buram (opaque) apakah
mengikuti hukum Mendel atau tidak, pada generasi
F2 yang dikawin diri (selfing) dari persilangan
tetua Bima-1 dengan galur donor CML161 asal
CIMMYT Mexico. Untuk keperluan pengujian
hipotesis digunakan uji kesesuaian dengan
sebaran khi-kuadrat.
11- HIPOTESIS PELUANG DAN HUKUM MENDEL
- Ratio hasil persilangan yang mengikuti hukum
Mendel dapat - dianalisis dengan menggunakan sebaran Khi-kwadrat
(?2). - Menurut Mood et al. (1974) bahwa sebaran
Khi-kwadrat adalah - f(x) 1/G(k/2)(0,5)k/2 xk/2-1e-(1/2)x I (0,
) (x) - ruang parameter k 1,2,
. . - 0 untuk selainnya
- E(x) k (nilai harapan)
- E(x-µ)2 Ex2 E(x) E(x) 2k (ragam)
- Fungsi Pembangkit Moment E(etx) 1/(1-2t)k/2
12-
- Penerapan sebaran ?2 dapat dikembangkan dengan
formula - yang dikemukakan oleh Winchester (1951)
Mendenhall dan - Scheaffer (1973) bahwa untuk menguji hipotesis
- H0 a1 a 2 vs. H1 a1 ? a2 digunakan formula
- ?2 S (oi ei)2/ei ?2
- (a (r-1)(c-1)) dimana oi
- hasil observasi dan
- ei nilai harapan observasi.
- Jika ?2
- hit ?2
- tab(r-1.c-1) terima H0
- ?2
- hit gt ?2
- tab(r-1.c-1) tolak H0
13-
- Pada penelitian ini penerimaan hipotesis H0
diartikan hasil persilangan mengikuti hukum
Mendel, sedangkan penolakan H0 berarti tidak
mengikuti hukum Mendel. Menurut Ott (1984)
hipotesis hukum Mendel adalah - H0 (a1 a2) 0,75 dan a 3 0,25
- H1 paling kurang ada
salah satu sekatan yang tidak sama dengan
0,75 atau 0,25 - (a1 a2) phenotype dominan (OO, Oo)
- a 3 phenotype resesif (oo)
14- Catatan Phenotype dominan diperoleh dari simbol
gen hasil persilangan kawin diri (selfing) antara
F1 yakni - Ditetapkan tetua Mr4 ? dan CML161 ?
- Mr4 x
CML161 - (OO) x
(oo) - F1
- (Oo)
-
x kawin diri - F2
15- Ratio gen yang diperoleh pada F2 adalah
- OO 25 (dominan tidak opaque), disandi a1
- Oo 50 (dominan tidak opaque), disandi a2
- oo 25 (resesif opaque), disandi a 3
- Pada kasus penelitian ini semestinya sejumlah
benih hasil kawin - diri adalah sebanyak 25 opaque jika mengikuti
kaidah hukum - Mendel.
- Penyajian hipotesis Mendel juga dikemukakan
Bender (1982) - yakni
- H0 Ratio phenotipe dominan dan resesif 3
1 - H1 Ratio phenotipe dominan dan resesif ? 3 1
16-
- Pada penelitian ini hasil seleksi benih yang
opaque di meja - cahaya diassumsikan mengikuti hukum Mendel dengan
ratio gen - resesif (oo) dominan (OO, Oo) 1 3. Data
diambil pada - benih opaque dengan skor 2 3 yakni 40 60
opaque, - sedangkan tembus cahaya (translucent) skor 5.
Penelitian ini - dilaksanakan pada musim tanam 2003/2004 di KP.
Balitsereal - Maros.
17- Kesimpulan
- Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan
bahwa pada generasi F2 hanya terdapat dua (11,76
) tongkol dari 18 tongkol yang diamati yang
mengikuti hukum Mendel dengan ratio phenotipe
resesif dominan 13 yakni famili
(CML161xMr14)-2 dan (CML161xMr14)-30. Diduga
ratio persentase akan meningkat jika pengambilan
data pada meja cahaya dipilih benih opaque dengan
skor 1 sampai 4.