Prinsip Pemeriksaan Patologi Anatomi - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Prinsip Pemeriksaan Patologi Anatomi

Description:

Prinsip Pemeriksaan Patologi Anatomi Erna Sulistyowati Tehnik aspirasi Hasil penafsiran sitologi FNAB a.Positif .sediaan diyakini mengandung sel ganas. b ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1918
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 69
Provided by: Ernasuli
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Prinsip Pemeriksaan Patologi Anatomi


1
Prinsip Pemeriksaan Patologi Anatomi
  • Erna Sulistyowati

2
Pemeriksaan penunjang
  • Benefits, Costs and Risks
  • Membantu menegakkan diagnosis
  • Membantu menentukan derajat dan aktivitas
    penyakit
  • Proses Skrining/penapisan penyakit
  • Identifikasi faktor resiko penyakit
  • Identifikasi penyakit pada pasien yang
    asimtomatis/tanpa gejala

3
Pemeriksaan Penunjang membantu Managemen pasien
  1. Evaluasi tingkat keparahan penyakit (severity of
    disease)
  2. Menentukan prognosis
  3. Monitor penyakit (progresivitas, stabilitas dan
    resolusi
  4. Mendeteksi rekurensi penyakit
  5. Memilih obat dan menetapkan terapi

4
Pertimbangan dalam Pemeriksaan Penunjang
  1. Beberapa pmrx beresiko menyebabkan kesakitan dan
    kematian. Mis Angiogram serebral
  2. Rasa tidak nyaman pada pasien. Mis
    sigmoidoskopi, barium enema, kolonoskopi
  3. Hasil pmrx menunjukkan bahwa pasien harus
    mengulangi pmrx yang sama ? pdhl pmrx tsb
    menimbulkan rasa tdk nyaman
  4. Hasil positif palsu menyebabkan px melakukan
    pmrx lebih lanjut yang tidak perlu, bahkan terapi
    yang tidak dia butuhkan
  5. Pmrx yang dilakukan hanya untuk skrining saja,
    tidak memperbaiki keadaan pasien. Mis pmrx PSA
    pada pasien Ca prostat dgn penyakit jantung
    kongestive yang berat
  6. Pmrx yang mahal dan tidak banyak membantu Dx

5
(No Transcript)
6
Persiapan pemeriksaan penunjang
  1. Persiapan pasien
  2. Mengumpulkan spesimen

7
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
Pemeriksaan
  1. Metode dijelaskan secara detil sehingga hasilnya
    akurat dan tepat
  2. Akurasi dan presisinya diketahui
  3. Rentang hasil pemeriksaan harus diketahui dengan
    jelas
  4. Sensitivitas dan spesifisitas

8
PATOLOGI ANATOMI
  • Definisi
  • Dibagi menjadi 2
  • Khusus
  • Umum
  • Bahan Pemeriksaan
  • Biopsi
  • Biopsi aspirasi
  • Sitologi
  • Operasi

9
Teknik pemeriksaan PA
  • Makroskopik
  • Mikroskopik/histopatologi
  • Sitologi
  • Mikroskop elektron
  • Otopsi/Abduksi
  • Aspek dasar terjadinya penyakit
  • Etiologi
  • Patogenesis
  • Perubahan morfologi
  • Gejala klinis

10
Disease
  • Pathology
  • Causes (etiology), include mechanism
  • Manifestations
  • Progress, include sequels
  • Medicine Surgery
  • Diagnosis
  • Prognosis therapy prophylaxis include
    pharmacology

11
JEJAS
  • Sel/Jaringan

Adaptasi
Degenerasi
Keradangan
Neoplasma
Kematian sel / Jaringan
12
Lab.patologi.
  • Fungsi
  • 1.pendidikan
  • 2.pelayanan masyarakat
  • 3.penelitian /research
  • Pemeriksaan lab.patologi meliputi
  • 1.Pemeriksaan morfologi jaringan?tersusun atas
    sel ?pengecatan H.E.
  • 2.Pemeriksaan Sitologi?pemeriksaan morfologi
    sel?sitomorfologi sel?bentuk sel?pengecatan
    Papanikolau?UNT SKRINING ?UNT.DIAGNOSTIK
  • 3.Pemeriksaan otopsi klinik

13
F formulir S sediaan/jaringan yang akan
diperiksa P preparat/sediaan jaringan yang sudah
diperiksa J jawaban
14
F formulir P preparat J jawaban
15
Sel dan Jaringan
  • Struktur sel
  • sel ? merupakan struktur dasar dari semua
    makhluk hidup.
  • ? mempunyai sifat-sifat esensial tertentu
  • ? terdiri atas
  • gt inti ? di tengah
  • gt sitoplasma ? di sekelilingnya
  • gt keduanya dibatasi oleh membran sel dan
    membran inti

1. MEMBRAN SEL 2. SITOPLASMA 3. MEMBRAN INTI 4.
NUKLEOLUS 5. KROMOSENTER 6. VAKUOLA
16
  • Inti Sel t.a. kromatin ? memberi reaksi
  • sianofilik ? biru
  • nukleolus ? eosinofilik/merah
  • Sitoplasma? vakuola ? rongga-rongga bentuk
    bulat-bulat? tidak menghisap warna
  • ? bentuk tambahan. Berasal dari benda asing
    atau hasil samping sel berupa glikogen.

17
  • Struktur jaringan
  • Berupa kumpulan/ rangkaian dari sel-sel yang
    sejenis.
  • Kelompokan jaringan ? organ
  • Jenis jaringan tubuh manusia
  • 1. epitel
  • 2. jaringan tepi
  • 3. jaringan otot
  • 4. jaringan saraf

18
TEKNIK PENGOLAHAN JARINGANUNTUK PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGI
  • Untuk Penegakan DX tumor/ kelainan lain
  • Pmx klinis, radiologis, histopatologi
  • Langkah awal pmx histopatologi fiksasi jar.
  • menentukan kwalitas sediaan patologi

19
FIKSASI
  • FIKSASI
  • Tindakan merendam bahan pemeriksaan yg berasal
    dari biopsi, operasi, atau otopsi ke dalam cairan
    fiksasi yang mempunyai volume cukup dan memakai
    cairan fiksasi yang benar.
  • Kesalahan fiksasi fatal krn ireversibel

20
TUJUAN FIKSASI
  • Harus dilakukan secepat mungkin begitu jaringan
    diangkat .
  • Tujuan
  • Mencegah terjadinya proses autolisis.
  • Mencegah proses pembusukan.
  • Memadatkan dan mengeraskan jar. Agar mudah
    dipotong.
  • Memadatkan cairan koloid.
  • Mencegah kerusakan struktur jaringan

21
  • Cairan fiksasi yang umum digunakan adalah cairan
    formalin karena
  • Mudah didapat
  • Murah
  • Cukup memuaskan
  • Lazim digunakan
  • CAIRAN FORMALIN (Formaldehid 40)
  • Formalin larutan pekat formaldehid yg
    dipasarkan Formaldehid 40 .
  • Larutan 10 formalin merupakan
  • -Formalin(Formaldehid40........................1
    0 ml)
  • Aquadest.90 ml)

22
  • Sifat- sifat Formalin
  • Pada penyimpanan lama kadar formalin menjadi
    berkurang.
  • Mengakibatkan infeksi kulit yang lama dan nyeri.
  • Uap formalin dapat merusak mukosa hidung.
  • Bereaksi secara kompleks terhadap tubuh.
  • Karsinogen.

23
Cara Melakukan Fiksasi Jaringan
  • Siapkan botol dengan mulut lebar yang telah diisi
    larutan fiksasi.
  • Cairan yg diperlukan sebanyak 15-20 kali volume
    jaringan yg difiksasi, minimal jaringan yg akan
    difiksasi terendam.
  • Segera masukkan jaringan ke dalam botol.
  • Jika jaringan hasil operasi besar difiksasi
    secara utuh.
  • Pada botol tempat fiksasi dicantumkan
  • Nama psn, umur, JK, lokasi jaringan, nama dr,
    tanggal operasi, no pmx PA

24
PEMERIKSAAN DAN PEMOTONGAN SEDIAAN BASAH
  • Tujuan
  • Identifikasi jaringan
  • Deskripsi Jaringan
  • Memilih secara tepat bagian dari jaringan untuk
    pemeriksaan mikroskopis.

25
  • Dilihat macam jaringan
  • Apakah hasil operasi, ekstirpasi, kuretase, dll.
  • Dinilai keadaan jaringan
  • Ukuran (3 dimensi)
  • Bentuk (teratur/tdk, permukaan rata/tdk)
  • Konsistensi (kenyal padat,rapuh, keras,dll)
  • Berat dan warna penampang
  • Bila jar. sedikit usahakan semuanya dibuat
    sediaan mikroskopis

26
  • PENGECATAN DENGAN MENGGUNAKAN H.E./HEMATOKSILIN
    EOSIN.
  • HASIL
  • INTI berwarna biru
  • SITOPLASMA berwarna eosinofilik

27
Frozen section
  • Suatu metode pemeriksaan histopatologi dengan
    proses yang lebih cepat
  • Dikerjakan di RS

28
  • Tujuan
  • Membekukan jaringan sehingga dapat dipotong
    secara cepat, perlu jaringan segar tanpa fiksasi
    ( dapat juga untuk jaringan yang telah difiksasi
    formalin 10 )
  • Jika suhu jaringan di bawah titik beku
  • Air dalam jar membeku menjadi es
  • (media embedding)
  • Jaringan keras dan mudah dipotong

29
  • ZAT PEMBEKU
  • Karbondioksida (CO2) padat
  • Karbondioksida (CO2) gas
  • Gas cair nitrogen (N2), dichlorodifluoromethane
  • KEGUNAAN SEDIAAN POTONG BEKU
  • Untuk mendapatkan diagnosa histopatologi secara
    cepat antara 15-20 menit sewaktu penderita masih
    di kamar operasi.
  • Dalam bidang histokimia untuk pulasan lemak,
    identifikasi enzim dehidrogenase

30
  • 3. Pada proses pemulasan akan memudahkan zat
    warna akan masuk ke dalam sel-sel jaringan misal
    untuk memperlihatkan komponen SSP
  • 4. Untuk memperlihatkan tendon yang biasanya
    dalam blok parafin sulit dipotong
  • 5. Teknik imunofluorosensi

31
SITOLOGI
  • SITOLOGI ILMU TENTANG SEL.
  • SITOLOGI DIAGNOSTIKilmu penilaiaan
    /interprestasi morfologi sel dari berbagai organ
    tubuh manusia
  • Dapat berupa -sel yg eksfoliasi
  • -artifisial/dg berbagai
    cara.

32
KEGUNAAN
  • 1.DIAGNOSA KELAINAN PATOLOGI TERTENTU DARI ORGAN
    TUBUH TERUTAMA KEGANASAN .
  • 2.EVALUASI SITO HORMONAL.
  • 3.PEMERIKSAAN SEKS KROMATIN.

33
BAHAN YANG DAPAT DIPERIKSA
  • 1.Vaginal smir/Pap test/servikal smir
  • 2.Sputum
  • 3.Bronchial washing dan brushing
  • 4.Urine
  • 5.Cairan dari tubuh lain c.pleura, c.sendi,
    c.asites, c.pericardium, cerebrovaskuler.
  • 6.Discharge papila mamae.
  • 7.Imprint jaringan tumor.
  • 8.Aspirasi jaringan tumor.

34
PAP TEST
  • DIFINISIpemeriksaan sitologi epitel serviks dan
    porsio uteri untuk penentuan adanya kelainan pra
    ganas maupun ganas.
  • Ditemukan dan dipopulerkan oleh GEORGE
    PAPANICOLAOU th.1928---1950,di Indonesia th
    1970.
  • KEGUNAAN
  • 1.Penentuan kelainan - pra ganas
  • - ganas
  • 2.Follow up karsinoma serviks pasca pengobatan
    baik operatif ,radiasi, atau sitostatika.
  • 3.Mengetahui adanya proses keradangan serta
    penyebabnya

35
  • TATA CARA PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN BAHAN PAP
    TEST
  • Alat yang digunakan
  • 1.Formulir konsultasi sitologi
  • 2.Spatula Ayre /cytobrush
  • 3.Kaca benda dan pensil kaca
  • 4.Spekulum Graves
  • 5.Tabung berisi alkohol 95.

36
Alat-alat Pap smir
37
HAL YG PERLU DIPERHATIKAN
  • 1.Pengobatan lokal dihentikan 1 minggu sebelum
    pemeriksaan.
  • 2.Penderita paska bersalin ,operasi
    rahim,radiasi,sediaan diambil paling cepat 6
    minggu kemudian.
  • 3.Bila banyak lendir dan krusta sebaiknya
    dibersihkan dahulu.
  • 4.Dibuat dua sediaan
  • 5.Jika dicurigai adanya keganasan
    endometrium,ambil juga dr forniks post.

38
CARA PENGAMBILAN BAHAN DAN PEMBUATAN SEDIAAN PAP
SMIR
  • 1. Pasien tidur telentang atau miring dg lutut
    ditekuk (litotomi)
  • 2. Masukkan spekulum kemudian dibuka sehingga
    terlihat mulut rahim.

39
Porsio normal
40
(No Transcript)
41
Cara mengambil sekret endoservikal dengan
menggunakan spatula Ayre
42
Cara mengambil sekret endoservikal dg cytobrush
43
Cara mengambil sekret endometrium dengan sapu
endometrium
44
4. CARA MEMBUAT APUSAN YANG BAIK
  • SEBAIKNYA DILAKUKAN DENGAN GERAKAN SEARAH DARI
    TENGAH KEARAH LUAR.
  • 5.CARA KEMASAN DAN PENGIRIMAN SEDIAAN APUS(SA)
  • SA YG TELAH KERING DIMASUKKAN DLM
    KOTAK/KARTON PENGIRIMAN FORMULIR YG TELAH DIISI
    LENGKAP

45
  • INTERFAL berapa tahun sebaiknya Pap test
    dilakukan ?
  • Ada banyak pendapat,a.l.

46
Menurut WHO
  • 1.Bila dana terbatas sebaiknya px masal dilakukan
    semua wanita usia 35- 40 th sekali
  • 2.bila dana banyak setiap 10 th at 5 th antara
    kelompok umur 35 55 th
  • 3.Secara ideal sebaiknya dilakukan setiap 3 th
    pada wanita umur 25 60 th

47
American Cancer Society
  • Pada tulisannyacancer related health check up
    menganjurkan sbb,
  • umur 20 60 th dan dibawah 20 th

    dengan seksual aktif
    --------1 th 1X
  • Setelah 2 th ber turut2 neg / normal,
    berikutnyadapat 3 th sekali.

48
Menurut the American College of Obstetrician and
Gynnaecologist
  • Menganjurkan Pap test sebaiknya merupakan
    pemeriksaan berkala dengan interfal satu tahun
    bagi semua wanita dengan seksual aktif

49
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN SITOLOGI
  • MELIPUTI
  • 1.Keadaan sel epitel serviks
  • 2.Ada radang atau tidak
  • 3.Mikro organisme yg tampak
  • Sasaran Pap smir.
  • Semua wanita yang telah melakukan aktifitas
    seksual

50
Sitologi dari keganasan
  • Kelainan inti sel ganas.
  • 1.Kromatin-tercat lebih gelap?hiperkromasi
  • -mengumpul,kasar,tak
    rata(bersudut).
  • 2.Pembesaran ratio inti-sitoplasma.
  • 3.Variasi ukuran inti (anisonukleosis)....variasi
    ukuran inti dari sel yg sama
  • 4.Variasi bentuk inti(pleomorfi) .membran inti
    yang tak rata bentuknya.
  • 5.Nukleolus yg tak rata.besar, tak rata dan
    bergerigi

51
Hubungan inti dan sitoplasma
  • a. Perbandingan inti sitoplasma yg besar dlm
    sebuah sel yg besar
  • b. Perubahan bentuk inti akibat tekanan dinding
    sel atau
  • Vakuole dalam sitoplasma
  • c. Inti terdorong ke tepi sel tanpa sebab yg
    jelas
  • Hubungan antara satu sel dengan lainnya
  • a. Variasi yg besar ant. satu sel dgn lainnya,dlm
    satu kelompok, dlm hal bentuk ,besar ,nukleoli
    ,dll.
  • b. Pengelompokan banyak sel dan perubahan bentuk
    inti.
  • c. Pembentukan struktur jaringan yg asing unt
    sekitarnya,misal polip, asini,dll.

52
Sitologi hormonal
  • Merupakan pemeriksaan sediaan hapus vagina untuk
    menduga aktifitas hormonal wanita.
  • Diambil dari dinding lateral vagina 1/3 atas.
  • Penting !
  • - Umur penderita
  • - Hari/tanggal haid yang terakir
  • - Lamanya haid.
  • - Bila ada kapan terjadi perdarahan
    ab.n.
  • - Akan diberi pengobatan hormon
    apa,sifat pemberian, terakir diberikan
  • - Kapan diobati antibiotik.

53
Indikasi pemeriksaan sitohormonal
  • 1.Menilai fungsi ovarium
  • 2.Menilai adanya produksi hormon yang abnormal
  • 3.Menilai dan memantau terapi hormonal.
  • Penyulit evaluasi hormonal.
  • 1.Peradangan
  • 2.Erosi
  • 3.Fiksasi salah /jelek.

54
Cara Pengambilan Sekret dinding lateral vagina
dan cara penempatan spesimen
55
Indeks sitohormonal
  • Hasil evaluasi hormonal dilaporkan dengan
    berbagai indeks.
  • Macamnya Indeks Maturasi(MI),Indeks sel yang
    berlipat,Kariopiknotik,Indeks,Indeks Eosinofilia.
  • MI yi dihitung banyaknya sel parabasal
    ,intermedia, superfisial dlm 100 sel.
  • MI merupakan perbandingan antara sel PB,sel I
    ,sel S.PB/I/S.

56
(No Transcript)
57
CONTOH MI (Maturasi Indeks)
  • PARABASAL/INTERMEDIA/SUPERFISIAL
  • 0 / 0 /1OO
  • 0 100 0
  • 100 0 0
  • KI KA

58
Sitologi sputumGunanya unt menentukan keganasan
dan radang.
  • Untuk memperoleh sputum yg baik disarankan pada
    penderita
  • Sputum pagi hari dg cara bangun tidur cukup
    berkumur saja tanpa gosok gigi kmd batuk yang
    dalam ,masukkan dalam botol berisi alk.70.
  • Pengiriman dapat kering dg membuat sediaan
    hapus,fiksasi dg alkohol 95.
  • Sputum yg baik berasal dari alveoli ,mengandung
  • Ep.torak dan makrofag

59
Bronchial washing dan brushingDilakukan di
bag,pulmologi
  • Fiksasi dengan meggunakan alkohol 50
  • Sitologi urine
  • Untuk diagnosa keganasan
  • pemantauan/post terapi.
  • Cara urine dalam jml yg sama dg alkohol
  • alkohol 50
  • URINE DIRECT VOIDED URINE
  • URINE KATETER

60
CAIRAN TUBUH LAIN
  • CAIRAN PLEURA
  • CAIRAN ASITES
  • CAIRAN PERIKARDIUM
  • CAIRAN SENDI
  • CAIRAN SEREBROVASKULAR
  • FIKSASI DG ALKOHOL 50
  • DALAM JUMLAH SAMA

61
IMPRINT JARINGAN TUMOR
  • Untuk menegakkan diagnosa keganasan
    dengancaramembuat sediaan apus dari jaringan
    tumor .
  • dikerjakan bersamaan dengan potong beku
  • Biopsi jarum halus./FNAB
  • Yi tehnik pengambilan bahan pemeriksaan selular
    dengan atau tanpa aspirasi aktif

62
Guna Px FNAB
  • 1.Untuk diagnosa kelainan patologi tertentu dari
    organ tubuh ,terutama keganasan.
  • 2.Menentukan stadium klinik penyebaran tumor
    ganas.
  • 3.memantau keadaan penderita setelah pengobatan
    tumor ganas.
  • 4.Untuk konfirmasi morfologi tumor ganas yg
    inoperabel.

63
Siapakah yg sebaiknya menjadi aspirator
  • 1.Aspirasi tumor yg dapat diraba dari
    luar/superfisial,dapat dilakukan oleh semua
    dokter, dokter umum yg telah terlatih ,dr.ahli
    patologi,dls.
  • 2.Aspirasi tumor yg letaknya didalam dimana
    memerlukan tuntunan tehnik imagingaspirasi oleh
    dr. ahli radiologi at ahli klinik yg relevan
    bekerjasama dg ahli patologi

64
Hal yg perlu diperhatikan oleh aspirator atau
pengirim bahan
  • 1.Mendapat bahan yg representatif dg fiksasi yg
    baik
  • 2.Penjelasan singkat tetapi jelas tentang
    penyakit penderita.
  • 3.Mengirim bahan secepatnya ke lab.PA
  • Peralatan yg diperlukan
  • jarum suntik sekali pakai,ukuran 22,23.25.
  • jarum punksi lumbal 90 mm
  • tabung suntik sekali pakai ukuran 10 at 20ml
  • gelas obyek dan gelas penutup.
  • alat pistol pemegang jarum suntik
  • kapas beralkohol 70
  • kain penutup steril berlubang.

65
- -
  • alat pistol pemegang jarum suntik
  • kapas beralkohol 70
  • kain penutup steril berlubang.

66
Tehnik aspirasi
67
Hasil penafsiran sitologi FNAB
  • a.Positif .sediaan diyakini mengandung sel
    ganas.
  • b.Mencurigakan keganasan .belum sahih untuk
    menentukan terapi.
  • c.Sel atipik ..kemungkinan ganas kecil tp untuk
    kepastian sifat lesi diperlukan pengamatan
    lanjut.
  • d.Lesi jinak.aspirat cukup memadai sel tidak
    ganas ,perlu dilakukan kombinasi dg
    Px.klinik,radiologi ,dll.
  • e.Tidak representatif.

68
Wassalaamu'alaikum
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com