Title: Pengantar Psikologi Eksperimen
1Pengantar Psikologi Eksperimen
2Cara Perolehan Pengetahuan
- Kekukuhan Pendapat (Tenacity)
- Otoritas (Authority)
- Intuisi (Intuition)
- Rasionalisme (Rationalism)
- Empirisme (Empiricism)
- Metode Ilmiah (Science)
3Penelitian Dalam Psikologi
4DISAIN/RANCANGAN EKSPERIMEN
- Disain/rancangan eksperimen merupakan suatu
perencanaan secara sistematik mengenai
langkah-langkah atau prosedur eksperimen secara
menyeluruh. Dengan demikian,melalui disain
eksperimen yang benar, seorang peneliti
diharapkan mampu memperoleh data secara objektif
dan akurat, sehingga dapat melakukan generalisasi
yang valid mengenai permasalahan yang sedang
diteliti. - Dalam disain eksperimen ini ditekankan pada
kemampuannya untuk menjelaskan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
Suatu disain yang baik harus mampu memberikan
interpretasi yang baik terhadap hipotesis yang
diajukan, tanpa memberikan interpretasi lain
selain yang telah dihopetesiskan. - Contoh
- Bila seorang peneliti akan melakukan eksperimen
mengenai efektivitas pemberian musik pengantar
kerja terhadap tingkat produktivitas, maka disain
penelitian harus mampu menjawab pertanyaan apakah
perbedaan produktivitas itu semata-mata
disebabkan oleh efek pemberian musik pengantar
kerja, dan bukan oleh sebab-sebab lain selain
efek pemberian musik pengantar kerja.
5Dalam kerangka penelitian eksperimen, ada
beberapa jenis penelitian eksperimen
- Penelitian pra eksperimen. Dikatakan pra
eksperimen, karena penelitian ini tidak melakukan
pengontrolan terhadap variabel-variabel diduga
berpengaruh pada terjadinya hubungan kausalitas
variabel-variabel yang dimaksud. Dengan demikian,
dalam penelitian pra eksperimen ini tidak
dijumpai adanya kelompok kontrol. - Penelitian eksperimen murni (true experiment).
Penelitian eksperimen ini dilakukan kontrol
secara ketat terhadap variabel-variabel yang
diduga ikut berpengaruh pada perubahan variabel
dependen. Di samping itu, penunjukkan subyek
sebagai sampel eksperimen dilakukan dengan teknik
random (random assignment). - Penelitian kuasi-eksperimen (quasi-experiment).
Prinsipnya, penelitian eksperimen ini sama dengan
penelitian eksperimen murni. Perbedaannya,
kontrol pada penelitian kuasi-eksperimen ini
tidak terlalu ketat. Disamping itu, penunjukkan
subyek sebagai sampel eksperimen tidak dilakukan
dengan teknik random.
6Ciri-ciri Penelitian Eksperimental
- Manipulasi
- Observasi yang objektif
- Fenomena yang dibuat agar terjadi
- Dalam situasi yang terkontrol ketat
- Satu Faktor divariasikan dan faktor lain tetap
konstan - Randomisasi
- Kontrol
7Kelebihan Vs Kekurangan
- KELEBIHAN
- kekuatan pada kesimpulan
- Dapat melakukan banyak manipulasi pada variabel
bebas
- KEKURANGAN
- hasil eksperimental agak sulit digeneralisasikan
- waktu penelitian yang cukup lama
- manusia sebagai objek
8Sebelum dibicarakan disain-disain dalam
penelitian eksperimen, terlebih dulu disepakati
simbol-simbol yang umumnya digunakan dalam
eksperimen
R menunjukkan adanya teknik randomisasi
(random assignemen). T tidak menunjukkan
adanya teknik random (tanpa random) X
menandakan adanya perlakuan -X menandakan
tidak adanya perlakuan (kelompok kotrol) Y1
pengukuran pertama pada variabel dependen Y2
pengukuran kedua pada variabel dependen
9Disain Satu Kelompok
Pada disain ini, eksperimen dilakukan terhadap
satu kelompok eksperimen, tanpa ada kelompok
kontrol. Pengukuran terhadap variabel dependen
dapat dilakukan melalui pretest maupun posttest.
Untuk satu kelompok eksperimen ini, terdapat
beberapa disain, yaitu
One-group posttest only design. Beberapa ahli
mengatakan disain ini sebagai one-shot study atau
one-shot case study. Secara skematis, disain ini
dapat digambarkan sebagai berikut
T (X) gt Y
Simbol T merupakan indikasi bahwa dalam disain
ini, subyek yang digunakan sebagai sampel umumnya
diperoleh secara non random (tidak ditunjuk
berdasarkan teknik random.
10Pada disain ini, kelompok eksperimen diberi
perlakuan tertentu. Pengukuran dilakukan beberapa
waktu setelah pemberian perlakuan tersebut.
Pengukuran ini dimaksudkan untuk melihat apakah
perlakuan yang diberikan tersebut memiliki efek
atau tidak terhadap variabel dependen.
Analisis yang paling tepat untuk disain seperti
ini adalah analisis deskriptif.
Contoh
Seorang eksperimenter ingin menguji kemampuan
kepemimpinan karyawan pada level tertentu melalui
pemberian pelatihan leadership. Setelah dilakukan
pelatihan, beberapa waktu kemudian diukur
kemampuan kepemimpinannya, dan disimpulkan bahwa
efektif atau tidak pelatihan yang diberikan.
Kelemahan utama pada disain ini adalah rawan
terhadap ancaman validitas internal, karena
hampir tidak ada kontrol terhadap variabel di
luar variabel eksperimen dan tidak adanya
informasi tentang kondisi subyek eksperimen
sebelum diberikan treatment.
11One-group pretest-posttest design. Pada disain
ini, pengukuran terhadap variabel dependen
dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum
perlakuan diberikan dan setelah perlakuan
diberikan. Pada umumnya, instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel dependen ini adalah
instrumen yang sama atau setara.
Secara skematis, disain ini dapat digambarkan
sebagai berikut
T Y1 gt (X) gt Y2
Sebelum perlakuan diberikan, dilakukan pengukuran
terhadap dependen variabel. Selang beberapa waktu
setelah perlakuan diberikan, dilakukan pengukuran
lagi terhadap variabel dependen. Fokus dalam
eksperimen ini adalah perbedaan sekor antara Y1
dan Y2.
Analisis yang paling tepat untuk disain seperti
ini adalah analisis variansi (Anova), khususnya
treatment by subjects atau repeated measures.
12Contoh
Seorang peneliti akan meneliti tentang pengaruh
metode praktikum terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran tertentu. Sebelum diberikan
perlakuan (praktikum), siswa dites terlebih dulu
untuk mengetahui prestasi belajarnya, kemudian
diberikan treatment berupa praktikum. Selang
beberapa waktu, para siswa di tes lagi untuk
mengetahui prestasi belajarnya. Kedua hasil tes
inilah yang akan dibandingkan.
Kelemahan disain ini adalah kekhawatiran terhadap
validitas internal, yaitu kelemahan yang
bersumber pada familiaritas instrumen,
pengalaman, kematangan dan regresi statistik.
Untuk mengatasi hal ini, teknik yang paling tepat
adalah dengan membentuk kelompok kontrol
(pembanding), khususnya untuk mengatasi
permasalahan pada regresi statistik.
13Longitudinal design time design Disain ini
merupakan perluasan dari kedua disain sebelumnya,
khususnya perluasan dari disain pretest and
posttest design. Pada disain ini, pengukuran
terhadap variabel dependen dilakukan sebanyak 4
kali, yaitu 2 kali sebelum dan 2 kali sesudah
perlakuan diberikan.
Secara skematis, disain ini dapat digambarkan
sebagai berikut
T Y1 Y2 gt (X) gt Y3 Y4
Dalam disain ini, bila perbedaan antara Y1 dan Y2
dengan Y3 dan Y4 sama besar, maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara
variabel independen dangna variabel dependen.
Dengan kata lain, pemberian perlakuan akan
memberikan efek yang kuat terhadap perubahan pada
variabel dependen.
14(No Transcript)
15Disain Dua kelompok atau lebih
Pada disain ini, umumnya terdapat satu atau lebih
kelompok pembanding yang dijadikan kelompok
kontrol atau diasumsikan sebagai kelompok
kontrol. Untuk eksperimen ini, pengukuran
terhadap variabel independen dapat dilakukan
dengan memberikan posttest atau pretest dan
posttest. Ada beberapa contoh disain eksperimen
dengan dua kelompok atau lebih, antara lain
Dua kelompok dengan satu variabel independen
Disain ini merupakan disain yang cukup
sederhana. Bila dalam disain ini, pengukuran
terhadap variabel independen hanya dilakukan pada
posttest maka disain ini dinamakan posttest only
control group design.
Secara skematis, disain ini dapat digambarkan
sebagai berikut
(X) gt Y1 R
------------- (-X) gt Y1
16Umumnya, dalam suatu sampel yang telah
ditentukan, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen (yang akan dikenai treatment)
dan kelompok kontrol (yang tidak mendapatkan
perlakuan). Pemilihan subyek ke dalam
kelompok-kelompok ini dilakukan dengan random.
Dalam disain ini, diasumsikan bahwa sebelum
perlakuan diberikan, kedua kelompok tersebut
sama. Dengan demikian, setelah perlakuan
diberikan, bila terjadi perbedaan sekor pada
variabel dependen, maka perbedaan tersebut
semata-mata dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan
yang diberikan.
Pada disain ini, teknik analisis yang umumnya
digunakan adalah analisis variansi (ANOVA) satu
jalur.
17Disain dengan dua variabel independen Pada
disain ini, variabel independen yang digunakan
adalah 2 variabel, yaitu X1 dan X2. Pengukuran
terhadap variabel dependen dilakukan setelah
perlakuan diberikan.
Secara skematis, disain ini dapat digambarkan
sebagai berikut
(X11) gt Y1 ----------------------- (X12) gt
Y1 R ------------------------
(X21) gt
Y1 ------------------------ (X22) gt Y1
Sebelum perlakuan diberikan, kondisi antar
kelompok-kelompok tersebut diasumsikan sama. Bila
ada perbedaan, maka perbedaan semata-mata
disebabkan oleh perbedaan perlakuan yang
diberikan.
18Dua kelompok dengan pengukuran ulangan Dalam
disain ini, terdapat dua kelompok (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol). Pengukuran
terhadap variabel dependen dilakukan dalam dua
tahap, yaitu sebelum perlakuan diberikan dan
setelah perlakuan diberikan.
Secara skematis, disain ini dapat digambarkan
sebagai berikut
Y1 gt (X) gt Y2 R ---------------------
Y1 gt (-X) gt Y2
Sama dengan disain sebelumnya, kondisi sebelum
perlakuan diberikan diasumsikan sama. Bilamana
terdapat perbedaan Y1 pada kedua kelompok
tersebut, maka sebenarnya random assignment
kurang berhasil.
19Disain lebih dari dua kelompok dengan pengukuran
ulangan Dalam disain ini, terdapat kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Umumnya,
kelompok eksperimen lebih dari satu kelompok.
Secara skematis, disain ini dapat digambarkan
sebagai berikut
Y1 gt (X) gt Y2 ---------------------
R Y1 gt (-X) gt
Y2 ---------------------- (X) gt Y2
Satu kelompok eksperimen diberikan pretest dan
posttest, sedangkan satu kelompok eksperimen lain
hanya diberikan posttest. Pada kelompok kontrol,
pengukuran dilakukan dengan pretest dan posttest.
Disain ini juga berguna untuk melihat pengaruh
pengukuran sebelum diberi perlakuan terhadap
pengukuran setelah diberi perlakuan. Bila
ternyata tidak ada pengaruhnya, maka sekor Y2
pada kelompok pertama dan ketiga juga tidak
berbeda.
20Disain empat kelompok dengan pretest dan posttest
(Solomon) Disain Solomon ini seringkali
dianggap sebagai disain paling ideal khususnya
untuk ilmu-ilmu sosial. Disain ini dipandang
kuat, lengkap dan memuaskan. Secara skematis,
disain ini digambarkan sebagai berikut
Y1 gt (X) gt Y2 --------------------- Y1 gt
(-X) gt Y2 R
----------------------
(X) gt Y2 ---------------------
(-X) gt Y2
Pada disain ini, selain melihat efek perlakuan,
juga dapat dipandang mampu mengontrol 2 hal,
yaitu ketika dilakukan pretest dan ketika tidak
dilakukan pretest. Dengan demikian, problem efek
pengalaman, historis dan maturasi dapat
dieliminir.