Title: PENGANTAR FILSAFAT ILMU
1PENGANTAR FILSAFAT ILMU
21. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
- Robert Ackerman philosophy of science in one
aspect as a critique of current scientific
opinions by comparison to proven past views, but
such aphilosophy of science is clearly not a
discipline autonomous of actual scientific
paractice. (Filsafat ilmu dalam suatu segi
adalah suatu tinjauan kritis tentang
pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau
telah dibuktikan atau dalam kerangka
kriteria-kriteria yang dikembangkan dari
pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat
ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu
dari praktek ilmiah secara aktual.
3- Lewis White Beck Philosophy of science questions
and evaluates the methods of scientific thinking
and tries to determine the value and significance
of scientific enterprise as a whole. (Filsafat
ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan
pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu
keseluruhan)
4- A.Cornelius Benjamin That philosopic disipline
which is the systematic study of the nature of
science, especially of its methods, its concepts
and presuppositions, and its place in the general
scheme of intellectual discipines. (Cabang
pengetahuan filsafati yang merupakan telaah
sistematis mengenai ilmu, khususnya
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan
praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam
kerangka umum cabang-cabang pengetahuan
intelektual.)
5- Michael V. Berry The study of the inner logic if
scientific theories, and the relations between
experiment and theory, i.e. of scientific
methods. (Penelaahan tentang logika interen dari
teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara
percobaan dan teori, yakni tentang metode
ilmiah.)
6- May Brodbeck Philosophy of science is the
ethically and philosophically neutral analysis,
description, and clarifications of science.
(Analisis yang netral secara etis dan filsafati,
pelukisan dan penjelasan mengenai landasan
landasan ilmu
7- Peter Caws Philosophy of science is a part of
philosophy, which attempts to do for science what
philosophy in general does for the whole of human
experience. Philosophy does two sorts of thing
on the other hand, it constructs theories about
man and the universe, and offers them as grounds
for belief and action on the other, it examines
critically everything that may be offered as a
ground for belief or action, including its own
theories, with a view to the elimination of
inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan
suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi
ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada
seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan
dua macam hal di satu pihak, ini membangun
teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan
menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi
keyakinan dan tindakan di lain pihak, filsafat
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat
disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan
atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri,
dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan
Kesalahan
8- Stephen R. Toulmin As a discipline, the
philosophy of science attempts, first, to
elucidate the elements involved in the process of
scientific inquiry observational procedures,
patens of argument, methods of representation and
calculation, metaphysical presuppositions, and so
on and then to veluate the grounds of their
validity from the points of view of formal logic,
practical methodology and metaphysics. (Sebagai
suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba
pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang
terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah
prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola
perbinacangan, metode-metode penggantian dan
perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis,
dan seterusnya dan selanjutnya menilai
landasan-landasan bagi kesalahannya dari
sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi
praktis, dan metafisika).
92. FOKUS KAJIAN FIL.ILMU
- Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud
yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana
hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap
manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan
ontologis) - Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana
prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan
agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah
kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu?
Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang
membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu? (Landasan epistemologis) - Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana
kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun
S. Suriasumantri, 1982)
103. FUNGSI FILSAFAT ILMU
a. Menurut Agraha Suhandi (1989)
- Sebagai alat mencari kebenaran dari segala
fenomena yang ada. - Mempertahankan, menunjang dan melawan atau
berdiri netral terhadap pandangan filsafat
lainnya. - Memberikan pengertian tentang cara hidup,
pandangan hidup dan pandangan dunia. - Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang
berguna dalam kehidupan - Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk
kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu
sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya. Disarikan dari
11b. Menurut Ismaun
- untuk memberikan landasan filosofik dalam
memahami berbagi konsep dan teori sesuatu
disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk
membangun teori ilmiah.
12c. Confirmatory dan Explanation Functions
- Confirmatory function yaitu berupaya
mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis
dengan evidensi - Explanation function yakni berupaya menjelaskan
berbagai fenomena kecil ataupun besar secara
sederhana.
134. SUBSTANSI FILSAFAT ILMU
- fakta atau kenyataan,
- kebenaran (truth),
- konfirmasi dan
- logika inferensi
141). Fakta atau kenyataan
- Menurut
- Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang
nyata bila ada korespondensi antara yang sensual
satu dengan sensual lainnya. - Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan
mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama,
menjurus ke arah teori korespondensi yaitu adanya
korespondensi antara ide dengan fenomena. Kedua,
menjurus ke arah koherensi moralitas, kesesuaian
antara fenomena dengan sistem nilai. - Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata,
bila ada koherensi antara empirik dengan skema
rasional, dan - Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang
nyata bila ada koherensi antara empiri dengan
obyektif. - Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu
yang berfungsi
152). Kebenaran (truth)
- 3 teori kebenaran yaitu koherensi, korespondensi
dan pragmatik (Jujun S. Suriasumantri, 1982) - Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran
dalam ilmu, yaitu kebenaran koherensi,
kebenaran korespondensi, kebenaran performatif,
kebenaran pragmatik dan kebenaran proposisi. - Noeng Muhadjir menambahkannya satu teori lagi
yaitu kebenaran paradigmatik
162).a. Kebenaran koherensi
- Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian atau
keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan
sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih tinggi
dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema,
sistem, atau pun nilai.
172).b. Kebenaran korespondensi
- Berfikir benar korespondensial adalah berfikir
tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan
sesuatu lain. Koresponsdensi relevan dibuktikan
adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah
antara fakta dengan fakta yang diharapkan, antara
fakta dengan belief yang diyakini, yang sifatnya
spesifik
182).c. Kebenaran performatif
- Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya
dalam tampilan aktual dan menyatukan apapun yang
ada dibaliknya, baik yang praktis yang teoritik,
maupun yang filosofik, orang mengetengahkan
kebenaran tampilan aktual. Sesuatu benar bila
memang dapat diaktualkan dalam tindakan.
192).d. Kebenaran pragmatik
- Yang benar adalah yang konkret, yang individual
dan yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
202).e. Kebenaran proposisi
- Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi
banyak konsep kompleks, yang merentang dari yang
subyektif individual sampai yang obyektif. Suatu
kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisi
nya benar
212).f. Kebenaran struktural paradigmatik
- Sesungguhnya kebenaran struktural paradigmatik
ini merupakan perkembangan dari kebenaran
korespondensi. Sampai sekarang analisis regresi,
analisis faktor, dan analisis statistik lanjut
lainnya masih dimaknai pada korespondensi unsur
satu dengan lainnya. Padahal semestinya
keseluruhan struktural tata hubungan itu yang
dimaknai, karena akan mampu memberi eksplanasi
atau inferensi yang lebih menyeluruh.
223). Konfirmasi
- Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi
proses dan produk yang akan datang, atau
memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat
ditampilkan sebagai konfirmasi absolut atau
probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut
biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau
axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak
salah bila mengeksplisitkan asumsi dan
postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan,
prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian
probabilistik dapat ditempuh secara induktif,
deduktif, ataupun reflektif.
234). Logika inferensi
- Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau
penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut
cara tertentu, yakni berdasarkan logika. Secara
garis besarnya, logika terbagi ke dalam 2 bagian,
yaitu logika induksi dan logika deduksi. (Jujun
Suriasumantri)
24SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
25YUNANI - KUNO
ABAD TENGAH
ABAD MODERN
ABAD KONTEMPORER
6SM
3SM - 6M
14M
18M
19M
20M
14-15M
RASIONALISME EMPIRISME KRITISISME IDEALISME POSITI
VISME
FENOMENOLOGI STRUKTURALISME NEOPOSITIVISME
ANCILLA THEOLOGIAE
RENAISSANCE
AUFKLARUNG
MITOS
LOGOS
FILSAFAT
THEOLOGI
FAKTOR HEURISTIK
ILMU CABANG
BIOLOGI ASTRONOMI MATEMATIKA FISIKA KIMIA SOSIOLOG
I
KOMPUTER PARIWISATA DLL.
AGAMA FILSAFAT
FILSAFAT
26YUNANI KUNO
MITOS ..... - 6SM LOGOS 3SM - 6M
27FILSAFAT
Phylo menyenangi Sophia bijaksana
MITOLOGI
Dongeng, Takhayul
Pertanyaan timbul (ingin tahu)
DE-MITOLOGI
Dipikirkan (secara kritis)
LOGOS (ilmu)
28Apakah ARCHE dari segala sesuatu yang ada ?
Thales (624 - 548 SM)
AIR
Anaximander (610 - 518 SM)
APEIRON
Anaximanes (590 - 518 SM)
UDARA
Phytagoras (580 - 500 SM)
BILANGAN
Demokritos (460 - 370 SM)
ATOM
29SOCRATES (469 - 399SM)
Dialektika
PLATO (427 - 347 SM)
Rasionalisme
ARISTOTELES (384 - 322 SM)
Metafisika Logika Biologi
Empirisme
30ABAD PERTENGAHAN
ANCILLA THEOLOGIAE
DOGMA
DOGMA
DOGMA
DOGMA
DOGMA
DOGMA
DOGMA
ABAD KEGELAPAN BAGI ILMU PENGETAHUAN
DOGMA
DOGMA
31PERMULAAN ABAD MODERN
LEONARDO DA VINCI COPERNICUS KEPLER GALILEO
GALILEI FRANCIS BACON
RENAISSANCE
14 - 15 MASEHI
AUFKLARUNG (PENCERAHAN)
VOLTAIRE JJ. ROUSSEAU MONTESQUIEU IMMANUEL KANT
18 MASEHI
32AGAMA DAN FILSAFAT MULAI DI PISAHKAN AGAMA DI
DASARI KEYAKINAN (KEIMANAN) FILSAFAT DI DASARI
OLEH OLAH PIKIR (SEKULARISASI) RASIONALISME EMPI
RISME KRITISISME IDEALISME POSITIVISME
TUMBUH ILMU-ILMU CABANG (MENINGGALKAN
FILSAFAT) BIOLOGI ASTRONOMI MATEMATIKA FISIKA
KIMIA SOSIOLOGI
33SKEMA HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
34KONSEP DASAR ILMU
351. PENGERTIAN ILMU
- a. Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata
ilm (Arab), science (Inggris), watenschap
(Belanda), dan wissenschaf (Jerman). (Imam
Syafiie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Quran
(Yogyakarta UII Press, 2000), hal. 26.) - b. R. Harre menulis ilmu adalah a collection of
well-attested theories which explain the patterns
regularities and irregularities among carefully
studied phenomena, atau kumpulan teori-teori yang
sudah diuji coba yang menjelaskan tentang
pola-pola yang teratur atau pun tidak teratur di
antara fenomena yang dipelajari secara hati-hati.
(R. Harre, The Philosophies of Science, an
Introductory Survey (London The Oxford
University Press, 1995), hal. 62.)
36- c. Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga
menjadi suatu ilmu, menurut Archie J. Bahm
dapat diuji dengan enam komponen utama yang
disebut dengan six kind of science, yang meliputi
problems, attitude, method, activity,
conclusions, dan effects. (Archie J. Bahm, Whats
Science, (TTP TP, TT), hal. l ) - d. Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan,
tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan
sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang
diperoleh dengan cara-cara tertentu
berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan. (Dawam
Raharjo, Ilmu, Ensiklopedi al-Quran, dalam
Jurnal Ulumul Quran, No. 4. Vol. 1, Jakarta,
1090, hal. 56.)
37- e.Akhirnya Ilmu dapat didefinisikan Ilmu adalah
rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif dengan berbagai metode berupa aneka
prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai
gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau
individu untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan
ataupun melakukan penerapan. (The Liang Gie,
Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty,Yogyakarta,1991,h
al.90)
382. HAKEKAT ILMU
AKTIFITAS (SEBAGAI PROSES)
ILMU
PENGETAHUAN (SEBAGAI PRODUK)
METODE (SEBAGAI PROSEDUR)
39ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES)
Proses pemikiran yang berpegang pada
kaidah-kaidah logika
1. Rasional
Ilmu Sbg Aktifitas
Proses mengetahuan dan memperoleh pengetahuan
2. Kognitif
- Mencapai kebenaran
- Memperoleh pemahaman
- Memberikan penjelasan
- Melakukan penerapan dengan melalui peramalan atau
pengendalian
3. Teknologis
40ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR)
- Pengamatan - Percobaan
- Pengukuran - Survey
- Deduksi - Induksi
- Analisis - Lainnya
1. Pola Prosedural
- Menentuan Masalah
- Perumusan Hipotesis (bila Perlu)
- Pengumpulan Data
- Penurunan Kesimpulan
- Pengujian Hasil
2. Tata Langkah
Ilmu Sbg Metode Ilmiah
3. Berbagai Teknik
- Daftar pertanyaan
- Wawancara
- Perhitungan
- Pemanasan
- Lainnya
4. Aneka Alat
- Timbangan
- Meteran
- Perapian
- Komputer
- Lainnya
41ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)
Obyek Material
1. Segi Obyek Pengetahuan
Obyek Formal
Ilmu Sbg Pengetahuan Ilmiah
- Empiris
- Sistematis
- Obyektif
- Analitis
- Verifikatif
2. Segi Sifat Pengetahuan
423. DIMENSI ILMU
- Dimensi ekonomik
- Dimensi linguistik
- Dimensi matematis
- Dimensi politik
- Dimensi psikologis
- Dimensi sosiologi
1. Cabang Ilmu
Dimensi Ilmu
- Dimensi filsafati
- Dimensi logis
2. Pengetahuan reflektif-abstrak
- Dimensi Kebudayaan
- Dimensi sejarah
- Dimensi kemanusiaan
- Dimensi rekreasi
- Dimensi sistem
- Dimensi lainnya
3. Aspek realitas
435. PENGGOLONGAN PENGETAHUAN ILMIAH
- Ilmu Teoritis
- Ilmu Praktis
1. Ragam Ilmu
Pembagian Sistematis Pengetahuan Ilmiah
- Ilmu Matematis
- Ilmu Fisis
- Ilmu Biologis
- Ilmu Psikologis
- Ilmu Sosial
- Ilmu Linguistik
- Ilmu Interdipliner
2. Jenis Ilmu
44METODE ILMIAH
45SEJARAH PERKEMBANGAN METODE ILMIAH
- JAMAN SEBELUM MASEHI
- Di dalam buku kedokteran Mesir kuno, yakni the
Edwin Smith papyrus, (kira-2 1600 SM) disebutkan
bahwa beberapa komponen dasar metode ilmiah telah
dilakukan seperti pengujian (examination),
diagnosa, treatment dan prognosis terhadap suatu
penyakit - Di Babilonia, sebagaimana termaktub dalam buku
The Ebers papyrus (kira-2 1550 SM) juga sudah
terdapat upaya pembuktian secara empirik.
46- 2. YUNANI KUNO (500 SM)
- BEBERAPA KOMPONEN DASAR METODE ILMIAH TELAH
DILAKUKAN PADA MASA INI. - BAHKAN GEOMETRI TELAH DIJADIKAN UKURAN UNTUK
MEMBUAT SEPATU DI DI YUNANI PADA MASA ITU.