SISTEM GOL.ABO - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

SISTEM GOL.ABO

Description:

Title: SISTEM ABO Last modified by: fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Created Date: 2/14/2003 7:35:09 AM Document presentation format: On-screen Show – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:191
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 161
Provided by: word514
Category:
Tags: abo | gol | sistem | varian

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: SISTEM GOL.ABO


1
SISTEM GOL.ABO
2
GOLONGAN GOLONGAN DARAH ABO
Antigen pada sel Antibodi dalam serum
Gol A A Anti-B
Gol B B Anti-A
Gol AB AB Tidak ada
Gol O Tidak ada Anti-A anti-B
3
Sistem ABO
  • Th 1900 Karl Landsteiner
  • Menemukan gol A,B,O
  • Masing2 serum orang tersebut mengandung
    antibodi terhadap antigen yang tidak ada pada sel
    darah merahnya
  • Th 1902- von Decastello dan Sturli menemukan gol
    AB.

4
Sistem ABO
  • Sistem golongan darah pertama yg ditemukan ,
    merupakan golongan darah yg terpenting dalam
    transfusi darah.
  • Merupakan satu2nya sistem, yang antibodinya
    dapat diperkirakan terdapat dalam serum orang
    yang tidak pernah expose pada sel darah merah
    manusia.

5
Sistem ABO
  • Oleh karena antibodi2 ini ,transfusi darah dengan
    gol ABO yang tidak cocok, akan menyebabkan reaksi
    transfusi hemolitik intravasculair yang berat
    dengan manifestasi reaksi transfusi hemolitik
    yang akut.
  • Pemeriksaan kecocokan gol ABO donor dan resipien
    merupakan dasar pemeriksaan pretransfusi

6
Pewarisan dan genetika
  • 1910-EpsteinOttenberg gol ABO diwariskan
  • Von dungern dan Hirszfeld mengkonfirmasi bhw gol
    ABO secara genetika diwariskan dg meneliti pada
    72 keluarga dg 102 anak.
  • Mereka menemukan bahwa pewarisan agglutinogen A
    dan B menurut hukum Mendels.
  • Gen ABO adalah autosomal(tidak terdapat pada sex
    chromosome)Masing2 orang mempunyai 2 copies gen
    yg menandai gol ABO mereka.(satu berasal dari ibu
    dan satu berasal dari bapak)

7
Pewarisan dan genetika
  • Gol darah A dan B dominant terhadap gol O
  • Gen Gol A dan B adalah co-dominant.berarti bahwa
    seorang mewarisisatu gen gol A dan satu gen golB
    sel darah merah nya akan mempunyai antigen gol A
    dan B.Alleles disebut A(yg menghasilkan A
    antigen),B(yg memproduksi B antigen) dan O(yg
    nonfungsional dan tidak memproduksi A atau B)

8
Ringkasan gol darah,antigen sel darah merah
kemungkinan genotype
Human blood group Red cell antigens Serum antibodies Possible genotype
A A antigen Anti-B AA atau AO
B B antigen Anti-A AA atau BO
O none Anti-Aanti-B Hanya OO
AB Adan B antigen None Hanya AB
9
DASAR GENETIK GOL ABO
  • Gen yang bertanggung jawab terhadap gol
    ABO-mewarisi 2 gen golongan darah
  • Kromosom dari ibu membawa salah satu dari gen
    A,gen B atau gen O
  • Kromosom membawa salah satu dari gen A,gen B atau
    gen O

10
DASAR GENETIK GOL ABO
  • Genotip
  • gen2 yg diturunkan dari masing2 golongan
    darah orang tua yg ada pada kromosom
  • Fenotip
  • efek yg bisa terlihat dari gen2 yg diwariskan
    misalnya golongan darah itu sendiri

11
DASAR GENETIK GOL ABO
  • Gen A dan B bersifat dominan atas gen O
  • jadi fenotip A dapat berasal dari salah satu
    genotip AA atau genotip AO
  • Fenotip B dapat berasal dari salah satu genotip
    BB atau genotip BO

12
Kombinasi gen2 dan golongan darah yg terbentuk
Genotip Golongan darah (Fenotip)
AA A
AO A
BB B
BO B
AB AB
OO O
13
Genotip AO
BO
Genotip AB AO
BO OO
Fenotip AB A
B O
Pohon keluarga golongan ABO
14
GenABO
  • Phenotype gol darah ABO ditentukan oleh alleles
    pada 2 chromosome yaitu chromosome 9 yg mempunyai
    gen ABO allele dan chromosome 19 yg mempunyai gen
    yg menandai pembentukan H antigen yg mana dapat
    atau tidak dapat merubah allele yg ada pada
    chromososme 9.

15
GenABO
  • Tidak seperti antigen red cell yg lain kedua gen2
    ini tidak menandai utk antigen yg sebenarnya.Gen2
    ini menandai utk enzyme yg sebenarnya membentuk
    antigen pada struktur precursor pada sel darah
    merah.Enzyme menentukan gol ABO seseorang dg
    mengkatalisa penempelan gol darah yg disebut
    sugar /basa? pada antigen precursor
    carbohydrate.Enzyme diproduksi oleh gen pada
    chromosome 19 menambahkan sugar/basa? Pada
    precursor carbohydrate utk membentuk H antigen
    .Gen ABO bertanggung jawab utk menentukan
    phenotype A,B,O seseorang

16
GenABO
  • Gen A dan B masing2 menandai aktiv enzyme yg
    mengenal antigen H dan melekat pada sugar yg
    menetapkan gol darah.Gen O biasanya amorph gene
    berarti tidak memproduksi aktiv enzyme.Sebagai
    akibat gol O tidak dapat memodifikasi antigen H .

17
ANTIGEN
A H
GENES
A
SUBST
BH
GENES
B
SUBST
H
H
ABH
AB
Precursor substance (P.S)
O
H
hh
A,B,AB,O
P.S
Tidak ada apa2
DARAH BOMBAY
18
N-acetyl galactosamine
D-galactose
N-acetylglucosamine
H gen
Le gen
L-fu -cose
Lea substance
Hsubstance
A gen
B gen
Le Se gen
A susbtabce
Leb substance
B substance
19
Antigen sistem ABO
  • Gen ABO mempunyai 3 alleles A,B dan O yang
    berlokasi pada lokus ABO pada kromosom 9.
  • Gen A dan B memproduksi enzym glycosyl
    transferase yang dipergunakan untuk membentuk
    antigen A dan B

20
Antigen sistem ABO
  • Gen O tidak memproduksi enzyme sehingga
  • Sel darah merah gol O tidak mempunyai antigen
    A dan B,tetapi mempunyai banyak antigen H yang
    merupakan rantai oligosacharida untuk membentuk
    antigen A atau B.

21
N-acetyl galactosamine
D-galactose
N-acetylglucosamine
H gen
Le gen
L-fu -cose
Lea substance
Hsubstance
A gen
B gen
Le Se gen
A susbtabce
Leb substance
B substance
22
Antigen sistem ABO
  • Gen2 Hh dan Se terdapat pada kromosom 19 dan
    keduanya sangat berkaitan.
  • Masing2 lokus mempunyai 2 allele.
  • Salah satu dari allele tersebut tidak
    menghasilkan produk yang dapat dibuktikan/dilihat
    disebut Amorph.

23
Antigen sistem ABO
  • Allele yang aktif pada lokus H,ialah H
    memproduksi enzym glycosyl transferase yang
    bekerja pada tingkat seluler untuk membentuk
    antigen H ,yang akan menjadi antigen A dan B
  • Yang amorph disebut h,sangat jarang

24
ANTIGEN
A H
GENES
A
SUBST
BH
GENES
B
SUBST
H
H
ABH
AB
Precursor substance (P.S)
O
H
hh
A,B,AB,O
P.S
Tidak ada apa2
DARAH BOMBAY
25
N-acetyl galactosamine
D-galactose
N-acetylglucosamine
H gen
Le gen
L-fu -cose
Lea substance
Hsubstance
A gen
B gen
Le Se gen
A susbtabce
Leb substance
B substance
26
Antigen sistem ABO
  • Gen Se bertanggung jawab terhadap adanya H pada
    glycoprotein pada epithelial sekresi seperti
    saliva.
  • 80 populasi adalah sekretor
  • Orang yang mempunyai gen Se adalah secretor.
  • H akan diubah menjadi antigen A atau B bila
    orang tersebut mempunyai gen A atau gen B.
  • Yang amorph disebut se/nonsecretor

27
Antigen sistem ABO
  • Perbedaan bayi dan dewasa dalam aktivitas A,B dan
    H mungkin berhubungan dengan jumlah struktur yang
    bercabang yang terdapat pada membran sel pada
    umur2 yg berbeda.

28
Antigen ABO
  • Pemeriksaan untuk mendeteksi antigen A dan B
    dengan aglutinasi langsung .Reaksi lebih lemah
    pada bayi daripada orangdewasa.Meskipun demikian
    dapat dideteksi pada embryo umur 5-6 mg
  • Antigen A dan B tidak secara penuh berkembang
    pada waktu lahir,kemungkinan karena struktur
    cabang oligoscharida tumbuh bertahap.
  • Pada umur 2-4 tahun expresi antigen A dan B telah
    penuh berkembang dan tetap konstan sepanjang
    hidup.

29
Antigen2 sistem ABO
  • Glycosphingolipid yang membawa A dan B
    oligosacharida merupakan bagian integral dari
    membrane sel darah merah,sel epithelial dan sel
    endothelial .
  • Bila orang tersebut mempunyai gen
    secretor,terdapat juga dalam bentuk larut dalam
    plasma,dalam sekresi cairan tubuh,saliva .

30
(No Transcript)
31
Antigen sistem ABO
  • Gen2 terletak pada 3 lokus yang terpisah Gen
    ABO,Gen Hh dan Gen Se (Sekretor) mengontrol
    terjadinya dan lokasi antigen A dan B

32
Subgroups
  • Subgroups ialah phenotype ABO yang berbeda dalam
    jumlah antigen yang ada pada sel darah merahnya
    dan pada sekretor,pada saliva ,sebagai akibat
    produk yg kurang effektif dari enzym
    glycosyltransferase.
  • Subgroup A lebih sering ditemukan daripada
    subgroup B.

33
Reaksi-reaksi serologi dengan Anti-A,anti-AB Dan
Anti-A1
A1 A2 A1B A2B
Anti-A
Anti-AB
Anti-A1 - -
34
Macam2 Subgroups
Sub-gol A Frekuensi Antibodi Yg selalu ada Antibodi yg Kadang2 ada
A1 80 Anti-B Tidak ada
A2 20 Anti-B Anti A1 dlm 2 kasus
A1B 80 Tidak ada Tidak ada
A2B 20 Tidak ada Anti-A1 dlm 25 kasus
35
Subgroups
  • Subgroup A terutama A1 dan A2
  • A1 dan A2 bereaksi kuat dengan anti-A pada
    pemeriksaan aglutinasi langsung
  • Perbedaan A1 dan A2 ialah dengan pemeriksaan
    dengan reagensia Lectin yg dibuat dari biji2an
    Dolichos Biflorus.

36
Subgroups
  • Anti-A1 bereaksi baik pada suhu lt 37oc secara
    klinis tidak begitu penting kecuali bila reaktif
    pada suhu gt 37oc
  • Pemeriksaan rutin dengan anti-A1 tidak perlu.

37
ANTIGEN
A H
GENES
A
SUBST
BH
GENES
B
SUBST
H
H
ABH
AB
Precursor substance (P.S)
O
H
hh
A,B,AB,O
P.S
Tidak ada apa2
DARAH BOMBAY
38
Sistem H
  • Sistem H mempunyai 2 gen H dan h.
  • Antigen H adalah molekul pendahulu antigen A dan
    B, sebelum menjadi antigen A atau B.
  • Gol O tidak mempunyai antigen A dan B dan pada
    sel banyak antigen H.
  • Banyaknya H antigen pada sel
  • OgtA2gtBgtA2BgtA1gtA1B

39
ANTIGEN
A H
GENES
A
SUBST
BH
GENES
B
SUBST
H
H
ABH
AB
Precursor substance (P.S)
O
H
hh
A,B,AB,O
P.S
Tidak ada apa2
DARAH BOMBAY
40
Sistem H
  • Seperti antigen A dan B , antigen seperti antigen
    H terdapat dialam.
  • Individu dengan Oh,sel darah merah tidak
    mempunyai H,mempunyai anti-A dan anti-B dan
    mempunyai anti-H yang secara klinis berarti
    /berbahaya dan kuat.
  • Pada Gol A1 , A1B , dan B ,antigen H yg dirubah
    ke A dan B hanya sedikit dan mempunyai
    anti-H,tetapi anti-H ini lemah,bereaksi pada suhu
    kamar dan secara klinis kurang berarti.

41
Sistem H
  • Oh sel tidak punyai H,A dan B ditemukan
    pertamakali di Bombay,India disebut gol darah
    Bombay.
  • Pemeriksaan gol darah serupa dengan gol O,akan
    tetapi bila diperiksa dengan gol O maka akan
    terjadi ketidak cocokan yg kuat pada immediate
    spin/sentrifugasi.

42
Sistem H
  • Anti-H pada Oh bereaksi sekitar 4-370C semua sel
    darah merah kecuali dengan Oh .
  • Pasien harus ditransfusi dengan darah Oh .
  • Phenotype Oh akan terlihat reaksi dengan anti-H
    lectin (dari biji Ulex europaeus)
  • Oh timbul karena pewarisan dari gen hh

43
Sistem H
  • Gol Parabombay dapat phenotype Ah,Bh,atau ABh
  • Tidak terdeteksi antigen H,tetapi mempunyai
    sedikit A atau B antigen tergantung dari gen
    individu pada Lokus ABO.
  • Pemeriksaan dengan anti-A dan anti-B bisa tidak
    bereaksi atau positip lemah tetapi tidak bereaksi
    dengan anti-H lectin atau dengan anti-H dari Oh.

44
Sistem H
  • Serum Ah dan Bh mempunyai anti-H selain anti A
    dan anti-B

45
Antibodi
  • Individu mempunyai antibodi terhadap antigen A
    atau B yg tidak ada pada sel darah merahnya.
  • Hal ini mengharuskan pemeriksaan ABO pada sel
    dan serum

46
Antibodi
  • Waktu timbul
  • Anti-A dan anti-B dapat dideteksi dalam serum
    setelah beberapa bulan setelah lahir.
  • Hampir tidak pernah, ditemukan antibodi pada
    waktu lahir
  • Sebagian besar antibodi yang terdapat dalam
    cord/umbilicus berasal dari ibu.
  • Pembentukan meningkat pada umur 5-10 th dan
    menurun pada usia lanjut.

47
Antibodi
  • Pada orang tua mempunyai anti-A dan anti-B yang
    lebih sedikit daripada orang muda
  • Pemeriksaan anti-A dan anti-B pada bayi2 baru
    lahir atau pada umur lebih muda dari 4-5 bulan
    tidak dapat dianggap valid sebab antibodi bayi
    berasal dari transfer placenta IgG anti-A dan
    anti-B ibu.

48
IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan
anti-B
  • Setiap orang akan membuat ,kecuali gol AB ,IgM
    anti-A atau IgM anti-B sebagai akibat rangsangan
    lingkungan,makanan dll.
  • Bila seorang mempunyai IgG anti- B maka
    dipastikan titer IgM anti-Anya akan tinggi.
    Dengan istilah titer anti-A tinggi .
  • Pada pemeriksaan serum grouping akan melisiskan
    sel darah merah

49
IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan
anti-B
  • Antibodi yg bertiter tinggi penting pada keadaan
    berikut
  • Transfusi whole blood gol O atau plasmanya pada
    orang yang bukan gol O
  • Bila plasma gol O mengandung anti-AB yg bertiter
    tinggi ,dapat menyebabkan kerusakan sel darah
    merah atau reaksi transfusi.
  • Hindari transfusi Whole Blood gol O pada yg bukan
    O,Atau hilangkan plasma secara aseptik terlebih
    dahulu-menjadi sel darah merah pekat/packed cell.

50
Antibodi
  • IgG dapat melewati placenta ,bayi dengan ibu gol
    O merupakan risiko untuk terjadi hemolitik
    disease of the newborn.(HDN)

51
IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan
anti-B
  • Pada kehamilan bila ibu O dan bayinya A atau B
  • IgG anti-AB dapat melewati placenta sehingga
    dapat merusak sel darah merah janin.
  • Sewaktu lahir bayi dapat menderita anemia serta
    berwarna kuning akibat perusakan sel darah
    merah,( haemolytic disease of the newborn) dan
    bila karena IgG anti-D (Rhesus) maka kelainan
    biasanya lebih berat.

52
IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan
anti-B
  • Bila seorang bayi lahir kuning harus dicari
    penyebabnya.
  • Ketidak cocokan gol ABO hanya merupakan salah
    satu penyebab.
  • Bila perlu exchange transfusi(transfusi
    tukar),dasar untuk memilih sama ,apapun penyebab
    warna kuning tersebut.
  • Periksa Direct antiglobulin test untuk melihat
    apakah sel bayi diselubungi oleh IgG.

53
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
  • Penetapan gol darah ABO seseorang sangat
    berkaitan dg transfusi darah yg aman.Ada beberapa
    methode
  • Serology Penetapan langsung antigen ABO dan
    naturally occuring antibodynya.Berarti penetapan
    gol darah merupakan upaya utama diUTD bentuk
    pemeriksaan meliputi dua komponen
  • 1.Antibody yg specifik pada penetapan antigen ABO
    tertentu pada red cell
  • 2.Cells yg diketahui gol ABOnya yg diagglutinasi
    oleh naturally occuring antibody dalam serum
    seseorang.

54
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
  • Molecular biologyTermasuk penetapan langsung
    dari mutasi genotype yg sebenarnya yg menentukan
    phenotype seseorang .Proses ini terutama
    digunakan pada forensic medicine ,riset pada
    genetik populasi
  • Pengembangan molecular biology merupakan revolusi
    kapasitas utk memeriksa mutasi pada genomic
    DNA.Proses ini disebut Polymerase Chain reaction
    .Proses ini memungkinkan specifik amplifikasi
    dari urutan DNA yg mengandung allele yg
    menentukan mutasi yg dapat dipelajari.

55
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
  • PCR tidak cocok pada klinis/lingkungan rumah
    sakit karena peekrjaannya lambat dan labour
    intensive sehingga tidak cocok utk skala besar
    orang yg membutuhkan peemriksaan dg cepat

56
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
  • Metode rutin ialah dg cara serology.
  • Yg meliputi 2 cara peemriksaan
  • 1.Antigen sel darah merah-antigen sel darah merah
    sebagai akibat penambahan enzym dari sugar yg
    menentukan gol darah pada ujung precursor
    oligosacharida.terdapat pada banyak individu
    lebih dari 2 juta ABO antigen perred cell.Yg
    termasuk
  • H antigen
  • A antigen
  • B antigen

57
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
  • Serum antibody-seseorang secara normal mempunyai
    naturally occuring antibody pada A,B,H antigen yg
    mereka tidak punya.Mereka timbul karena organisme
    lain(mis bakteria)mengexpresikan A,B,H antigen
    pada dinding sel,Expose yg terus menerus pada
    intestinal flora,food,dllmerangsang immune
    response pada antigen A,B,H yg mereka tidakpunya
  • Pembentukan anti-A dan anti-B mulai pada beberapa
    bulan pertama.mencapai puncaknya pembentukan pada
    umur 5-10th.

58
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
  • Produksi antibody menurun dg umur.
  • AntiA dan anti-B gol B dan A biasanya IgM dan
    bereaksi baik pada suhu kamar
  • Anti-A dan anti-B gol O biasanya IgG.Gol O
    memproduksi campuran anti-AB yg mengaglutinasi
    antigen A dan B.

59
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
  • Dalam laboratorium pemeriksaan gol ABO antigen
    dan naturally occuring antibodies dapat dilakukan
    dg 2 cara
  • Manual serology-biasanyaslide test,micro titer
    plates,dan glass tubes
  • Automated methods mesin yg khusus yg serupa dg
    prinsip serology tetapimengauotmatisasi preses2
    tertentu (kadang2 termasuk interpretation.
  • Kadang2 ada kondisi atau faktor yg dapat
    memberikan false negative reaction dg peemriksaan
    serology

60
Pemeriksaan rutin gol ABO
  • Pemeriksaan dengan menggunakan anti-A dan anti-B
    untuk menentukan ada atau tidak adanya antigen
    disebut Pemeriksaan sel darah merah
    langsung.(Cell testing)
  • Pemeriksaan dengan menggunakan sel darah A dan B
    untuk memeriksa anti-A dan anti-B dalam serum
    disebut pemeriksaan serum(serum testing)
  • Pemeriksaan pada donor dan pasien harus
    pemeriksaan sel dan serum

61
           
 
62
Pemeriksaan rutin gol ABO
  • Pemeriksaan gol ABO dapat dilakukan dengan slide
    test,tube test,microplate test.

63
Pemeriksaan rutin gol ABO
  • Dahulu Reagensia untuk pemeriksaan dengan pool
    serum manusia dari orang yg sudah distimulasi
    dengan substance A dan B untuk memproduksi
    antibodi dengan titer tinggi.
  • Sekarang reagensia ABO dibuat dari monoclonal
    Antibodies yang didapat dari biakan cell
    (cultured cell lines)

64
Pemeriksaan rutin gol ABO
  • Pemeriksaan serum harus dilakukan dengan metode
    yg akan mendeteksi antibodi secara adekwat,tube
    test,microplate atau slide tehnik.
  • waspada dengan slide test karena kemungkinan
    kontak dengan darah

65
Pemeriksaan gol ABO yg tidak rutin
  • Reagensia anti-AB dipakai untuk cell typing
  • Reagensia sel A2 dan O dipakai pada serum typing
  • Alasan memakai anti-AB ialah lebih effektif
    daripada hanya anti-A dan anti-B dalam mendeteksi
    antigen yang lemah,tetapi hal ini tidak benar
    bila memakai reagen monoclonal.

66
Pemeriksaan gol ABO yg tidak rutin
  • Sel untuk memeriksa serum komersial ada yg
    mempunyai sel A2 disamping A1 dan sel B .
  • Hanya untuk menfasilitasi anti-A1 pada sample yg
    memperlihatkan adanya subgroup A.
  • Sebagian besar A tidak mempunyai
    anti-A1,pemeriksaan rutin dengan reagensia ini
    tidak diperlukan kecuali bila ditemukan kelainan.
  • Penting untuk mengikuti petunjuk dari pabrik
    mengenai reagensia dan pemakaiannya.

67
Perbedaan antara sel Typing Dan Serum Typing
  • Pemeriksaan sel typing bila tidak sesuai dengan
    serum typing maka timbul perbedaan.
  • Kelainan harus dicatat,penetapan golongan ABO
    harus ditunda sampai perbedaan hasil pemeriksaan
    dapat diselidiki.

68
Perbedaan antara sel Typing Dan Serum Typing
  • Bila darah dari donor-darah tidak boleh
    dikeluarkan untuk transfusi .
  • Bila darah dari pasien kemungkinan dapat
    diberikan dahulu sel darah merah gol O dan Rhesus
    yg compatible sampai pemeriksaan diselidiki.

69
Perbedaan antara sel Typing Dan Serum Typing
  • Kelainan antara sel typing dan serum typing
    kemungkinan karena masalah intrinsic dengan sel
    darah merah atau serum,masalah berkaitan dengan
    pemeriksaan,atau kesalahan tehnik.
  • Perbedaan timbul misalnya bila diharapkan hasil
    negatip ternyata keluar hasil positip,atau
    sebaliknya bila diharapkan hasil positip ternyata
    yang keluar hasil negatip.

70
ABO Grouping Tube Test
  • Reagensia
  • Polyclonal atau monoclonal anti-A
  • Polyclonal atau monoclonal anti-B
  • Anti-AB(optional)
  • Suspensi sel darah merah 5 A,B,O

71
Procedure Cell Grouping
  • 1.Siapkan 5 suspensi sel darah merah dalam
    saline
  • 2.teteskan 1 drop anti-A ,1 drop anti-B, 1
    drop anti-AB pada 3 tabung yg sudah diberi label
  • 3.tambahkan pada masing2 tabung 1 drop suspensi
    5 sel darah merah yg akan diperiksa
  • 4.Secara halus campur,dan centrifuge 15-detik
    pada 3400 rpm atau 1 menit pada 1000 rpm
  • 5.Secara halus diresuspensi .
  • 6.baca,interpretasi dan catat hasil
    pemeriksaan,bandingkan dengan hasil pemeriksaan
    serum.

Anti-B
Anti-A
Anti-AB
Sel darah merah
1 drop Anti-A 1 drop 3-5 Suspensi sel Darah
merah
1 drop Anti-B 1 drop 3-5 Suspensi sel Darah
merah
1 drop Anti-AB 1 drop 3-5 Suspensi sel Darah
merah
72
Procedure Serum Grouping
  • 1.siapkan 5 suspensi sel A,B,O dalam saline
  • 2.tambah 1 drop sel A ,1 drop sel B,1 drop sel O
    pada tabung yg sudah diberi label
  • 3.tambah 2 drop serum pdmasing2 tabung
  • 4.Campur dengan perlahan2 dan centrifuge kira2 15
    detik pada 3400 rpm atau 1 menit pada 1000 rpm
  • 5.Periksa serum diatas sel untuk melihat adanya
    hemolysis.Secara halus disuspensi sel dan periksa
    ada/tidaknya agglutinasi
  • 6 .Baca ,interprete ,catat,bandingkan hasil
    pemeriksaan dengan yg didapat pada pemeriksaan
    sel

2 drops Serum 1 drop 5 suspensi Sel B
2 drops Serum 1 drop 5 suspensi sel O
2 drops Serum 1 drop 5 suspensi Sel A
73
           
 
74
Sistem Rhesus
75
(No Transcript)
76
System Rhesus
  • Yg kedua setelah system ABO dalam masalah
    Immunogenecity
  • Bukannaturally occuring antibodiesantibodies
    sebagai akibat stimulasi immunologis dg kontak
    langsung dg antigen pada sel darah merah(kecuali
    anti-E )
  • 5 antigen utama D C c E e
  • Antigen2 lain (sekarang total 56 antigen)

77
Antigen D
  • Rh positive dan Rh negative
  • Istilah ini tergantung dari ada tidaknya
    antigen D
  • Kemungkinan klinis
  • Kebalikan dari gol A dan B,seseorang yg tidak
    mempunyai antigen D tidak mempunyai anti-D
  • Anti-D ditemukan setelah immunisasi mendapat
    transfusi darah atau kehamilan dengan D pos.

78
Antigen D
  • Antigen D mempunyai effek immunogenitas yg lebih
    besar dari antigen2 lainnya,gt 80 orang yangD
    negatip yang mendapat transfusi D positip akan
    membentuk anti-D
  • Untuk menghindari hal ini darah resipien dan
    darah donor harus diperiksa antigen Dnya untuk
    meyakinkan bahwa resipien D negatip mendapat
    darah D negatip

79
Antigen D
  • Antigen2 lain sistem Rhesus
  • 1940 ditemukan antigen2 lain
  • C,c,E dan e

80
Rh system
  • 2 linked genes yg berdekatan satu menandai utk
    antigan D dan yg lain menandai utk C/c dan E
    ata/e antigens
  • Secara historis ada 2 theori
  • Fisher race
  • Wiener

81
Rh system
  • Fisher Race theory
  • 3 sets allelic genes
  • C atau c,E atau e,D atau d dg d ialah amorph
  • Orang tua Cc cc
  • Dd Dd
  • ee Ee
  • AnakCde/cde atau Cde/cDE atau cde/cDE atau
    cde/cde

82
(No Transcript)
83
(No Transcript)
84
Perbandingan ketiga istilah
Wiener Fisher Race Rosenfield
Rho D Rh1
rh C Rh2
rh E Rh3
hr c Rh4
hr e Rh5
hr f(ce) Rh6
rhg G Rh12
85
Istilah2 Rhesus
  • Penulisan haplotype
  • Penulisan phenotype menyatakan haplotype dengan
    tulisan satu huruf R dan r,untuk haplotype yg
    memproduksi dan yang tidak memproduksi D.
  • Subscript atau superscript menunjukan kombinasi
    adanya antigen lain.

86
Istilah2 Rhesus
  • Misalnya R1 mempunyai D,C dan e bersama2
  • R2 mempunyai D,c dan E
  • Ro mempunyai D,c dan e
  • dll

87
Pemeriksaan serologis untuk ekspresi Antigen Rh
  • Untuk memeriksa apakah seseorang mempunyai gen
    C,c,E dan e, sel darah merah harus diperiksa
    dengan anti-C,-c,-E,-e.
  • Bila sel darah menunjukan ada C atau c,E atau e
    maka orang tersebut dapat diperkirakan mempunyai
    gen2 tersebut.
  • Bila hanya mempunyai C atau c,E atau e orang
    tersebut diperkirakan homozygos untuk antigen
    tersebut.

88
Penentuan Rh phenotype
C c E e D
- - - cde/cde
- CDe/CDe atau CDe/Cde
89
Anti-D Anti-C Anti-E Anti-c Anti-e Antigen Kemungkn Phenotype
0 D,C,c,e R1 r
0 0 D,C,e R1 R 1
D,C,E,c,e R1 R2
0 0 D,c,e RoRo/Ror
0 D,c,E,e R 2r
0 0 D,c,E, R2 R2
0 D,C,E,e R 1Rz
0 D,C,c,E R 2Rz
0 0 D,C,E Rz Rz
0 0 0 c,e rr
0 0 C,c,e rr
90
D Yang LEMAH/weak D
  • Dahulu sel darah merah yg membutuhkan pemeriksaan
    tambahan untuk melihat ada/tidaknya D disebut Du.
  • Istilah Du tidak dipakai lagi.
  • Sel darah merah yg mempunyai bentuk D yg lemah
    disebut D positip atau D yg lemahweak D

91
Partial D
  • Antigen D ialah mosaic misbeberapa bagian dari
    beberapa D yg lemah mewarisi gene yg memproduksi
    sebagian dari mosaic biasanya ditemukan bila D
    positip membuat allo anti-D

92
Partial D
  • orang D pos memproduksi alloantibodi D yang
    tidak reaktif dengan selnya sendiri.
  • Sel ini bereaksi kuat dengan anti-D
  • Sel darah merah yang tidak mempunyai sebagian
    dari antigen D disebut D mosaic atau D varian
  • Istilah yg terbaru ialah partial D

93
(No Transcript)
94
(No Transcript)
95
(No Transcript)
96
(No Transcript)
97
(No Transcript)
98
(No Transcript)
99
(No Transcript)
100
D Yang LEMAH/weak D
  • Pada donor ,pemeriksaan D lemah perlu dilakukan
    dan diberi label D positip bila hasil pemeriksaan
    positip.
  • Resipien tidak perlu dilakukan dengan prosedur2
    lain selain dengan pemeriksaan aglutinasi
    langsung.

101
Antibodi Rh dalam Serum pasien
  • Sebagian besar anti-Rh timbul sebagai akibat
    expose dengan sel darah manusia
  • setelah transfusi atau kehamilan,kecuali
    anti-E,anti-Cw.
  • Yang paling kuat immunogen ialah D disusul oleh c
    dan E.

102
Rh antibodies
  • IgG ,beberapa IgM jarang IgA (anti-e) bereaksi
    pada 37oC,secara klinis significant
  • Invivo hemolysis-spleen
  • Delayed hemolytic transfusion reaction
  • Hemolytic disease of the born
  • Bereaksi baik dg enzyme,bereaksi dg Indirect
    antihuman globulin
  • Secara umum tidak mengikat complement

103
Rh antibodies
  • Ada anti-Rh yang bersifat saline aglutinin
    tetapi sebagian besar bereaksi baik pada protein
    tinggi,antiglobulin atau enzym test.
  • Anti-D yg reaktif pada saline juga akan bereaksi
    baik pada tehnik antiglobulin,tehnik enzyme

104
Antibodi Rh dalam Serum pasien
  • Antibodi yg terdeteksi dapat bertahan sampai
    ber-tahun2.
  • Bila kadar antibody menurun maka dengan expose
    transfusi/kehamilan berikutnya dapat dengan
    singkat meningkatkan antibodi sebagai secondary
    imune response.
  • Anti-Rh tidak mengikat complement.

105
Pemeriksaan Typing Rhesus
  • Pemeriksaan rutin Rhesus pada donor dan pasien
    hanya antigen D.
  • Pemeriksaan untuk antigen Rh yang lain hanya
    untuk hal2 tertentu seperti mengidentifikasi
    antibodi mendapatkan darah compatibel pada
    pasien dengan anti-Rh,pada paternity
    testing,membuat panel sel darah merah,dll

106
Immunisasi Rhesus
  • Responder
  • Non Responder

107
(No Transcript)
108
(No Transcript)
109
Slide and modified tube anti-D
  • Slide and modified tube anti-D
  •          IgG anti-D in a protein concentration
    22 - 30
  •          high concentration of albumin decreases
    zeta potential - direct agglutination
  •          Rh ctrl - everything that is present in
    the anti-D except the anti-D itself.
  •          Can be used for weak D testing

110
Saline anti-D
  • IgM anti-D
  • Suspended in 608 albumin
  • Is saline reactive
  • Often just used when ctrl positive
  • Use actrl 6 albumin

111
Rh Grouping- Tube Test
  • Reagensia
  • 1.Anti-D
  • 2.Rh control reagentsbovine albumin 22

112
Rh Grouping Tube Test
  • 1.Teteskan 1 drop anti-D pada tabung yg sudah
    diberi tanda
  • 2.Teteskan 1 drop Bovine albumin 22 pada tabung
    yg sudah diberi tanda
  • 3.Tambahkan pada masing2 tabung1 drop 5
    suspensi sel darah merah yg akan diperiksa
  • 4.Campurkan secara halus dan centrifuge kira2
    15detik pada 3400 rpm atau 1 minute pada 1000 rpm
  • 5.secara halus diresuspensi sell dan periksa ada
    tidaknya agglutinasi
  • 6 Derajat reaksi dan catat hasil pemeriksaan dan
    controlnya .
  • 7.Bila negatip,Pemeriksaan dapat diteruskan ke
    pemeriksaan weak D

1 drop Anti-D 1 drop 5 suspensionCells To be
tested
1 drop Bovine albumin 22 1 drop 5
Suspension cells To be tested
113
  • Pembacaan
  • 1.Pemeriksaan Positip,kontrol negatip Rh positip
  • 2.Pemeriksaan negatip ,kontrol negatipRh negatip
  • 3.Pemeriksaan Positip ,kontrol positip invalid
    hasil pemeriksaan
  • Pemeriksaan weak D diperlukan untuk
  • Rh negative donor

114
(No Transcript)
115
Test untuk Weak D atau D yg lemah
  • Reagensia
  • anti-D
  • Antihuman globulin reagent,polyspecific
  • IgG coated red cell

116
Test untuk Weak D
  • 1.Teteskan 1 drop anti D pada tabung yg sudah
    diberi tanda
  • 2.Teteskan 1 drop reagen control(Bovine albumin
    22) pada tabung kedua yg sudah diberi tanda
  • 3.Pada masing2 tabung tambahkan 1 drop suspensi
    5 sel darah merah yg akan diperiksa
  • 4.Campur dan incubasi kedua tabung kira2 15-30
    minutes pada 37oC
  • 5.Centrifuge 15 detik pada 3400 rpm atau1 minute
    pada 1000 rpm
  • 6.secara halus diresuspensi sel dan periksa ada
    tidaknya agglutinasi

1 drop Bovine albumin 22 1 drop 5 suspensi
sel darah merah
1 drop Anti-D 1 drop 5 suspensi Sel darah merah
117
  • Bila sel darah merah diagglutinasi kuat dengan
    anti-D tetapi tidak pada control,catat hasil
    pemeriksaan D positip jangan meneruskan ke
    antiglobulin test.
  • Bila sel darah merah tidak diagglutinasi atau
    meragukan,cuci sel 3 kali dengan saline yg
    banyak,
  • Setelah pencucian terakhir ,keluarkan saline
    secara total, tambahkan 2 drops reagensia
    antiglobulin serum.
  • Campur secara halus dan centrifuge 15detik pada
    3400 rpm atau pada 1000 rpm 1 menit
  • Secara halus dirisuspensi sel darah merah,periksa
    ada tidaknya agglutinasi dan tulis derajat
    agglutinasi dan catat hasil pemeriksaan

118
  • Bila hasil pemeriksaan negatip ,tambahkan IgG
    coated sel darah merah dan ulangi sentrifugasi
    dan periksa ada tidaknya agglutinasi
  • Agglutinasi pada keadaan ini meyakinkan adanya
    reagen antiglobulin yg aktip pada campuran
    pemeriksaan .
  • Bila hasil pemeriksaan negatip pemeriksaan harus
    diulang,

119
Sistem Lewis
120
N-acetyl galactosamine
D-galactose
N-acetylglucosamine
H gen
Le gen
L-fu -cose
Lea substance
Hsubstance
A gen
B gen
Le Se gen
A susbtabce
Leb substance
B substance
121
Phenotype Lewis pada sel darah merah
Anti-Lea Anti-Leb Phenotype Cau-casian Black UTD DKI
- Le(ab-) 22 23 15.3
- Le(a-b) 72 55 62.2
- - Le(a-b-) 1-5 20.2 22.4
Le(ab) jarang jarang
122
Antibodi Lewis
  • Terdapat sering pada individu
  • Le(a-b-) tanpa ada stimulus sel darah merah.
  • Le(a-b) tidak membentuk anti-Lea.
  • Le(ab-) tidak membentuk anti-Leb
  • Anti-Lea dan anti-Leb dapat bertahan lama pada
    serum Le(a-b-)

123
Antibodi Lewis
  • Anti-Le dapat terdapat pada wanita hamil
  • Anti-Lewis IgM ,tidak melewati placenta
  • Dapat mengikat complemen,serum segar yg ada
    anti-Lewis dapat melisiskan sel dan lebih sering
    dengan yang ditreated dengan enzym
  • Dapat mengaglutinasi sel darah merah pada media
    saline.kadang dapat terlihat reaksi pada 37oC
    atau pada antiglobulin test.

124
Antigen Lewis pada Transfusi
  • Anti-Lewis pada resipien siap dinetralisasi oleh
    substance Lewis dari plasma donor
  • Oleh karenanya jarang terjadi ,anti-Lewis
    menyebabkan lysis pada darah Le (a) atau Le(b)
    yg ditransfusikan.
  • Tidak perlu melakukan typing Lewis pada darah
    donor sebelum transfusi atau crossmatching untuk
    pasien yg ada anti-Lewis.tetapi tetap mencari
    darah yg compatible.

125
Sistem P
126
Phenotipe Dan Frekwensi
Anti-P1 Anti-P Anti-Pk Anti-PP1Pk Pheno tipe White Black
- P1 79 94
- - P2 21 6
- - - - P(Tj(a-)
- P1k Sangat jarang Sangat jarang
- - P2k Sangat jarang Sangat jarang
127
Sistem P
  • Terdapat pada 80 orang kulit putih
  • 20 orang kulit putih yg tidak mempunyai P1
    disebut P2.
  • P1 dan P2 mempunyai antigen P pada sel darah
    merahnya.
  • Gol p tidak mempunyai antigen P pada sel darah
    merahnya (Dulu disebut gol Tj(a-))
  • Orang yg tidak mempunyai P pada sel darah
    merahnya mempunyai antigen Pk

128
Anti- P1
  • Kekuatan antigen P1 pada setiap P1 positip
    berbeda2.Antigen akan rusak dengan cepat pada
    penyimpanan dan pemeriksaan P1 memerlukan contoh
    darah yg segar.
  • Anti-P1 termasuk antibodi alamiah.
  • Dapat ditemukan pada P2.

129
Anti- P1
  • Reaksi optimal pada 4oC.Jarang menyebabkan reaksi
    hemolitik.
  • Anti-P IgM-tidak melwati placenta tidak
    menyebabkan HDN

130
Anti-PP1Pk
  • Orang dengan gol p mempunyai anti
    PP1Pk(anti-Tj(a-)) dalam serumnya,antibodi ini
    bersifat hemolisin dapat sebabkan reaksi
    transfusi hemolitik dan HDN
  • Antibodi yg kuat bereaksi pada 4oc,22oC,37oC dan
    dengan Antiglobulin test,saline,albumin dan
    metode enzym.

131
Anti-P
  • Gol Pk mempunyai anti-P dalam serumnya bereaksi
    dengan sel P1 dan P2 tapi tidak dengan sel p.
  • Bereaksi kuat pada 4oC,22oC,37Oc dan antiglobulin
    test,saline,albumin dan metode enzym.
  • Autoantobodi dari Paroxysmal cold hemoglobinuria
    sering mempunyai anti-P.

132
P1 Substance
  • P1 substance atau cairan kista hydatid yang
    diperoleh dari pigeon eggs dapat menghambat
    aktivitas anti-P1
  • Inhibisi dapat membantu identifikasi antibodi

133
Sistem MNSs
134
Sistem gol MN
  • Fenotip gol MN
  • Gol N genotip NN
  • Gol M genotip MM
  • Gol MN genotip MN

135
Sistem MN
  • Dosis effek
  • Terdapat reaksi lebih kuat titer yang lebih
    tinggi terhadap sel yg homozigot daripada yg
    heterozigot

Sel M Sel N Sel MN
Anti-M -
Anti-N -
136
Anti-M
  • Sering ditemukan pada serum manusia pada saline
    agglutinin
  • Timbul tanpa adanya stimulasi/natural antibodi
  • Bisa bereaksi disuhu dingin dan hangat,reaksi
    diperkuat dengan albumin dan Liss,tidak bereaksi
    dengan enzym treated cell,karena antigen M
    terpotong dari permukaan sel oleh enzym
    proteolytik.
  • Terutama IgM,dapat juga IgG
  • Secara klinis tidak berbahaya waspada bila
    reaktif pada Indirect coombs test,bahaya HDN
    Reaksi transfusi

137
Anti-N
  • Serupa dengan anti-M
  • Jarang ditemukan

138
Anti-S,anti-s
  • Anti-S,-s,U timbul setelah ada stimulasi
  • Anti-S bisa IgM atau IgG,bereaksi baik pada
    37oC,pemeriksaan pada saline atau antiglobulin
    test.
  • Anti-s kebanyakan IgG.Pemeriksaan dengan
    antiglobulin test atau dengan tehnik enzym.
  • Anti-S dan anti-s dapat menyebabkan HDN dan
    reaksi transfusi hemolitik.

139
SISTIM GOLONGAN DARAH Ii
140
Sistem golongan darah Ii
  • Orang dewasa mempunyai antigen I ,
  • sedikit /tidak ada sama sekali i
  • Kadang2 ada anti-I dalam serum bila phenotype i.
  • Bayi mempunyai i
  • Setelah umur 2 tahun sel bayi akan bereaksi kuat
    dengan anti-I dan reaksi lemah dengan anti-i

141
Antibodi
  • Anti-I IgM
  • natural antibody
  • Bereaksi kuat pada 4oC
  • Tidak bereaksi dengan sel darah merah umbilicus.
  • Anti-I dan anti-i dapat ditemukan pada AIHA type
    cold.

142
Sifat serologis anti-I dengan sel darah merah
yang disuspensi dengan saline
Anti-I Anti-i
4oC I dewasa 4 0-1
i cord/umbilicus 0-2 3
i dewasa 0-1 4
22oC I dewasa 2 -
icord - 2-3
idewasa - 3
143
Banyaknya I /I antigen pada sel2 darah merah
manusia yg ber-beda2
Phenotype Antigen
I i
I dewasa Banyak Samar2/sedikit
I umbilicus sedikit Banyak
iumbilicus Samar2/sedikit Banyak
144
Sistem gol. Kell
145
Sistem gol Kell
  • Pemeriksaan dengan anti-K dan anti-k
  • Terdapat 3 fenotip
  • K genotipnya KK-(0,12)
  • Kk, genotipnya Kk-( 9)
  • k genotipnya kk-(91,8)
  • Antigen lain Kpa,Kpb,Jsa,Jsb

146
Sistem gol Kell
  • Antigen Kell merupakan antigen yang kuat setelah
    golongan ABO
  • Antigen K suatu antigen yang baik,yang tidak
    mempunyai antigen K fenotip K null Homozigot
    Ko/Ko

147
Anti-K
  • Anti-K
  • Immun antibody
  • IgG
  • Pemeriksaan dengan Indirek antiglobulin
    test.Tidak memperlihatkan dosis effek
  • Reaksi tidak dihambat bila red cell ditreated
    dengan enzym
  • Anti-k,-Kpa,Kpb,-Jsa,-Jsb jarang ditemukan

148
Aspek klinis
  • Transfusi
  • Dapat sebabkan reaksi transfusi,bila donor K
    ditransfusikan pada pasien yang mempunyai anti-K
  • Kehamilan
  • Dapat sebabkan HDN,bila bayi K dan ibu mempunyai
    anti-K
  • Donor digunakan red cellnya

149
Sistem Kidd
150
Antigen Kidd
  • Terdapat antigen Jka dan Jkb
  • Pemeriksaan dengan anti-Jka dan anti-Jkb
  • 4 fenotip Jk (ab-)
  • Jk(ab)
  • Jk(a-b)
  • Jk(a-b-)
  • Jk(a-b-) jarang ditemukan,karena silent allel
    pada lokus Kidd

151
Aspek klinis
  • Transfusi
  • Anti-Jka dan anti-Jkb dapat mengikat
    complement,dapat sebabkan reaksi transfusi
    hemolitik.
  • Anti-Jka dan anti-Jkb cenderung untuk mengurang
    kekuatannya pada pasien2 yg mempunyai antibody
    tersebut,oleh karena itu sering kadar dalam serum
    rendah,se-akan2 memberikan hasil pemeriksaan yang
    negatip,dan oleh karena itu sering sebabkan
    reaksi transfusi hemolitik yg lambat.

152
Sistem Duffy
153
Sistem Duffy
  • Terdapat 2 allel Fya dan Fyb
  • Pemeriksaan dengan anti-Fya dan
  • Anti Fyb
  • Fy(ab) genotip FyaFyb
  • Fy(ab-) FyaFya atau FyaFy
  • Fy(a-b) FybFyb atau FybFy
  • Fy(a-b-) FyFy

154
Antigen Duffy
  • Fy(a-b-) jarang ditemukan pada orang
    Eropa,kebanyakan ditemukan di Afrika tengah
    Barat.
  • Fenotyp (a-b-) mempunyai kekebalan terhadap
    infeksi malaria.
  • Sel darah merah dari fenotip ini resistant/kebal
    terhadap invasi plasmodium vivax.

155
Antibodi
  • Anti-Fya dan anti-Fyb
  • Biasanya IgG
  • Bereaksi pada indirek antiglobulin test.
  • Anti-Fya dapat mengikat complement
  • Anti-Fy timbul sebagai akibat rangsangan
    transfusi darah
  • 1/3 orang dapat membentuk anti-Fya apabila kena
    rangsangan antigen,tetapi anti-Fya hanya terdapat
    pada beberapa orang saja yang mendapat
    transfusi,Fya merupakan antigen yang lemah.

156
Aspek klinis
  • Transfusi darah
  • Pernah sebabkan reaksi transfusi hemolitik
  • Kehamilan
  • Sebabkan HDN
  • Donor
  • plasma dibuang yang ditransfusikan hanya red
    cellnya saja.

157
(No Transcript)
158
(No Transcript)
159
(No Transcript)
160
TERIMAKASIH
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com