Title: MODEL DATA LANJUTAN
1MODEL DATA LANJUTAN
- Varian Entitas
- Entitas dalam sebuah diagram E-R terdiri dari
- a. Entitas Kuat ( Strong Entity )
- b. Entitas Lemah ( Weak Entity )
- c. Sub Entitas (Sub Entity )
21.1. Entitas Kuat Entitas yang tidak
memiliki ketergantungan dengan entitas
lain, entitas yang dapat berdiri sendiri dan
memiliki kunci utama ( primary key ).
contoh entitas mahasiswa, dosen dan
matakuliah 1.2. Entitas Lemah
Entitas yang kemunculannya tergantung pada
entitas lain ( entitas kuat ). Dan
tidak memiliki atribut yang dapat
menjadi kunci ( key ), yang benar-benar dapat
menjamin keunikan entitas didalamnya.
contoh untuk melengkapi data mahasiswa maka
dilibatkan juga data hobbi dan orang
tua.
3Mahasiswa Orang-tua
Nama_ortu Alamat_ortu
Sutanto Jl. Durian 10
Wijaya Jl. Beo 99
Setiawan Jl. Mawar 22
Effendi Jl. Salak 23
NPM Nama_mhs
2001.25.001 Dewi
2001.25.002 Hendra
2001.25.003 Silvia
2001.25.004 Lidya
Hobbi
Hobbi
Melukis
Berenang
Menari
Musik
Membaca
4Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa entitas
mahasiswa berelasi satu ke satu dengan entitas
orang-tua dan berelasi satu ke banyak dengan
entitas hobbi. Sehingga dapat digambarkan diagram
ER sebagai berikut
5(No Transcript)
6Data Orang-Tua dan Hobbi diatas dapat digolongkan
sebagai himpunan entitas lemah (yang dalam
diagram ER dinyatakan dengan kotak bergaris
ganda), karena kemunculannya sangat tergantung
pada adanya relasi dengan entitas yang ada pada
himpunan entitas Mahasiswa. Jika misalnya
mahasiswa ber nama Wijaya serta hobbi
membaca juga ditiadakan. Kedua himpunan entitas
( Orang-Tua dan Hobbi ) juga tidak memiliki
atribut sendiri yang dapat menjamin keunikan
entitas- entitas di dalamnya. Atribut nama_ortu
dan hobbi sengaja diberi garis bawah yang
putus-putus untuk menunjukkan bahwa kedua atribut
itu merupakan atribut key yang tidak
meyakinkan. Jika ada mahasiswa yang bersaudara
atau yang mempunyai hobbi yang sama, maka
entitas-entitas yang sama akan muncul pada
himpunan entitas Orang-Tua atau Hobbi.
7Kelak pada tahap implementasi akan ditunjukkan
bagaimana cara mengakomodasi keunikan pada
himpunan entitas lemah semacam Itu. 1.3. Sub
Entitas Sub entitas merupakan bagian
dari entitas utama. Sub entitas ini
merupakan hasil dekomposisi ( spesialisasi )
himpunan entitas berdasarkan
pengelompokan tertentu.
8(No Transcript)
9Dosen merupakan entitas utama ( superior ).
Dengan proses spesialisasi (yang dilambangkan
dengan adanya relasi khusus ISA) terhadap
entitas utama ini, dapat dibentuk dua buah
sub entitas Dosen Tetap dan Dosen Tidak
Tetap. Konsekuensi- nya, entitas - entitas di
kedua sub entitas juga merupakan ( berasal
dari ) entitas-entitas yang ada pada himpunan
entitas dosen, namun tidak sebaliknya.
Seperti halnya himpunan entitas lemah, sub
entitas juga tidak memiliki atribut yang
dapat menjamin keunikan entitas-entitas
didalamnya.
10- Varian Relasi
- Relasi yang terjadi diantara dua himpunan
entitas yang berbeda - disebut sebagai Relasi Biner (Binary relation),
yang merupakan - relasi yang paling umum digunakan. Semua relasi
yang ditun - jukkan pada contoh-contoh di bab sebelumnya
merupakan relasi - biner. Namun demikian ada kalanya kita juga
menggunakan - relasi yang hanya malibatkan sebuah himpunan
entitas atau - lebih dari dua himpunan entitas.
- Ada banyak jenis relasi lainnya yaitu
- a. Relasi Tunggal (Unary Relation)
- merupakan relasi yang terjadi dari sebuah
himpunan entitas - ke himpunan entitas yang sama.
11Keterangan Diagram ini menunjukkan bahwa
setiap dosen senior bisa mendam- pingi beberapa
dosen baru ( dalam rangka pembinaan profesi
) sementara setiap dosen baru hanya dapat
memiliki seorang dosen pendamping. Baik entitas
dosen senior maupun entitas dosen
baru ditempatkan di sebuah himpunan entitas,
sehingga relasinya terjadi pada sebuah entitas
saja.
12- Relasi Multi Entitas ( N ary Entitas )
-
- Merupakan relasi dari 3 himpunan entitas atau
lebih. Bentuk - relasi semacam ini sedapa mungkin dihindari,
karena akan - mengaburkan derajat relasi yang adadalam relasi
tersebut. - Sebagai contoh pada sistem perkuliahan kita
dapat menam - bahkan himpunana entitas baru, yaitu himpunan
entitas Ruang - yang kemudian bersama dengan himpunan entitas
Dosen dan - Kuliah membentuk relasi Pengajaran.
- Pada diagram ER diatas, himpunan entitas Ruang
dibentuk - karena data Ruang juga memiliki entitas-entitas
dengan - sejumlah atribut khusus ( kode_ruang,
nama_ruang, dan - kapasitas ). Selanjutnya relasi yang kemudian
terbentuk dari - ketiga himpunan entitas diatas tentu saja akan
memiliki key -
13Yang berasal dari ketiganya (yaitu kode_kul dari
himpunan entitas Kuliah, nama_dos dari himpunan
entitas Dosen dan kode_ruang dari himpunan
entitas Ruang) Yang menjadi tidak jelas pada
relasi demikian adalah derajat relasinya.
Sebagaimana diketahui derajat relasi mengacu
pada seberapa besar tingkat korespondensi antara
sebuah himpunan entitas dengan himpunan entitas
yang lain. Dalam relasi N-ary, himpunan entitas
yang lain ada lebih dari satu. Karena itu
dapat saja diputuskan untuk tidak menunjukkan
derajat relasi untuk relasi N-ary seperti
diatas.
14(No Transcript)
15- Relasi Ganda
-
- Relasi yang muncul antara dua entitas tidak
hanya satu relasi, - tetapi ada lebih dari satu relasi.
- Inilah yang disebut relasi ganda.
- Seorang dosen yang tidak mengajar mata kuliah
tertentu tidak - berarti dia tidak menguasai mata kuliah
tersebut. -
- Sedangkan derajat relasi banyak ke banyak pada
himpunan - relasi menguasai menunjukkan bahwa seorang dosen
dapat - menguasai banyak mata kuliah sekaligus dan
begitu juga se- - baliknya, setiap mata kuliah dapat dikuasai oleh
lebih dari - seorang dosen.
16(No Transcript)
17- Spesialisasi dan Generalisasi
- Jika kita memulai dari sebuah entitas sebagai
contoh entitas - Dosen, kemudian melakukan pengelompokan yang
mengha- - silkan entitas baru yaitu
- ? Dosen Tetap ( tambahan atributnya NIK,
pangkat, - tgl_masuk )
- ? Dosen Tidak tetap ( tambahan atributnya
nama_kantor, - alamat_kantor )
- Proses ini disebut Spesialisasi ( proses
Top-down )
18Top-down
19- Jika kita mengetahui bahwa entitas-entitas dalam
himpunan entitas - Mahasiswa sebenarnya dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu - Mahasiswa D3
- Mahasiswa S1
- Tetapi kelompok ini tidak dipertegas dengan
adanya perbedaan - atribut maka sebaiknya kelompok-kelompok entitas
tersebut - disatukan dalam satu himpunan entitas. Jadi
pendekatan ini - bersifat bottom-up, mula-mula terpisah tetapi
kemudian menjadi - satu. Proses yang seperti ini disebut Generalisasi
20(No Transcript)
21- PENGKODEAN
- Merupakan cara untuk menyatakan suatu data (
atribut ) dalam - bentuk lain yang bertujuan untuk efisiensi ruang
penyimpanan. - Pengkodean dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
- Pengkodean Eksternal ( user-defined coding )
-
- Pengkodean yang telah digunakan secara
terbuka dan dikenal - dengan baik oleh user ( end-user ).
- contoh Atribut NPM dan Kode_kul.
22- Pengkodean Internal ( system coding )
- Pengkodean semacam ini tidak dikenal oleh
enduser, melain- - kan oleh system (aplikasi maupun DBMS yang
digunakan). - Ada 3 bentuk pengkodean yang dapat kita pilih
yaitu - Sekuensial
- Pengkodean yang dilakukan dengan mengasosiasikan
data - dengan kode terurut (biasanya berupa bilangan
asli atau abjad). - Misalnya data indeks nilai ( Sempurna, Baik,
Cukup, - Kurang, Buruk ) dikodekan dengan A, B, C, D,
dan E.
23- Mnemonic
- Pengkodean yang dilakuakan dengan membentuk
suatu - singkatan dari data yang ingin dikodekan
misalnya data - janis kelamin ( laki - laki dan perempuan )
dikodekan - dengan L, dan P.
- Blok
- Pengkodean yang dinyatakan dalam format tertentu
- misalnya NPM mahasiswa dengan format XXXX.YY.ZZZ
- yang terbentuk atas XXXX angka tahun masuk,
- YY kode jurusan, dan ZZZ nomor urut
mahasiswa. -