Teknologi Pascapanen Hasil Agroindustri - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Teknologi Pascapanen Hasil Agroindustri

Description:

Title: PowerPoint Presentation Author: Bp BUDI Last modified by: comp Created Date: 8/13/2002 1:53:53 AM Document presentation format: On-screen Show – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:288
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 68
Provided by: BpB3
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Teknologi Pascapanen Hasil Agroindustri


1
Teknologi Pascapanen Hasil Agroindustri
  • Budi Rahardjo
  • Fakultas Teknologi Pertanian
  • Universitas Gadjah Mada

2
Pendahuluan
  • Hasil pertanian masih melakukan kegiatan
    metabolisme yang membutuhkan energi untuk
    kagiatannya.
  • Kegiatan enzimatik masih berlangsung, proses
    fisiologi dan penuaan.
  • Mengandung air cukup tinggi, biji bijian sampai
    gt30, buah dan sayur sampai gt80.
  • Mengadung nutrisi yang juga dibutuhkan oleh
    kehidupan lain yi serangga, mikrobia, jamur, dll.

3
Penanganan Pascapenen dan pengolahan produk
pertanian
  • Konservasi yaitu upaya untuk mencegah kerusakan
    setelah lewat panen atau pascapanen (pengawetan).
  • Konversi yaitu upaya untuk merubah bentuk, rasa,
    warna, aroma sehingga siap untuk dikonsumsi
    (pengolahan).
  • Distribusi yaitu upaya untuk memindahkan produk
    sampai ke konsumen meliputi penyimpanan,
    tranportasi, penjanjaan atau retail.

4
Pengertian Pascapenen produk pertanian (1)
  • Pascapanen sering diartikan sebagai perlakuan
    terhadap produk pertanian selepas panen dengan
    penekanan pada konservasi dan sering dengan
    pengolahan atau perubahan bentuk minimal namun
    masih merupakan ciri tunggal (misal pengupasan,
    pemecahan dan penepungan). Biasanya dengan tujuan
    agar dapat disimpan lama sampai siap untuk olah.

5
Pengertian Pascapenen produk pertanian (2)
  • Dibedakan dengan pengolahan hasil pertanian yang
    sering terjadi blending atau pencampuran
    beberapa hasil pertanian beberapa produk menjadi
    satu macam komoditi dengan bentuk, citra rasa,
    aroma, kandungan nutrisi atau ciri ciri lainnya
    serta siap untuk dikonsumsi.

6
Pengertian Dasar (1)
  • Kadar air merupakan ungkapan untuk menyatakan
    jumlah massa air dalam produk.
  • Kadar air, KA (moisture content, M) dikemukakan
    dengan dua cara
  • KA (basis kering, bk) berat air/berat massa
    kering x 100
  • KA (basis basah, bb) berat air/(berat massa
    kering berat air) x 100

7
Kadar air
8
Kelembaban udara
9
Pengertian Dasar (2)
  • Kisaran KA (bk) 0 s/d ? dengan pembagi konstan.
  • Kisaran KA (bb) 0 s/d 100 atau 1, dengan pembagi
    yang berubah.
  • Untuk perhitungan lebih mudah dengan ka (bk)
    sedang untuk persepsi mudah ka (bb).
  • Kesepakatan ka tanpa keterangan berarti bb, untuk
    bk harus dicantumkan.
  • Untuk analisa sering menggunakan bk untuk diskusi
    lebih jelas dengan bb.

10
Pengertian Dasar (3)
  • Udara bebas selalu mengandung uap air didalamnya.
  • Udara tanpa uap air disebut udara kering dan
    dengan uap air disebut udara lembab.
  • Ungkapan untuk menyatakan jumlah kandungan uap
    air di udara disebut kelembaban (humidity, H).
  • Kelembaban berat uap air/berat udara kering
    (kg/kg)
  • Kelembaban ini juga disebut sebagai kelembaban
    mutlak (absolute humidity, ah).

11
Pengertian Dasar (4)
  • Kandungan uap air dalam udara ada batas
    maksimalnya atau disebut kelembaban jenuh
    (saturated humidity).
  • Kejenuhan uap air tergantung suhu, makin tinggi
    suhu makin tinggi kelembaban jenuhnya (tersedia
    tabel uap jenuh pada beberapa suhu).
  • Nisbah kelembaban udara terhadap kelembaban
    jenuhnya pada suhu sama disebut kelembaban nisbi
    (relatif humidity, RH)

12
Pengertian Dasar (5)
  • RH massa uap air dalam udara/massa uas air
    jenuh pada suhu sama x 100
  • Kisaran RH 0 s/d 1atau 0 s/d 100, 0 berarti
    kering, 100 berarti jenuh.
  • RH dapat digunakan untuk menyatakan berapa
    ketersediaan udara untuk menerima uap air.
  • Hubungan suhu, kelembaban mutlak, kelembaban
    nisbi, dan kedua macam suhu disajikan dalam
    grafik yang disebut psychrometric chart.

13
Umur simpan (1)
  • Umur simpan merupakan kemampuan bahan atau hasil
    pertanian untuk dapat disimpan dengan kualitas
    yang layak untuk dikonsumsi.
  • Kelayakan memang ukuran yang relatif, kelayakan
    berbeda antar individu, negara, dll.
  • Umur simpan dapat diklasifikasi pendek (mudah
    rusak atau perishable), sedang dan panjang (tidak
    mudah rusak atau durable).

14
Umur simpan (2)
  • Faktor yang mempengaruhi umur simpan
  • Genetik
  • Prapanen
  • Kemasakan, umur fisiologis
  • Pemanenan
  • Penanganan dan perlakuan pasca panen
  • Penyimpanan

15
Faktor Penurun Kualitas Hasil Pertanian (1)
  • Respirasi dan fisiologi pascapanen yaitu
  • masih berlangsungnya metabolisme dalam produk,
  • Terjadinya proses pematangan, proses pelunakan
    dan proses penuaan,
  • Disamping terjadinya penguapan air dari buah,
  • Dapat menyebabkan produk tambah matang sampai
    kelewat matang dan layu.

16
(No Transcript)
17
Faktor Penurun Kualitas Hasil Pertanian (2)
  • Enzimatik yaitu terjadinya reaksi biokimia
    menyebabkan browning, perubahan warna coklat.
  • Mikrobiologi dan jamur, produk pertanian
    mengandund nutrisi yang dibutuhkan oleh kehidupan
    lain, tempat cocok untuk tumbuhnya mikrobia dan
    jamur perusak.

18
Faktor Penurun Kualitas Hasil Pertanian (3)
  • Kerusakan mekanik/memar yaitu akibat benturan
    dengan permukaan keras sehingga dapat menyebabkan
    kerusakan permanen dipermukaan, memar atau
    bonyok.
  • Transpirasi dan kelayuan, berkurangnya kandungan
    air dapat menyebabkan tegangan sel produk
    berkurang, layu, mengurangi kerenyahan dan
    kenikmatan mengunyah.

19
Penanganan Pascapanen
  • Penanganan untuk konsumsi segar
  • Pengawetan dengan pengeringan
  • Pengawetan dengan penambahan bahan pengawet
    (diluar skope latihan ini)
  • Pengolahan (diluar skope latihan ini)
  • Pengemasan dan penyimpanan

20
Penanganan produk segar (1)
  • Beberapa jenis hasil pertanian banyak dikonsumsi
    segar (buah dan sayur).
  • Proses metabolisme masih berlangsung proses
    penuan (senescene) masih terjadi proses
    pematangan (mentah menjadi matang, matang menjadi
    kelewat matang dan kelewat matang menjadi busuk.
  • Karena proses respirasi, fisiologi dan penguapan
    dapat menyebab produk menjadi layu.

21
Penanganan produk segar (2)
  • Faktor yang menyebabkan umur pendek terutama
    respirasi, transpirasi dan kelayuan.
  • Usaha untuk memperpanjang umur simpan adalah
    memanipulasi respirasi, transpirasi dan kelayuan
    dengan memodifikasi udara kelilingnya, kelembaban
    udara dan suhu udara.
  • Kandungan oksigen dan karbohidrat mempengaruhi
    laju respirasi.

22
Penanganan produk segar (3)
  • Kandungan udara normal,
  • O2 21,
  • N2 79,
  • CO2 0,03
  • Untuk memperpanjang umur simpan produk segar
    konsentrasi udara simpan dirubah secara
  • menurunkan O2
  • meningkatkan CO2
  • kombinasi keduanya

23
Penanganan produk segar (4)
  • Pengendalian atmosfir atau kandungan gas udara
    disekitar produk dibedakan
  • Modifikasi atmosfir (MA) yaitu dengan modifikasi
    kandungan gas tertentu pada awal penyimpanan
    saja.
  • Modifikasi aktif dengan kemasan pemeabel dan
    pasif diatur pada awalnya.
  • Controlled atmosfir (CA) yaitu konsentrasi gas
    dikendalikan konstan selama penyimpanan.

24
Penanganan produk segar (5)
  • Beberapa jenis peka terhadap konsentrasi oksigen
    rendah atau perka terhadap konsentrasi gas karbon
    dioksida tinggi.
  • Penyimpanan dengan konsentrasi oksigen rendah
    dapat menyebabkan terjadinya respirasi
    an-aerobik, respirasi kekurangan oksigen.

25
Tabel 1. Toleransi beberapa sayuran terhadap
kadar O2 rendah.
Kadar O2 () Komoditas
0,5 Brokoli (Brassica oleracea L. Grup Italica) Selada (Lactuca sativa L.) Jamur merang (Agaricus bisporus L.) Bayam (Spinacia oleracea L.)
1,0 Brussels sprouts (Brassica oleracea L. Gemmifera) Mentimun (Cucumis sativus L.) Bawang Bombay (Allium cepa L.)
2,0 Kobis (Brassica oleracea L. Grup Capitata) Bunga kol (Brassica oleracea L. Grup Botrytis) Wortel (Daucus carota L.) Jagung manis (Zea mays L.) Lombok (Capsicum annum L.)
5,0 Buncis (Phaseolus vulgaris L.)
10,0 Asparagus (Asparagus officinalis L.)
26
Tabel 2. Toleransi beberapa sayuran terhadap
kadar CO2 tinggi.
Kadar CO2 () Komoditas
1 Bawang Bombay (Allium cepa L.)
2 Selada (Lactuca sativa L.)
3 Tomat (Lycopersicon esculentum L. Mill)
5 Wortel (Daucus carota L.) Mentimun (Cucumis sativus L.) Lombok (Capsicum annum L.)
7 Buncis (Phaseolus vulgaris L.)
10 Asparagus (Asparagus officinalis L.) Kobis (Brassica oleracea L. Grup Capitata) Seledri (Apium graveoleus L.)
15 Bayam (Spinacia oleracea L.)
20 Jamur merang (Agaricus bisporus L.)
27
Tabel 3. Perbandingan toleransi sayuran utuh dan
potongan segar terhadap kadar CO2 tinggi.
Komoditas Konsentrasi minimal CO2 () terjadi kerusakan Konsentrasi minimal CO2 () terjadi kerusakan
Utuh Potongan Segar
Brokoli Kobis Wortel Selada Jamur merang Bawang Bombay Lombok Bayam 15 10 5 2 20 1 5 15 9 20 20 10 20 15 10 13
28
Tabel 4. Rekomendasi kondisi CA atau MA selama
transport atau penyimpanan sayuran.
Suhu (oC) O2 CO2
Asparagus Brokoli Kobis Jagung manis Selada Jamur merang Tomat (masak hijau) Tomat (matang parsial 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 12-20 8-12 Udara 1-2 3-5 2-4 2-5 Udara 3-5 3-5 5-10 5-10 5-7 10-20 0 10-15 0 0
29
Penanganan produk segar (5)
  • Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme,
    respirasi dan reaksi enzimatis. Juga akan
    menurunkan transpirasi dan menekan kehidupan
    mikrobia serta jamur.
  • Penyimpanan dengan suhu diatas titik beku dapat
    memperpanjang umur simpan.
  • Beberapa produk sayur dan buah tidak tahan suhu
    dingin (chilling injuri) terutama produk tanaman
    tropis.

30
Tabel 5. Klasifikasi sayuran berdasarkan kepekaan
terhadap kerusakan dingin (chilling injury)
Komoditas resisten Komoditas peka
Artochoke Brokoli Bussels sprouts Kobis Wortel Bunga kol Jagung manis Selada Bayam Buncis Mentimun Terong Lombok Kentang Labu Ubijalar Tomat Semangka
31
Tabel 6. Sayuran yang peka terhadap Chilling
Injury
Komoditas Kondisi waktu dan suhu sampai timbul gejala Kondisi penyimpanan normal
Asparagus Buncis Mentimun Terung Semangka Kentang Ubijalar Tomat 10 hari 0oC 3 hari dibawah 4,5oC 2 hari, dibawah 5oC 3-4 hari dibawah 5oC 7 hari 0oC 20 minggu 0-1,5oC 4-7 hari 7,5-10oC 6 hari 0oC 9 hari 5oC 3 minggu 1,5-2,5oC 7 hari 7-10oC 10-14 hari 7,5-10oC 7-10 hari 7,5-10oC 14-21 hari 7,5-10oC 5-8 bulan 5oC 4-6 bulan 12,5-15oC Diatas 10-12oC untuk hijau masak
32
Penanganan produk segar (6)
  • Kehilangan air dapat menyebabkan kela-yuan pada
    sayur dan buah. Laju kehi-langan air dipengaruhi
    oleh respirasi, tranpirasi dan kelembaban udara
    (RH) .
  • RH tinggi (menguntungkan), menurunkan
    transpirasi, menurunkan kehilangan air dan
    menunda kelayuan.
  • RH tinggi merugikan, kondensasi air, per-tumbuhan
    akar dan pertunasan, pertum-buhan jamur.

33
Tabel 7. Kehilangan air (basis berat segar)
yang masih dapat diterima konsumen.
Komoditas Kehilangan air maksimal ()
Asparagus Buncis Brussel sprouts Kobis Wortel Bunga kol Seledri Mentimun Selada Bawang Bombay Kentang Bayam Brokoli Tomat 8 5-6 8 7-10 4-8 7 10 5 3-5 10 7 3 4 7
34
Penanganan produk segar (7)
  • RH optimal 40 100.
  • Secara alami beberapa jenis buah terdapat lapisan
    lilin di permukaan.
  • Lapisan lilin dapat menghambat laju penguapan
    air.
  • Lilin lebah (bee wax, lanceng, Jw) dapat
    digunakan untuk pelapisan buah untuk mengurangi
    laju penguapan.

35
Pengeringan (1)
  • Produk dan hasil pertanian mengandung air atau
    kadar air tinggi saat dipanen.
  • Kadar air tinggi untuk konsumsi segar memang
    sebagai satu ukurun kesegeran.
  • Untuk penggunaan beberapa waktu setelah panen
    kadar air tinggi dapat menyebebabkan kerusakan.
  • Dengan kadar air tinggi kegiatan fisiologi dan
    enzimatik tinggi, mudah menyebab tumbuh jamur dan
    bertunas/berkecambah.

36
Pengeringan (2)
  • Pengeringan merupakan usaha untuk menurunkan
    kadar air sehingga produk aman untuk disimpan
    atau dapat disimpan untuk waktu lama.
  • Penurunan kandungan air dilakukan dengan secara
    perpindahan air dari dalam produk ke udara bebas.
  • Terjadinya perpindahan uap air karena adanya
    perbedaan tekanan uap air dalam bahan dengan
    udara sekitarnya.

37
Pengeringan (3)
  • Proses pengeringan merupakan proses perpindahan
    massa uap air dari dalam produk ke media
    pengering.
  • Daya dorong terjadinya perpindahan adalah
    perbedaan tekanan uap air dalam produk dengan
    udara pengering.
  • Model laju pengeringan dimodelkan sebagai single
    kernel atau biji tunggal sehingga dapat
    dikemukakan sebagai
  • M(t)-ME/M0-ME exp (-k t)
  • k disebut konstan laju pengeringan.

38
Pengeringan
39
Cara pengeringan (1)
  • Pengeringan secara alami atau penjemuran yaitu
    pengeringan dengan memanfaatkan panas matahari.
    Bahan dibentangkan untuk menerima sinar matahari.
  • Penjemuran langsung.
  • Penjemuran langsung dengan kaca, plastik.
  • Penjemuran tidak langsung dengan aliran udara
    konveksi alami.

40
Cara pengeringan (2)
  • Penjemuran murah sumber energinya.
  • Tergantung alam pada iklim. Banyak produk saat
    panen raya justru pada nusim hujan.
  • Suhu tidak terkendali sehingga sering menurunkan
    kualitas.
  • Beberapa komoditi tetap dilakukan dengan
    penjemuran (buah anggur untuk kismis).
  • Dikombinasi dengan pengeringan buatan bersumber
    panas pembakaran.

41
Cara pengeringan (3)
  • Pengeringan buatan dengan menggu-nakan pemanasan
    dari hasil pembakaran.
  • Media udara dihembus melalui tungku pembakaran
    atau pemasok energi. Atau pemanasan kontak
    langsung ke produk yang dikeringkan.
  • Direct atau langsung dengan gas hasil buang
    disertakan sehingga asap dapat mempengaruhi bau
    dan rasa.

42
Cara pengeringan (4)
  • Indirect udara dipanasi melalui kontak permukaan
    dengan sumber pemanas. Asap tidak serta tetapi
    efisiensi berku-rang.
  • Arah aliran bisa searah berlawanan arah atau
    cross flow.
  • Proses pengeringan dilangsungkan secara batch
    (tumpuk) atau continuous (aliran).

43
Cara pengeringan (5)
  • Pengeringan buatan dapat mengha-silkan produk
    berkualitas, suhu terkendali, laju bisa
    dipercepat.
  • Tidak tergantung iklim dan cuaca (tidak harus
    siang hari tetapi bisa malam hari).
  • Biaya pengeringan tinggi terutama bahan bakar.
  • Cocok untuk komoditas tinggi.
  • Ukuran dan kapasitas dapat dibuat besar.

44
Cara pengeringan (6)
  • Pengeringan tanpa pemanas atau suhu rendah yaitu
    dengan tekanan vakum.
  • Perpindahan massa uap air berlangsung karena
    tekanan uap disekitar produk diturunkan melalui
    penurunan tekanan atau dengan pem-vakuman.
  • Penguapan disertai dengan pengam-bilan panas dari
    produk sehingga turun mendekati nol.

45
Cara pengeringan (7)
  • Pengeringan dengan pembekuan (freeze drying)
    dengan pemanas berlangsung pada suhu dibawah nol
    atau suhu rendah.
  • Bahan dibekukan sampai jauh dibawah nol.
  • Disertai dengan tekanan vakum.
  • Panas dopasok langsung ke bahan yang dikeringkan.
  • Untuk produk diinginkan dengan kualitas tinggi.

46
Cara pengeringan (8)
  • Pengeringan dengan puffing (kejutan) yaitu
    disertai dengan tekanan diatas tekanan atmosfir.
  • Bahan dipanasi sambil diberi tekanan udara diatas
    atmosfir.
  • Panas dipasok langsung ke bahan yang dikeringkan
    lewat kontak permukaan.
  • Setelah mencapai pemanasan cukup tekanan dilepas
    mendadak.
  • Akibatnya penguapan berlangsung men-dadak dan
    disertai dengan desakan meregangkan pori pori
    produk.

47
Alat pengering (1)
  • Penjemuran pada lantai jemur,sarana pe-ngeringan
    yang paling sederhana, berupa lantai jemur, jalan
    beraspal atau tikar.
  • Penjemuran dg kaca dan plastik, perbaikan cara
    penjemuran dilengkapi dengan tutup kaca/ plastik
    untuk dari lingkungan kotor.
  • Pengering dengan solar kolektor dan kombinasi,
    panas matahari dikumpulkan dengan kolektor
    kemudian dihembuskan udara kebahan yang
    dikeringkan.

48
Alat pengering (2)
  • Pengering kotak/bed dryer/batch dryer, pemanas
    dari hasil pembakaran kemudian udara dihembuskan
    dari pemanan ke produk yang dikeringkan dalam
    kotak tetap. Bahan dalam satu tumpukan
  • Pengering rak, seperti bed dryer, hanya bahan
    ditempatkan dalam rak rak yang dapat dimasukan
    dan dikeluarkan bila kering. Bahan dalam satu
    tumpukan di rak.

49
Alat pengering (3)
  • Rotary dryer, berupa drum berputar yang menerima
    panas pembakaran, bahan dalam drum sehingga
    kontak langsung. Drum diputar agar terjadi
    pemanasan merata.
  • Continuous dryer, pemanasan seperti dalam bed
    dryer tetapi bahan mengalir secara continuous
    melewati hembusan udara panas.

50
Alat pengering (4)
  • Cabinet dryer, seperti pada pengeringan
    continuous, tetapi aliran bahan ditempat-kan pada
    kabinet yang bergerak melewati udara panas.
    Kabinet bergerak seperti kereta gantung.
  • Spray dryer, pengeringan dengan semprot, untuk
    bahan caair mengandung padatan. Cairan
    disemprotkan kedalam ruang disertai dengan aliran
    udara panas. Cairan menguap meninggalkan bubuk
    kering.

51
Alat pengering (5)
  • Drum dryer, untuk bahan pasta atau cair,
    pemanasan dengan kontak langsung melalui
    permukaan luar drum berputar.
  • Vacuum dryer, produk ditempatkan dalam ruang
    kedap kemudian tekanan divakum selama terjadi
    penguapan.
  • Freeze dryer, produk dibekukan kemudian
    ditempatkan dalam pelat pemanas dan disertai
    dengan tekanan vakum.

52
Modifikasi penjemuran
53
Prinsip pengering buatan
54
Pengemasan (1)
  • Fungsi Pengemasan
  • Mengisolasi isi kemasan dari atmosfir bebas
    sehingga tercipta lingkungan yang sesuai
  • Dari kelembaban udara yang kurang sesuai, tinggi
    atau rendah.
  • Dari komposisi udara yang tidak sesuai (MA, CA).
  • Dari kontaminasi mikrobia/jamur.
  • Dari kotoran dan debu.
  • Dari cahaya terutama ultraviolet.
  • Dari kerusakan mekanis dan fisik.

55
Pengemasan (2)
  • Fungsi Pengemasan
  • Menciptakan satuan untuk penjajaan (tepung satu
    kantong, beras satu karung).
  • Memudahkan transportasi.
  • Estitika dan keindahan.
  • Ciri produk, identitas produk.
  • Tempat informasi, merek, nutrisi, kedalu warso,
    cara penggunaan, dsb.

56
Pengemasan (3)
  • Bentuk/Sifat Pengemasan
  • Flexible/luwes yaitu kemasan dengan bentuk yang
    tidak tetap, mudah ditekuk, dilipat.
  • Rigid/tegar yatiu kemasan dengan bentuk tetap,
    kaku dan tegar.

57
Pengemasan (4)
  • Bahan Pengemas
  • Daun
  • Merupakan bahan kemas tradisional,
  • Kadang untuk memberi citarasa daun, aroma daun
    (pepes dibungkus daun lebih enak),
  • Tidak kedap terhadap lingkungan udara bebas,
    ramah lingkungan, biogradable.
  • Mudah terkontaminasi, sekadar untuk memudahkan
    trasnportasi, sebagai satu-an penjajaan, tempat
    makan (dulu).

58
Pengemasan (5)
  • Bahan Pengemas
  • Tanah liat, keramik.
  • Tanah liat yang dibakar, gerabag,
  • Lebih bersifat tradisional, arts,
  • Tidak kedap udara dan kelembaban, bisa kedap
    cahaya,
  • Satuan kurang standard,
  • Kurang ramah lingkungan
  • Peka terhadap kerusakan mekanik/fisik.

59
Pengemasan (6)
  • Bahan Pengemas
  • Gelas
  • Dibuat dari silika, bahan inert,
  • Lebih tahan mekanik dan fisik,
  • Dapat dibuat artistik,
  • Kedap udara dan lembab, namun tidak kedap cahaya,
  • Dapat menapilkan isi sehingga menarik pembeli.
  • Bisa didaur ulang, tidak biogradable.

60
Pengemasan (7)
  • Bahan Pengemas
  • Kertas
  • Dibuat dari bahan pertanian sehingga ramah
    lingkungan, dapat didaur ulang dan biogradable,
  • Tidak kedap massa, udara, air, sedikit cahaya,
  • Printable, bisa dibubuhkan informasi.

61
Pengemasan (8)
  • Bahan Pengemas
  • Plastik
  • Dibuat dari bahan minyak, termasuk kurang ramah
    lingkungan, dapat didaur ulang dan tidak
    biogradable,
  • Dikembangkan plastik dari bahan hayati, lebih
    ramah dan biogradable,
  • Agak kedap udara, air, sedikit cahaya, masih
    permeabel dapat dilewati uap, udara, tidak mudah
    bereaksi dengan isi.

62
Pengemasan (9)
  • Bahan Pengemas
  • Logam (aluminium, stainless steel)
  • Tidak ramah lingkungan, tidak bio-gradable, dapat
    didaur ulang,
  • Mutlak kedap air, gas, udara/uap air dan cahaya,
    kurang inert,
  • Kuat terhadap kerusakan mekanik/fisik
  • Dapat dibentuk menjadi lembaran luwes (aluminium
    foil)

63
Pengemasan (10)
  • Bahan Pengemas
  • Kombinasi/multilayer
  • Gabungan kertas, plastik dan logam luwes/
    flexible sheet,
  • Menggabungkan kelebihan masing masing bahan
    sehingga printable, kedap mutlak, glosi, dan
    kuat,
  • Bahan kemasan masa depan.

64
Penyimpanan (1)
  • Produksi bahan pertanian bersifat musiman,
    diproduksi pada musim tertentu,
  • Konsumsi relatif konstan sepanjang tahun,
  • Penyimpanan dapat menjadi buffer antara supply
    dan demand,
  • Penyimpanan berfungsi dan berupaya untuk
    memperpanjang umur simpan,
  • Sudah menerima perlakuan untuk memper-panjang
    umur simpan (pengeringan, pem-bersihan,
    pengupasan, pengecilan, dsb)

65
Penyimpanan (2)
  • Penyimpanan dilakukan secara curah (bulk, pada
    biji bijian), dalam wadah (container) atau sudah
    terkemas.
  • Selama dalam penyimpanan produk masih dapat
    melakukan respirasi, transpirasi.
  • Kelembaban udara dapat menyebabkan kadar air
    bahan naik sehingga mudah terancam jamur dan
    mikrobia,
  • Banyak musuh antara lain serangga, tikus, burung
    dan manusia.

66
Penyimpanan (3)
  • Untuk mengatasi respirasi dan transprasi dapat
    diterapkan cara penyimpanan CA dan MA disertai
    dengan pendinginan.
  • Untuk mengatasi kelembaban dan kena-ikan kadar
    air dilakukan penghembusan udara kering (aerasi)
    secara periodik se-hingga kadar air relatif
    konstan.
  • Dapat menggunakan bahan penyerap kelembaban,
    namun untuk volume kecil.
  • Menggunakan bahan anti serangga, tikus dan
    meningkatkan keamanan.

67
Terima kasih
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com