KEHAMILAN SEROTINUS - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

KEHAMILAN SEROTINUS

Description:

a. Pengertian Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42 minggu (Hanifa, 2002). Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1719
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 41
Provided by: DOSEN4
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: KEHAMILAN SEROTINUS


1
KEHAMILAN SEROTINUS
  • a. Pengertian
  • Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang umur
    kehamilannya lebih dari 42 minggu (Hanifa, 2002).

2
KEHAMILAN SEROTINUS
  • Etiologi
  • Hipoplasia hipofise
  • Anensefalus
  • Defisiensi enzim sulfatase plasenta
  • Hormon estrogen yang rendah
  • Pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula
    sebagai anti prostaglandin salbutamol,
    progestin dan asam mefenamat

3
KEHAMILAN SEROTINUS
  • Patofisiologi
  • Penurunan hormon progesterone memacu proses
    biomolekuler pada persalinan sehingga oksitosin
    meningkat yang menghasilkan prostaglandin.
  • Prostaglandin menyebabkan terjadinya kontraksi
    uterus.
  • Bila tidak terjadi persalinan lewat waktu.

4
KEHAMILAN SEROTINUS
  • Tanda dan Gejala
  • Gerakan janin jarang, yaitu secara subyektif
    kurang dari 7 kali/20 menit atau secara obyektif
    dengan KTG kurang dari 10 kali/20 menit.
  • Kehamilan lebih dari 42 minggu
  • Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda yaitu
  • a) Stadium I kulit kehilangan verniks kaseosa
    dan terjadi maserasi.
  • b) Stadium II seperti stadium 1 disertai
    pewarnaan mekanium (kehijauan) di kulit bayi.
  • c) Stadium III seperti stadium 1 disertai
    pewarnaan kekuningan pada kulit dan tali pusat.

5
KEHAMILAN SEROTINUS
  • Komplikasi Serotinus
  • Oligohidramnion
  • Fetal Distress
  • Kematian janin

6
KEHAMILAN SEROTINUS
  • Pemeriksaan Penunjang
  • USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion
    dan derajat maturitas placenta
  • KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
  • Amnioskopi atau amniotomi

7
KEHAMILAN SEROTINUS
  • Penatalaksanaan Kasus Serotinus
  • Setelah usia kehamilan gt 40 minggu penting
    dilakukan monitoring janin sebaik-baiknya
  • Lakukan induksi persalinan bila sudah ada
    kematangan serviks.
  • Operasi SC dapat dilakukan bila
  • Pre eklampsia
  • Infertilitas
  • Kesalahan letak janin
  • Terjadi tanda gawat janin
  • Primigravida tua

8
PLACENTA PREVIA
  • DEPENISI
  • Plasenta previa adalah plasenta yang
    berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian
    rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari
    ostium uteri internum (Sarwono, 2009).

9
PLACENTA PREVIA
  • KLASIFIKASI
  • Plasenta previa totalis atau komplit adalah
    plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
    internum.
  • Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang
    menutupi sebagian ostium uteri internum.
  • Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang
    tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.

10
PLACENTA PREVIA
  • Pemeriksaan Diagnostik
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Obstetrik
  • Hematokrit
  • Pemeriksaan bagian luar terbawah janin, biasanya
    belum masuk pintu atas panggul

11
PLACENTA PREVIA
  • Penatalaksanaan Medis
  • Rawat inap/MRS
  • Pemeriksaan darah lengkap
  • Transfusi
  • Pemeriksaan USG

12
SOLUSIO PLACENTA
  • Solusio Plasenta
  • Terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang
    implantasinya normal, sebelum janin dilahirkan,
    pada masa kehamilan atau persalinan, disertai
    perdarahan pervaginam, pada usia kehamilan 20
    minggu.

13
SOLUSIO PLACENTA
  • Anamnesis
  • Perdarahan timbul akibat adanya trauma pada
    abdomen atau timbul spontan akibat adanya
    penyulit pada kehamilan
  • predisposisi solusio plasenta.
  • usia ibu semakin tua
  • multi paritas
  • preeklampsia
  • hipertensi kronik
  • ketuban pecah pada kehamilan preterm
  • merokok
  • trombofilia

14
SOLUSIO PLACENTA
  • Predisposisi
  • pengguna kokain
  • riwayat solusio plasenta sebelumnya
  • mioma uteri.
  • Darah yang keluar tidak sesuai dengan beratnya
    penyakit, berwarna kehitaman, disertai rasa nyeri
    pada daerah perut akibat kontraksi uterus atau
    rangsang peritoneum.
  • Sering terjadi pasien tidak lagi merasakan adanya
    gerakan janin.

15
SOLUSIO PLACENTA
  • Pemeriksaan Status Generalis
  • Periksa keadaan umum pasien dan tanda-tanda
    vital.
  • Hati-hati adanya tanda pra renjatan (pra syok)
    yang tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang
    keluar pervaginam.
  • Pemeriksaan Status Obstetri
  • Periksa Luar uterus terasa tegang atau nyeri
    tekan, bagian-bagian janin sulit diraba, bunyi
    jantung janin sering tidak terdengar atau
    terdapat gawat janin, apakah ada kelainan letak
    atau pertumbuhan janin terhambat.

16
SOLUSIO PLACENTA
  • Inspekulo apakah perdarahan berasal dari ostium
    uteri atau dari kelainan serviks dan vagina.
    Nilai warna darah, jumlahnya, apakah encer atau
    disertai bekuan darah. Apakah tampak pembukaan
    serviks, selaput ketuban, bagian janin atau
    plasenta.

17
SOLUSIO PLACENTA
  • Periksa Dalam perabaan fornises hanya dilakukan
    pada janin presentasi kepala, usia gestasi di
    atas 28 minggu dan curiga plasenta praevia.
  • Nilai keadaan serviks, apakah persalinan dapat
    terjadi kurang dari 6 jam, berapa pembukaan, apa
    presentasi janin, dan adakah kelainan di daerah
    serviks dan vagina.

18
SOLUSIO PLACENTA
  • Pelvimetri Klinis dilakukan pada kasus yang
    akan dilahirkan per vaginam dengan usia gestasi
    36 minggu atau TBJ 2500 gram.
  • DIAGNOSIS BANDING
  • Plasenta praevia

19
SOLUSIO PLACENTA
  • Klasifikasi Solusio Plasenta
  • Ringan perdarahan kurang dari 100 200 cc,
    uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan,
    janin hidup, pelepasan plasenta kurang dari 1/6
    bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih
    dari 250 mg.

20
SOLUSIO PLACENTA
  • Klasifikasi Solusio Plasenta
  • Sedang perdarahan lebih dari 200 cc, uterus
    tegang, terdapat tanda pra renjatan, gawat janin
    atau janin telah mati, pelepasan plasenta ¼
    sampai 2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen
    plasma 120 150 mg.

21
SOLUSIO PLACENTA
  • Klasifikasi Solusio Plasenta
  • Berat uterus tegang dan berkontraksi tetanik,
    terdapat tanda renjatan, biasanya janin telah
    mati, pelepasan plasenta dapat terjadi pada lebih
    dari 2/3 bagian permukaan atau keseluruhan bagian
    permukaan.

22
SOLUSIO PLACENTA
  • PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • USG menilai implantasi plasenta dan seberapa
    luas terlepasnya plasenta dari tempat
    implantasinya, biometri janin, indeks cairan
    amnion, kelainan bawaan dan derajat maturasi
    plasenta.
  • Kardiotokografi pada kehamilan di atas 28
    minggu.
  • Laboratorium darah perifer lengkap, fungsi
    hemostasis, fungsi hati, atau fungsi ginjal
    (disesuaikan dengan beratnya penyulit atau
    keadaan pasien). Lakukan pemeriksaan dasar
    hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu
    pembekuan darah, waktu protrombin, waktu
    tromboplastin parsial, dan elektrolit plasma.
  • Pemeriksaan Lain atas indikasi medik.

23
SOLUSIO PLACENTA
  • TERAPI
  • Terapi Medik
  • 1. Tidak terdapat renjatan usia gestasi lt 36
    minggu atau TBJ lt 2500 gram.
  • a. Ringan terapi konservatif bila ada
    perbaikan (perdarahan berhenti, kontraksi uterus
    tidak ada, janin hidup dan keadaan umum ibu baik)
    dan dapat dilakukan pemantauan ketat keadaan
    janin dan ibu. Pasien tirah baring, atasi anemia,
    USG dan KTG serial (bila memungkinkan) dan tunggu
    partus normal.

24
SOLUSIO PLACENTA
  • TERAPI
  • Terapi Medik
  • Terapi aktif dilakukan bila ada perburukan
    (perdarahan berlangsung terus, kontraksi uterus
    terus berlangsung, dan dapat mengancam ibu dan
    atau janin). Bila perdarahan banyak, skor pelvik
    lt 5 atau persalinan masih lama gt 6 jam, lakukan
    seksio sesarea. Bila partus dapat terjadi lt 6
    jam, amniotomi dan infus oksitosin.

25
SOLUSIO PLACENTA
  • TERAPI
  • Terapi Medik
  • b. Sedang / Berat resusitasi cairan, atasi
    anemia (transfusi darah), partus pervaginam bila
    lt 6 jam (amniotomi dan infus oksitosin) bila
    perkiraan partus gt 6 jam, lakukan seksio sesarea.

26
SOLUSIO PLACENTA
  • 2. Tidak terdapat renjatan usia gestasi 36
    minggu atau 2500 gram.
  • Solusio plasenta derajat ringan/sedang/berat
    bila persalinan lebih dari 6 jam, lakukan seksio
    sesarea.
  • 3. Terdapat renjatan
  • Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfusi
    darah. Bila renjatan tidak teratasi, upayakan
    tindakan penyelamatan yang optimal. Bila renjatan
    dapat diatasi, pertimbangkan untuk seksio sesarea
    bila janin hidup atau partus lebih lama dari 6
    jam.

27
SOLUSIO PLACENTA
  • Terapi Bedah
  • 1. Partus per vaginam dengan kala dua dipercepat.
  • 2. Seksiosesarea atas indikasi medik.
  • 3. Seksiohisterektomi bila terdapat perdarahan
    postpartum yang tidak dapat diatasi dengan terapi
    medikamentosa atau ligasi arteri uterina. Ligasi
    hipogastrika hanya boleh dilakukan oleh operator
    yang kompeten.

28
SOLUSIO PLACENTA
  • PERAWATAN RUMAH SAKIT
  • Setiap pasien dengan perdarahan antepartum perlu
    segera dirawat.
  • PENYULIT
  • Disebabkan oleh  Penyakit Pada ibu Renjatan,
    gagal ginjal akut (acute tubular necrosis),
    Koagulasi Intravaskular Diseminata (disseminated
    intravascular coagulation), atonia uteri/uterus
    couvelaire.atau

29
SOLUSIO PLACENTA
  • Pada Janin meliputi asfiksia, BBLR, respiratory
    dystress syndrome (RDS).
  • Karena Tindakan / Terapi Pada Ibu reaksi
    transfusi, kelebihan cairan, renjatan, infeksi,
    Pada Janin asfiksia, infeksi, anemia

30
SOLUSIO PLACENTA
  • PERSETUJUAN TINDAK MEDIK
  • Dibuat saat pasien masuk perawatan di rumah
    sakit, secara tertulis, berupa persetujuan tindak
    medik dan tindak operasi (bila diperlukan
    operasi).
  • Khusus bila akan dilakukan tubektomi, harus ada
    ijin tertulis dari suami (tidak boleh diwakilkan).

31
SOLUSIO PLACENTA
32
SOLUSIO PLACENTA
33
SOLUSIO PLACENTA
34
SOLUSIO PLACENTA
35
KEHAMILAN EKTOPIK
  • Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi
    di luar kavum uteri.
  • Sering disebut juga kehamilan ekstrauterin.
  • Penyebutan ini kurang tepat, karena kehamilan
    pada cornu uteri atau serviks uteri (intrauterin)
    juga masih termasuk sebagai kehamilan ektopik.

36
KEHAMILAN EKTOPIK
  • Sering terjadi pada
  • 1.Kelainan tuba atau adanya riwayat penyakit tuba
    (misalnya salpingitis), menyebabkan oklusi atau
    kerusakan silia tuba.
  • 2.Riwayat operasi tuba, sterilisasi,dsb.
  • 3.Riwayat penyakit radang panggul lainnya.
  • 4.Penggunaan IUD yang mencegah terjadinya
    implantasi intrauterin.
  • 5.ovulasi yang multipel akibat induksi
    obat-obatan

37
KEHAMILAN EKTOPIK
  • Ada beberapa kemungkinan akibat hal ini 1.
    kemungkinan terbentuknya jaringan mola berisi
    darah di dalam tuba, karena aliran darah di
    sekitar chorion menumpuk, menyebabkan distensi
    tuba, dan mengakibatkan ruptur intralumen kantung
    gestasi di dalam lumen tuba.
  • 2. kemungkinan tubal abortion, lepas dan
    keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
    (fimbria) dan ke rongga abdomen.

38
KEHAMILAN EKTOPIK
  • 3. kemungkinan reabsorpsi jaringan konsepsi oleh
    dinding tuba sebagai akibat pelepasan dari suplai
    darah tuba.
  • 4. kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam
    rongga peritoneum, sebagai akibat erosi villi
    chorialis atau distensi berlebihan tuba keadaan
    ini yang umum disebut kehamilan ektopik terganggu
    / kehamilan ektopik dengan ruptur tuba.

39
KEHAMILAN EKTOPIK
  • GEJALA / TANDA
  • 1.Ada riwayat terlambat haid dan gejala kehamilan
    muda.
  • 2.Akut abdomen, terutama nyeri perut kanan / kiri
    bawah.
  • 3.Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak ada).
  • 4.Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk /
    syok, tergantung beratnya perdarahan yang
    terjadi.
  • 5.Kadang disertai febris

40
KEHAMILAN EKTOPIK
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com