RESPON KLIEN TERHADAP GANGGUAN SIRKULASI - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

RESPON KLIEN TERHADAP GANGGUAN SIRKULASI

Description:

RESPON KLIEN TERHADAP GANGGUAN SIRKULASI Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:657
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 41
Provided by: Tosh128
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: RESPON KLIEN TERHADAP GANGGUAN SIRKULASI


1
RESPON KLIEN TERHADAP GANGGUAN SIRKULASI
2
  • Tujuan Pembelajaran
  • Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung
    Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup
    semilunar, dan katup atrioventrikular
  • Menjelaskan sirkulasi koroner dan otot jantung
    yang mensuplai pada setiap pembuluh darah
  • Menjelaskan urutan normal peristiwa yang terkait
    dengan sistem konduksi jantung.
  • Mendeskripsikan struktur dan fungsi arteri,
    kapiler dan vena
  • Menjelaskan tekanan darah dan mekanisme
    pengaturan
  • Mengidentifikasi data objektif dan subjektif yang
    diperlukan berhubungan dengan dengan sistem
    kardiovaskular yang diperoleh dari pasien.

3
  • Mendeskripsikan tehnik yang tepat digunakan dalam
    pengkajian fisik pada sistem kardiovaskular
  • Membedakan kondisi normal dengan abnormal hasil
    pengkajian fisik dari sistem kardiovaskular
  • Menjelaskan tujuan, hasil yang diharapkan, dan
    tanggung jawab keperawatan pada tindakan invasif
    dan noninvasif dari diagnostik test pada sistem
    kardiovaskular
  • Mengidentifikasi bentuk gelombang normal EKG dan
    komponen irama sisnus normal
  • Pendahuluan
  • Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama
    terjadi kesakitan dan kematian di AS
  • National Centre for Health Statistics (NCHS) jika
    semua bentuk penyakit jantung dapat dieliminasi
    maka harapan hidup akan meningkat lebih dari 10
    tahun .

4
  • Lebih dari 1/6 meninggal akibat meninggal akibat
    penyakit jantung dibawah dari 65 tahun.
  • Penyakit jantung terjadi pada wanita menopause ?
    kehilangan pengaruh perlindungan oleh estrogen.
  • Struktur dan fungsi sistem kardiovaskular
  • Struktur
  • Jantung terletak dalam thoraks antara paru-paru
    dalam ruang mediastinum. Denyutnya dapat di raba
    pada interkostal 5. Pulsasi meningkat pada daerah
    apex yang disebut Point of maximum impulse (PMI).
  • Lapisan jantung terdiri dari 3 lapisan.
  • Endokardium merupakan lapisan bagian dalam,
  • Miokardium merupakan lapisan bagian tengah,

5
  • Epikardium merupakan lapisan bagian luar. Kantong
    perikardium dibentuk oleh bagian viseral pada
    bagian dalm dan lapisan parietal pada lapisan
    bagian luar. Terdapat sedikit cairan dalam
    ruangan yang merupakan pelumas dan mengurangi
    gesekan pada saat jantung berkontraksi.
  • Jantung memiliki 4 ruang yang dipisahkan oleh
    septum dengan 2 ruang pada sebelah kanan dan 2
    ruangan pada sebelah kiri.
  • Ruang bagian atas adalah atrium dan ruang bagian
    bawah disebut ventrikel.
  • Otot atrium lebih tipis dari pada ventrikel.
    Ventrikel kiri dindingnya lebih tebal dari
    ventrikel kanan ?Hal ini disebabkan karena
    kekuatan kontraksi ventrikel kiri mempompa darah
    kedalam sirkulasi sistemik.
  • Vent.kanan lebih tipis karena tekanan pompanya
    lebih rendah kedalam paru-paru.

6
  • Aliran darah melalui jantung
  • Katup jantung Atrium kanan menerima darah vena
    dari vena cava inferior dan superior serta sinus
    koroner.
  • Darah melalui katup trikuspid masuk kedalam
    ventrikel kanan. Setiap kontraksi, ? darah
    kedalam arteri pulmonal? mel.katup pulmonal.
  • Darah yang berasal dari paru-paru ? atrium kiri
    melalui vena pulmonal.
  • Atrium kiri ?katup mitral ? ventrikel kiri?
    katup aorta ? sirkulasi sistemik.
  • Katup Atrioventrikular mencegah aliran balik
    kedalam atrium selama ventrikel berkontraksi..
  • Chordae tendineae adalah jaringan ikat tempat
    melekatnya katup jantung yang berfungsi mencegah
    darah ker atrium selama kontraksi ventrikel.
  • Katup semilunar mencegah aliran balik saat
    ventrikel berkotraksi.

7
  • 2. Suplai darah pada otot jantung
  • Miokard mendapat darah dari sirkulasi koroner.
  • Aliran darah masuk kedalam arteri koroner selama
    fase diastol.
  • Cabang arteri koroner membawa darah pada area
    yang berbeda dari miokard
  • Arteri koroner kanan dan cabang-cabangnya membawa
    darah ke atrium kanan, ventrikel kanan dan
    bagian dinding belakang dari ventrikel kiri.
  • Arteri koroner kiri dan cabang2nya (arteri
    anterior desending kiri dan arteri circumplex
    kiri) mensuplai ke atrium kiri dan ventrikel
    kiri.
  • AV node menerima darah dari arteri koroner kanan
    (90). Oleh karena itu apabila terjadi obstruksi
    dari pembuluh darah ini akan mengakibatkan
    ganguan sistem konduksi jantung.

8
  • Jika aliran darah dari arteri koroner menurun
    maka terjadi ketidakseimbangan antara suplai
    oksigen dengan kebutuhannya.
  • Bila terjadi iskemik dimana akan terjadi injury
    sel yang bersifat reversible yang mengakibatkan
    jaringan menjadi hipoksia, penurunan suplai
    energi, dan akan berkembang sisa metabolisme yang
    toksik.
  • Hal ini akan menurunkan aktifitas mekanik dan
    listrik dari jantung.
  • Infark adalah kehilangan permanen aliran darah
    pada otot jantung akibat kematian sel.

9
  • Terjadinya iskemik atau infark tergantung dari
    jumlah dan area kekurangan oksigen.
  • Jika dalam beberapa bulan atau tahun darah
    mengalir maka otot jantung akan kehilangan
    nutrisi dan bahaya bagi otot jantung.
  • Kemungkinan alternatif yang dapat memberikan
    oksigen ke area tersebut disebut sirkulasi
    kolateral.
  • Banyak darah dari sistem koroner mengalir kedalam
    sinus koroner, dimana pengosongan pada atrium
    kanan dekat dengan vena cava.

10
  • Sistem konduksi
  • Pada dinding jantung terdapat jaringan saraf
    khusus yang bertanggung jawab menimbulkan dan
    transfortasi impuls listrik? akhirnya
    menimbulkan kontraksi jantung.
  • Impuls jantung dipicu oleh SA node. Depolarisasi
    sel ini sebagai akibat perubahan ion terhadap
    sel..
  • Setiap impuls yang ditimbulkan oleh SA node
    dibawa melalui internodal pathway.
  • Mekanisme kontraksi otot jantung mengikuti
    depolarisasi sel.
  • Kalsium akan mengalir masuk kedalam sel setelah
    depolarisasi, yang mengakibatkan terjadinya
    kontraksi.
  • Impuls listrik berasal dari atrium ke AV node
    yang berlokasi didasar atrium kanan dekat septum.
  • Yang memungkinkan kontraksi dan pengosongan
    atrium sebelum kontraksi ventrikel dimulai.

11
  • Eksitasi selanjutnya melalui berkas his dan
    sepanjang septum interventrikular melalui RBB dan
    LBB. Left bundle branche bercabang dua yaitu ke
    bagian anterior dan kebagian posterior.
  • Dan berakhir pada serabut purkinje.
  • Siklus jantung dimulai saat depolarisasi SA
    node, dan puncaknya saat darah mengalir masuk
    kedalam sirkulasi pulmonal dan sirkulasi
    sistemik.
  • Elektrokardiogram
  • Aktifitas listrik jantung dapat dideteksi pada
    permukaan tubuh dan dicatat sebagai
    electrocardiogram (ECG). Tulisan P, QRS, T, dan U
    digunakan mengidentifikasi bentuk gelombang.
  • Gelombang pertama yaitu P dimulai dari pada SA
    node dan terjadi depolarisasi pada serabut
    atrium.
  • Gelombang QRS menggambarkan depolarisasi dari AV
    node melalui ventrikel.

12
  • Gelombang T menggambarkan repolarisasi ventrikel.
  • Gelombang U, jika nampak menunjukkan penundaan
    repolarisasi ventrikel dan dapat berhubungan
    dengan hipokalemia.
  • Sistem mekanik jantung
  • Kontraksi otot jantung menyebabkan ejeksi darah
    dari ruang jantung ? sistol. Relaksasi otot
    jantung disebut diastol.
  • CO adalah pengukuran dari efisiensi mekanik
    jantung. CO adalah jumlah darah yang dipompakan
    jantung dalam 1 menit.
  • Jumlah darah yang dipompakan dari ventrikel yaitu
    CO SV x HR.
  • Normal pada orang dewasa saat istirahat CO
    dipertahankan pada rentang 4 8 l/menit

13
  • Faktor yang mempengaruhi CO
  • HR atau SV dan selanjutnya CO.
  • HR diatur oleh terutama sistem saraf otonom.
  • Faktor yang mempangaruhi SV adalah preload,
    kontraktilitas dan after load.
  • Starling Law Otot jantung akan meregang
    bergantung dari tingginya tekanan kontraksi.
  • Volume darah didalam ventrikel pada akhir diastol
    sebelum kontraksi berikutnya disebut preload.
    Preload ditentukan oleh regangan serabut otot
    jantung.
  • After load dipengaruhi oleh ukuran ventrikel,
    regangan dinding ventrikel, dan tekanan darah
    arteri. Jika tekanan darah arteri meningkat,
    ventrikel membutuhkan peningkatan resisten guna
    mengalirkan darah, akan meningkatkan kebutuhan
    kerja .

14
  • Peningkatan preload, kontraktilitas, dan
    afterload meningkatkan beban kerja jantung
    menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen.
  • Sistem pembuluh darah
  • Terdapat 3 jenis pembuluh darah utama dalam
    sistem vaskularisasi yaitu arteri, vena dan
    kapiler.
  • Arteri berjalan keluar dari jantung, kecuali
    vena pulmonal membawa darah yang tidak
    teroksigenasi.
  • Vena berjalan menuju jantung, kecuali vena
    pulmonal membawa darah yang teroksigenasi.
  • Sirkulasi darah dari jantung kedalam arteri,
    arteriol, kapiler, venula, vena, dan kembali ke
    jantung.

15
  • Pengaturan sistem kardiovaskular
  • SSO ? saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
  • Stimulasi saraf simpatis meningkatkan HR, dan
    mempercepat rangsang konduksi melalui AV node,
    dan atrium dan ventrikel berkontraksi.. Stimulasi
    saraf Para simpatis melalui saraf vagus
    menyebabkan penurunan HR melalui aktifitas SA
    node dan konduksi berjalan lambat menuju AV node.
  • Pengaruhnya terhadap pembuluh darah Sumber
    kontrol saraf pada pembuluh darah adalah saraf
    simpatis. a-adrenergic receptor yang berlokasi
    pada otot polos pembuluh darah.
  • Stimulasi a-adrenergic receptor menyebabkan
    vasokontriksi. Penurunan stimulasi a-adrenergic
    receptor menyebabkan vasodilatasi.

16
  • Baroreceptor Terdapat pada arkus aorta dan
    sinus karotis (yang terdapat pada arteri karotis
    interna) sangat sensitif terhadap regangan atau
    tekanan dalam sistem arteri.
  • Stimulasi thd reseptor ? info ke vasomotor centre
    pada batang otak.
  • Penghambatan dari sistem saraf simpatis dan
    peningkatan pengaruh saraf parasimpatis
    menyebabkan penurunan HR dan vasodilatasi
    perifer.
  • Chemoreceptor yang berlokasi dalam arkus aorta
    dan carotid body. Mempunyai kemampuan
    mempengaruhi perubahan HR dan tekanan arteri
    sebagai respon stimulasi kimiawi. Terstimulasi
    oleh penurunan tekanan O 2 (PO2), peningkatan
    tekanan CO2 (PCO2), dan penurunan pH plasma.

17
  • Jika chemoreceptor teraktivasi akan menstimulasi
    vasomotor centre guna peningkatkan aktfitas
    jantung.
  • Pengkajian sistem kardiovaskular
  • Data subjektif
  • Pentingnya informasi kesehatan
  • Riwayat masa lalu
  • Banyak penyakit mempengaruhi sisitem
    kardiovaskular baik langsung maupun tidak.
  • Chest pain, nafas pendek, alkoholisme atau minum
    berlebihan, anemia, demam rematik, sakit
    tenggorokan akibat kuman streptokokkus, penyakit
    jantung kongenital, stroke, syncope, hipertensi,
    thrombophlebitis, intermitten claudication,
    varises, dan edema.
  • Pengobatan perlu dikaji yang pernah dan sering
    digunakan pada masa lalu.

18
  • Pembedahan dan pengobatan
  • Pasien ditanya tentang pengobatan spesifik,
    pernah dibedah, dan masuk rumah sakit karena
    penyakit jantung.
  • Pola kesehatan fungsional
  • Persepsi kesehatan pola penanganan kesehatan
  • Faktor risiko utama termasuk peningkatan serum
    lipid, hipertensi, merokok, pola hidup yang tidak
    teratur dan kegemukan. Sering mengalami stres dan
    diabetes melitus
  • Jika pasien merokok, tanyakan jumlah bungkus
    selama merokok (jumlah bungkus rokok perhari
    dikali dengan jumlah dalam tahun).
  • Kalau pasien berhenti merokok, tanyakan kapan
    berhenti. Catat juga penggunaan alkohol,
    penggunaan obat-obatan.
  • Akhirnya tanya pada pasien pengetahuan dan
    persepsi pasien terhadap penyakitnya.

19
  • Allergi dimana perawat harus menentukan
    reaksi obat atau reaksi alergi yang pernah
    dialami.
  • Jika pasien melakukan pengobatan alergi, tanyakan
    obat apa yang digunakan.
  • Tanyakan juga kemungkinan adanya
    penyakit-penyakit dalam keluarga misalnya
    penyakit jantung
  • koroner, penyakit pembuluh darah perifer,
    hipertensi, perdarahan, gangguan jantung,
    diabetes melitus, atherosclerosis, dan stroke..
  • Juga gangguan lain pembuluh darah mis.
    intermitten claudication dan varises,
  • Akhirnya riwayat kesehatan keluarga yang bersifat
    noncardiac seperti asthma, penyakit ginjal, dan
    obesitas perlu dikaji kemungkinan pengaruhnya
    terhadap jantung.

20
  • Pola nutrisi-metabolik
  • ltBB atau gtBB dapat berindikasi masalah kardiov.
  • Jenis diet perlu dikaji hubungannya dengan gaya
    hidup pasien. Kebiasaan mengkonsumsi garam, lemak
    perlu dicatat.
  • Catat juga kebiasaan makan pasien, hubungan
    dengan etnik, dan sikap serta rencana makan bagi
    pasien.
  • Intake makanan dan olah raga.
  • Pola eliminasi
  • Warna kulit, suhu badan, integritas kulit, dan
    turgor penting ? masalah sirkulasi.
  • Pasien yang menggunakan obat diuretik akan
    melaporkan peningkatan eliminasi berkemih.

21
  • Masalah yng berhubungan dengan konstipasi perlu
    ditanyakan. Mengedan pada saat defekasi (Valsava
    Maneuver) harus dihindari pada pasien yang
    mengalami masalah kardiovaskular.
  • Masalah kardiovaskular dapat menghambat kemampuan
    pasien untuk ke toilet dengan cepat bila sudah
    mendesak.
  • Pasien perlu ditanya tentang kemungkinan adanya
    inkontinen atau masalah konstipasi.
  • Pola aktifitas-olah raga
  • Olah raga yang dapat mempertahankan kes. jantung
    yaitu aerobik. Perawat memperoleh informasi
    tentang olah raga yang dilakukan oleh klien,
    lamanya dan frekuensi. Lamanya melakukan
  • Berbagai gejala yang dapat terjadi misalnya nyeri
    kepala ringan, chest ain, nafas pendek,
    claudication selama olahraga.

22
  • Pasien perlu ditanyakan tentang berbagai
    keterbatasan dalam aktifitas sehari-hari (ADL)
    ?sebagai petunjuk adanya masalah kardiovaskular.
  • Perawat juga harus mengumpulkan informasi tentang
    waktu senggang yang digunakan klien, dan aktfitas
    rekreasi..
  • Pola tidur dan istirahat
  • Paroxysmal nocturnal dyspnea (serangan sesak
    nafas terutama malam hari) berhubungan dengan
    gagal jantung yang lebih parah.
  • Perawat menanyakan berapa banyak bantal yang
    digunakan di bagian kepala.
  • Nocturia biasanya ditemukan pada pasien gg
    kardiov. yang dapat mengg pola tidur yang normal.

23
  • Pola kognitif-persepsi
  • Nyeri berhubungan dengan sistem kardiovaskular
    seperti chest pain dan claudication.
  • Masalah-masalah lain seperti disritmia,
    hipertensi, stroke dapat menyebabkan masalah
    vertigo, gangguan berbahasa, dan gangguan memori.
  • Pola persepsi diri-konsep diri
  • Penggunaan prosedur yang bersifat invasif dan
    prosedur paliatif dapat mengakibat adanya
    gangguan citra tubuh.
  • Pada pasien penyakit jantung kronik, dimana
    pasien mungkin tidak dapat mengidentifikasi
    penyebab tetapi pasien dapat menjelaskan tingkat
    aktifitas.
  • Penyakit ini juga dapat menyebabkan harga diri
    pasien kurang.
  • Oleh karena itu penting untuk memperoleh
    informasi tentang pengaruh penyakit terhadap
    pasien.

24
  • Pola hubungan peran
  • Seks, usia dan ras pasien seluruhnya berhubungan
    dengan kesehatan kardiovaskular
  • Status perkawinan, peran pasien didalam keluarga,
    jumlah anak dan usia masing-masing, lingkungan
    tempat tinggal, dan orang yang terdekat. ?
    mengidentifikasi sistem dukungan dan kekuatan
    dalam kehidupan pasien.
  • Perawat harus mengkaji tingkat kesejahteraan
    klien terutama pada setiap perannya? hati-hati
    sebagai sumber stres atau konflik.
  • Pola seksualitas dan reproduksi
  • Hubungan kardiovas.dg seksual dan kenyamanan.
  • Pasien kadang takut dapat meninggal secara
    tiba-tiba saat melakukan seksual intercourse,
    yang akhirnya menimbulkan masalah besar dalam
    perilaku seksual.

25
  • Kelelahan dan sesak nafas dapat mengg. dalam
    melakukan aktifitas seksual.
  • Banyak pengobatan yang dapat menyebabkan klien
    mengalami impotensi mis. pengobatan ß-adrenergic
    blockers, dan diuretik.
  • Perlu konseling pasangan suami isteri.
  • Pola toleransi koping dan stres
  • Identifikasi adanya stres dan kecemasan.
    Penyebab adanya stres ? hubungan perkawinan,
    keluarga, pekerjaan, ibadah, teman, biaya, dan
    perumahan.
  • Identifikasi metoda koping digunakan pasien
    dalam menangani masalah.
  • Perilaku seperti eksplosif, bicara cepat, dan
    emosi mis. marah dan kebencian mungkin
    berhubungan dengan risiko penyakit jantung.

26
  • Pasien dan keluarganya ditanyakan bagaimana
    perilakunya.
  • Informasi tentang dukungan dari keluarga,
    extended family dan teman, ahli psikologi, dan
    ulama .
  • Pola nilai dan kepercayaan
  • Nilai-nilai dan kepercayaan ? budaya sangat
    memegang peranan penting dalam tingkat konflik
    pasien dalam penanganan diagnosa dari penyakit
    kardiovaskular
  • Pasien menyalahkan sang penciptanya mengapa dia
    harus sakit, tetapi ada juga merasa kekuatan dari
    sang pencipta akan menolongnnya.

27
  • Data objektif
  • Pemeriksaan fisik
  • Tanda-tanda vital.
  • TD perlu diukur saat baring, duduk dan berdiri,
    TD diambil pada kedua lengan.
  • Pulse, temperatur dan RR perlu diidentifikasi
    adanya perubahan sebagai akibat kompensasi
    jantung.
  • Inspeksi
  • Inspeksi warna kulit, distribusi rambut, aliran
    darah vena dapat memberikan informasi tentang
    aliran darah arteri dan venous return.
    Ekstremitas edema, thrombophlebitis, varises
    vena, dan lesi.
  • Pengukuran capillary refill ? N3 detik.
  • Perhatikan pembesaran vena leher ( vena jugular
    internal dan eksternal) kemungkinan adanya
    peningkatan pada posisi duduk. Distensi dan
    penonjolan pulsasi pada vena leher dapat
    disebabkan peningkatan tekanan atrium kanan.

28
  • Palpasi
  • Palpasi denyut pada leher dan ekstremitas dapat
    memberikan infromasi terhadap aliran darah
    arteri.
  • Denyut nadi dapat dipalpasi untuk mengkaji volume
    dan tekanan setiap pembuluh darah.
  • Saat arteri dipalpasi, perawat perlu mencatat
    tekanan gelombang denyutan atau sejauhmana
    dinding pembuluh darah mengalami distensi bila
    denyut terjadi.
  • Volume pulsasi dapat teraba penuh, normal, lemah,
    dan tidak ada ( penuh 3, Normal 2, lemah
    1, tidak ada 0).
  • Auskultasi
  • Auskultasi arteri besar misalnya arteri karotis,
    aorta abdominal, arteri femoral.

29
  • Thoraks
  • Inspeksi dan palpasi
  • Inspeksi semua struktur tulang pada thoraks,
    termasuk sendi sternoclavicular, manubrium, dan
    bagian atas dari sternum.
  • Pulsasi arkus aorta atau arteri innominata dapat
    diobservasi maupun dipalpasi. Thrill (vibrasi)
    disebabkan oleh pembuluh darah tidak normal.
  • Inspeksi dan palpasi area katup jantung yang
    menimbulkan suara dapat diketahui melalui
    interkostal.
  • Area auskultasi dapat dideteksi pada
  • katup aorta pad area ICS (intercostal spaces)
    kedua pada bagian kanan dari sternum.
  • Katup pulmonal pada ICS kedua pada bagian kiri
    dari sternum
  • Katup trikuspid pada ICS keempat kiri sternum
  • Katup mitral pada area garis midklavikula kiri
    pada tingkat ICS keempoat.
  • Katup mitral diinspeksi untuk PMI pada saat pada
    posisi baring.

30
  • Perkusi
  • Batas kiri dan kanan jantung dapat diperkirakan
    melalui perkusi. Perawat berdiri dibagian kanan
  • Auskultasi
  • Katup jantung akan menyebabkan turbulensi aliran
    darah.
  • Vibrasi darah disebabkan adalnya bunyi jantung.
  • Bunyi jantung dapat didengar melalui steteskop
    yang diuletakkan diatas dinding toraks.
  • Bunyi jantung pertama (S1) berhubungan dengan
    penutupan katup trikuspid dan katup mitral yang
    kedengaran agak halus ? LUBB.
  • Bunyi jantung kedua (S2) yang berhubungan dengan
    penutupan katup aorta dan katup pulmonal
    terdengar agak tajam ? DUPP.
  • S1 menunjukkan akan dmulai peristiwa sistol.
  • S2 menunjukkan dimulainya peristiwa diastol.

31
  • S1 dan S2 dapat didengar dengan baik dengan
    menggunakan bagian dari diaphragma karena suara
    agak keras.
  • Bunyi jantung ekstra (S3 dan S4) jika ada
    didengar dengan baik menggunakan bell dari
    stetoskop karena suaranya lebih rendah.
  • Perawat daat mendengar pada area apikal
    bersamaan dengan meraba denyut nadi radial,
    biasanya terjadi pengurangan pada denyut nadi
    radial.
  • Palpasi arteri karotis saat auskultasi sebab
    dapat terjadi perbedaan S1 dari S2 dan sistol
    dari diastol.
  • Secara normal tidak ada bunyi antara S1 dan S2
    selama periode sistol dan diastol. Jika terdapat
    bunyi menunjukkan tidak normal.

32
  • S3 biasanya berhubungan dengan pengisian
    ventrikel. S3 dapat terjadi pada pasien gagal
    ventrikel kiri atau regurgitasi katup mitral.
    Kedengaran keras setelah bunyi S2 yang disebut
    ventricular gallop. S4 disebabkan mendahului S1
    yang disebut Atrial Gallop.
  • S4 dapat terdengar pada pasien penyakit jantung
    koroner, hipertrofi ventrikel kiri, atau
    stenosis aorta.
  • Murmur
  • Bunyi yang terjadi sebagai akibat turbulensi
    aliran darah jantung atau dinding pembuluh darah
    yang lebar.
  • Banyak murmur sebagai akibat jantung yang tidak
    normal tetapi dapat juga terjadi pada struktur
    jantung yang normal. Murmur bergradasi pada skala
    1-6
  • Bunyi abnormal terjadi selama fase sistol dan
    distol.

33
  • Diagnostik test
  • Noninvasive
  • Chest X-ray Menggambarkan bentuk, ukuran dan
    perubahan anatomi jantung. Pada pemeriksaan ini
    dapat dicatat pembesaran dan pergeseran jantung.
  • Electrocardiogram Dasar adanya gelombang P,
    QRS, T yang digunakan untuk mengkaji fungsi
    jantung.
  • Exercise Testing Biasanya terjadi hanya pada
    saat aktifitas. Metoda ini digunakan untuk
    menilai EKG, tekanan darah, dan gejala-gejala
    akibat aktfitas. Pasien dapat melaukan treadmill
    atau stationary bicycle.

34
  • Echocardiogram yaitu menggunakan gelombang
    ultrasound untuk mencatat gerakan struktur
    jantung. Pemeriksaan ini memberikan informasi
    tentang ketidaknormalan (1) gerakan dan struktur
    katup, (2) ukuran ruang jantung dan isinya,
    (3)gerakan septum dan ketebalannnya, (4) kantong
    pericard, (5) aorta ascending.
  • Magnetic Resonance Imaging Dapat mendeteksi dan
    melokalisasi area MI.
  • Laboratorium studi
  • Diagnostik test pada infark jantung Bila sel
    mengalami kerusakan akan melepaskan isi sel
    termasuk enzim kedalam sirkulasi darah. Enzim
    yang dapat dideteksi pada injury sel jantung
    adalah Creatine Kinase (CK), Lactic Dehydrogenase
    (LDH), dan serum aspartate aminotransferase 9AST)
    yang dikenal sebagai serum glutamic-oxaloacetic
    transaminase (SGOT). Oleh karena enzim ini
    ditemukan diberbagai sel tubuh yang dapat
    meingkat sebagai akibat injury pada otot, hati,
    otak, dan organ lain..

35
  • CK berada pada otot jantung, otot rangka dan
    jaringan otak. CK-MM ditemukan terutama pada
    otot rangka, dan CK-BB ditemukan terutama dalam
    otak dan jaringan saraf. CK-MB meningkat secara
    spesifik pada injury otot jantung yang
    peningkatannya dapat diteksi dalam 4 6 jam
    setelah terjadi MI.
  • LDH1 dan LDH2 terutama ditemukan dalam jantung,
    sel darah merah, dan ginjal. LDH3 ditemukan pada
    paru-paru, LDH4 dan LDH5 ditemukan dalam hati dan
    otot rangka. Biasanya LDH1 dan LDH2 meningkat
    pada 8 12 jam setelah MI.
  • AST terdapat pada jantung, hati, otot rangka,
    ginjal, pakreas, dan sel darah merah.
  • Proponin adalah protein otot jantung yang
    dilepaskan kedalam darah setelah injury. Ada dua
    sub tipenya yaitu troponin T dan troponin I dan
    keduanya spesifik untuk janringan jantung. Secara
    normal tidak ditemukan dalam sirkulasi dan akan
    meningkat bila terjadi kerusakan otot jantung.
    Troponin T mencapai puncaknya dalam 12 jam dan
    meningkat secara khusus pada 3 6 jam setelah
    mulai gejala.

36
  • Lemak darah
  • Termasuk trigliserida, cholesterol dan
    phospholipid. Bersirkulasi dalam darah dalam
    ikatan dengan protein, sehingga disebut
    lipoprotein.
  • Trigliserida adalah terutama disimpan dalam
    bentuk lipid yang rata-rata 95 dari janringan
    lemak.
  • Cholesterol adalah komponen struktur membran sel
    dan plasma protein yang membentuk
    glukokortikoid, hormon seks, dan garam empedu.
    Ini diabsorpsi dari makanan dalam saluran cerna,
    cholesterol juga disintesa dalam hati.
    Phospholipid mengandung gliserol, asam lemak,
    phosphate dan komponen nitrogen.. Walaupun
    dibentuk dibanyak sel, phospholipid biasanya
    masuk kedalam sirkulasi sebagai lipoprotein yang
    disintesa oleh hati. Klas lipoprotein

37
  • Chylomicron ? terutama trigliserida eksogen yang
    diperoleh dari makanan berlemak.
  • Very-low-density lipoprotein (VDLDL) terutama
    trigliserida endogen dengan sedikit phospholipid
    dan cholesterol.
  • Low-density lipoprotein (LDL) dengan jumlah
    cholesterol yang banyak dan sedikit phospholipid
  • High-density lipoprotein (HDL) terdapat
    setengah protein dan setengah phospholipid dan
    cholesterol.
  • Peningkatan LDL yang tinggi berhubungan dengan
    penyakit jantung koroner., Peningkatan kadar HDL
    akan berperan mencegah mobilisasi cholesterol dai
    jaringan.

38
  • Tindakan invasif
  • Kateterisasi jantung adalah prosedur yang sering
    dilakukan yang dapat memberikan informasi
    tentang CAD, penyakit jantung kongenital,
    penyakit katup jantung, dan fungsi ventrikel.
    Kateterisasi jantung dapat digunakan untuk
    mengukur tekanan intrakardiac dan kadar O2 dan
    juga CO2.
  • Dilakukan injeksi zat kontras dan dengan
    menggunakan x-ray, dimana runag jantung dapat
    dilihat serta gerakan dinding jantung.
  • Prosedur ini dilakukan insersi cateter kedalam
    bagian kanan atau kiri jantung Untuk bagian kanan
    jantung, maka kateter dimasukkan melalui vena
    lengan (vena basilica atau vena cephalica) atau
    vena tungkai (vena femoral). Kateter melalui vena
    cava, atrium kanan, dan ventrikel kanan.

39
  • Kateter dapat dilanjutkan kedalam arteri
    pulmonal dan tekanannya dapat dicatat.
  • Bila disebelah kiri jantung dilakukan insersi
    kedalam arteri femoral. Arteri brachialis dapat
    juga digunakan.
  • Bila masuk kedalam kedalam jantung kiri dan
    kanan, dapat diambil dari ruang jantung untuk
    analisa O2.. Perawat harus menginformasikan
    berapa lama prosedur ini dilakukan (2 3 jam)

40
  • Monitor hemodinamik
  • Central venous pressure (CVP) dilakukan bila
    berindikasi gangguan volume cairan. CVP mengukur
    tekanan dalam atrium kanan dan juga mengukur
    preload.
  • CVP dapat digunakan sebagai pedoman pemberian
    cairan misalnya overhidrasi atau dehidrasi.
  • CVP dapat diukur dengan sistem mmHg atau dengan
    manometer air (cm H2O). Ujung kateter
    disambungkan dengan three-way stopcock. Normal
    CVP 2 9 mmHg (3-12 cm H2O).
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com