Title: PENYAKIT MALARIA
1 2- 2.1 Pengertian Malaria
- Malaria adalah Penyakit infeksi yang
disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
3- 2.2.Jenis Spesies Plasmodium pada manusia
- Ada beberapa jenis plasmodium Plasmodium
falciparum, Plasmodium vivak, Paslmodium ovale
dan Plasmodium malariae - 2.3.Siklus Hidup Plasmodium
- Siklus pada manusia
- Siklus pada nyamuk anopheles betina
4- Tabel Masa Inkubasi penyakit malaria
Jenis plasmodium Masa inkubasi (hari)
P. Falsiparum 9-14 (12)
P. Vivak 12-17 (15)
P. Ovale 16-18 (17)
P. Malariae 18-40 (28)
52.5.Patogenesis
- Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya
schizon darah yang mengeluarkan bermacam-macam
antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel
makrofag, monosit atau limposit yang mengeluarkan
berbagai macam sitoksin, antara lain TNF (Tumor
Nekrosis Faktor) . TNF akan dibawa aliran darah
ke hipotalamus yang merupakan pusat pengatur suhu
tubuh dan terjadi demam. Proses skhizogoni pada
ke empat plasmodium memerlukan waktu yang
berbeda-beda, P. Falciparum memrlukan waktu 36-48
jam,P.vivak, ovale 48 jam, dan P. Malariae 72
jam. Demam pada P. Falciparum dapat terjadi
setiap hari, P.vivak/ovale selang waktu satu
hari, dan P. Malariae demam timbul selang waktu 2
hari.
6- Anemia terjadi karena pecahnya sel darah
merah yang terinfeksi maunpun yang tidak
terinfeksi, P. Falciparum menginfeksi semua sel
darah merah sehingga anemia dapat terjadi pada
infeksi akut maupun kronis, P. vivak dan ovale
hanya menginfeksi sel darah merah muda yang
jumlahnya hanya 2 dari seluruh sel darah merah
sedangkan P. Malariae menginfeksi sel darah merah
tua yang jumlahnya hanya 1 sehihngga anemia
yang disebabkan oleh P. Vivak, ovale dan malariae
umumnya terjadi pada keadaan kronis. - Splenomegali
- Limpa merupakan organ retikuloendothelia, dimana
plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan
limposit. Penambahan sel-sel radang ini akan
menyebabkan limpa besar.
7- Malaria Berat
- Akibat plasmodium falciparum mempunyai
patogenesis yang khusus. Eritrosit yang
terinfeksi P. Falciparum akan mengalami proses
sekuesstrasi yaitu tersebarnya erittrotis yang
berparasit tersebut ke pembuluh kapiler alat
dalam tubuh, selain itu pada permukaan eritrosit
yang terinfeksi akan membentuk knop yang berisi
berbagai antigen plasmodium falsiparum pada saat
terjadi proses sitoadherensi, knop tersebut akan
berkaitan dengan reseptor sel endotel kapiler.
Akibat dari proses ini terjadilah obstruksi dalam
pembuluh kapiler yang mengakibabkan terjadinya
iskemia jaringan, terjadinya penyumbatan ini juga
didukung oleh proses terbentuknya rosette yaitu
bergerombolnya sel darah merah yang berparasit
dengan sel darah merah lainnya. - Pada proses sitoaderensi ini juga diduga terjadi
proses imunologik yaitu terbentuknya
mediator-mediator antara lain sitokin
(TNF,interkulin), dimana mediator tersebut
mempunyai peranan dalam gangguan fungsi jaringan
tertentu.
8- 2.5 Diagnosis malaria
- 2.5.1. Anamnesis
- - Keluhan utama
- - Riwayat berkunjung dan bermalam di
- daerah endemik
- - Riwayat tinggal di daerah endemik
- - Riwayat sakit malaria
- - Riwayat minum obat malaria satu
- bulan terakhir
- - Riwayat mendapat transfusi darah
9- Demam (pengukuran dengan termometer 37.5 C
- Konjungtiva atau telapak tan gan pucat
- Pembesaran limpa (splenomegali)
- Pembesaran hati (hepatomegali)
- .2. Pemeriksaan fisik
- 2.5.3. Diagnosis atas dasar pemeriksaan
- laboratorium
- 2.5.2. Pemeriksaan fisik
- 2.5.3. Diagnosis atas dasar pemeriksaan
- laboratorium
102.5.2 Diagnosis atas dasar pemeriksaanlaboratoriu
m
- Pemeriksaan dengan mikroskop
- Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid
Diagnostik Test)
112.5.3 Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat
- Hemoglobin dan hematokrit
- Hiting jumlah leukosit, trombosit
- Kimia darah lain (gula darah, serum
bilirubin,SGOT SGPT, alkali fosfatase,
albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium,
kalium, analisis gas darah) - EKG
- Foto thorak
- Analisis cairan serebrospinalis
- Biakan darah dan uji serologi
- Urinalisis
-
122.5.4 Diagnosis banding malaria
- 1. Malaria tanpa komplikasi harus dapat di
bedakan dengan penyakit infeksi lain sebagai
berikut - Demam tipoid
- Demam dengue
- Infeksi saluran pernapasan akut /ISPA
- Leptospirosis ringan
- Infeksi virus akut lainnya
13- 2. Malaria berat atau malaria dengan komplikasi
dibedakan dengan penyakit infeksi lain sebagai
beriku - Radang otak (Meningitis, encepalitis)
- Stroke
- Tiroid encepalopati
- Hepatitis
- Leptospirosis berat
- Glomerulonefritis akut / kronik
- Sepsis
- Demam berdarah dengue / dengue shock syndrome
14- 2.7.1Pengobatan Malaria Falsiparum
- Lini pertama Artesunat Amodiakuin
Primakuin
Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Hari Jenis obat 0-1 bulan 2-11 bulan 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15 tahun
1 Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4
1 Amodiakuin 1/4 1/2 1 2 3 4
1 Primakuin - - 3/4 1 1/2 2 2-3
2 Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4
2 Amodiakuin 1/4 1/2 1 2 3 4
3 Primakuin 1/4 1/2 1 2 3 4
3 Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4
15Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Hari Jenis obat 0-1 bulan 2-11 bulan 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15 tahun
H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
H1 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
H2 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
H3 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H4-14 Klorokuin - - ¼ ½ ¾ 1
16Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal) Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal) Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal) Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal) Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal) Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)
Hari Jenis obat 0-1 bulan 2-11 bulan 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15 tahun
H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
H3 Klorokuin 1/8 1/4 1/2 1 1 ½ 2
17- Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi
resiko terinfeksi Malaria sehingga bila
terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat - 2.10 Prognosis
- Prognosis malaria berat tergantung kecepatan dan
ketepatan diagnosis serta pengobatan
18- Active Case Detection (ACD)
- Pasive Case Detection (PCD)
- Mass Fever Survey (MFS)
- Malariometric survey (MS)
- Mass Blodd Survey (MBS)
- Surveilans Migrasi
- Survey Kontak (Contact Survey)
19- Pengenalan wilayah
- Pemetaan tempat perindukan vektor
- Penyemprotan rumah dengan insektisida
- Kelambu
- Larviciding
- Penebaran ikan pemakan larva nyamuk
- Pengelolaan lingkungan
- Pelatihan tenaga pengendali vektor
202.11. Periode Kejadian Luar Biasa (KLB)
- beberapa tindakan atau langkah yang harus
dilakukan - Konfirmasi KLB malaria
- Pengambilan dan pemeriksaan SD pada penderita
demam (MFS) - Semua penderita dengan hasil SD positif malaria
diberi pengobatan standar sesuai jenis
plasmodium.
21- Penyelidikan epidemiologi yang dilaksanakan
berdasarkan aspek tempat, waktu dan orang,
disertai pengumpulan dan pencatatan penderita
malaria klinis dan positif dan kematian dengan
gejala klinis malaria. - Pengamatan epidemiologi yang meliputi jenis
vektor dan kepadatannya oleh tenaga entomologi
tingkat puskesmas
22b.Analisis
- Bila dari hasil penyelidikan epidemiologi
diperoleh data penderita malaria yaitu - Proporsi kenaikan jumlah kasus positif dua kali
atau lebih dari kasus sebelumnya dan terus
terjadi peningkatan yang bermakna - Hasil konfirmasi melalui kegiatan MFS ditemukan
penderita positif P. Falcifarum dominan - Ada kasus bayi positif
- Ada kematian karena atau diduga malaria
- Ada keresahan masyarakat karena malaria
23Membuat rencana penanggulangan KLB
- 1. Menyusun rencana kegiatan
- Kegiatan yang harus dilaksanakan
- Pengobatan
- Pengobatan pada penderita positif malaria dan
malaria berat - Mass Fever Treatment (MFT)
- Pemberantasan vektor
- Distribusi kelambu berinsektisida (ITN)
- Larviciding
- Penyelidikan epidemiologi
- Pengamatan epidemiologi
24Menyusun rencana kebutuhan dan pembiayaan
- Obat (Artesunat-Amodiakuin kombinasi / ACT,
klorokuin, primakuin, kina, - cairan infus dan lain-lain)
- Bahan pembantu survey
- Alat dan bahan laboratorium
- Kebutuhan kelambu
- Insektisida
- Perlengkapan penyemprotan
- Peralatan penyemprotan
- - Biaya penanggulangan
25Penanggulangan KLBKegiatan ini dilakukan di unit
pelayanan kesehatan tingkat
- Puskesmas
- Pengobatan
- Melaksanakan penyelidikan epidemiologi (orang,
tempat, waktu) - Menentukan batas wilayah penanggulangan
- Menentukan dan menyiapkan sarana yang dibutuhkan
- Membuat jadwal kegiatan
- Membuat laporan kejadian dan tindakan
penanggulangan yang telah - . dilaksanakan ke Dinas Kesehatan kab/Kota
dalam tempo 24 - jam.
262. Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
- MBS atau MFT bila belum dilakukan puskesmas
- Penyemprotan rumah dengan insektisida dengan
cakupan bangunan disemprot gt90, - cakupan permukaan disemprot .90
- Larviciding
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- Membuat laporan kejadian dan tindakan
penanggulangan yang telah dilaksanakan ke Dinas
Kesehatan Propinsi dalam tempo 24 jam
273. Dinas Kesehatan Proppinsi
- Menganalisa laporan yang diterima dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota - Memproses laporan disertai rincian kegiatan serta
biaya operasional kebagian naggaran Propinsi - Melakukan kunjungan lapangan
- Mengajukan permintaan kebutuhan biaya operasional
dan rincian kegiatan kebagian anggaran propinsi - Mengirimkan biaya operasional yang sudah
disetrujui ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten - Melaksanakan kegiatan pengawasan dan Bintek
- Melaporkan kejadian KLB pada Departemen Kesehatan
cq. Direktorat Jenderal PP dan PL - Khusus daerah transmigrasi untuk dilaporkan
juga ke departemen Transmigrasi
284.Tingkat Pusat
- Direktorat jenderal PP dan PL cq. Direktorat
PP-BB menganmalisa kejadian KLB dan - melaporkan kejadian KLB kepada menteri Kesehatan
- Melaksanakan kegiatan suverfisi dan bintek
29- Ketentuan KLB dinyatakan selesai
- KLB dapat dinyatakan selesai bila dalam
pemantauan selama 2 x masa inkubasi (20-28 hari)
angka kesakitan malaria telah kembali pada
keadaan seperti semula.
30Pasca KLB
- Untuk mencegah timbulnya KLB diwaktu yang akan
datang, sistim kewaspadaan dini kejadian luar
biasa (SKD_KLB) perlu ditingkatkan dengan cara
menginbtensifkan kegiatan surveilens - Penyemprotan lanjutan dilakukan pada siklus
berikutnya sampai insiden turun yaitu API lt1 per
1.000 penduduk atau hasil malariometrik survey
evaluasi dengan PR lt 2 - Dinas Kesehatan Kabupaten /kota mengirim laporan
hasil kegiatan setelah tindakan penanggulangan
selesai dilaksanakan
31. Standarisasi manajemen
- A.Tenaga Pengelola P2 Malaria
- 1.Puskesmas
- Minimal SLTA yang terlatih untuk pengolahan data
SKD-KLB malaria - Sebaiknya pernah PAEL untuk analisis SKD atau
lulusan SPPH - 2.Kabupaten
- - Sekurang-kurangnya D3 PAEL
- B. Sarana dan prasarana
- C. Diseminasi pedoman penyelenggaran SKD_KLB dan
penanggulanagan KLB malaria - D. Pelatihan petugas dilakukan secara berjenjang
- E. Pengorganisasian