Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penyeberangan Selat Sunda; Identifikasi awal - PowerPoint PPT Presentation

1 / 54
About This Presentation
Title:

Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penyeberangan Selat Sunda; Identifikasi awal

Description:

... dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Contoh Penerapan KLHS dalam Kasus Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Tsunami ... Peringatan dini atas ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:186
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 55
Provided by: Tria689
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penyeberangan Selat Sunda; Identifikasi awal


1
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penyeberangan
Selat SundaIdentifikasi awal
  • Triarko Nurlambang
  • Anggota Tim KLHS Dirjen Bina Bangda - DEPDAGRI
  • Pusat Penelitian Geografi Terapan UI

2
  • Pengantar mengapa perlu KLHS?
  • Aplikasi KLHS bagi Kebijakan dan
  • Perencanaan
  • Identifikasi awal untuk kebijakan
  • Penyeberangan Selat Sunda
  • Contoh Kasus Rehabilitasi dan
  • Rekonstruksi Aceh Tsunami

3
MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Degradasi Lingkungan Hidup dan deplesi Sumber
Daya Alam (SDA)
Meningkatnya disparitas pendapatan
Meingkatnya kemiskinan dan marjinalisasi
Kecenderungan kritikal
Jumlah dan pertumbuhan populasi
Pola dan volume ekonomi
Pilihan teknologi
Perkiraan kecenderungan
Peran Pemerintah
Kualitas Lingkungan Hidup
Sistem nilai, keinginan/hasrat, dan aspirasi
Struktur kekuatan (politik)
Pengetahuan dan Pemahaman
Kecenderungan tertinggi (ultimate trend)
Proses ekologis jangka panjang
Kebutuhan kehidupan
Dikotomi baru Ekonomi Berkelanjutan vs Ekologi
Berkelanjutan? Dimanakah posisi kita saat ini?
Menuju arah keberlanjutan yang mana? Jadi mau
kemanakah kita? Apakah akan tercipta Paranoia
atau kemitraan
4
Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan dan peran
Kelembagaan (Formal dan Informal) sebagai
Pendorong/Driver
Institusi (Formal dan Informal)
Lingkungan Hidup
Sosial
Ekonomi
Sumber Partidario, 2000
5
MENGAPA PERLU Kajian Lingkungan Hidup Strategis/
KLHS?
  • Meningkatkan manfaat pembangunan.
  • Rencana dan implementasi pembangunan lebih
    terjamin keberlanjutannya.
  • Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat
    prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan
    kebijakan, rencana, atau program pembangunan.
  • Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek
    pembangunan semakin efektif diatasi atau dicegah
    karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak
    tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program
    pembangunan.

6
DEFINISI
SEA is a systematic process for evaluating the
environmental consequences of proposed policy,
plan, or program initiatives in order to ensure
they are fully included and appropriately
addressed at the earliest appropriate stage of
decision-making on par with economic and social
considerations (Sadler dan Verheem, 1996).
KLHS adalah proses sistematis untuk mengevaluasi
konsekuensi-konsekuensi terhadap lingkungan hidup
dari inisiatif usulan kebijakan, rencana, atau
program (KRP) dalam rangka memastikan adanya
pertimbangan LH yang tepat dan dilaksanakan pada
tahapan sedini/seawal mungkin dari proses
pengambilan keputusan KRP selain pertimbangan
ekonomi dan sosial
7
KLHS MEMFASILITASI TERINTEGRASINYA ISU-ISU
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERLANJUTAN(Untuk
Kebijakan-Rencana-Program/KRP)
8
Tujuan KLHS
Maksud (Aim) Tujuan Generik (Generic Objectives)
Instrumental Mengidentifikasi dampak penting lingkungan dari kebijakan, rencana, program untuk proses pengambilan keputusan Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam kebijakan, rencana, atau program.
Transformatif Memperbaiki mutu dan proses formulasi kebijakan, rencana, dan program Memfasilitasi proses pengambilan keputusan agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi
Substantif Meminimumkan potensi dampak penting negatif yang akan timbul sebagai akibat dari kebijakan, rencana, atau program (tingkat keberlanjutan lemah) Melakukan langkah-langkah perlindungan lingkungan yang tangguh (tingkat keberlanjutan moderat) Memelihara potensi sumberdaya alam dan daya dukung air, udara, tanah dan ekosistem (tingkat keberlanjutan moderat sampai tinggi)
9
TIPOLOGI
Kebijakan
Perencanaan
Program
Proyek
KAJIAN LINGKUNGAN
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLHS Programatik
KLHS Kebijakan
AMDAL
KLHS Regional
KLHS Sektoral
Source Partidario, 2000
10
Nilai Dasar KLHS
  • Keterkaitan (interdependency)
  • Keseimbangan (equilibrium)
  • Keadilan sosial ekonomi (socio-economic just)

Sumber Tim KLHS ESP-1, 2007
11
PRINSIP-PRINSIP (Kriteria performa)
  • Sesuai tujuan (fit for purpose)
  • Bersifat obyektif (objective led)
  • Dijiwai oleh semangat keberlanjutan
    (sustainability led)
  • Komprehensif (comprehensive scope)
  • Relevan untuk keputusan (decision relevant)
  • Integratif (integrative)
  • Partisipatif (participative)
  • Efektif biaya (cost-effectiveness)

Sumber IAIA, 2000
12
Atribut AMDAL KLHS
Posisi Akhir siklus pengambilan keputusan Hulu siklus pengambilan keputusan
Pendekatan Cenderung bersifat reaktif Cenderung pro-aktif
Fokus analisis Identifikasi, prakiraan evaluasi dampak lingkungan Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
Dampak kumulatif Amat terbatas Peringatan dini atas adanya dampak kumulatif
Titik berat telaahan Mengendalikan dan meminimumkan dampak negatif Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan
Alternatif Alternatif terbatas jumlahnya Banyak alternatif
Kedalaman Sempit, dalam dan rinci Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi kerangka umum
Deskripsi proses Proses dideskripsikan dgn jelas, mempunyai awal dan akhir Proses multi-pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif kontinyu
Fokus pengendalian dampak Menangani simptom kerusakan lingkungan Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan, terutama ditujukan utk menelaah agenda keberlanjutan,
13
BEDA DENGAN AMDAL lanjutan
AMDAL KLHS
PEMRAKARSA Pemerintah/swasta Pemerintah
INSTITUSI PENILAI Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian persetujuan AMDAL Tidak diperlukan institusi yg berwenang memberikan penilaian persetujuan KLHS
14
Sumber WB, 2002
15
Aplikasi KLHS dalam Konteks Pembangunan di
Indonesia
Aplikasi KLHS Sistem Inti Institusi penanggungjawab
Tata Ruang RTRW Dept. PU Pemda
Rencana Pembangunan Daerah RPJP (D), RPJM (D), RTRW(D) Dept. Dagri Pemda
Rencana Pembangunan Nasional Perencanaan Nasional Bappenas
KLHS sektor Belum sepenuhnya dikembangkan Dept. Sektoral
Kebijakan KLHS Wajib (?) Sukarela (?) Kajian belum sepenuhnya selesai dikaji KLH/ Bappenas/ Depdagri
Sumber Tim KLHS ESP-1, 2007
16
Peran KLHS dalam proses pembuatan keputusan/
kebijakan
(merged processes)
(integrated processes)

17
Mana yang paling efektif?
  • Merged processes
  • Opsi terbaik jika para perencana memiliki sikap
    yang positif terhadap permasalahan LH dan KLHS
  • Integrated processes
  • Opsi terbaik untuk kasus yang memiliki sikap
    negatif (terhadap LH)
  • Dasar yang terbaik (only?) untuk membuat
    peraturan
  • Praktek yang paling banyak diterapkan di dunia

Sumber Verheem, 2007
18
Seberapa dini KLHS mulai diterapkan?
  • Sangat awal
  • Proposal kebijakan belum ada (baru ide/wacana)
  • Analisis KLHS dibutuhkan untuk mengatasi masalah
  • KLHS membantu membangun proposal
  • Awal
  • Sudah ada proposal kebijakan
  • KLHS mengkaji dampak
  • Proses KLHS memberi peluang alternatif yang lebih
    baik

Sumber Verheem, 2007
19
PEMANFAATAN KLHS DI DUNIA
  • KLHS sampai saat ini secara luas dimanfaatkan
    untuk bidang-bidang, diantaranya
  • Perjanjian internasional
  • Privatisasi
  • Program Operasi Terstruktur
  • Anggaran Nasional
  • Rencana Investasi Jangka Panjang
  • Proposal legislatif
  • Kebijakan Global dan Sektoral
  • Kebijakan Strategi Pengentasan Kemiskinan
  • penataan Ruang dan Perencanaan Tata Guna Tanah
  • Perencanaan Sektoral (transportasi, pertanian,
    pariwisata, pertambangan, infrastruktur, dll)

20
Metode yang sering diterapkan dalam KLHS
Penggunaan metode dan teknik yang cocok dalam
KLHS tergantung dari kisaran aspek-aspek yang
dikaji dan disarankan Taylor Made sesuai dengan
kapasitas yang tersedia untuk kajian
Metode KLHS yang sering diterapkan
Metode KLHS Teknik yang sering digunakan
Penapisan Indikator, checklists, konsultasi Tenaga Ahli
Pelingkupan Indikator, checklists, matriks, partisipasi publik, konsultasi
Kajian dampak Matriks, survey, partisipasi publik, konsultasi, jaringan, analisis statistik, peta overlay
Review Konsultasi, partisipasi publik
Pengambilan Keputusan Checklists, matriks, peta overlay
Tindak - lanjut Indikator, survey
Sumber Thomas B. Fisher
21
Contoh penerapan metode KLHS kasus perencanaan
transportasi
Sumber Thomas B. Fisher
22
(No Transcript)
23
(No Transcript)
24
ANALISIS IMPLIKASI KEBIJAKAN dan STRATEGI
  • Triarko Nurlambang
  • Anggota Tim KLHS Dirjen Bina Bangda DEPDAGRI
  • Pusat Penelitian Geografi Terapan UI

25
Upaya penyusunan Kebijakan berbasis KLHS
  • KLHS adalah upaya antisipatif dan preventif
  • KLHS dirancang untuk mengintegrasikan perhatian
    dan pengamanan (safeguards) terhadap kepentingan
    LH dalam setiap tahapan pengambilan keputusan,
    mulai dari awal rancangan sampai pemantauan
    dampak ataupun hasil kegiatan dengan tetap
    mengutamakan penekanan pada pentingnya
    menciptakan alternatif-alternatif kebijakan
    pembangunan
  • Pendalaman dan Permukaan KLHS (Deep and Shallow
    SEA)
  • ? Pendalaman KLHS (Deep SEA)
  • mengkaji secara mendalam akar
    permasalahan ketidak-berlanjutan
  • pembangunan (unsustainable development)
  • ? Permukaan KLHS (Shallow SEA)
  • fokus pada dampak langsung dan segera
    akibat ketetapan suatu
  • kebijakan (immediate impact of policy)
    terhadap kondisi LH

26
KLHS dan KRP (Kebijakan-Rencana-Program)
27
Strategi vs Perencanaan Strategi adalah seni
untuk memanfaatkan sumberdaya. Merupakan satu
studi terhadap sejumlah opsi dan memilih
diantaranya yang paling layak/cocok/baik.
Seperti dalam permainan catur, strategi dibangun
berdasarkan antisipasi terhadap satu kemungkinan
kumpulan aksi. Perencanaan berhubungan dengan
eksekusi suatu strategi. Sumberdaya apa saja yang
diperlukan? Bagaimana kerangka waktunya? Siapa
yang akan melaksanakannya? Dan bagaimana jika
yang terjadi tidak sesuai dengan rencana?
28
Strategi apa adanya dan Strategi yang dirancang
Maksud Strategi
Performa Unggulan dapat Dipertahankan
Strategi yang terrealisasi
Adapted from Mintzberg, H. The Strategy
Concept I Five Ps for Strategy California
Management Review. Volume 30 Number1, Fall 1987.
29
ARAHAN STRATEGIS
Diarahkan secara Formal
STRATEGI
Kacau
Baik
Musibah dari Awal Pekerjaan Setengah-setengah
Menapak dengan Susah Payah Nah ini Ada Harapan Berhasil
Kacau
EKSEKUSI
Baik
Diarahkan oleh Tenaga Ahli
30
Maria Partidario, 2007
Pesan Kunci
KLHS dapat menjadi instrumen untuk
mengintegrasikan aksi Strategis jika dioperasikan
secara Strategis
31
7 Prinsip KLHS mendasar bagi Strategic-based
Approach
  • Memahami bahwa strategi yang dirumuskan adalah
    obyek KLHS dan untuk konteks kajian
  • Pastikan kajiannya memiliki perspektif jangka
    panjang, lintas sektor, dan integratif
  • 3. Fokus pada faktor-faktor kritis untuk
    pengambilan keputusan dan bekerja dengan dimensi
    kecenderungan waktu daripada kondisi saat ini
  • 4. Mengadopsi satu sikap yang dapat
    memfasilitasi, pengambilan keputusan, mendukung
    para pengambilan keputusan, dan memberdayakan
    pengambilan keputusan berkelanjutan
  • 5. Terus menerus memberikan informasi bagi
    pengambilan keputusan strategis dan dengan cara
    yang pragmatis (dapat dilakukan dalam setiap unit
    pengambilan keputusan), dengan tujuan untuk
    membantu proses pengambilan keputusan
  • 6. Gunakan strategi komunikasi, dengan
    memperhatikan multi perspektif and tindakan
    berlandaskan good governance
  • 7. Pastikan proses atau tahapan pengambilan
    keputusan terpantau dan dikaji secara sistematik
    terhadap tujuan

32
Elemen Kunci dalam Metodologi berbasis Strategis
Menetapkan Critical Factors for Decision (CFD)
Critical Factors (Faktor-Faktor Kritis) merupakan
isu-isu fokal yang saling terikat menunjukkan
ketidakpastian
Titik kritis
SI Strategic Issues (menjelaskan tujuan Strategi
dalam satu perencanaan)
SRF Strategic Reference Framework (menjelaskan
acuan kajian berdasarkan kondisi LH utama, tujuan
pembangunan berkelanjutan dan pembangunan
sektoral dan terkait dengan tujuan perencanaan
lainnya internasional)
EF Environmental Factors (menjelaskan aspek
utama kondisi LH saat ini karakteristik LH yang
paling berpotensi terkena dampak)
33
(No Transcript)
34
Untuk meningkatkan keefektifan KLHS dibutuhkan
  • Pemahaman dalam konteks institusional
  • Konfigurasi aktor/jaringan
  • Karakteristik proses pengambilan keputusan
  • Aturan pengambilan keputusan
  • Mengadaptasi proses KLHS
  • Keterbatsan kapasitas dan sumber daya
  • Norma-norma dan prioritas
  • Kepentingan dan kekuatan
  • Rancangan sebagai pendukung kebijakan
  • Pengintegrasian proses melalui formulasi
    permasalahan, tujuan, alternatif, dampak, dan
    pilihan-pilihan
  • Kegunaan dan relevansi untuk ketetapan yang sudah
    diputuskan

35
Kebijakan ada political will untuk melaksanakan
KLHS dan dimanfaatkan hasilnya visi dapat
dijabarkan dalam target dan tujuan Institusi ada
kapasitas untuk menilai dan mengnterpretasikan
hasil KLHS prosesnya terorganisir dan terjadwal
dengan baik fungsi evaluasi yang mapan dan
independen ada hubungan yang erat dengan proses
pengambilan keputusan organisasi yang
melibatkan seluruh kementerian atau dinas yang
relevan  Metodologi kebutuhan dan instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data cocok dan
disetujui hasilnya dapat dikombinasikan dengan
analisis ekonomi data dapat dimanfaatkan secara
elektronik ada kesepakatan dalam hal pembobotan
 Komunikasi hasil KLHS dapat disampaikan secara
sederhana dan komprehensif tmenggambarkan
perbadingan alternatif-alternatif thasilnya
dapat disandingkan dengan target nasional atau
sektoral  
Faktor-faktor sukses dalam melaksanakan KLHS
36
Identifikasi AWAL KLHS bagi Penyeberangan Selat
Sunda
37
"Lingkaran Setan" Problem Pembangunan
Penetapan Prioritas Pembangunan
Jika menggunakan pendekatan sektoral maka sulit
menentukan prioritas diantara sektor-sektor
Jika menggunakan pendekatan regional maka akan
dilihat lebih holistik /komprehensif (capturing)
dan sistemik prioritas nya adalah kebutuhan
stakeholder
Relatif lebih mudah
Relatif lebih sulit
Pengangguran
Tabungan terbatas
Pertmbhn eko. rendah
REGION Jabodetabekcur
Sedikit input modern
Ouput pertanian kecil
Kurang modal
Daya beli rendah
Keluarga besar
Laju kelahiran tinggi
Produktifitas rendah
Diet jelek
Pendapatan/kapita rendah
Permintaan tenga kerja tinggi
Kesehatan buruk
Kurang gizi
Kemiskinan
Kondisi hidup tak sehat
Output/ pekerja kurang
Perumahan tak layak
Pendidikan kurang
Sumber Triarko N, 2006
38
Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan
Berbasis Regional
Aktifitas Pembangunan
Kondisi Pembangunan sudah kritis ? Kegiatan
Pembangu Utama perlu dibekukan/ dihentikan
Tingkat Pembangunan Penyeberangan Selat
Sunda-Sumatera/Jawa
Tidak Layak untuk melanjutkan kegiatan pembangunan
Aktifitas Masyarakat
Kondisi Pembangunan mengarah kritis ? perlu
perlakuan khusus
Tingkat Pembangunan Penyeberangan Selat Sunda
Sumatera/Jawa
Krisis Ekologi
Ambang batas
Ambang batas
Layak untuk melanjutkan kegiatan pembangunan
Tingkat Pembangunan Penyeberangan Selat Sunda
Sumatera/Jawa
Kondisi pembangunan yg aman ? perlu/ dapat
dipertahankan kelangusngannya
Waktu
Sumber Triarko N, 2006
39
Alih fungsi lahan sawah
Indikasi umum kondisi pulau Sumatera dan Jawa
4. Pangan
  • Penyusutan luasan sawah terbesar terjadi di
    wilayah Jawa dan Bali seluas 36.000 ha atau
    sekitar 3.600 ha/tahun.

40
Indikasi umum kondisi pulau Sumatera dan Jawa
2007 Threat Status of Natural forest in 38 EFRs
Threat Status (Loss since 1985) Critically
Endangered (gt70 ) Endangered
(50-70) Vulnerable
(40-50) Near Threatened (20-40) Least
Concern (0-20)
Many EFRs in Eastern lowland and Swamp zones are
Critically Endangered or Endangered.
Many EFRs in Western coast, Hill and Montane
zones are Near Threatened or Least Concern.
EFR Eco-Floristic Region
41
Natural forest loss 1985-2007 by Function by
Province
Sumber WWF, 2008
42
(No Transcript)
43
Ketersediaan Air
Indikasi umum kondisi pulau Sumatera dan Jawa
5. Air
Ketersediaan air per kapita (m3/kapita/th)
Nama Provinsi 1990 1995 2000 2005 2005
Nama Provinsi (QrataAir Tanah) (QrataAir Tanah) (QrataAir Tanah) (QrataAir Tanah) (Q90Air Tanah)
DKI Jakarta 138 124 136 152 59
Jawa Barat) 2,347 2,165 1,907 1,744 431
Jawa Tengah 1,480 1,421 1,368 1,303 268
DI Yogyakarta 762 713 714 689 194
Jawa Timur 1,280 1,231 1,205 1,139 294
J a w a 1,583 1,491 1,414 1,338 323
Catatan )Termasuk Banten
Kondisi umum LH pulau sumatera dan jawa mengarah
pada situasi kritis
44
Identifikasi AWAL Penyeberangan Selat Sunda (1)
  • UU Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
    tahun 2009
  • Pasal 15
  • Pemerintah (Pusat) dan Pemda wajib membuat KLHS
    untuk memastikan prinsip pembangunan
    berkelanjutan menjadi dasar dan terintegrasi
    dalam kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP)
    pembangunan
  • Pemmerintah dan Pemda wajib melaksanakan
    rekomendasi KLHS dalam penyusunan RPJP (N/D),
    RPJM (N/D), dan RTRW (N/D)
  • Pasal 16
  • KLHS mencakup daya dukung dan daya tampung,
    perkiraan resiko LH, kinerja jasa ekosistem,
    efisiensi SDA, resiliensi dan kapasitas adaptasi
    perubahan iklim, ketahanan dan potensi
    keanekaragaman hayati
  • Pasal 17
  • KLHS menjadi dasar KRP di suatu wilayah
  • Pasal 18
  • Tata laksana KLHS diatur dalam PP
  • Pasal 19
  • Perencanaan tata ruang wajib didasarkan KLHS
    untuk menjaga kelestarian fungsi LH dengan
    memperhatikan daya dukung dan daya tampung

45
Contoh Simplifikasi Integrasi Keterkaitan Sistem
LH dan Sistem Ekonomi (Kerangka Pemahaman KLHS)
Sistem Lingkungan Hidup
Sistem Ekonomi
Perubahan pada SD Air, Penggunaan Tanah,
Permodalan, Ketenagkerjaan, dan Produktifitas
Tekanan LH
Perubahan Iklim dan Variasinya
Naiknya permukaan air laut
Perubahan pada pola produksi dan konsumsi
Kejadian ekstrim (bencana)
Kerentanan
Dampak pd LH
Dampak pd Ekonomi
Ketersediaan SD Air, udara dan tanah berkualitas
Tekanan Ekonomi
KEBIJAKAN Mitigasi Adaptasi
Perubahan pada emisi dan tutupan lahan
46
Identifikasi AWAL Konsekuensi Penyeberangan Selat
Sunda (2)
  • Pendekataan perhitungan dampak kumulatif
  • Teknik perhitungan
  • - linier
  • - non-linier
  • - kombinasi (system
  • dynamic)
  • b. Orientasi output
  • - Trade-off?
  • - Zero sum game?
  • - Positive sum game?

Daya dukung- Daya tampung ( minus )
10 15 tahun
?
?
?
Daya dukung- Daya tampung ( maksimum )
?
Titik Kritis Ekologis
?
  • Solusi Strategis
  • bend-down the curve
  • Sumatera berpotensi sebagai hinterland Jawa ?
    aliran (barang dan manusia) dari Sumatera- Jawa
    dialihkan sebaliknya secara berimbang (urusan
    penataan ruang)
  • Pola konsentrasi pembangunan linier (mengikuti
    jalur life in the fast lane trans Sumatera dan
    Pantura Jawa) perlu dipecah/disperse secara
    terkendali sesuai daya dukung dan daya tampung

?
Daya dukung- Daya tampung ( surplus )
Tahap awal
Tahap operasi penuh
Sebelum konstruksi JSS
Saat konstruksi JSS
Setelah beroperasi JSS
47
Dampak Positif secara ruang
  • Akan lebih memberikan multiplier effect ekonomi
    mengikuti jalur transportasi daripada nodal
    /pusat pengembangan di mulut penyeberangan
    (seperti pengalaman Eurotunnel)
  • Pertumbuhan ekonomi dapat lebih cepat karena
    transaksi barang dan jasa lebih lancar
  • Peluang untuk peningkatan kesejahteraan
    masyarakat lebih terbuka seiring dengan lebih
    banyak modal mengalir

Dampak Negatif secara ruang
  • Pada jalur linier transporatsi Sumatera-Jawa
    akan lebih cepat mengalami tekanan dan
    konsekuensi alih lahan.
  • Struktur sosial budaya dan pola kehidupan
    sehari-hari akan berubah ke arah yang lebih
    rasional.
  • Mengingat lemahnya daya saing pada sektor
    sekunder dan tersier maka tekanan pada sektor
    primer akan menjadi titik utama, artinya
    eksploitasi SDA akan meningkat tajam. Tekanan
    terhadap biodiversitas meningkat.
  • Ekosistem berubah ? peluang percepatan perubahan
    iklim
  • Bagaimana perhitungan portofolio terhadap total
    aset (tangibel/intangibel) demi PB?
  • Jika SDA dan daya dukung semakin terbatas
    bagaimana siklus ekonomi nya? Berapa tahun
    golden periodnya ?

48
CONTOH PENETAPAN STRATEGI DAN SOLUSI DIKAITKAN
DENGAN PERATURAN YANG BERLAKU
UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daya dukung Daya tampung Resiko LH Jasa ekosistem Efisiensi SDA Mitigasi dan Adaptasi terhadap perubahan iklim Mitigasi dan Adaptasi terhadap perubahan iklim Keanekaragaman hayati
S T R A T E G I S T R A T E G I S T R A T E G I S T R A T E G I S T R A T E G I S T R A T E G I S T R A T E G I S T R A T E G I S T R A T E G I
Penataan ruang/Penggunaan tanah v v v v v v
RPJP/RPJM Daya saing daerah v v v v v v v v
Pemanfaatan SDA v v v v
Good Governance v v v v v v v v
Investasi v v v v v
S O L U S I S O L U S I S O L U S I S O L U S I S O L U S I S O L U S I S O L U S I S O L U S I S O L U S I
Manajemen penggunaan tanah (P4T) v v v v v
Jawa Sumatera Incorporate v v v v v v
Efisiensi SDA/SD alternatif v v v v v v
Good Governance/ Public participation v v v v v v v v
Pola kerjasama (Public Private Partnership) v v v v v
Tema-tema yang dianalisis dengan menggunakan KLHS
49
Contoh Penerapan KLHS dalam Kasus Penanganan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Tsunami
  • Tim CEPP-BAPPENAS
  • 2006

50
Skenario Makro Critical Pressure Points Di Aceh
Berbasis Pemahaman Pembangunan Berkelanjutan
Perlu adanya Intervensi Kebijakan untuk
mengurangi Dampak Negatif Pembangunan
Tingkat Kegiatan Pembangunan
Critical Pressure Points of Natural Resources
aspect (physical Environment)
Critical Pressure Points on Social-Economic
aspects
Kegiatan pembangunan dan masyarakat
?
Kegiatan pembangunan dan masyarakat
?
Masa Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Sebelum Bencana Gempa dan Tsunami
Masa setelah Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Terjadinya Bencana Gempa dan Tsunami serta Masa
Gawat Darurat
51
Struktur Model Dinamika Daerah
Penduduk
Pembangunan rumah
Pembuatan bata
Pengadaan kayu konstruksi
Pengadaan kayu bakar untuk pembuatan batu
Pengadaan kayu konstruksi
Dinamika Pembangunan Daerah
Pengadaan pasir
Pengadaan batu pondasi
Pembangunan jalan
Lahan
Lahan permukiman
Lahan ekonomi
Lahan pertanian
Lahan terbuka
Ekonomi
Ek. pertanian
Ek. industri
Ek. non-industri
52
Metode Kajian CEPP
Mengembangkan Modeling Berbasis System
Dynamics Dengan software Powersim
  • u/ mengetahui perilaku dinamika (perubahan
    berdasarkan perjalanan waktu)
  • u/ mengidentifikasi variabel-variabel dari
    perubahan berdasarkan perjalanan waktu tersebut
  • u/ menguji sensitivitas model melalui intervensi
    terhadap variabel-variabel tersebut
  • Sehingga variabel yang sensitif terhadap
    perubahan perilaku dinamika dapat
    diklasifikasikan sebagai Critical Environmental
    Pressure Points (CEPP)

53
(No Transcript)
54
(No Transcript)
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com