Title: PENGETAHUAN
1PENGETAHUAN
Binatang memiliki pengetahuan, tetapi terbatas
untuk mempertahankan jenisnya. Manusia mampu
menalar (berpikir logis dan analitis ),
mengembangkan pengetahuannya sehinga disebut homo
sapien.
2PENGETAHUAN
- ONTOLOGI? Mediskripsikan tentang WHAT
- EPISTEMOLOGI? Menjawab WHY and HOW tentang WHAT
- AKSIOLOGI?Aplikasi WHAT, WHY dan HOW untuk
kepentingan MANUSIA
To cure seldom To relief often To comfort always
3PENGETAHUAN Salah satu ciri khas manusia adalah
sifatnya yang selalu ingin tahu tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
sekelilingnya. Keinginan tadi dapat bersifat
sederhana, yaitu ingin tahu tentang "Apa"
(Ontologi), baik namanya, kelompoknya maupun
sifat-sifatnya. Tetapi keinginan tahuan tadi
dapat juga bersifat kompleks, yaitu bila ingin
tahu itu mengenai "Bagaimana" peristiwa tersebut
dapat terjadi, dan mengapa itu terjadi
(Epistemologi) selanjutnya "Untuk apa"
(Aksiologi) pengetahuan tersebut kita pelajari.
Pengetahuan adalah semua apa yang kita ketahui
tentang suatu objek yang meliputi aspek ontology
(what), epistemologi (How and why it happen)
dan aksiologi (what for .)
4- Fungsi pengetahuan (axiology) sebagai berikut
- menerangkan gejala alam (Explanasi),
understanding, - insight)
- meramalkan kejadian (Prediction)
- mengontrol keadaan alam (controlling)
- Kebenaran Pengetahuan (Truth)
Fakta atau Realita
Metodologi
Tujuan/Nilai guna
Ontologi Apa Wahana sifat
Epistemologi Bagaimana Bentuk Hubungan wahana
sifat?
Axiologi Untuk apa hasil ontology dan
epistemilogi?
Bagan 1. Landasan berpikir untuk menghasilkan
pengetahuan
5PERKEMBANGAN PENGETAHUAN
- Zaman Purba (Masa Pra-sejarah dan Masa Sejarah).
Receptive mind, Common sense, rasionalisme - Zaman Penyelidikan ? INGUIRY MIND
- Zaman Pertengahan ? TRANSISI? EMPIRISME
- Zaman Modern ? RASIONALISME EMPIRIS
- Zaman Kontemporer/Modern (abad 20 dan seterusnya)
6Pra sejarah(15.000 600 tahun sebelum Masehi)
- Zaman ini ditandai dengan Pengetahuan apa dan
bagaimana (Know how), yang diperoleh manusia
melalui - Kemampuan mengamati
- Kemampuan membeda-bedakan
- Kemampuan memilih
- Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip
trial and error
7Ciri ciri Zaman Sejarah ini adalah
- Knowhow (Teknologi) dalam kehidupan sehari hari
didasarkan pengalaman - Pengetahuan yang diperoleh diterima sebagai fakta
dengan sikap menerima apa adanya receptive
mind. Penjelasannya masih dihubungkan dengan
kekuatan magis - Kemampuan mengembangkan huruf abjad, dan sistem
bilangan, memungkinkan saat itu kemampuan
abstraksi - Hasil abstraksi ini kemudian dikembangan dalam
kegiatan menulis, berhitung, menyusun kalender,
yang merupakan kemampuan sin- tesis dari hasil
abstraksi - Kemampuan melakukan ramalan atas dasar peristiwa
sebelumnya (Ramalan gerhana bulan)
8Ciri ciri zaman Penalaran. 600 SM dan 200 M
(Yunani)
- Orang memiliki kebebasan untuk mengukapkan
ide/pendapat - MMasyarakat tidak lagi mempercayai mitos, yang
dianggap sebagai sesuatu bentuk pseudo-rasional - Masyarakat tidak dapat menerima pada sikap
receptive attitude (sikap menerima begitu saja),
melainkan menumbuhkan sikap an inquiry attitude
(sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara
kritis).
9 Zaman Pertengahan(Middle Age)
- Tampilnya Theolog di lapangan ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan pada masa ini hampir terkait dengan
aktivitas keagamaan. Karena itu muncul semboyan
Ancilla Theologia artinya kegiatan ilmiah
diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. - Di Asia muncul sarjana Islam yang melakukan
penerjemahan besar-besaran terhadap karya-karya
filosoh Yunani dan berbagai temuan di lapangan
ilmiah lainnya.
10Zaman Renaissance (14-17 M)
- Zaman ini ditandai sebagai era kebangkitan
kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma
agama. - Renaissance ialah zaman peralihan ketika
kebudayaan abad Tengah mulai berubah menjadi
suatu kebudayaan modern. Manusia kembali
merindukan pemikiran yang bebas seperti zaman
Yunani kuno. Manusia saat itu disebut sebagai
animal rationale, karena pada masa tersebut
pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang.
Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha
sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan
ilahi. - Muncul Aliran empirisme
- Tokoh ilmu pengetahuan saat itu antara lain
Copernicus, Kepler, F Bacon, Galileo Galilei.
11Zaman Modern (17-19 M)
- Tokoh yang dikenal sebagai bapak filsafat modern
adalah Rene Descartes (1598-1650) dan Isaac
Newton (1643-1727). Rene Decartes telah
mewariskan suatu metode berpikir reflektif yang
menjadi landasan berpikir dalam ilmu pengetahuan
modern. Langkah berpikir yang dianjurkan adalah - Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar,
kecuali kalau diyakini sendiri bahwa itu memang
benar - Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian
terkecil untuk mempermudah penyelesaian
(Analisis) - Berpikir runtut dengan mulai dari hal yang
sederhana sedikit demi sedikit untuk sampai ke
hal yang paling rumit (Sintesis) - Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh
yang berulang ulang dan memantul (reflektif)
diperlukan supaya tidak ada yang terlupakan.
12ZAMAN KOMTEMPORER
- Albert Einstein. (teori kuantum, relativitas dan
kekekalan energi). Teori Hublle menyatakan alam
tidak statis. Teori FALSIFIKASI - Pada zaman ini ilmu berkembang cepat dan makin
sempit serta mendalam. Ilmu kedokteran semakin
berkembang menuju spesialis dan superspesialis.
Namun juga muncul sintesis dari berbagai ilmu
seperti Bioteknologi, Psiko-linguistik,
Bio-farmako-neurologi. - Para pengikut relativisme, menyatakan bahwa teori
dikatakan baik harus dinilai relatif dari segi
standar yang diterima oleh masyarakat, sedangkan
standar itu secara tipikal akan berlainan sesuai
dengan kultur dan historis masyarakat masing
masing. Einstein adalah tokoh relativisme. - Jadi pada zaman kontemporer pengembangan
pengetahuan tidak hanya ditentukan oleh ilmu
fisika,biologi, matematika, teori alam semesta,
tetapi juga ditentukan perkembangan teknologi
dari segala bidang - Berkembangnya Relativisme, pragmatisme,
kritisme, positivisme
13Abad 5 SM Abad 15
Abad 16 Abad 18 Abad 19 Abad 20
Idealisme - Rasionalisme
Rasionalisme Induktivisme (Renaissance)
Induktivisme (Empirisme) verifiable
Kritisime Immanuel Kant Positivisme verifikasi
Filsafat Ilmu Falsifikasi