Kewaspadaan Universal - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Kewaspadaan Universal

Description:

Title: No Slide Title Author: Elizabeth Oliveras Last modified by: Valued Acer Customer Created Date: 12/4/1998 8:35:03 PM Document presentation format – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1184
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 46
Provided by: Elizabet507
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Kewaspadaan Universal


1
Kewaspadaan Universal
  • Mencegah Transmisi Silang Penyakit Berbahaya
    Kepada Orang Lain

Eni kusyati
2
Kuman Flora Kulit
  • Staphylococcus epidermidis, other coagulase
    negative Staph., Corynebacterium sp.,
    Brevibacterium sp., Proprionibacterium acnes,
    Pityrosporum sp..

3
Bakteri pada luka
  • Setelah empat minggu
  • Umum Proteus, E. coli, and Klebsiella.
  • Luka semakin dalam Anaerobes, dan
    polymicrobial.

Escherichia coli
4
Bakteri pada awal luka akut
  • Normal skin flora predominate.
  • S. aureus, and Beta-hemolytic Streptococcus soon
    follow. (Group B Streptococcus and S. aureus)
    umum pada diabetic foot ulcers

Staphylococcus Aureus
5
Kuman pada luka infeksi
  • Staphylococcus aureus, Beta-hemolytic
    Streptococcus (S. pyogenes, S. agalactiae), E.
    coli, Proteus, Klebsiella, anaerobes,
    Pseudomonas, Acinetobacter, Stenotrophomonas
    (Xanthomonas).

6
Kuman yang menginfeksi
  • Cellulitis
  • ß-hemolytic streptococci (A, B, C, G),
    Staphylococcus aureus
  • Luka terinfeksi (tanpa antibiotic ) sama
    cellulitis, sering monomicrobial
  • Luka infeksi chronic atau dengan antibiotic
    sebelumnya S. aureus, ß-hemolytic streptococci,
    Enterobacteriaceae (biasanya polymicrobial)
  • Luka masesari Pseudomonas aeruginosa
    (polymicrobial)
  • Luka lama sembuh , antibiotic spec. luas S.
    aureus (MRSA), coagulase-negative staphylococci,
    enterococci (VRE), diphtheroids,
    Enterobacteriaceae (ESBL resistance),
    Pseudomonas, nonfermentative gram-negatives,
    dapat fungi (polymicrobial)
  • Luka necrosis, gangrene, sangat bau Mixed
    aerobic gram-positive cocci, Enterobacteriace,
    nonfermentative gram-negatives, obligate
    anaerobes
  • Lipsky et al., CID 39885-910 (2004)

7
Infeksi luka
  • Menghambat penyembuhan penyebab utama
    morbiditas mortalitas baik di komunitas atau
    rumah sakit
  • Merupakan hasil interaksi dinamik antara
    penjamu, potensial patogen lingkungan
  • Berisiko infeksi karena respon imun yang tidak
    optimal memicu high bacterial load
  • (Mangram AJ, et.al, 1999 , Cantor A,2004)

8
Infeksi luka
  • Gangguan pada jamu karena toksin mikrobial
  • Bakteri menginfeksi, perubahan struktur,
    produksi enzim dan metabolik yang mengkontribusi
    virulensi dan patogenik
  • Baik bakteri aerob dan anaerob berkoloni hampir
    pada semua luka
  • (Mangram AJ, et.al, 1999 Cooper RA, 2005)

9
Interaksi antara penjamu dan mikroorganisme pada
luka
  • Terminologi
  • Contamination
  • Colonization
  • Critical colonization
  • Infection
  • (Landis SJ, 2008)

10
Contamination
  • Keberadaan bakteri dalam luka
  • Semua luka kronik terkontaminasi
  • Bakteri tidak mengalami replikasi
  • Tidak merusak jaringan dan penyembuhan
    berlangsung

11
Colonazation
  • Tahap berikut melibatkan hubungan pada mikrobial
    dengan penjamu
  • Bakteri mengalami replikasi
  • Luka dapat sembuh
  • Sumber potensial
  • - organisme lokal kulit carynebacteria spp,
    prapianibacteria spp, coagulase-negative
    staphylococci dan viridans streptococci.
  • - lingkungan ekternal multi-resistant
    organisms (MROs) MRSA
  • - Sumber endogenous streptococcus spp,
    coliforms dan anaerobes

12
Crtitical colonization
  • Tahap krusial dimana konfrontasi antara bakteri
    dan penjamu menghasilkan fisura dan pelindung
    pada kompartemen permukaan luka
  • Gambaran klinik lambatnya penyembuhan, nyeri,
    exudatgtgt, perubahan warna pada dasar luka,
    jaringan granulasi mudah rapuh, normal/abnormal
    jaringan granulasi, bau yang tidak sedap

13
Infeksi pada luka, kulit jaringan lunak
  • Dapat disebabkan olehstaphylococcus aureus
    kelompok streptococci (GAS), pseudomonas
    aeruginosa, enterococci kelompok streptococci,
    anaerobic microbial fusobacterium necrophorum
    bacteroides fragillis.
  • Mikroorganise virulensi tinggi streptococcus
    pyogenes atau psudomonas aeruginosa

(Lazzarini L, 2004 Ljung A, Yanagisawa N,
Wadstrom T, 2006)
14
TUJUAN PENCEGAHAN INFEKSI
  • Bagian dari kualitas pelayanan kesehatan
  • Mencegah infeksi silang dalam prosedur klinik
    seperti ganti balutan
  • Menurunkan risiko transmisi penyakit menular
    seperti Hepatitis B dan AIDS

15
Aplikasi Kewaspadaan Standar
  • Setiap orang dapat merupakan sumber infeksi
  • Membudayakan cuci tangan
  • Menggunakan barier protektif (misalnya sepatu,
    masker, kacamata, gaun bedah, sarung tangan)
  • Penggunaan aseptik medik , bedah, dan antiseptik
  • Memproses instrumen agar aman digunakan
  • Budaya aman dalam setiap prosedur
  • Pengelolaan limbah berbahaya secara adekuat

16
Kontrol terhadap luka terinfeksi
  • Dressing steril
  • Udara ruangan
  • Lantai
  • Peralatan
  • Pembuangan
  • Teknik

17
Survey
  • Pasien yang berisiko
  • Unit perawatan
  • Data laboratorium

18
Beberapa cara mengurangi risiko transmisi penyakit
  • Diantara klien-petugas
  • Cuci tangan
  • Gunakan Barier Protektif
  • Sarung tangan
  • Pelindung mata (kacamata, masker)
  • Apron/Celemek
  • Budaya aman di tempat kerja
  • Jangan memasang tutup/membengkokkan jarum suntik
    bekas pakai
  • Selalu berhati-hati dalam memegang/mengelola
    benda tajam

19
CUCI TANGAN
  • Saat datang dan pulang dari tempat kerja
  • Sebelum dan setelah memeriksa klien
  • Sebelum dan setelah pakai sarung tangan
  • Setelah terpapar darah atau sekret tubuh
  • Setelah tersentuh material berbahaya/toksik
  • Sebelum dan setelah makan
  • Setelah menggunakan toilet/buang air

20
Mencuci tangan
?
Gunakan sabun, air bersih mengalir 10-15
detik dan pakai handuk pribadi atau
tissue Sebagai alternatif, dapat gunakan bilasan
alkohol-gliserin (asalkan tangan tak kotor secara
fisik)
?
21
Cuci tangan pra-bedah
  • Gunakan larutan antiseptik (bila tersedia) dan
    bilas dengan air bersih mengalir
  • Gunakan sikat halus untuk membersihkan kuku
  • Gunakan spons untuk membersihkan kulit
  • Keringkan tangan dan lengan dengan handuk

22
INGAT !
  • Setiap tindakan dengan risiko infeksi harus
    dilaksanakan secara hati-hati dan benar.
  • Tingginya angka infeksi pasca tindakan
    menunjukkan rendahnya mutu pelayanan

23
Barier Protektif
  • Gunakan kacamata pelindung, masker, celemek dan
    sepatu tertutup.

24
Gunakan Sarung Tangan
  • Saat melakukan prosedur bedah
  • Ketika melakukan periksa dalam
  • Saat mengambil sampel darah
  • Jika menangani peralatan/linen yang
    terkontaminasi bahan/sekret menular
  • Saat mengelola dan membuang limbah
  • Membersihkan percikan darah/sekret tubuh di
    peralatan, permukaan meja bedah, lantai

25
PERLINDUNGAN TRANSMISI PENYAKIT BAGI PETUGAS
KESEHATAN
  • Kebanyakan infeksi terjadi akibat paparan dengan
    darah atau cairan tubuh pasien yang secara klinis
    belum menunjukkan gejala adanya penyakit
  • Aplikasikan budaya bersih dan aman seperti cuci
    tangan dan memakai sarung tangan.
  • Mencegah terjadinya luka tusuk/sayat dan
    melakukan prosedur antisepsis
  • Proses peralatan dan sarana kesehatan

26
Risiko Transmisi Penyakit
  • Risiko transmisi HIV setelah tertusuk jarum
    suntik dari pasien dengan HIV positif adalah 4
    1000
  • Risiko penularan HBV setelah tertusuk jarum
    suntik dari pasien dengan HBV positif adalah 27 -
    37 100

27
Prevalensi HIV dalam darah donor di Indonesia
pada tahun 1992-2001
0.016
0.014
0.012
0.010
Per 1000 HIV-positif
0.008
0.006
0.004
0.002
0.000
1992 1993
1993 1994
1994 1995
1995 1996
1996 1997
1997 1998
1998 1999
1999 2000
2000 2001
Sumber National AIDS Programme, Indonesia
July 2002
28
Mencegah Luka Tusuk
  • Gunakan teknik zona aman untuk membawa atau
    memindah-tangankan benda/instrumen tajam
  • Pilih media/penghantar instrumen tajam yang
    sesuai (misalnya wadah logam)
  • Gunakan pinset atau klem ketika mengambil jarum
    atau memasang skalpel/pisau bedah
  • Beritahukan pada operator bahwa anda akan
    memberikan instrumen tajam yang diminta

29
Mencegah Luka Tusuk
  • Gunakan pinset saat mengambil jarum dan zona aman
    sebagai penghantar instrumen tajam

30
Mencegah Luka Tusuk
Gunakan klem atau pemegang jarum saat memasang
atau melepaskan pisau bedah atau instrumen tajam
lain yang harus disatukan atau dipisahkan
31
Eradikasi mikroorganisme di peralatan bekas
pakai melalui berbagai tingkatan proses
  • Memproses peralatan bekas pakai
  • Dekontaminasi
  • Cuci dan Bilas
  • Disinfeksi Tingkat Tinggi
  • Sterilisasi

32
Tahapan Proses peralatan
Dekontaminasi
  • DTT
  • Merebus
  • Mengukus
  • Kimiawi

Cuci dan Bilas
  • Sterilisasi
  • Kimiawi
  • Uap panas tekanan tinggi
  • Panas kering

Keringkan,dinginkan, simpan atau siap pakai
33
Dekontaminasi
  • Masukkan peralatan bekas pakai yang akan
    digunakan kembali ke dalam larutan klorin 0,5
    segera setelah digunakan.
  • Rendam selama 10 menit dan segera lakukan
    pembilasan.
  • Lakukan pula pembersihan permukaan peralatan
    (misalnya meja bedah) dengan larutan klorin 0,5.

34
Cara membuat klorin 0,5 dari konsentrat atau
sediaan yang mengandung 5 klorin
Formula
Bagian air digunakan sebagai pelarut Bagian air digunakan sebagai pelarut konsentrat yang tersedia -- 1 yang diinginkan konsentrat yang tersedia -- 1 yang diinginkan konsentrat yang tersedia -- 1 yang diinginkan ....... bagian air

Bila ingin membuat klorin 0,5 dari konsentrat / sediaan yang mengandung 5 klorin, caranya adalah sebagai berikut Bila ingin membuat klorin 0,5 dari konsentrat / sediaan yang mengandung 5 klorin, caranya adalah sebagai berikut Bila ingin membuat klorin 0,5 dari konsentrat / sediaan yang mengandung 5 klorin, caranya adalah sebagai berikut Bila ingin membuat klorin 0,5 dari konsentrat / sediaan yang mengandung 5 klorin, caranya adalah sebagai berikut Bila ingin membuat klorin 0,5 dari konsentrat / sediaan yang mengandung 5 klorin, caranya adalah sebagai berikut Bila ingin membuat klorin 0,5 dari konsentrat / sediaan yang mengandung 5 klorin, caranya adalah sebagai berikut
5 klorin (Bayclin) 0,5 (yg diinginkan) 5 klorin (Bayclin) 0,5 (yg diinginkan) 5 X 10 5 5 X 10 5 1 9 bagian air 1 9 bagian air
Berarti, untuk mendapatkan klorin 0,5, campurkan 1 bagian konsentrat 5 klorin dengan 9 bagian air bersih Berarti, untuk mendapatkan klorin 0,5, campurkan 1 bagian konsentrat 5 klorin dengan 9 bagian air bersih Berarti, untuk mendapatkan klorin 0,5, campurkan 1 bagian konsentrat 5 klorin dengan 9 bagian air bersih Berarti, untuk mendapatkan klorin 0,5, campurkan 1 bagian konsentrat 5 klorin dengan 9 bagian air bersih Berarti, untuk mendapatkan klorin 0,5, campurkan 1 bagian konsentrat 5 klorin dengan 9 bagian air bersih Berarti, untuk mendapatkan klorin 0,5, campurkan 1 bagian konsentrat 5 klorin dengan 9 bagian air bersih

35
Pencucian
  • Cuci dengan air bersih dan sabun atau deterjen
  • Sikat dengan sikat halus hingga tampak bersih
  • Lakukan penyikatan dalam air pencuci untuk
    menghindarkan percikan
  • Buka engsel atau sambungan peralatan
  • Bilas merata dengan air bersih.

36
Desinfeksi Tingkat Tinggi(Perebusan)
  • Susun peralatan hingga terendam dalam air
  • Rebus hingga mendidih dalam panci bertutup.
  • Hitung waktu dari saat air mulai mendidih hingga
    20 menit untuk proses DTT
  • Jangan menambah sesuatu ke dalam panci setelah
    penghitungan waktu dimulai
  • Keringkan di udara terbuka sebelum disimpan.

37
Desinfeksi Tingkat Tinggi (Pengukusan)
Susun peralatan/sarung tangan agar semua bagian
terpapar uap dan tak terendam air pengukus Kukus
hingga keluar uap air dari pengukus dan mulai
saat itu, hitung hingga 20 menit
Jangan menambah air atau peralatan selama
pengukusan berlangsung
38
Desinfeksi Tingkat Tinggi secara Kimiawi
  • Masukkan peralatan kedalam larutan dekontaminan
    yang tersedia
  • Rendam selama 20 menit.
  • Bilas dengan air DTT
  • Biarkan kering sebelum digunakan dan disimpan.

39
DTT Kimiawi
  • Sebelum tingkat DTT harus dilakukan dulu
    dekontaminasi, cuci-bilas dan keringkan
  • Gunakan larutan Klorin 0,1-0,5 atau
    Glutaraldehida 2
  • Gunakan larutan baru atau belum kedaluarsa
  • Pakai wadah berpenutup, bahan non-korosif
  • Digunakan untuk instrumen tidak tahan panas atau
    peralatan optik
  • Instrumen harus terendam dengan baik
  • Waktu DTT 20 menit dan bilas dengan air DTT
    sebelum digunakan

40
Sterilisasi
Autoklaf 106 kPa, 121C, 20 menit 30 menit
(tanpa bungkus terbungkus)
Kimiawi Rendam dalam Glutaraldehida selama 10 jam
Panas kering 170C selama 60 menit atau 160C
selama 120 menit
41
Menyiapkan kulit atau mukosa untuk prosedur
pembedahan
  • Jangan menggunakan pisau cukur pada area
    pembedahan
  • Pada area berambut, lakukan pengguntingan bila
    menghalangi lapangan pandang operator
  • Tanyakan riwayat alergi antiseptik pada klien.
  • Bersihkan area operasi dengan sabun.
  • Usapkan larutan antiseptik pada area operasi
    secara secara melingkar atau atas-bawah

42
Mengamankan atau membuang instrumen tajam
Masukkan dalam wadah khusus yang tahan bocor
atau tusukan Lakukan dekontaminasi sebelum di
buang atau dimasukkan ke dalam wadah
tersebut Jangan menekuk atau mematahkan jarum
dengan tangan
?
?
?
43
Mengelola Limbah
  • Untuk mencegah infeksi atau cedera berbahaya
    akibat benda tajam pada petugas pengelola limbah
  • Menghindarkan penularan penyakit ke masyarakat
    sekitar
  • Pisahkan limbah terkontaminasi dan
    non-kontaminasi
  • Masukkan bahan-bahan terkontaminasi kedalam
    pembungkus tahan bocor atau kantong plastik.
  • Dibuang secara dibakar atau ditanam.

44
Cara Pengelolaan Limbah
  • Gunakan sarung tangan rumah tangga
  • Tempatkan limbah berbahaya dalam wadah tertutup
    dan aman
  • Masukkan instrumen/benda tajam ke dalam tempat
    khusus/tahan tusuk
  • Buang limbah cair pada saluran khusus
  • Bakar/tanam limbah padat yang terkontaminasi
  • Cuci tangan, sarung tangan dan wadah yang telah
    digunakan untuk mengelola limbah

45
Rangkuman
  • Pencegahan Infeksi merupakan upaya untuk mencegah
    transmisi silang dan diterapkan dengan mengacu
    pada kewaspadaan standar
  • Proses peralatan atau instrumen harus dilakukan
    secara benar dan taat azaz agar diperoleh hasil
    maksimal dan memenuhi syarat
  • Pencegahan Infeksi tidak selalu berati penambahan
    biaya, yang paling penting adalah pembudayaan
    lingkungan bersih dan aman serta menumbuhkan
    perilaku bekerja secara standar dan selalu
    menjaga kualitas pelayanan
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com