SOLUTIO (LARUTAN) - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

SOLUTIO (LARUTAN)

Description:

SOLUTIO (LARUTAN) TIK : Mahasiswa kan dapat menjelaskan pengertian, formula dan cara pembuatan bentuk sediaan larutan Pengertian Larutan adalah sediaan cair yang ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:3505
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 34
Provided by: hprawirone
Category:
Tags: larutan | solutio | gula

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: SOLUTIO (LARUTAN)


1
SOLUTIO (LARUTAN)
TIK Mahasiswa kan dapat menjelaskan pengertian,
formula dan cara pembuatan bentuk sediaan larutan
2
Pengertian
  • Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu
    atau lebih zat kimia yang terlarut.
  • Mis terdispersi secara molecular dalam pelarut
    yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
    bercampur.
  • Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi
    secara merata, maka penggunaan larutan sebagai
    bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan
    keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang
    baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
  • Zat pelarut disebut solvent.
  • Zat yang terlarut disebut solute.

3
Jenis larutan
  • Larutan encer larutan yang mengandung sejumlah
    kecil zat A yang terlarut.
  • Larutan jenuh larutan yang mengandung jumlah
    maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada
    tekanan dan temperatur tertentu.
  • Larutan lewat jenuh larutan yang mengandung
    jumlah zat A yang terlarut melebihi batas
    kelarutannya di dalam air pada temperatur
    tertentu.

4
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelarutan
5
  • Polaritas
  • Kelarutan suatu zat memenuhi aturan like
    dissolves like artinya solute yang polar akan
    larut dalam solvent yang polar, solute yang non
    polar akan larut dalam solvent yang bersifat non
    polar.
  • Garam-garam anorganik larut dalam air
  • Alkaloid basa larut dalam kloroform

6
  • Co-solvency
  • Co-solvency adalah peristiwa kenaikkan kelarutan
    suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain
    atau modifikasi pelarut.
  • Luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
    campuran air-gliserin.

7
3. Kelarutan
  • Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam
    farmasi umumnya adalah
  • Larut dalam air
  • Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2,
    Hg2Cl2
  • Semua garam nitrat larut, kecuali nitrat base
    seperti bismuth subnitras
  • Semua garam sulfat larut, kecuali BaSO4, PbSO4,
    CaSO4.
  • Tidak larut dalam air
  • Semua garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3,
    Na2CO3, (NH4)CO3
  • Semua oksida dan hidroksida tidak larut, kecuali
    KOH, NaOH, NH4OH, BaO, Ba(OH)2
  • Semua garam posphat tidak larut, kecuali K3PO4,
    Na3PO3, (NH4)PO4

8
4. Temperatur
  • Zat padat pada umumnya bertambah larut bila
    suhunya dinaikkan, zat tersebut bersifat
    endoterm, karena pada proses kelarutannya
    membutuhkan panas.
  • Zat terlarut pelarut panas ? larutan
  • Beberapa zat lain justru tidak larut jika suhunya
    dinaikkan (bersifat eksoterm), karena pada
    kelarutannya menghasilkan panas.
  • Zat terlarut pelarut ? larutan panas
  • Contoh
  • K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas yang
    larut.

9
5. Salting Out
  • Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
    mempunyai kelarutan besar dibanding zat utama,
    akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama
    atau terbentuknya endapan karena ada reaksi
    kimia.
  • Contoh
  • Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun
    bila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan
    NaCl jenuh. Disini kelarutan NaCl dalam air lebih
    besar dibanding kelarutan minyak atsiri dalam
    air, maka minyak atsiri akan memisah.

10
6. Salting In
  • Peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu
    senyawa organik dengan penambahan suatu garam
    dalam larutannya.
  • Contoh
  • riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut
    dalam larutan yang mengandung nicotinamidum
    karena terjadi penggaraman riboflavin basa NH4.

11
7. Pembentukan Kompleks
  • Peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak
    larut dengan zat yang larut dengan membentuk
    garam kompleks.
  • Contoh
  • Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
  • KI I2 ? KI3
  • HgI2 2 KI ? K2HgI4

12
Kecepatan kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh
  • Ukuran partikel makin halus solute, makin kecil
    ukuran partikel makin luas solute yang kontak
    dengan solvent, solute makin cepat larut.
  • Suhu pada umumnya kenaikan suhu akan menambah
    kelarutan solute.
  • Pengadukan

13
Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Solutio
Keuntungan
Kerugian
  • Merupakan campuran homogen
  • Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatan.
  • Dapat diberikan dalam larutan encer kapsul
  • Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat
    diabsorpsi.
  • Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna.
  • untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah
    digunakan.
  • Volume bentuk larutan lebih besar.
  • Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.
  • Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya
    dalam larutan.

14
Sediaan Larutan
15
Potiones (Obat Minum)
  • Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
    mengandung satu atau lebih zat dengan atau
    tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang
    larut dalam air atau berbentuk emulsi atau
    suspensi.

16
Elixir
  • Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan
    tambahan (pemanis, pengawet, pewangi) sehingga
    memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai
    pelarut digunakan campuran air-etanol.
  • Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan
    obat. Elixir dapat pula ditambahkan glycerol,
    sorbitol, atau propilenglikol.

17
Sirup
  • Sirup simplex, mengandung 65 gula dalam larutan
    nipagin 0,25 b/v
  • Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat
    dengan atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk
    pengobatan.
  • Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi
    mengandung zat pewangi atau penyedap lain.
    Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup
    rasa atau bau obat yang tidak enak.

18
Netralisasi
  • Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan
    bagian asam dan bagian basa sampai reaksi
    selesai dan larutan bersifat netral.
  • Mis solutio citratis magnesii.

19
Saturatio
  • Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam
    dan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam
    wadah sehingga larutan jenuh dengan gas.
  • Pembuatan
  • Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air
    yang tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang kemudian
    masuk botol.
  • Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air
    yang tersedia.
  • 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang
    seluruhnya. Sisa asam dituang hati-hati lewat
    tepi botol, segera tutup dengan sampagne knop
    sehingga gas yang terjadi tertahan.

20
Potio Effervescent
  • Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.
  • Pembuatan
  • Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio
  • Langkah 3 seluruh bagian asam dimasukkan ke
    dalam basa dengan hati-hati, segera tutup dengan
    sampagne knop.Gas CO2 umumnya digunakan untuk
    pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan
    kadang-kadang dimasudkan untuk menyegarkan rasa
    minuman.
  • Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan
    saturatio dan potio effervescent adalah
  • Diberikan dalam botol yang kuat, berisi
    kira-kira 9/10 bagian dan tertutup kedap dengan
    gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat
    dengan sampagne knop.
  • Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar
    larut, karena tidak boleh dikocok. Pengocokan
    menyebabkan botol pecah karena botol berisi gas
    dalam jumlah besar.

21
  • Penambahan Bahan-bahan
  • Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian asam
  • Zat netral dalam jumlah kecil. (jumlah besar
    dilarutkan dalam asam sebagian dilarutkan dalam
    basa, berdasarkan perbandingan jumlah airnya).
  • Zat-zat mudah menguap.
  • Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkaloid
  • Sirup
  • Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian basa
  • Garam dari asam yang sukar larut. Mis Natrii
    benzoas, Natrii salisilas.
  • Bila saturasi mengandung asam tartrat maka
    garam-garam kalium dan amonium harus ditambahkan
    ke dalm bagian basanya, bila tidak akan
    terbentulk endapan kalium atau amonium dari
    asam tartrat.

22
Guttae (drop)
  • Obat tetes sediaan cair berupa larutan, emulsi
    atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain
    dimaksudkan untuk obat dalam.
  • Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan
    penetes yang menghasilkan tetesan yang setara
    dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku
    yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia.
  • Pediatric drop obat tetes yang diguanakan
    untuk anak-anak atau bayi.

23
(No Transcript)
24
Collyrium
  • Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas
    zarah asing, isotonis digunakan untuk
    membersihkan mata, dapat ditambahkan zat dapar
    dan zat pengawet.
  • Catatan
  • Pada etiket harus tertera Masa penggunaan
    setelah tutup dibuka dan obat cuci mata.
  • Collyrium yang tidak mengandung zat pengawet
    hanya boleh digunakan lama 2 jam setelah botol
    dibuka tutupnya. Yang mengandung pengawet dapat
    digunakan paling lama 7 hari setelah botol
    dibuka tutupnya.

25
Guttae ophthalmicae
  • Obat tetes mata larutan steril bebas partikel
    asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas
    sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada
    mata.
  • Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi,
    partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar
    tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada
    kornea.

26
Hal-hal yang diperhatikan pada pembuatan obat
tetes mata
  • Nilai isotonisitas
  • Idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl
    0,9 b/v. Tetapi mata masih dapat tahan terhadap
    nilai isotonis rendah yang setara dengan larutan
    NaCl 0,6 b/v dan tertinggi 2,0 b/v NaCl.
  • Pendaparan
  • Pendaparan larutan obat tetes mata adalah untuk
    mencegah kenaikan pH yang disebabkan oleh
    pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca.
    Hal tersebut dapat menggangu kelarutan dan
    stabilitas obat. Selain itu penambahan dapar
    juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat
    tertentu misalnya garam-garam alkaloid.
  • Air mata normal memiliki pH 7,4, secara ideal
    obat tetes mata memiliki pH seperti air mata,
    tetapi karena beberapa bahan obat tidak stabil
    pada pH tersebut maka sebaiknya obat tetes
    mata supaya tidak terlalu merangsang mata.

27
  • Pengawet
  • Wadah larutan mata harus tertutup rapat dan
    disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian
    pertama. Larutan harus mengandung zat atau
    campuran zat yang sesuai untuk mencegah
    pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang
    mungkin masuk pada waktu wadah dibuka pada saat
    digunakan.
  • Pengawet yang dianjurkan
  • Nipagin dan nipasol
  • Fenil merkuri nitrat, timerosol
  • Benzalkonium klorid
  • Klorbutanol, fenil etil alkohol
  • Pengental
  • Ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan
    sehingga obat lebih lama kontak dengan
    jaringan. Larutan obat mata yang dikentalkan
    harus bebas dari partikel yang dapat terlihat.
    Cth metil selulosa, hidroksi propil selulosa,
    polivinil alkohol.

28
Cara pembuatan obat tetes mata
  • 1). Obat dilarutkan ke dalam salah satu zat
    pembawa yang mengandung salah satu zat
    pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan,
    masukkan ke dalam wadah, tutup wadah dan
    sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu
    115-116oC selama 30 menit.
  • 2). Obat dilarutkan dalam cairan pembawa beriar
    yang mengandung salah satu zat pengawet dan
    sterilkan menggunakan bakteri filter, masukkan
    kedalam wadah secara tehnik aseptis dan tutup
    rapat.
  • 3). Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa
    berair yang mengandung salah satu zat
    pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan,
    masukkan ke dalam wadah, tutu rapat dan
    sterilkan dengan penambahan bakterisid,
    dipanaskan pada suhu 98 100oC selama 30 menit.

29
Gargarisma (Gargle)
  • Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan
    berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang
    harus diencerkan dahulu sebelum digunakan.
  • Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan
    atau pengobatan infeksi tenggorokan.
  • Penandaan Petunjuk pengencern sebelum digunakan
    dan hanya untuk kumur, tidak ditelan

30
Litus Oris
  • Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan
    pemakaiannya secara disapukan dalam mulut.
  • Cth Lar 10 borax dalam gliserin

31
Guttae Nasales
  • Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk
    hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam
    rongga hidung,
  • Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan
    pengawet.
  • Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh
    digunakan sebagai cairan pembawa.

32
Inhalationes
  • Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung
    atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk kabut
    ke dalam saluran pernafasan.
  • Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat
    halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.
  • Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.
  • Penandaan Pada etiket ditulis Kocok dahulu

33
Epithema/Obat Kompres
  • Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa
    dingin pada tempat yang sakit dan panas karena
    radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan
    osmose, digunakan untuk mengeringkan luka
    bernanah.
  • Cth Sol Rivanol, campuran Borwater-revanol
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com