Title: PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI NAD PASCA PILKADA
1PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI NAD PASCA PILKADA
Banda Aceh, 22 Februari 2006
2Agenda
- Profil Provinsi NAD
- Perkembangan Ekonomi
- Perkembangan Perbankan
- Outlook
- Topical Issues
3I. Profil Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Letak 20-60 Lu 950-980 Bt Luas wilayah
57.365,57 km2 Populasi 4.031.589
jiwa Penduduk/km2 70,28 jiwa/km2 Pemerintahan
17 kabupaten dan 4 kota
4Profil Ekonomi Kesejahteraan1
Sumber UNDP2004
- PDRB Provinsi NAD memberikan kontribusi 2,68
terhadap PDRB nasional. - Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan belum
berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat, sehingga nilai IPM Provinsi NAD
relatif rendah.
PDRB ADHB 2003
PDRB ADHB 2003
Peringkat
LPE
PDRB per
Peringkat
LPE
PDRB per
Rasio
Pddk
Pengang
-
INFLASI
Rasio
Pddk
Pengang
-
INFLASI
IPM (
dari
2004/03
Capita
PROVINSI
IPM (
dari
2004/03
Capita
PROVINSI
PANGSA
NOMINAL
PANGSA
NOMINAL
Miskin
()
guran
()
2004 ()
Miskin
()
guran
()
2004 ()
30
Prov
)
()
(
ribu
Rp
)
30
Prov
)
()
(
ribu
Rp
)
()
(
Miliar
Rp
)
()
(
Miliar
Rp
)
Kontribusi ekonomi yang relatif besar belum
sepenuhnya mampu meningkatkan kesejahteraan
15
28.47
8.97
6.97
8.67
9413.6
2.16
38,571
NAD
15
28.47
8.97
34,69
8.67
11331.8
2.68
47,923
NAD
7
14.93
11.02
6.64
5.98
7957.8
5.39
96,233
SUMUT
7
14.93
11.02
6.64
5.98
7957.8
5.39
96,233
SUMUT
18.21
6.84
6.75
8310.3
7.54
134,804
ZONA MEDAN
18.21
6.84
6.75
8310.3
8.07
144,156
ZONA MEDAN
8
10.46
10.38
6.98
5.37
7409.2
1.79
32,023
SUMBAR
8
10.46
10.38
6.98
5.37
7409.2
1.79
32,023
SUMBAR
5
13.12
10.74
8.92
5.60
13106.8
4.12
73,577
RIAU
5
13.12
10.74
8.92
5.60
13106.8
4.12
73,577
RIAU
11.93
6.85
5.53
10563.8
5.91
105,600
ZONA PADANG
11.93
6.85
5.53
10563.8
5.91
105,600
ZONA PADANG
10
12.45
6.50
7.25
5.02
6028.6
0.86
15,303
JAMBI
10
12.45
6.50
7.25
5.02
6028.6
0.86
15,303
JAMBI
16
20.92
9.08
8.94
6.04
7404.7
3.06
54,748
SUMSEL
16
20.92
9.08
8.94
6.04
7404.7
3.06
54,748
SUMSEL
20
22.39
7.48
9.00
4.75
4016.4
0.45
8,098
BABEL
20
22.39
7.48
9.00
4.75
4016.4
0.45
8,098
BABEL
14
22.22
9.14
4.67
4.44
4420.2
0.38
6,846
BENGKULU
14
22.22
9.14
4.67
4.44
4420.2
0.38
6,846
BENGKULU
18
9.07
7.37
5.22
5.35
8754.5
1.72
30,807
LAMPUNG
18
9.07
7.37
5.22
5.35
8754.5
1.72
30,807
LAMPUNG
15.52
7.37
5.54
7287.3
6.48
115,801
ZONA PALEMBANG
15.52
7.37
5.54
7287.3
6.48
115,801
ZONA PALEMBANG
15.67
7.05
5.99
8387.1
19.94
356,205
SUMATERA
15.67
7.05
5.99
8387.1
20.46
365,557
SUMATERA
16.66
9.67
6.40
5.10
8304.3
100.00
1,786,691
INDONESIA
16.66
9.67
6.40
5.10
8304.3
100.00
1,786,691
INDONESIA
1 Sumber data PDRB adalah BPS, sementara data
inflasi dari Bank Indonesia Pada Provinsi NAD
mengugunakan data tahun 2004, kecuali inflasi
tahun 2005
5Quadran PDRB/Kapita dan Kemiskinan
- Provinsi NAD berada pada kuadran I, artinya
tingkat PDRB/kapita yang dimiliki cukup tinggi,
namun belum mampu menurunkan tingkat pengangguran
dan kemiskinan. - Hal ini disebabkan karena pembangunan yang selama
ini dilakukan kebanyakan berupa industri skala
besar, sehingga tingkat penyerapan tenaga
kerjanya rendah.
6II. PERKEMBANGAN EKONOMI
Perekonomian NAD tahun 2004 mengalami perlambatan
pertumbuhan
- PDRB Provinsi NAD pada tahun 2004 (berdasarkan
harga konstan) sebesar Rp.39,66 triliun,
mengalami penurunan 6,1 (yoy). Bila tanpa migas
sebesar Rp.21,98 triliun, meningkat 2,71 (yoy). - Dari sisi permintaan
- Konsumsi rumah tangga merupakani faktor dominan
dalam menunjang pertumbuhan ekonomi, rasio
Marginal Propencity to Consumse (MPC) 0,23
sementara APC 0,24. Pertumbuhan signifikan pada
konsumsi pemerintah, seiring dengan pemekaran
wilayah. - Kegiatan perdagangan telah beralih pada
perdagangan domestik (antar provinsi), sementara
kegiatan ekspor (migas) cenderung mengalami
penurunan. - Permintaan mengalami peningkatan seiring dengan
pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi NAD.
7- Dari sisi penawaran
- Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh kontribusi
sektor pertanian, serta sektor jasa. Sementara
pertumbuhan sektor migas dan industri pengolahan
cenderung turun. - Perekonomian masih berada di bawah tingkat
potensial, karena belum stabilnya perkembangan
sektor riil, selain itu masih terbatasnya lembaga
keuangan di daerah tingkat 2 (kabupaten), yang
merupakan lembaga intermediasi bagi sektor riil. - Pasca bencana alam, kegiatan produksi beralih
pada UMKM, sementara industri skala besar
mengalami perlambatan pertumbuhan, belum adanya
investasi-investasi baru.
8Perkembangan PDRB (berdasarkan harga konstan
tahun 2000)
No SEKTOR TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN GROWTH () GROWTH ()
No SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004 2003 2004
1 Pertanian 7.453,8 7.662,1 7.648,8 7.911,0 8.358,7 3,4 5,66
2 Pertamb Penggalian 12.225,5 8.819,2 14.705,9 16.155,6 12.944,9 9,9 -20,1
3 Industri Pengolahan 6.496,9 6.108,8 7.122,7 7.237,9 6.914,8 1,6 -4,5
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 43,6 44,6 43,2 50,5 60,4 17,0 19,5
5 Bangunan 1.748,7 1.312,3 1.486,5 1.500,6 1.514,4 1,0 0,92
6 Perdag, Hotel Rest. 4.288,2 4.773,9 4.877,8 4.997,6 4.863,4 2,5 -2,7
7 Pengangkutan Kom 1.331,7 1.432,5 1.484,2 1.550,8 1.634,0 4,5 5,36
8 Keuangan Js Prsh 232,1 251,7 312,0 408,7 480,6 31,0 17,6
9 Jasa-jasa 2.062,7 2.159,9 2.279,7 2.426,6 2.893,1 6,4 19,2
PDRB 35.883,1 32.565,0 39.960,8 42.239,8 39.664,3 5,7 -6,1
PDRB (non migas) 19.258,5 19.136,2 20.452,5 21.204,0 21.778,4 3,7 2,71
Share
2004 ()
21,07
32,64
17,43
0,15
3,82
12,26
4,12
1,21
7,29
100,00
9- Terjadi pertumbuhan signifikan pada sektor
keuangan dan jasa, masing-masing sebesar, 17,6
dan 19,2. - Pada sektor inti, terjadi pertumbuhan positif
pada sektor pertanian, yaitu 5,66 dan
kontribusinya terhadap PDRB cukup besar, sebesar
21,07. - Pertumbuhahan industri pengolahan di NAD menurun,
dan terjadi transformasi struktur ekonomi dari
industri besar kepada usaha skala kecil (UMKM).
10Perkembangan Perdagangan Luar Negeri (non-Migas)
Perkembangan Ekspor Netto NAD
- Provinsi NAD mencatat surplus perdagangan luar
negeri non-migas yg relatif besar, terutama dari
ekspor pupuk, tetapi pada triwulan IV-2005 ekspor
pupuk terhenti akibat kelangkaan gas alam cair
yang merupakan baku baku utama untuk produksi
pupuk, digantikan oleh komoditi kopi dan kayu
serta produk olahannya. - Nilai ekspor bersih pada tahun 2005 (s/d Nevember
2005) sebesar US 39,53 juta, meningkat 13,17
dibandingkan tahun 2004 yang berjumlah US 34,93
juta.
11II. Perkembangan Perbankan NAD
Kinerja perbankan membaik, namun fungsi
intermediasi masih relatif rendah.
- Jumlah Bank di Provinsi NAD, sebanyak
- Bank Umum 16 Bank, dengan 207 kantor bank
- BPR 20 Bank, 18 di wil.ker KBI
Banda Aceh dan 2 di wil.ker KBI
Lhokseumawe. - Jumlah total aset perbankan pada akhir tahun 2005
sebesar Rp.16,59 triliun. - Penghimpunan dana mencapai Rp.13,89 triliun
- Jumlah penyaluran kredit (berdasarkan lokasi
proyek) sebesar Rp.4,99 triliun, sehingga rasio
LDR sebesar 36,03.
12Kinerja perbankan membaik, namun penyaluran
kredit cenderung melambat ..
PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD 1Rp.Triliun PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD 1Rp.Triliun PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD 1Rp.Triliun PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD 1Rp.Triliun PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD 1Rp.Triliun PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD 1Rp.Triliun
Indikator 2002 2003 2004 2005 2005 y-o-y ()
Aset 7.608 9.880 10.784 16.588 53,82
DPK 6.083 7.656 7.952 13.887 74,64
Kredit 1.578 2.123 3.201 3.634 13,55
Undirbused Loan 178 112 126 177
LDR () 25,94 27,73 40,25 26,17 -
Kredit Non Lancar 47 56 89 111 -24,24
NPL () 2,98 2,65 2,80 3,06 -
L/R 91 69 56 -83 -250,13
- Pertumbuhan total aset, utamanya dipengaruhi oleh
peningkatan DPK sebesar 74,64 (y-o-y) - Pertumbuhan kredit/pembiayaan yang cenderung
lambat, karena perkembangan sektor riil yang
belum stabil dan meningkatnya suku bunga
13Komposisi DPK
- Tahun 2005 jumlahnya Rp.13,9 triliun, meningkat
74,64 (yoy). - Menurut kompisisinya terdiri dari simpanan giro
Rp.7,28 triliun (52,4), simpanan tabungan Rp.4
triliun (28,8) dan simpanan deposito Rp.2,6
triliun (18,8). - DPK perbankan NAD memiliki tingkat likuiditas
yang - tinggi dan berpengaruh terhadap diversifikasi
- penempatan dana oleh perbankan.
14Komposisi Kredit
- Pada tahun 2005 jumlahnya sebesar 3,6 triliun,
meningkat 13,55 (yoy)2. - Sebagian besar merupakan kredit/pembiayaan Non
KUK, jumlahnya mencapai Rp.2,09 triliun (57,58). - Menurut tingkat pertumbuhannya, terbesar pada
kredit/pembiayaan modal kerja sebesar 23,
kredit/pembiayaan konsumsi 15,79, sementara
jumlah kredit/pembiayaan mengalami penurunan
sebesar 8,72. - Jumlah kredit/pembiayaan modal kerja Rp. 865,5
miliar, konsumsi Rp.2,33 triliun, dan investasi
Rp.451,9 miliar. - Perkembangan kredit/pembiayaan ini dipengaruhi
oleh perkembangan - sektor riil pasca bencana alam gempa bumi dan
tsunami, yang sebagian - besar merupakan UMKM.
2 PEKDA Provinsi NAD, triwulan IV-2005
15Kondisi Perekonomian dan Perbankan pada saat ini
- Sentra produksi tersebar pada kabupaten-kabupaten,
ditunjukkan dengan beragamnya hasil alam yang
dihasilkan oleh tiap daerah. - Pertumbuhan ekonomi pada skala rendah, dan
penggerak perekonomian berada pada UMKM. - Kendala yang dihadapi oleh UMKM, yaitu
- Pengembangan usaha terbatas, karena terbatasnya
dana untuk modal kerja. - Sulitnya mengakses dunia perbankan, karena
lokasinya hanya pada beberapa kabupaten tertentu
dan diwilayah perkotaan.
16A. Lembaga Keuangan
- Untuk membantu perkembangan UMKM, dibutuhkan
lembaga keuangan, dan yang cenderung lebih cocok
untuk Provinsi NAD adalah Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), karena - Dasar hukumnya jelas dan berada dibawah
pengawasan BankIndonesia. - Modal yang dibutuhkan untuk mendirikannya relatif
kecil. - Lokasi BPR dapat menjangkau hingga tingkat
kecamatan. - Dalam operasionalnya, BPR lebih flexibel
dibandingkan Bank Umum.
17Indikator Pendukung perluasaan jaringan BPR
- Perbandingan Jaringan BPR1
Provinsi Jumlah Bank Jumlah Kantor DPK (Rp.miliar) Kredit (Rp.miliar)
NAD2 20 21 36 35
Sumatera Utara 53 72 228 239
Sumatera Barat 101 129 245 267
Jawa Barat 525 612 2.743 2.927
Jawa Timur 340 628 1.651 2.021
Jawa Tengah 566 1.015 3.250 3.680
Yogyakarta 63 107 680 789
Daerah yang perkembangan UMKMnya pesat, umumnya
memiliki jaringan BPR yang tersebar. 1Selain NAD,
data s/d Juni 2005 2 Data s/d Desember 2005
182. Kecenderungan Penyaluran Kredit untuk UMKM.
PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD
1Rp. Miliar 1Rp. Miliar
KETERANGAN 2002 2003 2004 2004 2005 2005 y-o-y ()
KUK 843,44 1.223,37 1.701,30 1.701,30 2.085,18 22,56
Non KUK 734,45 899,68 1.499,35 1.499,35 1.549,24 3,33
JUMLAH 1.577,89 2.123,05 3.200,65 3.200,65 3.634,42 13,55
Animo perbankan untuk menyalurkan kredit pada
UMKM ditandai dengan jumlah KUK yang mencapai
Rp.2,09 triliun (57,37 dari total
kredit/pembiayaan)
19B. Perluasan Jaringan Bank Umum
- Implementasi dari PBI No.8/PBI/2006
- Intinya memberikan kemudahan bagi bank umum
konvensional untuk memberikan pelayanan syariah,
sesuai ketentuan yang berlaku. - Demand masyarakat terhadap jasa dan produk bank
meningkat. - Ekspektasi perkembangan usaha meningkat,
dipengaruhi oleh kepastian mengenai arah
kebijakan pembangunan Provinsi NAD.
20C. Undirbused loan
- Undirbused Loan (jumlah kredit yang belum
digunakan) - Mencerminkan tingkat ekspektasi debitur terhadap
perkembangan dunia usaha - Semakin rendah, maka ekspektasi semakin positif.
- Pada triwulan IV-2005 jumlahnya Rp.177 miliar,
meningkat 40,41 (yoy)
- PASCA PILKADA
- Asumsi - Stabilitas politik stabil
- - No Undirbused Loan
- JUMLAH KREDIT/PEMBIAYAAN YANG BERHASIL DISALURKAN
AKAN MENINGKAT - BERPENGARUH POSITIF TERHADAP RASIO INTERMEDIASI
(LDR)
21IV. OUTLOOK
Perekonomian tahun 2006 akan meningkat,
dipengaruhi oleh
- Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang
semakin aktif. - Meningkatnya aliran uang tunai ke Provinsi NAD
(terutama dana untuk rehabilitasi dan
rekonstruksi) - Pertumbuhan sektor riil yang positif (perkiraan)
pasca Pilkada. - Perluasan jaringan perbankan, sekaligus
memperkuat kelembagaan keuangan mikro. Hal ini
akan meningkatkan money multiplier effects dalam
perekonomian dan membantu perkembangan UMKM
22V. Topical Issues
- Bandara Sultan Iskandar Muda akan dijadikan
bandara berskala internasional dan mulai
dilakukan perluasannya, diharapkan tahun 2007
telah dapat berfungsi. - Pemda NAD mampu merealisasikan pendapatannya
sebesar 167 dari target 1,65 triliun, ini akan
berpengaruh terhadap kemampuan investasi
pemerintah untuk membantu pemulihan ekonomi. - Bank Indonesia melakukan kerjasama dengan GTZ
untuk memperkuat lembaga keuangan mikro - Meningkatnya supply bahan pangan, dipengaruhi
oleh pelaksanaan musim panen di beberapa daerah.
23Sekian Terima Kasih