Title: EMBRIOGENI DAN PERKEMBANGAN
1EMBRIOGENI DAN PERKEMBANGAN
- EMBRIOGENI UMUM
- EMBRIOGENI DAN PERKEMBANGAN CRUSTACEA
- PERKEMBANGAN PASCA EMBRIO
- DAUR HIDUP
2EMBRIOGENI UMUM
- Perkembangan Awal
- Tipe Zigot dan Blastula
- Tipe Pembelahan Zigot
- Pembelahan spiral
- Tipe Perkembangan Sel Embrional
- Jaringan Embrional
- Rongga badan
3Perkembangan Awal
Gambar 6.1. Pola dasar embriogeni dari zigot
sampai gastrula.
Gambar 6.2. Perubahan struktur dari blatusla
stereoblastula menjadi gastrula
4Tipe Zigot dan Blastula
- Tipe blastula
- centrolicithal (sentrolesital)
- isolesital (isolecithal)
- Tipe pembelahan
- Superfisial
- Meroblastik
- Holoblastik
5Tipe Pembelahan Zigot
Beberapa variasi pembelahan zigot dalam kaitannya
dengan jumlah yolk, tampak bahwa pembelahan total
(holoblastik
6Pembelahan spiral
Gambar 6.4. Skema pembelahan spiral.
Gambar 6.5. Perbandingan posisi sel hasil
pembelahan radial dan spiral. Perbedaan posisi
sel hasil pembelahan spiral dan radial pada
stadium 4 sel perbedaan belum tampak.
7Tipe Perkembangan Sel Embrional
Gambar 6.6. Gambaran skematis embrio tipe
protostoma (A), dan deuterostoma (B)
8Jaringan Embrional
Gambar 6.7. Tiga lapisan embrional dan coleom
yang berasal dari robekan mesoderm (schizocoel)
9Rongga badan
Gambar 6.8. Ontogeni seloma (coelome) atau rongga
tubuh atas schizocoelomata, rongga tubuh berasal
dari robekan mesoderm bawah enterocoelomata,
rongga tubuh berasal dari penonjolan usus
embrional.
10Tabel 6.1. Perbandingan embrigeni antara
Annelida, Uniramia, dan Crustacea.
Data embriologeni Takson Takson Takson
Data embriologeni Annelida Uniramia Crustacea
Yolk Tidak banyak Sangat banyak Banyak
Ektoderm 2d Sel asal tidak terlacak 3d dan 4d
Endoderm 3A, 3B, 3C, 4D Sel asal tidak terlacak 4D
ventral blastomer Permukaan ventral blastomer -
Mesoderm 4d Sel asal tidak terlacak 3A, 3B, dan 3C
Posterior endoderm Posterior endoderm Anterior endoderm
Stomodeum 2b Sel asal tidak terlacak 2b
Stomodeum Berkaitan dengan proses gastrulasi - Tidak berkaitan dengan proses gastrulasi
11PERKEMBANGAN PASCA EMBRIO
- Perkembangan individu setelah masa embrional pada
Crustacea dikenal dua macam perkembangan yaitu - Anamorfik (anamorphic). Perkembangan anamorfik
disebut juga perkembangan tidak langsung
(indirect), - Epimorfik (epimophic). Perkembangan epimorfik
disebut juga perkembangan langsung (direct).
12Perkembangan anamorfik
- Pada perkembangan anamorfik individu yang menetas
dari telur belum menuntaskan perkembangan
embrionalnya, hanya ada sedikit tambahan segmen
dan appendages.
13Perkembangan epimorfik
- Pada perkembangan epimorfik individu yang menetas
dari telur sudah memiliki segmen dan tungkai yang
lengkap sebagaimana pada hewan dewasa, walaupun
mungkin belum sesempurna yang dewasa tetapi
jumlah dan jenisnya sama.
14Stadium Nauplius
- Stadium nauplius menandai berakhirnya stadium
embrional. Ada yang menetas sebagai nauplius, ada
yang menetas pada stadium pascanauplius (
postnauplius). Selanjutnya akan ada penambahan
segmen postnauplius dari zona pertumbuhan
pretelson
15JENIS LARVA CRUSTACea
- Crustacea memiliki banyak stadium larva, sering
kali nama suatu stadium larva dari takson yang
berbeda diberi nama yang berbeda pula. Tetapi
nama yang umum dipakai pada dasarnya ada tiga
yaitu nauplius, zoea, dan megalopa. - Nauplius adalah stadium paling sederhana sedang
megalopa adalah stadium yang paling mendekati
hewan dewasa.
16DAUR HIDUP
- Modus perkembangan Crustacea dapat dibagi menjadi
tiga yaitu - Telur nauplius protozoea zoea mysis
juvenil dewasa - Telur protozoea zoea mysis juvenil
dewasa - Telur protozoea zoea megalopa juvenil
dewasa
17Daur hidup Crustacea, dan alternatifnya
18Sinonomi Nama-nama Larva
- Beberapa taksa memiliki larva yang diberi nama
lain, dan penggunaannya sangat khusus pada takson
tersebut. - Calyptosis, Elaphocaris, Kopepodit (copepodite),
Cypris, Amphion, Eryoneicus, Phyllosoma,
Antizoea. - Stadium zoea akhir (mysis)
- Furcilia, Acanthosoma, Decapodid, dll.