Title: METODOLOGI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN IV
1METODOLOGI ANALISIS MENGENAIDAMPAK LINGKUNGAN IV
- PRAKIRAAN DAMPAK, ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN
SERTA EVALUASI DAMPAK DAN RESIKO
- HERDY F. YUSUF
- FAISAL RASYID
2Pendahuluan
- Prakiraan dampak, analisis resiko lingkungan, dan
evaluasi dampak telah menggunakan metode yang
sangat sederhana sampai pada metode yang canggih.
- Prakiraan dampak yang sederhana lebih bersifat
intuitif dan sangat subyektif. - Sedangkan pada metode yang canggih dasar ilmiah
makin kuat dan sifat subyekif pun makin
berkurang. - Model matematik, model fisik serta eksperimen
laboratorium dan lapangan banyak digunakan dalam
metode yang canggih. - Namun karena pengelolaan lingkungan bersifat
antroposentris dan dengan demikian AMDAL sebagai
salah satu alat pengelolaan juga bersifat
antroposentris, alat yang canggih tidak dapat
bebas dari subyektivitas
3Prakiraan Dampak
- Tentukan lingkungan yang akan dibuat modelnya,
uraikan karakteristik utama lingkungan tersebut
dan dampak yang akan diprakirakan. - Pilih metode prakiraan yang sesuai
- metode informal
- metode formal
- metode model matematik (formal)
- metode model fisik (formal)
- metode eksperimental (formal)
- Kumpulkan data khusus yang diperlukan oleh
masing-masing metode, - Uji validitas metode,
- Sempurnakan model dan lakukan revalidasi,
- Gunakan metode untuk ekstra memprakirakan dampak,
- Beri interpretasi pada prakiraan
4Prakiraan Dampak
- Penelitian AMDAL umumnya menghasilkan banyak
sekali data. - Banyak peneliti yang beranggapan, makin banyak
data makin baik. - Karena itu banyak terjadi data yang terkumpulkan
jauh lebih banyak daripada yang diperlukan, dan
banyak yang tidak dianalisis, melainkan hanya
disajikan saja. - Dengan demikian biaya, tenaga, dan waktu yang
digunakan tidak efektif dan efisien. - Pengumpulan data ini oleh Chambers (1985) disebut
long-and-dirty (panjang dan kotor).
5Hindari BIAS
- Pelingkupan tidaklah berarti, kita melakukan
ekstrem yang lain, yang disebut quick-and-dirty
(cepat dan kotor) oleh Chambers (1985). - Yaitu penelitian yang cepat dan menghasilkan data
yang tidak dapat dipercaya. - Kemudian Chambers (1985) menyarankan dilakukannya
penelitian yang disebutnya fairly-quick-and-fairly
-clean (cukup cepat dan cukup bersih). - Di daerah pedesaan metode itu dikenal dengan nama
rapid rural apprasial/RRA (penaksiran cepat
pedesaan/PCP). - Dalam PCP Chambers Menyarankan untuk menghindari
bias
6BIAS bisa meliputi
- Ruang. Bias terhadap perkotaan, sehingga orang
yang melarat yang tinggal jauh dari kota banyak
yang terabaikan dalam penelitian, - Proyek. Peneliti di pedesaan umumnya tersalurkan
ke daerah yang terdapat proyek, sedangkan daerah
yang tidak ada proyeknya terabaikan, - Kontak dengan penduduk. Kontak dengan penduduk
sering terjadi dengan penduduk yang kurang
miskin, lebih banyak dengan laki-laki dan jarang
dengan wanita, dan lain-lain, - Musim Kemarau. Banyak penilitian yang dilakukan
pada saat musim kemarau daripada saat musim
hujan, - Kesopanan dan protokol. Karena menjaga sikap
sopan dan protokoler, menimbulkan sikap enggan
untuk menanyakan tentang kemiskinan dan
menghubungi orang miskin.
7Cari data sesuai kebutuhan!
- Dengan demikian agar pengumpulan data dapat
efektif, pengumpulan harus dilakukan berdasarkan - Dampak penting yang telah diidentifikasi dalam
pelingkupan, - Model prakiraan masing-masing dampak penting itu
- Menurut WHO proses pengumpulan data ialah sebagai
berikut - Tentukan jumlah, jenis dan luas daerah
penelitian, - Identifikasi jenis dan besarnya sumber pencemaran
dan limbah dalam daerah tersebut, - Tentukan data yang diperlukan dengan memeriksa
faktor pencemaran dan faktor limbah dalam
lembaran kerja yang sesuai, - Identifikasi instansi pemerintah atau badan lain
yang mempunyai data yang diperlukan, - Uji-silang data yang dikumpulkan dari berbagai
sumber dan tentukan ketelitiannya, - Jika perlu ubah satuan data yang dikumpulkan
menjadi satuan yang sesuai dengan yang tertera
dalam lembaran kerja.
8Manfaatkan Bagan Alir
- Dengan menggunakan metode bagan alir dalam
identifikasi dampak, bagan alir itu kita gunakan
sebagai tuntunan dalam prakiraan dampak selangkah
demi selangkah. - Hasil yang didapatkan dalam langkah yang satu
digunakan sebagai masukan untuk perhitungan dalam
langkah berikutnya. - Inilah keuntungan bagan alir yang tidak terdapat
dalam metode matriks dan daftar uji. - Perhatikan bagan alir berikut
9Pembangunan Industri
Persiapan
Operasional
Pencemaran Air
Pembebasan Lahan
Kenaikan kepadatan penduduk
Penurunan hasil produksi pertanian
Penggusuran penduduk
Konstruksi prasarana dan kompleks industri
Kenaikan air lahan
Kenaikan tekana penduduk
Urbanisaso
Kerusakan Hutan
Kenaikan air lahan
Kenaikan produksi limbah di kota
Kenaikan laju erosi
Erosi gen
10Meruntun Bagan Alir
- KENAIKAN KEPADATAN PENDUDUK
- PENURUNAN HASIL PERTANIAN
- PENGGUSURAN PENDUDUK
- KENAIKAN TEKANAN PENDUDUK
- KERUSAKAN HUTAN
- KENAIKAN AIR LARIAN
- KENAIKAN LAJU EROSI
- EROSI GEN
- ARUS URBANISASI
- KENAIKAN PRODUKSI LIMBAH
- KENAIKAN AIR LARIAN KARENA KONTRUKSI
- PENCEMARAN AIR
- PRAKIRAAN DAMPAK KUMULATIF
11ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN
- Untuk mengelola resiko lingkungan diperlukan
Analisis Resiko Lingkungan (ARL). - ARL dapat menjadi bagian dari AMDAL atau terlepas
darinya. - ARL pada umumnya dan Analisis Manfaat dan Resiko
Lingkungan pada khususnya sesuai untuk
pelaksanaan audit lingkungan.
12Arti Resiko Lingkungan Dalam Analisis Dampak
Lingkungan
- Resiko (manfaat) lingkungan ialah suatu faktor
atau proses dalam lingkungan yang mempunyai
kementakan tertentu untuk menyebabkan konsekuensi
yang merugikan (menguntungkan) kepada manusia
atau lingkungannya. - Dalam Analisis Dampak Lingkungan banyak prakiraan
mengandung ketidakpastian. - Oleh karena itu, akronim ANDAL memberikan kesan
yang salah kepada masyarakat, seolah-olah proyek
yang telah disertai ANDAL, sudahlah beres dan
aman, yaitu sudah dapat diandalkan. - Sumber ketidak pastian, diantaranya
- kesalahan metodologi
- pengetahuan kita yang terbatas tentang sifat dan
kelakuan sistem yang kita perkirakan - kementakan kejadian yang rendah (low probability
event) - kejadian yang tidak dapt diperkirakan
13Dasar Analisis Resiko Lingkungan
- Analisis Resiko Lingkungan (ARL) dimulai dari
analisis aktivitas, baik aktivitas oleh manusia
maupun alam yang menjadi sumber terjadinya
ancaman bahaya potensial. - Langkah ini disusul oleh analisis proses,
analisis pendedahan, analisis konsekuensi dan
anlisis manfaat/resiko. - Pada dasarnya langkah-langkah dalam ARL serupa
dengan langkah-langkah pada Analsis Dampak
Lingkungan. - Karena itu dalam hal ARL merupakan bagian dari
ANDAL, langkah itu dapat sedapatnya
diintegrasikan dalam ANDAL. - Perbedaan utama terletak dalam teknik prakiraan
pada ANDAL umunya prakiraan bersifat
deterministik dan pada ARL bersifat probabilistik
14Metode Prakiraan ResikoPrakiraan Langsung
- R f (p . K), dimana R Resiko, p kemungkinan,
dan K Konsekuensi - Besarnya resiko merupakan fungsi besarnya
kementakan (probability) dengan konsekuensi
tertentu. - Umumnya, makin serius konsekuensi yang dihadapi,
makin kecil kementakannya untuk terjadi. - Apabila tersedia cukup data statistik kementakan
p suatu kejadian dapat dihitung. - Untuk banyak kejadian telah tersedia data
statistik, misalnya curah hujan debit sungai
jumlah kendaraan arus lalu lintas dan jumlah
kecelakaan jumlah penduduk, kelahiran dan
kematian. - Disamping data statistik, prakiraan besarnya
resiko harus didasarkan juga pada asumsi
tertentu. - Berdasarkan asumsi itu disusunlah suatu skenario.
Biasanya untuk suatu masalah disusun beberapa
skenario, yaitu berturut-turut terburuk, sedang
dan ringan. Masing-masing skenario mempunyai
nilai resiko tertentu.
15Metode Prakiraan ResikoPrakiraan Langsung
- Pada penggunaan ARL sebagai bagian ANDAL harus
pula dilakukan pelingkupan, yaitu
mengidentifikasi resiko yang penting. - Perhitungan berbagai jenis resiko yang penting
itu merupakan profil resiko daerah tempat proyek
yang sedang direncanakan. - Profil resiko tersebut menjadi landasan untuk
penyusunan garis dasar resiko untuk ANDAL
16Metode Prakiraan ResikoPrakiraan Tidak Langsung
- Jika tidak cukup tersedia data statistik untuk
melakukan perhitungan langsung, resiko dapat
dihitung secara tidak langsung berdasarkan
terjadinya kecelakaan pada tingkat konsekuensi
tertentu pada hal-hal yang lain
(kegagalan-kegagalan pada komponennya). - Data statistik untuk masing-masing dapat
dikumpulkan dari hal-hal (kegagalan-kegagalan)
tersebut, sehingga kementakan kegagalan
bekerjanya masing-masing komponen tersebut dapat
dihitung. - Umumnya masing-masing kegagalan itu tidaklah
menyebabkan kejadian yang besar. - Kecelakaan besar terjadi, apabila terjadi
konsidensi, yaitu terjadinya bersama-sama secara
stimulan atau berurutan beberapa kegagalan. Cara
analisis seperti ini dikenal dengan nama
Probabilistic Risk Assesment (PRA).
17Metode Prakiraan ResikoPrakiraan Tidak Langsung
- Hasil dari PRA ialah suatu distribusi kementakan
konsekuensi K yaitu kementakan p per
tahun-industri atau tahun-reaktor (reactor year)
dengan konsekuensi pada tingkat K (Weinberg,
1986). - Teknik yang umum digunakan adalah analisis pohon
kegagalan (fault tree analysis) (Henley
Kumamoto, 1981). - Analisis pohon kegagalan dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, dimulai dari suatu kejadian,
misalnya ledakan atau kebakaran, dan bekerja
mundur sampai ke penyebabnya. Analisis ini
digunakan jika kejadiannya telah diidentifikasi
atau telah terjadi. Cara kedua ialah dimulai dari
penyebab dan bekerja maju sampai ke kejadian yang
mungkin terjadi. Yang akhir ini digunakan pada
perencanaan proyek, jadi sebagai bagian dari
AMDAL, atau untuk mengevaluasi resiko sebuah
pabrik atau instalasi lain yang sedang
operasional, yaitu bagian audit lingkungan.
18Evaluasi DampakMetode Informal
- Metode informal yang sederhana adalah dengan
memberi nilai verbal, misalnya kecil, sedang, dan
besar. Cara lain ialah dengan memberi skor,
misalnya dari 1 sampai 5 tanpa patokan yang
jelas. - Namun metode ini tidak memberi pegangan cara
untuk mendapatkan nilai penting dampak. - Karena itu disini pun dapat terjadi fluktuasi
yang besar antara anggota tim dan pemberian
nilai. - Kadar subyektifitas evaluasi itu tinggi.
Misalnya, seorang pejabat Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA)
akan cenderung untuk memberikan nilai penting
yang lebih tinggi untuk dampak pada margasatwa
dari pada seorang pejabat Direktorat Jenderal
Industri Dasar
19Evaluasi DampakMetode Informal Metode Pembobotan
- Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan
menggunakan metode yang ditentukan secara
eksplisit. - Sebuah contoh ialah sistem pembobotan menurut
Battelle untuk pengembangan sumber daya air (Dee
et al., 1973). - Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam
empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/kimia,
estetik dan kepentingan manusia/sosial. - Masing-masing kategori terdiri atas komponen.
Misalnya komponen, dalam kategori ekologi ialah
jenis populasi terestrial, selanjutnya komponen
dibagi dalam indikator dampak. - Masing-masing kategori, komponen dan indikator
dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang
lain dengan menggunakan angka desimal antara 0
dan 1.
20Evaluasi DampakMetode Informal Metode Pembobotan
- Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle
diragukan kegunaannya di Indonesia, karena sistem
nilai kita berbeda dengan di Amerika Serikat. - Namun demikian metode untuk mendapatkan bobot
dalam sistem evaluasi lingkungan itu kiranya
pantas untuk diteliti kegunaannya di Indonesia. - Sudah barang tentu kategori, komponen dan
indikator serta peruntukannya harus disesuaikan
dengan keadaan di Indonesia. - Mongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi
lingkungan Battelle. - Pertama, fungsi nilai tidaklah dibuat dari grafik
mutu lingkungan terhadap indikator dampak,
melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S. M
ialah indikator dampak dan S ialah batas maksimum
atau minimum indikator dampak yang tidak boleh
dilampaui.
21Evaluasi DampakMetode Informal Metode Pembobotan
- Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan
biaya lingkungan netto atau manfaat lingkungan
netto, melainkan nisbah manfaat/biaya lingkungan
sebagai berikut - nisbah manfaat/biaya lingkungan
- Pos. E jumlah total dampak positif
- Neg E jumlah total dampak negatif.
- Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam
metode pembobotan, metode itu harus menggunakan
skala interval atau skala nisbah (bab
amalgamasi).
22Evaluasi DampakMetode Informal Metode Ekonomi
- Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang
mempunyai nilai uang. Untuk dampak yang tidak
mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih
mengalami banyak kesulitan. - Cara yang umum dipakai adalah untuk memberikan
harga bayangan (shadow price) pada dampak
tersebut. - Harga bayang tersebut didasarkan pada kesediaan
orang atau pemerintah untuk membayar atau untuk
menerima ganti rugi untuk lingkungan yang terkena
dampak tersebut. - Dalam hal lingkungan yang tercemar biaya
diperlukan untuk membersihkan lingkungan dari
pencemaran, biaya itu makin tinggi dengan makin
tingginya tingkat kebersihan yang dikehendaki
masyarakat.
23Evaluasi DampakMetode Informal Metode Ekonomi
- Pada prinsipnya dampak pada manusia dapat pula
diberi harga bayangan. Misalnya, harga bayangan
untuk dampak kesehatan dapat dihitung berdasarkan
upah yang hilang dan atau biaya pengobatan. - Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah
untuk pelayanan kesehatan, misalnya vaksinasi,
dapat disebut pula sebagai harga bayangan jiwa
karena merupakan kesediaan pemerintah untuk
membayar perlindungan jiwa dari kematian. - Banyak tantangan masih diberikan terhadap
pemberian nilai uang pada lingkungan, terutama
pada jiwa dan kesehatan manusia, tantangan itu
terutama berkaitan dengan masalah etik.
24Evaluasi Resiko
- Seperti halnya, evaluasi resiko juga bersifat
subyektif. Evaluasi itu sangat dipengaruhi oleh
persepsi orang terhadap resiko. Menurut Whyte
Burton (1982), resiko dapat dinyatakan sebagai - R kementakan x konsekuensi
- Akan tetapi bagi masyarakat umu persepsi resiko
ialah - R kementakan x (konsekuensi) p
- Besarnya eksponen p dipengaruhi oleh banyak
faktor. - Misal faktor yang mempengaruhi kesediaan
masyarakat untuk menerima resiko, responden di
Amerika Serikat menaksir-lebih (overestimate)
resiko yang ditimbulkan oleh kejadian yang jarang
terjadi dan menaksir-kurang (underestimate)
resiko yang ditimbulkan oleh kejadian yang banyak
terjadi.
25Evaluasi Resiko
- Evaluasi resiko sangatlah rumit. Dua faktor utama
selalu harus diingat pertama, adanya
ketidakpastian ilmiah dan kedua, persepsi
masyarkat terhadap resiko hanyalah sebagian saja
didasarkan pada bukti ilmiah. - Mengingat rumitnya evaluasi resiko para pakar
menyarankan, agar evaluasi dijalankan melalui
proses negosiasi dan mediasi dengan masyarakt
(Bidwell et al. 1987 Klapp, 1987). - Negosiasi dan mediasi yang ternyata telah dapat
membuahkan hasil kesepakatan yang memuaskan
pihak-pihak yang berkepentingan dan menggalang
peran serta mereka di banyak negara, kiranya
perlu untuk dipelajari kemungkinan penerapannya
di Indonesia, metode ini kiranya juga sesuai
dengan pasal 22 PP 51 tahun 1993. - Lagi pula musyawarah merupakan tradisi yang telah
berakar dalam kehidupan masyarakt kita.
26Amalgamasi
- Amalgamasi ialah merangkum semua nilai yang
didapat menjadi satu atau sejumlah kecil indeks
dampak komposit. Amalgamasi disebut juga
agregasi. - Tujuan amalgamasi ialah untuk mempermudah
pemilihan alternatif oleh pengambil keputusan. - Sistem evaluasi lingkingan Battelle menghasilkan
indeks dampak komposit dengan menjumlahkan Satuan
Dampak Lingkungan. Indeks dampak komposi adalah - Yaitu Dk indeks dampak komposit, SDLdp Satuan
Dampak lingkungan dengan proyek SDLtp Satuan
Dampak Lingkungan tanpa proyek.
27Amalgamasi
- Metode amalgamasi yang lain yang terkenal ialah
metode tumpang tindih McHarg(1969). - Teknik ini pertama kali digunakan oleh McHarg
(1969) antara lain, untuk menentukan rute jalan
raya. - McHarg mengidentifikasi faktor-faktor yang
penting dalam kontruksi jalan raya, baik faktor
fisik yang secara tradisional diperhitungkan oleh
para insinyur jalan raya, maupun faktor biologi
dan sosial-ekonomi, misalnya kemiringan lereng,
drainase permukaan, kepekaan terhadap erosi,
nilai sejarah, dan lain-lain. - McHarg memberikan urutan peringkat untuk zona
pada masing-masing kategori, tetapi tidak
memperbandingkan peringkat antara kategori,
misalnya antara peringkat kemiringan lereng,
peringkat tanah, peringkat sejarah dan peringkat
mergasatwa.
28Amalgamasi
- McHarg menyatakan peringkat kategori yang satu
tidak dapat diperbandingkan dengan peringkat
kategori yang lain dan karena itu kategori tidak
dapat diberi urutan peringkat. - Namun demikan ia menjumlahkan peringkat zona
dalam kategori yang lain. - Banyak orang menggangap metode tumpang tindih
McHarg sebagai metode untuk identifikasi dampak. - Namun dari uraian jelaslah metode McHarg bukanlah
metode untuk mengidentifikasi dampak, melainkan
metode untuk memeilih alternatif dengan nilai
dampak negatif terendah.
29Untung Rugi Amalgamasi
- Dengan amalgamasi pengambil keputusan hanya
mempertimbangkan satu angka, sedangkan tanpa
indeks komposit pengambil keputusan harus
menghadapi banyak data yang bersifat verbal. - Misalnya, untuk memilih alternatif ia tinggal
membandingkan indeks dampak komposit
masing-masing alternatif. - Dalam metode Leopold dan Battelle ia tinggal
memilih indeks terkecil, dalam metode Mongkol
indeks terbesar dan dalam metode McHarg warna
termuda atau putih. - Namun demikian banyak terdapat perdebatan setuju
dan tidak setuju dengan indeks komposit.
30Untung Rugi Amalgamasi
- Keberatan berlandaskan atas dua alasan utama.
- Pertama, indeks komposit pada hakekatnya adalah
nilai rata-rata dampak. Karena itu indeks
komposit tersebut dapat menutupi dampak yang
tingkat besarnya dan atau tingkat pentingnya
tinggi. - Untuk mengatasi kelemahan ini telah dianjurkan
untuk - nilai besar dan penting masing-masing dampak
harus dimasukkan dalam laporan - prosedur amalgamasi harus diuraikan dengan jelas
- dampak yang tidak dapat diterima (nilai
negatifnya tinggi atau/dan tidak ada cara untuk
mengatasinya) harus diberi bendera merah - dampak juga diberi bendera merah, apabila data
atau/dan ilmu pengetahuan untuk memprakiraannnya
tidak cukup.
31Untung Rugi Amalgamasi
- Keberatan kedua terhadap amalgamasi ialah pada
waktu orang melakukan amalgamasi, orang kurang
atau tidak memperhatikan kaidah matematik. - Pada data nominal dan ordinal semua operasi
aljabar, seperti menambah, mengurangi, mengalikan
dan membagi, tidak boleh dilakukan. - Data nominal ialah pemberian angka pada suatu hal
tertentu. Data ordinal ialah data yang diatur
menurut peringkat tertentu, misalnya dengan
diberi angka dari 1 sampai 10 tanpa adanya skala
yang jelas dan konsisten.
32Untung Rugi Amalgamasi
- Pada data skala interval hanya boleh dilakukan
operasi matematik yang tidak mengubah perbedaan
relatif antara unit-unit, misalnya menambah,
mengurangi, membagi dan mengalikan dengan
konstanta, serta operasi integral dan
diferensial. - Pada data skala nisbah dapat dilakukan semua
jenis operasi matematik, termasuk mengalikan
dengan variabel, fungsi pangkat dan tranformasi
log. - Pada waktu kita akan melakukan amalgamasi
haruslah kita periksa dua jenis data, yaitu data
nominal dan data ordinal, data skala interval
atau data skala nisbah. - Operasi matematik haruslah kita lakukan dengan
memperhatikan kaidah matematik sesuai dengan
jenis data. - Untuk menghindari kesalahan, data ordinal tidak
dinyatakan dalam angka, melainkan data huruf atu
simbol. Huruf atau simbol tidak dapat
diperlakukan secara matematik.
33Ketidakpastian dalam pemilihan alternatif
- Dalam AMDAL yang canggih unsur ketidakpastian
dimasukkan juga dalam pemilihan alternatif.
Pemilihan alternatif terbaik haruslah
didasarkan pada kriteria tertentu. - Dari uraian dan contoh dapat dilihat bahwa
sebenarnya tidak ada alternatif terbaik ataupun
alternatif terburuk. Terbaik dan terburuk
tergantung pada kriteria yang dipakai. - Kriteria mana yang akan dipakai sangat tergantung
pada situasi perencanaan dan sifat pengambilan
keputusan. Sudah sepantasnya kriteria pengambilan
keputusan dinyatakan secara eksplisit dengan
memperhatikan kemungkinan keberhasilan dan
kegagalan serta konsekuensi keberhasilan dan
kegagalan tersebut. - Pelaksanaan AMDAL wajib mendorong pengambil
keputusan ke arah ini.