Haryanto Alimsardjono

1 / 89
About This Presentation
Title:

Haryanto Alimsardjono

Description:

Title: Cranium Subject: Anatomi Author: Anatomi-Histologi H. Alimsardjono Last modified by: amri Created Date: 9/4/2003 2:19:19 AM Document presentation format – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:64
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 90
Provided by: AnatomiHi

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Haryanto Alimsardjono


1
CRANIUM
  • Haryanto Alimsardjono

Departemen Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya
2
Cranium
  • tengkorak
  • tulang pembentuk kepala
  • bagian skeleton axiale
  • disusun tulang-tulang 22 (ossa craniales)
  • ketebalan bervariasi
  • bentuk tidak teratur rumit
  • sepasang/tunggal
  • dihubungkan oleh sutura, articulus
    temporomandibularis

3
Ossa craniales dikelompokan
NEUROCRANIUM
SPLANCHNOCRANIUM
  • Os frontale
  • (Os ethmoidale)
  • Os sphenoidale
  • Os occipitale
  • Os temporale
  • Os parietale
  • Os nasale
  • Os lacrimale
  • Os zygomaticum
  • Maxilla
  • Mandibula
  • Os ethmoidale
  • Vomer
  • Os palatinum
  • Concha nasalis inferior

4
Neurocranium
  • cranium cerebrale
  • membentuk cavum cranii, yang ditempati encephalon
    (otak)
  • dikelompokan
  • calvaria
  • basis cranii

5
Splanchnocranium
  • viscerocranium
  • pembentuk wajah
  • rongga alat indra
  • tempat masuk
  • saluran pernafasan
  • saluran pencernaan
  • rahang, alat pengunyah

6
Calvaria
  • dipisahkan dengan basis cranii oleh bidang
    horizontal yang melalui arcus superciliaris dan
    linea nuchae superior

7
Calvaria
  • disusun oleh
  • Pars squamosa ossis temporalis dextra sinistra
  • Squama frontalis
  • Os parietale dextra sinistra
  • Squama occipitalis

8
Basis cranii
  • Basis cranii interna
  • Basis cranii externa

9
Basis cranii interna
  • Tersusun oleh fossa yang membentuk seperti tangga
  • Fossa cranialis anterior
  • Fossa cranialis media
  • Fossa cranialis posterior

10
Fossa cranialis anterior
  • Terletak di anterior
  • Ditempati lobus frontalis cerebri
  • Dibentuk
  • Pars orbitalis ossis frontalis
  • Lamina cribrosa ossis ethmoidalis
  • Ala parva (minor) ossis sphenoidalis
  • Foramen caecum Lamina cribrosa ossis
    ethmoidalis (cavitas nasi)

11
Fossa cranialis media
  • Terletak di media, lebih dalam, sempit di medial
    lebar di lateral
  • Ditempati lobus temporalis cerebri
  • Dibentuk
  • Ala magna (major) ossis sphenoidalis
  • Corpus ossis sphenoidalis
  • Facies anterior partis petrosae ossis temporalis
  • Pars squamosa ossis temporalis

12
fossa cranialis media
  • Foramen opticum
  • Fissura orbitalis superior (Orbita)
  • Foramen rotundum (fossa pterygopalatina)
  • Foramen spinosum
  • Foramen ovale (fossa infratemporale)
  • Foramen lacerum

13
Fossa cranialis posterior
  • Terletak di posterior, paling dalam dan paling
    luas
  • Ditempati cerebellum, pons medulla oblongata
  • Dibentuk
  • Dorsum sellae
  • Facies posterior partis petrosae ossis
    temporalis, pars mastoidea
  • Os occipitale

14
  • Porus acusticus internus
  • Foramen jugulare
  • Pars venosa
  • Pars nervosa
  • Foramen occipitale magnum
  • Apertura externa aquaductus vestibuli
  • Canalis condyloideus

15
TITIK-TITIK PENGUKURAN
  • Untuk mengadakan pengukuran/pencatatan yang baik
    mengenai bagian-bagian tertentu dari cranium,
    diperlukan titik-titik pengukuran yang tetap.

16
Sejumlah titik-titik pengukuran
  • Basion titik terdepan pada tepi foramen
    occipitale magnum.
  • Opisthion titik paling belakang pada tepi
    foramen occipitale magnum.
  • Inion titik pada protuberantia occipitalis
    externa.
  • Opisthocranium titik paling belakang dari
    cranium dalam bidang media-sagital, diukur dari
    glabella. Titik ini hanya dapat diketahui
    dengan menentukan jarak maximal antara glabella
    dan contour cranium bagian posterior.

17
Sejumlah titik-titik pengukuran
  • Lambda titik pada sudut tertinggi dari sutura
    lambdoidea.
  • Vertex titik tertinggi dari cranium dibidang
    medio-sagital, bila cranium diletakkan dalam
    bidang horizontal dari Frankfurt. Titik ini
    sifatnya seperti opisthocranium, jadi hanya
    diketahui bila jarak maximal antara bidang
    Frankfurt dan contour cranium bagian atas
    ditemukan.
  • Bregma titik yang dibentuk oleh sutura coronalis
    dan sutura sagitalis.
  • Glabella titik di atas sutura nasofrontalis pada
    sisi bawah os frontale dalam bidang
    medio-sagital diantara kedua arcus
    superciliaris.

18
Sejumlah titik-titik pengukuran
  • Nasion titik pada sutura nasofrontalis dibidang
    medio-sagital.
  • Rhinion titik pada ujung sutura internasalis di
    garis tengah dan paling bawah, pada pinggi ossa
    nasalia.
  • Nasospinale titik terendah dari apertura
    piriformis, diproyeksikan pada bidang
    medio-sagital.
  • Prosthion titik pada processus alveolaris
    maxillae yang terdepan diantara kedua incicivi
    pertama.
  • Infradentale sama dengan prosthion, tetapi pada
    mandibula.
  • Gnathion titik pada sisi bawah mandibula yang
    paling bawah dibidang mediosagital.
  • Gonion titik pertemuan antara garis melalui sisi
    basal dari mandibula dan garis yang melalui
    tepi dorsal dari ramus mandibulae. (titik yang
    paling rendah ke dorsal dan lateral).

19
Sejumlah titik-titik pengukuran
  • Orbitale titik terendah dari tepi bawah orbita.
  • Porion titik teratas dari porus acusticus
    externus.
  • Eurion titik yang paling lateral dari dinding
    cranium. Titik ini hanya diketahui bila ukuran
    maximal lebar cranium ditemukan.
  • Zygion titik yang paling lateral pada arcus
    zygomaticus, sifatnya seperti Eurion.
  • Zygomatico-maxillare titik terbawah dari sutura
    zygomatico-maxillare.
  • Fronto-temporale titik pada linea temporalis
    superior, tepat di atas processus zygomaticus
    ossis frontalis, dan yang letaknya paling depan
    dan tengah.
  • Staphylion titik pada bagian belakang palatum
    durum yang letaknya pada persilangan bidang
    medio-sagital dan garis yang ditarik melalui
    lekukan paling dalam pada sisi posterior palatum
    durum.
  • Trichion titik garis rambut yang terdepan di
    bidang medio-sagital. Pada keadaan gundul, jelas
    titik ini tidak dapat ditentukan.

20
Bidang FRANKFURT
Bidang ORBITOMEATAL
21
Ukuran-ukuran cranium bayi
  • Ukuran-ukuran distantia cranium bayi
  • Ukuran-ukuran lingkaran cranium bayi

22
Ukuran-ukuran distantia cranium bayi
  • Distantia fronto-occipitalis (12 cm)
  • Jarak antara glabella dan opisthocranium
  • Distantia mento-occipitalis (13,5 cm)
  • Jarak antara gnathion dan opisthocranium
  • Distantia suboccipito-bregmaticus (9,5 cm)
  • Jarak antara bregma dan basion
  • Distantia biparietalis (9,5 cm)
  • Jarak terbesar antara ossa parietale dextra dan
    sinistra
  • Distantia bitemporalis (8 cm)
  • Jarak terbesar antara sutura coronalis dextra dan
    sinistra

23
Ukuran-ukuran cranium bayi
  • distantia fronto-occipitalis (12 cm) jarak
    antara glabella-opsthocranium
  • distantia mento-occipitalis (13 cm) jarak
    antara gnathion-opisthocranium
  • distantia suoccipito-bregmaticus (9 cm) jarak
    antara bregma-basion.
  • distantia biparietalis (9 cm) jarak terbesar
    antara ossa dibentuk dengan garis tengah
    distantia suboccipito-bregmaticus.

24
Ukuran-ukuran lingkaran cranium bayi
  • Circumferentia fronto-occipitalis (34 cm)
  • Lingkaran yang dibentuk dengan garis tengah
    distantia fronto-occipitalis
  • Circumferentia mento-occipitalis (35 cm)
  • Lingkaran yang dibentuk dengan garis tengah
    distantia mento-occipitalis
  • Circumferentia suboccipito-bregmaticus (32 cm)
  • Lingkaran yang dibentuk dengan garis tengah
    distantia suboccipito-bregmaticus

25
Sutura
  • sutura sagittalis --- antara kedua ossa
    parietales
  • sutura frontalis --- antara kedua ossa
    frontales
  • sutura coronalis --- antara os parietale dan os
    parietale
  • sutura squamosa --- antara os parietale dan
    squama temporalis
  • sutura lambdoidea --- antara os parietale dan os
    occipitale

26
Pada kepala bayi didapatkan
  • Fonticulus majus, berbentuk segiempat yang
    merupakan tempat pertemuan dari ossa parietales
    dan ossa frontales yang belum menutup. menutup
    (menjadi keras) pada bayi umur 18 bulan
  • Fonticulus minus, berbentuk segitiga, merupakan
    tempat pertemuan dari ossa parietales dan os
    occipitale. sudah menulang pada bayi umur 1
    bulan.

27
CirI-ciri kelamin pada cranium 92
Pada pria Pada wanita
1. Sudut frontal Kecil Besar
2. Regio glabella Sangat jelas Tidak jelas
3. Regio supra orbitalis Crista jelas Tak begitu berkembang
4. Processus mastoideus Besar Kecil
5. Permukaan calvaria Kasar Licin
6. Tuberositas maseterica tuberositas pterygoidea Sangat prominent Tidak jelas
7. Linea nuchae protube rentia occipitalis externa Jelas Kurang jelas
28
(No Transcript)
29
Mandibula
  • Tidak berpasangan
  • terdiri dari
  • Corpus mandibulae
  • Rami mandibulae

30
Corpus mandibulae
  • sebetulnya terdiri dari 2 bagian yang telah
    menjadi satu pada bidang mediosagittal
  • Penyatuan ini terjadi pada umur 1-2 tahun
  • Tempat penyatuan ini ditandai oleh suatu cekungan
  • Batas bawah corpus mandibulae menebal dan disebut
    basis Mandibulae
  • dan cranial di atas basis mandibulae ini terletak
    pars alveolaris mandibulae. Pada bagian yang
    terdepan dari basis mandibulae terdapat tonjolan
    tulang protuberantia mentalis.
  • Sebelah kiri dan kanan protuberantia ini terdapat
    tuberculum mentale.
  • Agak ke lateral terdapat foramen mentale. Mulai
    dari foramen mentale ke arah cranial. Berjalan
    linea oblique sampai ke permulaan ramus
    mandibulae.
  • Pars alveolaris adalah tempat dari dentes,
    cranial dari lubang-lubang gigi ini dibatasi oleh
    limbus alveolaris.
  • Lubang-lubang gigi disebut sebagai alveoli
    dentales, jumlahnya ada 16. Alveoli Dentales ini
    dipisahkan satu sama lain oleh septa
    interalveolaris.

31
Pada permukaan luar mandibula
  • alveoli dentales menonjol ke luar dan disebut
    sebagai juga alveolaris.

32
(No Transcript)
33
(No Transcript)
34
Pada permukaan dalam dari mandibula
  • dekat pada bidang mediosatittal terdapat 1 atau 2
    spina mentalis, sebelah caudal dan lateral
    masing-masing terdapat fossa digastrica, yang
    pada sebelah cranialnya berjalan linea
    mylohyoidea berbentuk huruf S.
  • Cranial dari linea mylohyoidea terdapat fovea
    sublingualis, caudal dari linea mylohyoidea
    sebelah lateral terletak fovea submaxillaris.
    Mulai dari foramen mandibulae ke arah
    caudoventral terdapat sulcus mylohyoideus.

35
Ramus mandibulae
  • lebar dan pipih, terletak dorsal dari corpus
    mandibulae dan tegak lurus pada corpus tersebut
  • Ujung cranialnya dibagi 2 oleh adanya incisura
    mandibulae menjadi processus coronoideus
    (muscularis) di sebelah ventral, dan processus
    articularis (concyloideus) pada sebelah dorsal
    processus articularis mempunyai tonjolan yang
    disebut capitulum mandibulae, caudal dari
    capitulum ini bagian dari ramus mandibulae
    mengecil dan disebut sebagai collum mandibulae.
    Pada permukaan medial dari collum mandibulae ini
    terdapat suatu cekungan fovea pterygoidea.
  • Pada angulus mandibulae sebelah luar terdapat
    tuberositas masseterica,
  • pada permukaan dalam dari angulus mandibulae
    terdapat tuberositas pterygoidea. Crista
    buccinatoria berjalan sesuai dengan jalannya
    linea oblique, tetapi letaknya pada permukaan
    medial dari ramus mandibulae. Crista berjalan ke
    arah corpus mandibulae.

36
  • Permukaan lateral ramus mandibulae adalah licin.
    Permukaan medial ramus mandibulae di
    tengah-tengahnya terdapat foramen mandibulare
    yang meneruskan diri ke dalam canalis mandibulae
    dan akhirnya ke luar pada foramen mentale.
  • Sebelah medial dari foramen mandibulare dibatasi
    oleh tonjolan tulang lingual mandibulae. Dorsal
    dari gigi molare 3 terdapat trigonum
    retromandibulare.
  • Celah-celah yang berada diantara gigi-gigi
    disebut sebagai spatium interdentale.

37
(No Transcript)
38
Os Hyoid
  • terdiri dari
  • corpus
  • cornua majora
  • cornua minora.

39
Corpus os hyoid
  • pada sisi ventral dan cranialnya convex,
  • pada sisi dorsal concaaf.

40
Cornu majus os hyoid,
  • tipis,
  • terletak sebelah lateral
  • pipih
  • lebih panjang dari corpus os hyoid.

41
Cornu minur os hyoid
  • kecil,
  • kadang-kadang masih berupa tulang rawan
  • terletak pada perbatasan corpus-cornu majoris,
  • arahnya ke cranial, di atas perbatasan
    corpus-cornu majoris tersebut.

42
(No Transcript)
43
Rongga-rongga pada cranium
  • Fossa temporalis
  • Fossa infra temporalis
  • Fossa pterygopalatina
  • Cavum orbitae
  • Cavum nasi

44
Fossa temporalis
  • letaknya kiri dan kanan dari cranium
  • terbuka pada bagian cranial
  • ke arah medial dan caudal, menuju ke fossa
    infratemporalis

45
Batas-batas Fossa temporalis
  • Medial
  • Facies parietalis ossis parietalis
  • Facies temporalis squama temporalis
  • Facies temporalis osis frontalis
  • Facies temporalis ala magna ossis sphenoidalis
  • Lateral
  • Arcus zygomaticus
  • Ventral
  • Facies temporalis ossis frontalis
  • Facies temporalis ossis zygomaticus

46
Fossa infra temporalis
  • Terletak kiri dan kanan, caudal dan medial dari
    arcus zygomaticus.
  • Batas-batasnya
  • Cranial
  • Facies infra temporalis ala magna ossis
    sphenoidalis
  • Ventral
  • Facies infra temporlais corpus maxillae
  • Facies temporalis ossis zygomaticus
  • Medial
  • Lamina lateralis processus pterygoideus
  • Lateral
  • Ramus mandibulae

47
Hubungan-hubungan fossa infra temporalis
  • dengan rongga-rongga lainnya
  • --- Ke medial, melalui fissura pterygomaxillare
    --- menuju ke fossa pterygopalatina.
  • --- Ke ventral, masuk foramen alveolare pada
    tuber maxillae --- canalis alveolaris --- sinus
    maxillaris.
  • --- Ke ventral lateral, melalui fissura
    orbitalis inferior bagian lateral --- ke cavum
    orbitae.
  • Ke ventral lateral, melalui canalis
    infra-orbitalis --- ke fossa canina.
  • --- Ke cranial, menuju ke fossa temporalis.

48
Fossa pterygopalatina
  • Berbentuk pyramida, terletak diantara os maxilla,
    os sphenoidale dan os palatinum.
  • Batas-batasnya
  • Medial
  • - Facies lateralis pars perpendicularis ossis
    paaltini
  • Cranial
  • - Bagian lateral dan ventral dari corpus ossis
    sphenoidalis.
  • DORSAL
  • - Facies ventralis processus pterygoideus
    sulcus pterygopalatinus
  • - Ala magna ossis sphenoidalis
  • Ventral
  • - Processus orbitalis ossis palatini
  • - Facies posterior corpus maxillae

49
Hubungan-hubungannya Fossa pterygopalatina
  • Ke Medial
  • Melalui foramen sphenopalatinum menuju ke cavum
    nasi.
  • Ke Dorsal
  • Melalui foramen rotundum menuju ke fosa cranii
    media
  • Melalui canalis pterygoideus vidii menuju ke
    basis cranii externa.
  • Melalui canalis pharyngeus menuju ke basis cranii
    externa
  • Melalui canalis basipharyngeus menuju ke basis
    cranii externa.
  • Ke Caudal
  • Menuju ke canalis palatinus, melalui foramen
    palatinum majus/minus menuju ke cavum oris.
  • Ke Ventral
  • Melalui fissura orbitalis inferior menuju ke
    cavum orvitae.
  • Ke lateral
  • Melalui fissura pterygomaxillare menuju ke fossa
    infra temporalis.

50
Cavum orbitae
  • Lubang masuknya yang besar disebut aditus orbitae.

51
Batas-batas dari aditus orbitae adalah
  • - Cranial Margo supra-orbitalis yang dibentuk
    oleh
  • . Margo supraorbitalis ossis frontalis
  • . Processus zygomaticus ossis frontalis
  • - Caudal Margo infra-orbitalis yang dibentuk
    oleh
  • . Corpus maxillae
  • . Os zygomaticum
  • - Lateral Os zygomaticum
  • - Medial
  • . Pars nasalis ossis frontalis
  • . Processus frontalis maxillae

52
Batas-batasnya cavum orbitae adalah
  • - Medial
  • . Os lacrimale
  • . Lamina papyracea ossis ethmoidalis
  • - Lateral
  • . Facies orbitalis ossis zygomaticus
  • . Facies orbitalis ala magna ossis sphenoidalis
  • . FACIES MEDIALIS PROCESSUS ZYGOMATICUS OSSIS
    FRON- TALIS
  • - Inferior
  • . Facies orbitalis corpus maxillae
  • . Facies orbitalis ossis zygomaticus
  • . Processus orbitalis ossis palatini
  • - Superior
  • . Pars orbitalis ossis frontalis
  • . Ala parva ossis sphenoidalis

53
Hubungan-hubungan dengan cavum orbitae
  • - Melalui foramen opticum --- fossa cranii media
  • - Melalui fissura orbitalis superior --- Fossa
    cranii media
  • - Melalui fissura orbitalis inferior --- fossa
    pterygopalatina
  • - Melalui fissura orbitalis inferior --- fossa
    infra temporalis
  • - Melalui foramen ethmoidale anternus dan
    posterius -- cavum nasi.
  • - Melalui foramen zygomatico orbitale --- foramen
    zygomatico-temporale --- fossa temporalis.
  • - Melalui canalis nasolacrimalis --- cavum nasi.

54
(No Transcript)
55
Batas-batas Cavum nasi
  • Lateral
  • Facies medialis processus frontalis maxillae
  • Facies nasalis corpus maxillae
  • Os lacrimale
  • Labyrinthus ethmoidalis dinding medial
  • Concha nasalis inferior
  • Facies nasalis pars perpendicularis ossis
    palatini
  • Facies medialis lamina medialis processus
    pterygoideus ossis sphenoidalis
  • Medial Septum nasi.

56
Septum nasi terdiri dari
  • Pars cartilagines,
  • terdiri dari tulang rawan
  • terletak ventro-caudal.
  • Septum nasi osseum,
  • yang terletak dorso-cranial
  • Terdiri dari
  • Lamina berpendicularis ossis ethmoidalis (sebelah
    cranial)
  • Vomer (sebelah caudal)

57
Septum nasi osseum berhubungan dengan
  • Cranial --- dengan spina frontalis pars nasalis
    ossis frontalis dan lamina cribrosa ossis
    ethmoidalis.
  • Caudal --- crista nasalis dorsal --- rostrum
    sphenoidale dan crista sphenoidalis.

58
Batas-batas Cavum nasi
  • Cranial
  • - Lamina cribrosa ossis ethmoidalis
  • Caudal
  • - Permukaan canial dari processus palatini
    maxillae dan partes horizontals ossis palatini.
  • Ventral atas
  • - Ossa nasalia
  • - Spina frontalis pars nasalis ossis frontalis
  • Ventral bawah
  • - Apertura priformis
  • Apertura priformis ini mempunyai batas-batas
    sebagai berikut
  • . Canial Ossa nasalia
  • . Caudal . Ossa incisiva
  • . Spina nasalis anterior
  • . Lateral Surae? nasals maxillae kanan
    dan kiri
  • Dorsal Choane

59
Choane
  • batas dorsal cavum nasi
  • disebut juga meatus nasopharyngeus
  • ada 2, kiri dan kanan

60
Batas-batas dari choane adalah
  • Cranial
  • Facies inferior corpus sphenoidalis
  • Processus vaginalis dari processus pterygoideus
  • Ala vomeris
  • Processus sphenoidalis ossis palatini
  • Caudal
  • Pars horizontalis ossis palatini
  • Lateral
  • Pars perpendicularis ossis paaltini
  • Lamina medialis processus pterygoideus
  • Medial
  • Vomer

61
  • Cavum nasi dengan adanya septum nasi, dibagi
    menjadi 2 bagian dan pada tiap-tiap bagian
    tersebut, oleh adanya conchae nasale, dibagi lagi
    menjadi
  • - Meatus nasi superior, bagian dari cavum nasi
    yang terletak caudal dari concha nasalis
    superior.
  • - Meatus nasi medius, bagian dari cavum nasi yang
    terletak caudal dari concha nasalis media.
  • - Meatus nasi inferior, bagian dari cavum nasi
    yang terletak caudal dari concha nasalis
    inferior.
  • Ketiga meatus nasi tersebut ke arah medial
    bergabung menjadi satu rongga dan disebut sebagai
    meatus nasi communis.
  • Rongga di sebelah cranial dari concha nasalis
    superior disebut sebagai recessus
    sphenoethmoidalis, merupakan tempat bermuaranya
    sinus sphenoidalis.

62
  • Hubungan-hubungan dari cavum nasi
  • - Ke cranial, melalui lamina cribrosa --- fossa
    cranii anterior
  • - Ke cranial, melalui foramen ethmoidale anterius
    et posterius --- cavum nasi.
  • - Ke lateral, melalui foramen sphenopalatina ---
    fossa pterygopalatina.
  • - Ke lateral, melalui canalis nasolacrimalis ---
    cavum orbitae.
  • - Ke caudal, melalui foramen incisivum --- cavum
    oris.

63
Sinus para nasalis,
  • adalah rongga-rongga yang berada di sekitar cavum
    nasi dan bermuara di dalam cavum nasi.
  • Terdiri dari
  • - Sinus maxillaris (2), melalui hiatus
    maxillaries, bermuara pada meatus nasi media.
  • - Sinus frontalis (2), melalui infudinbulum,
    bermuara pada meatus nasi media.
  • - Sinus ethmoidalis anterior (2), bermuara pada
    ameatus nasi media.
  • - Sinus ethmoidalis posterior (2), bermuara pada
    meatus nasi superior.
  • - Sinus sphenoidalis (2), bermuara pada recessus
    sphenoethmoidalis.

64
(No Transcript)
65
(No Transcript)
66
ARTICULATIO MANDIBULAE
  • ARTICULATIO TEMPOROMANDIBULARIS

67
Komponen Articulatio temporomandibularis
  • Komponen pasif
  • Komponen aktif

68
Komponen pasifArticulatio temporomandibularis
  • Fossa mandibularis ossis temporalis
  • Capitulum mandibulae
  • Capsula articularis
  • Discus articularis
  • Ligamenta

69
Capsula articularis
  • melekat pada
  • tuberculum articulare,
  • fissura squamotympanica
  • tepi lateral fossa mandibularis.

70
Discus articulare
  • berbentuk oval,
  • terdiri dari jaringan ikat fibrous
  • melekat pada
  • capsula articulare
  • tendo m. pterygoideus lateralis
  • capitulum mandibulae
  • membagi cavum articulare menjadi 2 bagian,
    sehingga gerakan membuka maupun menutup mulut
    masing-masing terdiri dari 2 phase.

71
Ligamentumsekitar articulus mandibulae
  • Lig. temporamandibulare laterale yang melekat
    dari tuberculum articulare ke arah sisi lateral
    collum mandibulae
  • Lig. sphenomandibulare, letaknya medial dari
    articulus mandibulae. Melekat pada 1. fissura
    petrotympanica 2. spina angularis
  • Lig. stylomandibulare, berasal dari fascia colli
    profundus (fascia gld. Parotis). Melekat pada
    processus styloideus, angulus mandibulae dan tepi
    dorsal ramus mandibulae
  • berfungsi untuk mencegah gerakan yang berlebihan

72
(No Transcript)
73
Komponen aktifArticulatio temporomandibularis
  • terdiri dari otot-otot masticatorius
  • yang dikelompokkan menjadi
  • A. Otot pengunyah utama
  • B. Otot pembantu
  • C. Otot yang memfixir os hyoid

74
Komponen aktifArticulatio temporomandibularis
  • A. Otot pengunyah utama
  • M. masseter
  • M. pterygoideus medialis
  • M. pterygoideus lateralis
  • M. temporalis

75
Komponen aktifArticulatio temporomandibularis
  • B. Otot pembantu
  • M digastricus v.anterior )
  • M. mylohyoid ) otot dasar mulut
  • M. geniohyoid )
  • M. buccinator

76
Komponen aktifArticulatio temporomandibularis
  • C. Otot yang memfixir os hyoid
  • Ke arah dorsal
  • M. stylohyoid
  • M. digastricus venter posterior
  • Ke arah cranial otot dasar mulut
  • Ke arah caudal otot-otot pretracheales

77
(No Transcript)
78
M. Masseter
  • berbentuk segi 4, tebal, terdiri dari 2 lapisan
  • Lapisan superficial
  • Origo processus zygomaticus ossis maxillae 2/3
    ventral, dari tepi caudal arcus zygomaticus
  • Insertio sabut-sabutnya ke arah caudodorsal
    menuju ke tuberositas masseterica.
  • Lapisan profundus lebih kecil daripada lapisan
    superficial.
  • Origo 1/3 dorsal, dari tepi caudal arcus
    zygomaticus. Seluruh facies medialis arcus
    zygomaticus.
  • Insertio Sabut-sabutnya ke arah caudo ventral
    menuju ke ½ ramus mandibulae dan facies
    lateralis proc. Muscularis mandibulae.

79
M. Temporalis
  • berbentuk kipas, terletak di dalam fossa
    temporalis.
  • Origo dari dasar fossa temporalis caudal dari
    linea temporalis inferior dan dari fascia
    temporalis lapisan yang profundus.
  • Insertio prosessus coronoideus Tepi ventral
    ramus mandibulae

80
M. Pterygoideus medialis
  • terletak pada permukaan medial dari ramus
    mandibulae.
  • Berdasarkan origonya mempunyai 2 caput yaitu
    caput profundus yang lebih besar dan caput
    superficialis.
  • Caput superficial
  • Origo
  • Lamina lateralis processus pterygoideus facies
    medialis
  • Processus pyramidalis ossis palatine
  • Caput profundus
  • Origo
  • Proc. Pyramidalis ossis palatine
  • Tuber maxillae
  • Insertio dari kedua bagian tersebut Tuberositas
    pterygoidea pada bagian dalam dari angulus
    mandibulae.

81
M. Pterygoideus lateralis
  • mengisi fossa infra temporalis
  • berdasarkan origonya terdiri dari 2 caput, caput
    inferior lebih besar.
  • Origo
  • Caput superior facies infra temporalis dan
    crista infra temporalis ala magna ossis
    sphenoidalis.
  • Caput inferior facies lateralis lamina
    lateralis proc. Pterygoideus.
  • Insertio sebagian pada capsula dan discus
    artic., Proc. Articularis mandibulae, sebagian
    pada fovea pterygoidea dari collum mandibulae.

82
Persarafan Otot-otot masticatorius
  • yang utama semua mendapat persarafan dari
    cabang-cabang n. mandibularis.
  • Otot-otot pembantu

83
Gerakan articulus mandibulae
  • termasuk gynglimo-arthmoidal joint,
    biventricularis.
  • Gerakannya dipengaruhi oleh
  • Kontraksi/relaxi otot-otot masticatorius
  • Gravitasi

84
(No Transcript)
85
(No Transcript)
86
Phase Pembukaan mulut
  • Mula-mula m. pterygoideus lateralis pars inferior
    berkontraksi dengan akibat discus articulare
    menekan capitulum mandibulae, sedang capsula
    articulare meregang.
  • Kontraksi kemudian diikuti oleh pars superior
    dengan akibat discus articulae dan capitulum
    mandibulae meluncur ke depan sampai tuberculum
    articulare.
  • Oleh kontraksi otot-otot dasar mulut dan pengaruh
    gravitasi maka mandibula terdorong ke caudal,
    sementara itu os hyoid difixir oleh kelompok
    otot-otot yang telah disebutkan di atas.

87
Phase Penutupan mulut
  • Mula-mula m. temporalis pars horizontalis
    berkontraksi sehingga capitulum mandibulae
    ditarik ke dorsal kembali ke fossa mandibularis.
  • Oleh kontraksi m. masseter disertai m. temporalis
    pars verticalis mandibula ditarik ke cranial maka
    terjadi penutupan mulut.

88
Fungsi otot-otot dapat dikelompokkan
  • Depresi
  • M. pterygoideus lateralis
  • Mm. dasar mulut
  • Gravitasi
  • Protrusi
  • M. pterygoideus lateralis
  • Retraksi
  • M. temporalis (pars horizontalis)
  • Elevasi
  • M. temporalis pars verticalis
  • M. masseter
  • Gerakan ke lateral
  • m. pterygoideus lateralis
  • Fungsi m. buccinator lihat pada otot mimik

89
(No Transcript)
Write a Comment
User Comments (0)