Title: PERENCANAAN
1PERENCANAAN PENGENDALIAN PEMBELIAN-PEMAKAIAN
BAHANPertemuan ke-08
- Matakuliah F0262/Penganggaran
- Tahun 2 0 0 5
2- Pengantar
- Perencanaan Pengendalian Bahan Baku dan suku
cadang merupakan bagian dari PPL Komprehensif - Fase ini menuntut Perencanaan Pengendalian
kebutuhan bahan baku dan suku cadang, tingkat
persediaan dan jumlah pembelian - Jika kuantitas setiap produk telah ditentukan da
- lam Rencana Produksi, langkah selanjutnya ada -
lah menentukan berapa besar kebutuhan bahan baku
(unit biaya) dan suku cadang, biaya tenaga
kerja langsung dan Biaya Overhead
3Anggaran Bahan Baku (BB) Komponen Suku Cadang
(SC)
- Untuk menjamin jumlah yang tepat dari BB dan ter
- - sedianya SC serta untuk merencanakannya, rencana
- laba taktis harus meliputi
- 1. Anggaran yang terinci yang menentukan jumlah
dan biaya - BB SC
- 2. Anggaran pembelian BB SC yang saling
berhubungan - Untuk merencanakan BB SC diperlukan Sub Ang-
- garan
- 1. Anggaran BB dan SC
- 2. Anggaran Pembelian BB dan SC
- 3. Anggaran Persediaan BB SC
- 4. Anggaran BB SC yang Dipakai
4Anggaran Bahan Baku
- Bahan baku dikelompok menjadi
- Direct Material adalah BB yg. membentuk dan meru-
pakan bagian produk yang biayanya dengan mudah
ditelu suri dari biaya produk tersebut. Bersifat
variabel, yaitu ber ubah secara proporsional
dengan perubahan output. Suku Cadang biasanya
diklasifikasikan sebagai langsung. Con - Indirect Material adalah BB yg. dipakai dalam
proses produk, tetapi biayanya sulit ditelusuri
dari biaya produk tersebut. Contoh minyak
pelumas - Anggaran BB Langsung hanya memasukkan jumlah BB
lang- - sung yang dibutuhkan, sedang BB tak langsung
dibuat dalam - Anggaran BB Tak Langsung (factory overhead)
5- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
- Anggaran Bahan Baku
- 1. Hanya menyangkut kuantitas kebutuhan BB
- 2. Dibuat untuk setiap jenis produk
- 3. Untuk satu periode anggaran tertentu
- 4. Sebaiknya dibuat atas dasar pemakaian BB yang
bertang - - gungjawab atas pengeluaran BB tersebut, untuk
memper - - mudah pengendalian pemakaian BB
- Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku
- 1. Memberi data kepada Bagian Pembelian, sehingga
dapat - melaksanakan fungsi perencanaan dan
pengendalian pem- - belian BB dengan baik
- 2. Memberi data untuk Angg. Pembelian BB
per-jenis produk - 3. Menentukan tingkat persediaan yang optimal
- 4. Sebagai dasar perencanaan pengendalian
pemakaian BB
6- Estimasi Bahan Baku
- Estimasi jumlah kebutuhan BB memerlukan data
penting - 1. Rencana Produksi (data diambil dari budget
produksi) - 3. Tingkat penggunaan standar (standard using
rate SUR) - Perkalian antara Rencana Produksi dan SUR
merupakan jumlah kebutuhan bahan baku - Penentuan SUR diperoleh dengan berbagai metode
seperti riset tehnik, rasio kebutuhan BB terhadap
jumlah produk atau atas dasar pengalaman - Jika perusahaan telah mempergunakan Standard Cost
Sys- tem, maka dapat digunakan dalam pembuatan
Anggaran Bahan Baku
7Anggaran Pembelian dan Anggaran Persediaan Bahan
Baku
- Penyusunan Anggaran Pembelian dan Persediaan BB
merupakan tanggungjawab Bagian Pembelian - Anggaran ini secara rinci memuat 1. Jumlah
setiap jenis BB yang harus dibeli - 2. Kapan pembelian harus dilakukan
- 3. Estimasi harga BB yang dibeli
- Perbedaan Anggaran Pembelian BB dengan Ang- garan
Kebutuhan BB - 1. Kuantitas BB dalam kedua anggaran tsb.
berbeda seba- - gai akibat perubahan tingkat persediaan
bahan baku - 2. Anggaran BB hanya mencantumkan kuantitas
kebutuh- - an saja, sedang Anggaran Pembelian BB
mencantum - - kan kuantitas dan harga
8Anggaran Pembelian Bahan Baku
- Dalam Penyusunan Anggaran Pembelian BB, Ma najer
Pembelian bertanggung jawab atas - 1. Penetapan kebijakan yang berkaitan
dengan tingkat - Persediaan
- 2. Penetapan kuantitas waktu pembelian
untuk setiap jenis - BB yang diperlukan
- 3. Estimasi harga setiap jenis BB yang
dibeli - Perbedaan kuantitas BB dalam Anggaran Kebutuhan
dan Pembelian BB perbedaan antara tingkat
Persediaan Awal dan Persediaan Akhir periode
anggaran - Jika kebutuhan BB ber-ubah2, maka kebijakan
tingkat persediaan yang stabil akan berakibat
kuantitas pembelian kuantitas kebutuhan - Sebaliknya jika kebutuhan BB ber-ubah2, maka
kebijakan pembelian yang tetap akan mengakibatkan
tingkat perse - diaan berubah2 mengikuti pola
perubahan kebutuhan BB
9Anggaran Persediaan Bahan Baku
- Dalam Penyusunan Anggaran Persediaan BB, bebe -
- rapa yang perlu dipertimbangkan
- 1. Waktu dan jumlah yang dibutuhkan untuk
produksi - 2. Pembelian yang ekonomis dengan potongan
kuantitas - 3. Tersedianya BB
- 4. Tenggang waktu (lead time) pemesanan -
pengiriman - 5. Daya than BB
- 6. Fasilitas penyimpanan yang diperlukan
- 7. Kebutuhan modal kerja untuk persediaan
- 8. Biaya penyimpanan
- 9. Perubahan-perubahan harga BB
- 10. Proteksi kekurangan BB
- 11. Risiko dalam persediaan
- 12. Opportunity cast (persediaan yang tidak
mencukupi)
10- Sama halnya dengan kebijakan Persediaan Barang
Jadi, kebi - - jakan Persediaan BB juga dimaksudkan untuk
meminimum - - kan jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
- Biaya Pemesanan
- Merupakan biaya yang dikeluarkan apabila
perusahaan mela - - kukan pemesanan. Biaya ini berlawanan dengan
tingkat per - - sediaan, yaitu
- Semakin sering perusahaan melakukan pemesanan
sema- kin besar biaya penyimpanan, tetapi tingkat
persediaan relatif kecil. - Sebaliknya semakin jarang melakukan pemesanan
sema- kin kecil biaya pemesanan, tetapi tingkat
persediaan rela- tif tinggi. - Contoh biaya pemesanan ini adalah biaya persiapan
peme - - sanan biaya administrasi, biaya pengiriman
pesanan dll.
11- Biaya Penyimpanan
- Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk - melaksanakan penyimpnanan bahan baku.
-
- Semakin banyak BB yang disimpnan sebakin besar
tinggi biaya penyimpanan, begitu pula sebaliknya - Oleh karena itu, biaya penyimpanan ini mempunyai
sifat berlawanan dengan biaya pemesanan - Contoh biaya penyimpanan adalah sewa rung
penyimpnan , - biaya asuransi , biaya pemeliharaan dll.
12Model Pemesanan Ekonomis (Economic Order
Quantity EOQ)
- Berdasarkan bahwa jumlah Biaya Pemesanan dan
Biaya Penyimpanan harus minimum , maka manajemen
(Bagian Pembelian) perlu menetapkan berapa jumlah
pembelian yang ekonomis setiap kali melakukan
pembelian. - Pendekatan EOQ sangat membantu menyelesaikan masa
- lah dalam minimalisir jumlah kedua biaya ini,
yaitu deng - an rumus - EOQ ? 2.A.O / C
- EOQ Jumlah yg harus dibeli pada setiap
pemesanan - A Kebutuhan BB selama periode
tertentu ( 1 tahun) - O Biaya pemesanan rata-rata
- C Biaya penyimpanan per-tahun untuk
menyimpan - satu unit BB dalam persediaan
misal asuransi.
13- Ilustrasi
- Data PT. A menunjukkan sbb.
- a. Pemakaian BB tahunan yang direncanakan
5.400 unit - b. Biaya Pemesanan (setiap kali pesan)
10,00 - c. Biaya penyimpanan per-unit/per-tahun .
1,20 - Perhitungan
- EOQ ? 2.A.O / C
- EOQ ? (2)(5.400)(10)/1,20
108.000/1,20 - EOQ ? 90.000 300 unit
- Berdasarkan data diatas, jumlah pesanan yg
ekonomis adalah - 300 unit pada nilai ini, biayanya minimal.
Jumlah kebutuhan - 5.400 unit akan dipesan sebanyak 5.400 300 18
kali dalam - setahun. Kapan pembelian harus dilakukan disebut
sebagai - Reorder Point (ROP) yaitu pemakaian BB selama
lead - time safety stock
14- Dalam menentukan Reorder Point , yang perlu
dipertimbang- - kan adalah hal-2 sbb.
- a. Lead time, yaitu waktu yang dibutuhkan (oleh
pemasok - dan perusahaan) mulai dari penerimaan pesanan
sampai - barang tiba di gudang dan siap digunakan
untuk produksi -
- b. Jumlah barang yang digunakan untuk produksi
selama - lead time
- c. Safety Stock, yaitu besarnya persediaan yang
harus selalu - ada untuk menjaga dari hal-2 yang tak
terduga, misal keter- - lambatan pengiriman BB dll.
- Perhitungan Reorder Point
- ROP Pemakaian BB selama lead time
Safety Stock -
- Artinya, pada saat jumlah persediaan BB di gudang
mencapai - jumlah seperti yang tercantum dalam ROP , maka
pembelian - harus segera dilakukan.
15- I l u s t r a s i
- - Pemakaian BB perbulan (5400 12) 450
unit - - Lead time .. 2 minggu
- - Pemakaian selama lead time (2/4 x 450 unit) .
225 unit - - Safety Stock 25 unit
- - Reorder Point (225 25 unit) . 250
unit - (pemesanan kembali saat persediaan pada tingkat
ini) - Hubungan antara EOQ, ROP dan Lead time sbb.
- 325
- 250
-
- 25
-
- 0
ROP
EOQ
Safety Stock
2 minggu (lead time)
16- Just-in-Time Purchasing (Pembelian secara JIT)
- Perkembangan terakhir dalam pengendalian BB dan
Persediaan adalah pembelian secara JIT. - Tujuan utama JIT adalah meminimisasi tingkat
persediaan yang akan berakibat pada biaya. - Pada pendekatan ini BB tidak dibeli sampai
diperlukan untuk kebutuhan produksi, sehingga
pendekatan ini dapat meminimumkan biaya
penyimpanan (holding cost) - Persoalan kritis yang dihadapi adalah bahwa
manajemen harus dapat mengantisipasi secara tepat
kapan BB diper - lukan untuk produksi, sehingga
perolehannya dapat ditun- jukkan dalam Anggaran
Bahan Baku untuk tujuan PPL -
17Anggaran Biaya Pemakaian B.B
- Anggaran Kebutuhan BB hanya memuat kuanti - tas
kebutuhan BB yang diperlukan - Untuk menghitung jumlah biaya pemakaian BB masih
di - perlukan data harga setiap jenis BB per-unit
yang diperlu- kan untuk proses produksi. - Oleh karena itu, Anggaran Biaya Pemakaian BB
merupa - kan kuantitas BB dikalikan dengan harga
setiap jenis BB per-unit - Perhitungan tersebut tentu saja hanya berlaku
jika harga per-unit BB tetap, sepanjang periode
anggaran - Jika terjadi perubahan harga per-unit, maka meto
da-2 aliran biaya persediaan yang digunakan per-
lu dipertimbangkan, yaitu metode LIFO, FIFO,
metode rata-rata bergerak dan metode rata-rata
tertimbang
18Aspek Perencanaan, Koordinasi dan Pengendalian
Bahan Baku
- Perencanaan BB yang dilakukan dengan baik dapat
meng- hindari terjadinya kekurangan atau
kelebihan BB, yang keduanya dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan - Pada dasarnya Perencanaan BB (melalui Anggaran
BB) dapat mengoptimalkan biaya, karena kelancaran
arus dan harga BB berpengaruh secara langsung
terhadap biaya pro duks. Apa yg tercantum didalam
Anggaran BB merupa - kan sasaran yg. harus
dicapai pada periode anggaran yad - Penyusunan Anggaran BB memerlukan Koordinasi
antara kebutuhan, persediaan dan pembelian BB.
Koordinasi yg. baik sangat membantu perencanaan
aspek-2 yg lain, misal laba, kebutuhan modal
kerja posisi kas dll.
19- Salah satu dari tugas-tugas Bagian Pembelian
adalah men- jaga kelancaraan arus penyediaan BB.
Oleh karenanya Ba gian Pembelian harus memiliki
data lengkap mengenai pa ra pemasok yang baik,
pemasok lama dan pemasok yang baru. - Bagian Pembelian juga harus mengusahakan kualitas
ting- gi BB yang dibeli, sekaligus dapat menekan
harga BB. Hal ini dapat dilakukan dengan baik
apabila proyeksi ma- sa yang akan datang
dilakukan secara realistis. - Pada dasarnya Anggaran BB merupakan tolok ukur
yang dapat digunakan dalam melakukan Fungsi
Pengendalian. Pengendalian dilakukan dengan cara
membandingkan antara realisasi dengan rencana.
20Laporan Kinerja Internal
- Laporan ini harus dibuat, biasanya setiap bulan
oleh setiap Pusat Pertanggungjawaban - Laporan memuat
- a. Varian/penyimpangan harga BB
- b. Varian/penyimpangan pemakaian BB
(termasuk yang - busuk, rusak dan sisa yang abnormal)
- c. Varian/penyimpangan dari persediaan
standar - I l u s t r a s i
- Untuk mengilustrasikan pertanggungan jawaban
untuk BB - - pembelian dan pemakaian - dimasukkan dalam
Laporan - Kinerja Internal sbb.
21- 1. Fungsi Pembelian (Purchasing Function)
- Tanggungjawab Manajer Pembelian terdiri atas
harga, kuali - - tas yang dibeli dan tingkat Persediaan BB
- Asumsi 1 Anggaran Pembelian BB A, Januari
- - Rencana Pembelian .
12.000 unit - - Estimasi harga per-unit
1,20 - Asumsi 2 Realisasi Pembelian BB A, Januari
- - Jumlah Pembelian ...
11.500 unit - - Harga aktual per-unit
. 1,26
22- LAPORAN KINAERJA/PELAKSANAAN
- Departemen Pembelian
- Manajer Ir. Tominse
- B u l a n Januari 2005
-
Varian - Realisasi
Rencana Jumlah - Bahan Baku A
- - Jumlah pembelian 11.500 unit 12.000
500 x) 4 - - Harga per-unit 1,26
1,20 0,06 x) 5 - - Jumlah harga 14.490
13.800) 690 x) 5 - - Rasio perputaran 2,7
2,5 0,2 8 - Bahan Baku B - idem-
- ) Dihitung dengan mengalikan realisasi pembelian
dengan estimasi harga - 11.500 unit x 1,20 13.800
23- Laporan Kinerja tersebut menunjukkan tanggungja -
- wab Manajer Pembelian
- 1. Kuantitas yang dibeli vs yang direncanakan
- 2. Varian harga beli
- 3. Keadaan turnover
- 4. Pengendalian biaya Departemen Pembelian
-
- Pada beberapa industri, laporan Kinerja juga
diukur dengan kualitas BB yang dibeli - Sebagai contoh perusahaan pengolah daging atau
pengi - langan minyak akan memiliki kualitas
produk tinggi atau rendah sangat tergantung pada
apakah BB yang diguna - kan didalam produksi
baik atau buruk
24- 2. Fungsi Pemakai (User Function)
- Tanggungjawab Supervisor Departemen Produksi
atas pema- - kaian BB. Realisasi pemakaian BB dibandingkan
dengan ren- - cana/standar dalam bulan ybs. dan total pemakaian
dilaporkan - dalam Laporan Kinerja
- Asumsi 1 Data rencana laba Dept. Produksi
- - Rencana Produksi . 2.200 unit
- - Kebutuhan BB A per-unit produk
2 unit - - Estimasi harga BB A . 1,20
- Asumsi 2 Realisasi pada Dept. Produksi X,
Januari - - Produksi ...... 2.000 unit
- - Pemakaian BB A 4.300 unit
- - Harga BB A per-unit . 1,26
-
25- LAPORAN KINAERJA/PELAKSANAAN
- Departemen Produk X
- Manajer Ir. Jie Han
- B u l a n Januari 2005
-
Varian - Realisasi
Rencana Jumlah - - Output Depertemen 2.000 unit 2.200
200 x) 9 - Bahan Baku A
- - U n i t 4.300 unit
4.000 300 x) 8
- - B i a y a 5.160
4.800 360 x) 8 - Bahan Baku B - idem -
- Upah langsung - idem -
- Overhead pabrik - idem -
- x) unfavourable
26- Perhatikan bahwa
- Realisai biaya 5.160 didasarkan pada harga
taksiran (standar) per-unit 1,20 (bukan 1,26)
karena penyim- pangan harga ini bukan menjadi
tanggungjawab Depar - temen X, tetapi
tanggungjawab Bagian Pembelian - Kolom Rencana bahan baku A disesuaikan dengan
rea - lisasi/aktualnya, yaitu sebesar 2.000 unit
(2.000 unit x 2 x 1,20 4.800) - Tidak boleh membandingkan biaya sebenarnya (
5.160) untuk memproduksi 2.000 unit dengan jumlah
rencana untuk memproduksi 2.200 unit. Karena
laporan yg demi - mikian akan membandingkan hal
yang berlainan dan hasil varians kinerjanya tidak
tepat
27 28Perencanaan Tingkat Persediaan dan Pembelian
Perusahaan Non-Manufaktur
- Setelah selesai Rencana/Anggaran Penjualan, 3 ang
- - garan lainnya harus dibuat
- 1. Rencana Persediaan - jumlah barang dagangan
yang harus - ada pada awal bulan (Persediaan Awal)
- 2. Rencana Pembelian pada Harga Eceran - jumlah
barang - dagangan yang harus dibeli tiap bulan.
Rencana ini juga - menunjukkan Persediaan Akhir)
- 3. Pembelian pada Biaya yang Direncanakan -
pengeluaran - yg dbutuhkan untuk membayar pembelian barang
dagang
29- Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam
- menentukan tingkat Persediaan Awal
- 1. Kebutuhan dasar persediaan, yaitu bahwa
investasi yang - penting untuk menjaga bermacam barang yang
perminta - - annya relatif stabil, tetap memadai
- 2. Barang dagang yang dipromosikan diperlukan
untuk men- - capai volume yang direncanakan untuk bulan
itu. - 3. Kebijakan Departemen Apakah sejauh ini
kebijakan yang - dominan sudah mempertimbangkan persaingan ?
- 4. Apa hubungan persediaan dengan penjualan ?
Apakah hu - - bungan ini menjamin perputaran yang maksimum
dan pa - - da saat yang sama mencapai persediaan yang
memadai ? -
30Perencanaan Tingkat Persediaan pada Perusahaan
Non-Manufaktur
- Perusahaan harus merencanakan jumlah stock
persediaan pada awal bulan. - Persediaan awal pembelian selama bulan ybs.
cukup mendukung penjualan yang direncanakan - Persediaan harus dijaga pada tingkat yang
meminumkan risiko kerugian karena perubahan model
atau produk mu- siman, keusangan, dana yang
tertanam dalam persediaan. - Koordinasi keperluan penjualan, pembelian dan
tingkat persediaan membutuhkan pertimbangan yang
baik disam- ping pendekatan analitik dan
komputerisasi - Perusahaan dagang menggunakan rasio persediaan -
penju alan untuk merencanakan tingkat persediaan
31- Metode Perhitungan Rasio Penjualan sbb.
- 1. Pada harga eceran
- Persediaan rata-2 harga eceran/ Penjualan
bersih Rasio -
persediaan-penjualan pada harga eceran - 2. Pada harga biaya
- Persediaan rata-2 harga pokok/ Biaya
Penjualan Rasio -
persediaan-penjualan pada harga pokok - Biasanya, perusahaan besar dan eceran mendasarkan
perhi - - tungannya pada harga eceran bukan pada harga
pokok. - Publikasi perdagangan menyediakan informasi yang
berguna - mengenai rata-rata industri yang lalu untuk rasio
persediaan- - penjualan
-
32Perencanaan Pembelian pada Perusahaan
Non-Manufaktur
- Formula yang digunakan untuk menghitung pembelian
yang - direncanakan pada nilai eceran
- Pembelian yang direncanakan (nilai eceran)
- Penjualan bersih yang direncanakan
- / Potongan/reduksi yang direncanakan
- / Persediaan akhir bulan yang direncanakan
- -/- Persediaan awal bulan yang direncanakan
- Logika formula ini adalah pembelian harus sama
dengan penjualan, - ditambah atau dikurangi perubahan dalam
persediaanbarang yg ada, - dengan mengasumsikan semua barang dinilai pada
harga eceran. - Tambahan lagi, barang harus dibeli secukupnya
agar termasuk pe - - ngurangan /potongan dalam barang
33- Perhitungan Tingkat Persediaan Awal Bulan
(menurut Departemen, - khusus bulan Pebruari) Ready Department Store
- Rasio Persediaan
Penjualan Bersih Persed. Awal Bulan - Penjualan Awal
Yang Direncana- Yang Direncanakan - Bulan yang Di -
kan (data Pebru- Pada harga Eceran - Departemen rencanakan ari
gbr.5-6) (Pebruari gbr. 5-6) -
- Mantel wanita 2 x
8,100 16,200 - Pakaian wanita 3 x
29.700 89.100 - Perlengk. Pria 2,5 x
16.200 40.500 - Bahan Korden, 1,5 x
10.800 16.200 - Tirai dsb.
- Lain-lain 3,5 x
25.200 88.200 - T o t a l 2,78
90.000 250.200
- (rata-rata)
34- Pengurangan/Reduksi, termasuk
- 1. Faktor pengurang (markdown)
- 2. Diskon untuk pegawai
- 3. Diskon untuk beberapa jenis pelanggan, seperti
- panti sosial dll.
- 4. Pengurangan persediaan karena dicuri dan kasus
- lain
- Formula dapat dijelaskan dengan ilustrasi sbb.
35- Item-Pada Harga Eceran Kasus A Kasus
B Kasus C - Penjumlahan yg direncanakan 10,000
10,000 10,000 - / Reduksi yg. direncanakan 0
1,000 1,000 - T o t a l
10,000 11,000 11,000 - / Persediaan akhir bulan
- yang direncanakan
0 0 4,000 - Pembelian yang dibutuhkan
- pada nilai eceran
10.000 11.000 12.000 - Formula ini dapat digunakan pada klasifikasi
dalam suatu depar temen atau keseluruhan toko - Pembelian yang direncanakan (pada harga eceran)
untuk Pebru- ari untuk penjualan bersih yang
direncanakan seperti dalam gbr. 5-6 bisa
dihitung sepeti gbr. 7-1 dan 7-2 - Pengurangannya tidak termasuk dalam Anggaran
Penjualan, namun harus termasuk dalam pembelian
karena barang yang hilang atau dicuri sudah
dibeli _
36- Gambar 7-2 menunjukkan pembelian yang
direncanakan pada harga eceran saja meskipun
pembelian harus diren- canakan pada harga pokok.
Ini membutuhkan suatu kon - versi dari harga
ecerean ke harga pokok seperti ditunjuk- kan pada
gambar 7-3 Kolom terakhir menunjukkan ang- garan
pembelian pada harga pokok - Konversi pembelian pada harga eceran ke pembelian
pada harga pokok didapat dengan mengalikan jumlah
eceran de ngan faktor pengali (multiplier) harga
pokok yang me - rupakan pelengkap persentase
faktor penambah awal yg direncanakan atas harga
jual. - Pembelian yang direncanakan, pada harga pokok,
terga - bung dalam anggaran lainnya seperti
halnya anggaran kas, dengan perlakuan yang serupa
dengan yang diilustrasikan untuk biaya produksi
perusahaan manufaktur.
37- Perhitungan Pembelian yang Direncanakan pada
Harga Pokok (menurut - Departemen, khusus bulan Pebruari) Ready
Department Store - 1
2 3 4
5 - Penjualan
Reduksi Persediaan Persediaan
Pembelian - Bersih yg. yg
Diren- Akhir bln. Awal bln.
yg.Direnc. - Direncana.
canakan Pebruari) Pebruari
u/Pebruari - Departemen (gambar 5-6) (ditentukan)
(ditentukan) (gbr. 7-1)
(1234) -
-
- Mantel wanita 8,100 500
16.200 16.200
8.600 - Pakaian wanita 29.700 2.000
87.100 89.100
29.700 - Perlengk. Pria 16.200 1.000
41.500 40.500
18.200 - Bahan Korden, 10.800 800
17.000 16.200
12.400 - Tirai dsb.
- Lain-lain 25.200
1.200 86.000 88.200
24.200 - T o t a l 90.000
5.500 427.800 250.200
93.100 -
38- Konversi Pembelian yang Direncanakan pada Harga
Eceran ke Harga Po- - kok (menurut Departemen, khusus bulan Pebruari)
Ready Depart. Store -
- Pembelian
Markup Awal Biaya Pembelian - yang Diren-
yang Diren Pengali yg Direncan. - canakan
canakan
Pebruari - Departemen (harga eceran) (harga
jual) (harga pokok)
-
-
- Mantel wanita 8,100
60 40 3.440
- Pakaian wanita 29.700
70 30 8.910 - Perlengk. Pria 18.200
50 50 9.100 - Bahan Korden, 12.400
40 60 7.440 - Tirai dsb.
- Lain-lain 24.200
50 50 12.100 - T o t a l 93.100
40.900 -
39- Faktor Penambah (Markup) dan Faktor Pengali
- (Multiplier) Harga Pokok yang Digunakan
- Perusahaan Eceran
- Faktor Penambah (Markup) adalah selisih antara
Harga Pokok dan Harga Jual suatu komoditi. Faktor
Penambah ditunjukkan secara beragam dalam
nilainya atau sebagai persentase salah satu dari
1) Harga Pokok, atau 2) Harga Eceran - Contoh Jika 100 barang dengan harga pokok total
600 di - putuskan dijual seharga 100, maka
faktor penambahnya ada- lah 40 atau 0,40
per-unit. Markup dalam dapat ditun juk - kan dalam kedua cara sbb.
- 1. Pada Harga Pokok 40/60 x 100 66
2/3 - 2. Pada Harga Eceran 40/100 x 100
40 -
40- Faktor Penambah Awal (Initial Markup) adalah
selisih antara Harga Pokok dan Harga Eceran yang
semula atau yang pertama-tama ditetapkan atas
barang, Jumlah faktor penambah awal dalam contoh
diatas adalah 40 atau 0,40 per-unit - Faktor Penambah Nyata (Maintained atau Realized
Markup) - adalah selisih antara Harga Pokok dan Harga
Jual aktual. Jika dalam contoh diatas, ke-100
barang diberi faktor pengurang dari 100 menjadi
90 dan kemudian dijual, maka faktor penambahnya
(margin kotor) adalah 30 atau 0,30 per-unit - Contoh diatas dapat dirangkum dengan cara
- Penjualan (100 unit) 100
90 - Harga Pokok Penjualan 60
60 - Faktor Penambahan Awal 40 (40 d/penjual)
- Faktor Penambah Nyata
30 (331/3d/ penjual) - Perbedaan faktor penambah awal dan penambah nyata
disebabkan oleh pe- - ngaruh faktor penambah tambahan dan
pengurangan-2, termasuk faktor - pengurang, diskon dan kekurangan persediaan.
41- Dalam perencanaan, pertimbangan yang cermat harus
dicurahkan untuk membuat (1) Faktor Penambah Awal
yang Direncanakan (2) Faktor Penambah Nyata yang
Direncanakan. - Prosedurnya dapat diilustrasikan sbb.
- - Penjualan Bersih yang Direncanakan
. 5.000 - - Pengurangan yang Direncanakan
. 400 - Total barang yang dibutuhkan pada harga
eceran - (sebelum pengurangan) .
5.400 - Faktor Penambah Nyata yang direncanakan
atas - penjualan bersih, 60 maka 60 x
5.000 3.000 - Pertanyaan
- Berapa Faktor Penambah Awal barang yang
dibutuhkan (dhi. 5.400) ha - rus direncanakan untuk mencapai Faktor Penambahan
Nyata yang Diren- - canakan sebesar 60 (dalam hal ini 3.000) ?
- Jawaban
- Faktor Penambah Awal 3.000 ditambah
pengurangan 4 400. Dengan - demikian Faktor Penambahan Awal pada harga
eceran adalah - 3.400 5.400 x
100 62,9629 pada harga eceran -
atau 170 pada nilai harga pokok - (608) (1008) 62,9629
42- Pembuktian
- - Penjulalan (nilai kotor eceran)
5.400 - - Pengurangan .. 400
- Penjualan bersih . 5.000
- Harga pokok Penjualan 5.400 x (1- 62,9629) .
2.000 - Margin kotor .. 3.000
- Faktor Penambhan Nyata 3.000 5.000 x 100
60
43- Konversi Faktor Penambah
- Meskipun Faktor Penambah biasa didasarkan pada
harga ecer - an, namun saat barang tiba suatu Faktor Penambah
pada har- - ga pokok harus digunakan untuk mencapai Faktor
Penambah - pada harga eceran. Sebagai contoh Suatu barang
dengan har - ga pokok satuan 0,60 harus diberi Faktor
Penambah 662/3 - atas harga pokok untuk dijual pada suatu harga
40 atas har - - ga eceran, yakni
- Kasus A - Faktor Penambah atas dasar Harga Pokok
- 1. Harga Pokok .. 0,60
- 2. Harga jual ( 0,60 x 1662/3) ..
1,00 - 3. Faktor Penambahn atas harga pokok
- ( 0,60 x 662/3) ..
0,40
44- Kasus B - Faktor Penambah atas dasar Harga Jual
- 1. Harga Jual .. .. 1,00
- 2. Faktor Penambahan pada harga eceran
- ( 1,00 x 40) .
0,40 - 3. Harga Pokok ( 1,00 x 60)
0,60 - Lihat tabel Faktor Penambah yang Disamakan (hal
220)
45- Perencanaan Pembelian Terbuka (open-to-buy)
- Merupakan istilah yang biasa digunakan dalam
perusaha - an non-manufaktur yang berarti jumlah
yang dapat dibe - lanjakan untuk barang-2 selama
periode waktu tertentu. Sebagai contoh - Jika harga pokok dari pembelian yang
direncanakan untuk departemen tertentu untuk
suatu bulan 2.000 maka pem- belian terbuka
adalah 2.000 sebelum pembelian apapun
dilakukan. Jika sampai hari yang ke-15, pembelian
mem belanjalkan 1.200 maka pembelian terbuka
800 - Pengendalian pembelian seringkali dicapai dengan
cara menggunakan laporan pembelian terbuka - Perhitungan dari pembelian terbuka sepanjang
suatu peri -ode tertentu dapat merupakan fungsi
dari beberapa faktor. Contoh - Data berikut ini untuk Mantel dan Stelan
Wanita (dari gambar 7-1)
46- Contoh
- Data berikut ini untuk Mantel dan Stelan
Wanita (dari gambar 7-1) -
Pada Harga Eceran - - Penjualan yang direncanakan u/Pebruari ..
8.100 - - Persediaan awal bulan . 16.200
- - Persediaan akhir bulan yang direncanakan
16.200 - - Pengurangan yang direncanakan untuk sebulan ..
500 - - Penjualan aktual sampai saat ini (20 Pebr) ..
5.000 - - Pengurangan aktual sampai saat ini ...
300 - - Barang dagang yang diterima sampai saat ini
- (pada harga eceran) .. 6.000
- Faktor penambahan awal yang direncanakan 40 pada
- harga eceran (662/3 pada harga pokok)
47- Pembelian Terbuka pada 20 Pebruari dihitung sbb.
- Persediaan yang Diperlukan
- Persediaan Akhir yang direncanakan .
16.200 - Sisa Penjualan yang direncanakan bulan Pebruari
- - Penjualan yang direncanakan untuk Pebr. ..
8,100 - - Dikurangi Penjualan aktual sampai 20 Pebr.
5.000 3.100 - Pengurangan yang direnc. untuk sisa dari Pebr
- - Pengurangan yang direnc. untuk Pebr. ...
500 - - Dikurangi Pengurangan aktual sampai 20 Pebr.
300 200 - Total Persediaan yang Diperlukan
19.500
48- Persediaan yang Ada
- Persediaan yang tersedia pada 20 Pebr.
- - Persediaan awal bulan . 16.200
- - Barang yang diterima s/20 Pebr 6.000
22.200 - Dikurangi
- - Pengurangan aktual s/20 Pebr. 300
- - Penjualan aktual s/20 Pebr.
5.000 5.300 16.900 - Persediaan pesanan untuk pengiriman bulan
Pebr. 2.000 -
T o t a l 18.900 - Pembelian Terbuka pada harga eceran (pada 20
Pebr) 600 - Faktor Pengali harga pokok (100 - 40) .
60 - Pembelin Terbuka pada harga penjualan (pada 20
Pebr.) 360 - Apabila persediaan yang ada lebih dari yang
dikebutuhkan, maka - departemen itu kelebihan membeli
49- Pembahasan Pokok utama dalam membuat Anggaran
- Barang Dagang diilustrasikan pada
- Rencana No. Gbr
Masukan dasar Manajemen -
(Yang Ditentukan) - Rencana Penjulan 5 - 5 1.
Proyeksi total penjualan
- menurut Bulan
perusahaan - nilai -
2. Siklus penjualan musiman yg. -
diproyeksikan - persentase - Rencana Penjualan 5 - 6 3. Andil
Ddepartemen atas total - menurut Departemen
penjualan yang diproyeksikan -
menurut bulan - persentase () - Rencana Persediaan 7 - 1 4.
Persediaan/Penjualan awal bu - - (Awal bulan)
lan yg. direncanakan - rasio
-
- Anggran Pembelian 7 - 2 5.
Pengurangan yg direncanakan