Title: RAL%20%20FAKTORIAL
1Rancangan Acak Lengkap Faktorial
Kuswanto
2RAL FAKTORIAL
- Sebagaimana percobaan dengan RAL faktor tunggal,
homogenitas lingkungan juga menjadi syarat pada
percobaan RAL faktorial. - Prosedur pengacakan dan penataan pada RAL faktor
tunggal dapat langsung digunakan pada RAL
faktorial.
3Contoh Soal
- Percobaan pot mempelajari pengaruh pemberian
kapur CaCO3 dan Phospat terhadap pertumbuhan dan
hasil kacang tanah. Pemberian kapur terdiri 0 g
(K0) dan 4 g (K1), sedang pupuk terdiri 0 g (P0),
1,75 g (P1) dan 3,5 g (P2). Hasil penimbangan
bobot biji kering seperti Tabel dibawah
(Yitosumarto, 1990).
4Data bobot biji kering
Perlakuan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Total
Perlakuan 1 2 3 4 Total
K0P0 22,32 28,02 27,37 28,47 106,18
K0P1 19,10 23,46 27,35 19,37 89,28
K0P2 26,92 29,50 28,09 32,52 117,03
K1P0 27,32 21,89 24,89 21,72 95,82
K1P1 38,77 25,64 29,82 37,32 131,55
K1P2 40,32 34,13 27,12 22,59 124,16
Total 664,02
5Tahapan perhitungan ? sama dengan RAL faktor
tunggal
- FK (664,2)²/(4x2x3) 18381,8
- JK total (terkoreksi) (22,32)²(28,02)²(22,5
9)²-FK 746,847 - JK perl (106,18)²(89,28)²(124,16)²/4 -
FK 339,155 - Perlakuan terdiri atas Dosis Kapur (K) dan Dosis
Pupuk (P), maka selain JK perlakuan juga dihitung
JK K dan JK P. Dengan kata lain JK perlakuan
dipecah menjadi JK masing-masing faktor dan JK
interaksi antar faktor JK KP.
6- JK masing-masing faktor digunakan untuk
menghitung KT dan F hitung. - Apabila F hitung masing-masing faktor diketahui,
maka akan diketahui tingkat beda nyatanya. - Apabila faktor K nyata, artinya perbedaan dosis K
memberikan hasil yang berbeda nyata pada bobot
biji kering kacang tanah. - Hal ini juga dapat terjadi pada faktor P.
7Untuk menghitung JKK, JKP, JKKP, perlu disusun
tabel 2 arah
P0 P1 P2 Total
K0 106,18 89,28 117,03 312,49
K1 95,82 131,55 124,16 351,53
Total 202 220,83 241,19 664,02
Perhatikan cara menyusun tabel 2 arah
8Perhitungan JK faktor dan interaksi
- JKK (312,49)² (351,53)²/(4x3) 63,5051
- JKP (202)² (220,83)² (241,19)²/(4x2)
96,0398 - JKKP JKperl JKK JKP 339,11563,505196,0398
179,61 - JK galat JK total - JKK - JKP - JKKP 746,847
63,5051 96,0398 179,61 407,093
95. Susun tabel analisis ragam
SK Db JK KT Fhit Ftab 5 Ftab 1
Perlakuan 5 399,155 67,831
K 1 63,5051 63,5051 2,804tn 4,41
P 2 96,0398 48,0199 2,12tn 3,55
K P 2 179,61 89,8049 3,96 3,35
Galat 18 407,093 22,6496
Total 23 746,847
10- Apabila ingin diketahui perbedaan keragaman
dengan variabel yang lain (misalnya dengan umur
berbunga), maka dapat dihitung koefisien
keragaman (koefisien variasi)_(KK) - KK akar KT galat/rata-rata
- (v22,6496)/(644,02/24) x 100
- 4,7592 /26,83 x 100
- 17,74
11Uji F (ragam/varian)
- Dari tabel F, dengan ? 0,05, diperoleh bahwa F
tabel (1, 18) dan F tabel (2, 18) adalah 4,41 dan
3,55. - Kesimpulan terdapat interaksi yang nyata antara
K (kapur) dengan P (pospat) terhadap bobot biji
kering kacang tanah, artinya pada setiap dosis K
akan diperoleh bobot biji kering yang berbeda
apabila dosis P juga berbeda. - Atau dengan kata lain pengaruh dosis K terhadap
hasil biji kering kacang tanah akan berbeda pada
dosis P yang berbeda.
12Perlu diketahui
- Karena perlakuan K dan P masing-masing bersifat
kuantitatif, maka dapat dilanjutkan dengan
melihat bentuk interaksinya dan bentuk respon
masing-masing perlakuan dengan menggunakan
koefisien ortogonal polinomial. - Respon perlakuan merupakan salah satu pokok
bahasan dalam Mata Kuliah Rancob 2. - Sebaliknya, apabila perlakuannya kualitatif dapat
diketahui perbedaan antar kelompok perlakuan
dengan menggunakan ortogonal kontras (telah
diberikan sebelum UTS)
13- Apabila ada faktor yang berbeda nyata perlu diuji
dengan uji perbandingan berganda untuk mengetahui
level manakah yang saling berbeda. - Secara teori faktor yang hanya mempunyai 2 level
tidak perlu diuji dengan uji perbandingan
berganda, karena apabila faktor tersebut nyata
artinya terdapat perbedaan nyata pengaruh antar
level-level didalamnya. - Apabila levelnya hanya 2, secara otomatis
perbedaan faktor tersebut sudah menunjukkan
perbedaan antar level-levelnya. - Namun dalam prakteknya uji tersebut sering
dilakukan. - Selama hasil ujinya tidak berbeda dengan dasar
teori tersebut, tidak menyebabkan permasalahan.
14Uji perbandingan berganda
- Uji perbandingan berganda untuk RAL faktorial
dapat menggunakan BNT, BNJ atau DMRT, sesuai
dengan tingkat ketelitian yang diinginkan dan
jumlah level atau kombinasi perlakuan yang diuji. - Apabila terdapat interaksi nyata, maka cara
menyajikan data rata-rata kombinasi perlakuan
adalah sbb
15Uji BNT
- BNT0,05 ta x v(2 KTg/r)
- Dimana ta t table untuk db galat (18) pada
taraf 5 2,101 (atau dapat juga digunakan tarap
1 untuk BNT 0,01) - Maka BNT0,05 2,101 x v(2 x 22,6496/4) 7,07
- Selanjutnya ? tabel rata-rata
16Tabel rata-rata
Perlakuan Rata-rata bobot biji Hasil uji BNT
K0P0 26,55 abc
K0P1 22,32 a
K0P2 29,26 bc
K1P0 23,95 ab
K1P1 32,89 c
K1P2 31,04 c
BNT 7,07
17Seandainya interaksi tidak nyata, dan hanya salah
satu atau kedua faktor yang nyata, atau tidak ada
yang nyata, maka cara menyajikan data rata-rata
perlakuan
Perlakuan Rata-rata bobot biji Hasil uji BNT
Dosis Kapur K0 K1 34,72 39,06
BNT ??
Dosis Pupuk P P0 P1 P2 22,44 24,54 26,79
BNT ??
18TUGAS DIKUMPULKAN MINGGU DEPAN SEBELUM KULIAH!
- Carilah atau susunkan data penelitian yang
menggunakan RAL faktorial 3 x 4. Jangan data
dari praktikum. - Lakukan analisis data untuk melengkapi tabel
analisis varian. - Lakukan uji perbandingan berganda terhadap faktor
yang nyata. - Berikan kesimpulan dan interpretasi secara
singkat.
19to be continue ...