Title: ANALISA KINERJA BANK
1ANALISIS KINERJA BANK
2ANALISIS KINERJA BANK
- TUJUAN MATERI
- Menjelaskan pengertian analisis rasio likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitas. - 2. Menyebutkan dan menjelaskan rasio-rasio dalam
analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan
solvabilitas. - 3. Menjelaskan hubungan antara analisis rasio
likuiditas, rasio rentabilitas dan rasio
solvabilitas.
3ANALISIS RASIO LIKUIDITAS
- Analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek
atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. - Rasio Likuiditas yg sering digunakan untuk
menilai kinerja suatu bank antara lain - a. Cash Ratio ( CR )
- b. Reserve Requirement ( RR )
- c. Loan to deposit ratio ( LDR )
- d. Loan to asset ratio ( LAR )
- e. Rasio kewajiban bersih Call Money ( NCM )
4CASH RATIO
- Untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan
menggunakan alat-alat likuid yang dimilikinya. - RUMUS
- CR Alat likuid
x 100 - Pinjaman yang harus segera dibayar
- Alat Likuid
- Uang Kas di Bank dan Rekening giro yang
disimpan di Bank Indonesia. -
5RESERVE REQUIREMENT(LIKUIDITAS WAJIB MINIMUM)
- Merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk
menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib
minimum yang berupa rekening giro bank yang
bersangkutan pada Bank Indonesia. - Besarnya RR telah mengalami perubahan dari 2, 3
dan terakhir sejak tahun 1997 sebesar 5.
- Komponen dana pihak ketiga terdiri dari
- Giro,
- Deposito berjangka
- Sertifikat deposito
- Tabungan
- Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
-
6LOAN TO DEPOSIT RATIO
- Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Rasio antara
seluruh jml. Kredit yang diberikan bank dengan
dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi
rasio tsb, maka makin rendah likuiditas bank tsb.
- RUMUS
- LDR Juml. Kredit yang
diberikan x 100 - Total dana Pihak Ketiga KLBI Modal
Inti -
7LOAN TO ASSET RATIO
- Merupakan kemampuan bank untuk memenuhi
permintaan kredit dengan menggunakan total asset
yang dimiliki bank. - RUMUS
- LAR Jumlah Kredit yang diberikan
x 100 - Jumlah Assets
- Semakin tinggi rasio ini maka tingkat
likuiditasnya rendah karena jumlah asset yang
diperlukan untuk membiayai kreditnya makin besar. -
8RASIO KEWAJIBAN BERSIH CALL MONEY
- Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya
kewajiban bersih call money terhadap aktiva
lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank. - RUMUS
- NCM NET Call Money x 100
- Aktiva Lancar
-
- Aktiva Lancar Uang kas, Giro di BI, Sertifikat
BI, SBPU - Semakin kecil rasio ini, maka likuiditas bank ini
semakin baik karena bank dapat menutup kewajiban
antar bank dengan alat likuid yang dimilikinya. -
9ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
- Alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
oleh bank yang bersangkutan - Analisis rasio profitabilitas suatu bank antara
lain - a. Return On Asset ( ROA )
- b. Return On Equity ( ROE )
- c. Rasio Biaya Operasional ( OCR )
- d. Net Profit Margin ( NPM )
-
10RETURN ON ASSET
- Untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. - RUMUS
- ROA Laba Bersih x 100
- Total Assets
- Semakin besar ROA suatu bank, maka makin besar
tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula
posisi bank dari segi penggunaan assets. -
11RETURN ON EQUITY
- Untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh
keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran
dividen. - RUMUS
- ROE Laba Bersih x 100
- Modal Sendiri
- Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan
laba bersih bank yang bersangkutan, selanjutnya
akan menaikan harga saham bank dan semakin besar
pula dividen yang diterima investor. -
12RASIO BIAYA OPERASIONAL
- Untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank melakukan kegiatan operasinya. - RUMUS
- OCR Biaya Operasional x
100 - Pendapatan Operasional
- Biaya operasional diperoleh dari COLF ( Cost of
Loanable fund) - Pendapatan Operasionl diperoleh dari jasa
pemberian kredit bank (Bunga pinjaman, appraisal
fee, supervision fee, commitment fee, sindication
fee, dll). -
13NET PROFIT MARGIN RATIO
- Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan
yang diterima dari kegiatan operasionalnya. - RUMUS
- NPM Laba Bersih
x 100 - Pendapatan Operasional
- Pendapatan Operasional berasal dari pemberian
kredit dengan resiko kredit macet, selisih kurs
valas jika kredit dalam valas dll. -
14ANALISIS RASIO SOLVABILITAS
- Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi
likuidasi bank. - Rasio yang digunakan pada analisis solvabilitas
adalah - a. Capital adequacy ratio (CAR)
- b. Debt to Equity ratio
- c. Long Term debt to assets ratio
15CAPITAL ADEQUACY RATIO
- Untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan. - RUMUS
- CAR Modal Bank
x 100 - Aktiva tertimbang menurut
resiko - Modal Inti Modal disetor, cadangan, laba
ditahan, agio saham dll - Modal Pelengkap Berasal dari cad. Revaluasi AT
(selisih penilaian kembali AT dengan persetujuan
dirjen pajak), Cad. Penghapusan Aktiva yang
diklasifikasikan (cad. Yang dibentuk dengan cara
membebani lap. R/L tahun berjalan), modal kuasi
/capital instrument (warkat yang memiliki sifat
seperti modal), pinjaman subordinasi (pinjaman
antar bank dengan persetujuan BI dengan jangka
waktu min. 5 tahun dan bila pelunasan sebelum
jatuh tempo harus persetujuan BI). -
16DEBT TO EQUITY RATIO
- Untuk mengukur kemampuan bank untuk menutup
sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan
dana yang berasal dari modal sendiri. - RUMUS
- DTE Jumlah Hutang x
100 - Jumlah Modal Sendiri
- Semakin tinggi rasio ini, maka semakin kecil
kemampuan membayar hutangnya dari modal sendiri. -
17LONG TERM DEBT TO ASSETS RATIO
- Untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva
bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber
hutang jangka panjang - RUMUS
- LTDTA Hutang Jangka Panjang
x 100 - Total Assets
- Hutang jangka panjang berasal dari dana pinjaman
dari bank lain, simpanan masyarakat diatas 1
tahun, Pinjaman LN, investasi dari investor. - Semakin besar rasio ini, maka makin kecil
kemampuan untuk membayar hutang dari aktiva. -
18LAPORAN KEUANGAN BANK
- Sesuai dengan Sk. Direksi Bank Indonesia No. 27 /
119/ kep/DIR tgl. 275 Januari 1995 Laporan
keuangan bank terdiri dari - Neraca
- Lap. Komitmen dan kontinjensi
- Lap. Laba/ rugi
- Lap. Arus kas
- Catatan. Atas lap. keuangan
19Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Metode
CAMELS
URAIAN C A M E L S
Capital Asset Management Earning Liquidity Sensitivity
Modal Aktiva Manajemen Rentabilitas Likuiditas Sensitivitas
Yg. Dinilai Kecukupan, komposisi proyeksi trend kedpn permodalan serta kemampuan dlm mengcov. Asset bermsl Kualitas A.P, Konsentrasi eksposur resiko kredit, perkembangan A.P bermasalah dan Keckp. PPAP. Kualitas Man. Umum dan penerapan manajemen resiko. Kepatuhan Bank terhadap ketentuan yg berlaku dan komitmen kpd BI atau pihak lain Pencapaian ROA, ROE, NIM dan tingkat efisiensi bank. Perkemb. Laba operasional, diversifikasi pendpt, penerapan prinsip Ak.. Kemampuan bank dlm menjaga likuiditas Kemampuan modal bank dlm mengcov. Potensi kerugian sbg akibat suku bunga dan nilai tukar
20Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Metode
CAMELS
Kemudian dilakukan perhitungan analisis dgn
mempertimbangkan indikator pendukung dan atau
pembanding yang relevan. Kemudian ditetapkan
peringkat setiap faktor. Ada 5 peringkat
bank Pk-1 sangat baik, bank dapat mengatasi
pengaruh negatif kondisi perekonomian dan
industri keuangan Pk-2 Baik, bank masih
memiliki kelemahan minor yang dapat segera
diatasi dengan tindakan segera dan rutin Pk-3
cukup baik, masih ada kekurangan dan perlu
tindakan korektif bila tidak akan menurunkan
peringkat komposit. Pk-4 Kurang baik, bank
sensitif terhadap pengaruh buruk kondisi
perekonomian dan memerlukan tindakan
korektif.karena berpotensi membahayakan
kelangsungan usahanya. PK-5 Tidak baik, bank
sangat sensitif dan dapat membahayakan
kelangsungan usahanya.
21Hasil Perhitungan ROA Bank Devisa tahun 2000 -
2001
Nama Bank 2000 2001
Antar Daerah Arta Niaga Kencana tbk. Arta Graha BCA Tbk. BII Tbk. 0,498429 0,623499 0,139749 1,873506 0,718853 1,019829 0,904856 0,242459 3,022264 -13,4307
Sumber Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa
Non Devisa di Indonesia
22Hasil Perhitungan ROEBank Devisa Tahun 2000 -
2001
Nama Bank 2000 2001
Antar Daerah Arta Niaga Kencana tbk. Arta Graha BCA Tbk. BII Tbk. 9,341975 4,021941 5,966042 25,72485 11,43772 14,14484 6,52811 12,02646 31,91538 187,8277
Sumber Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa
Non Devisa di Indonesia
23Hasil Perhitungan LDRBank Devisa Tahun 2000 -
2001
Nama Bank 2000 2001
Antar Daerah Arta Niaga Kencana tbk. Arta Graha BCA Tbk. BII Tbk. 63,76667368 36,04878193 61,92979281 8,248526823 53,69379664 65,95012331 47,49994439 45,66211383 13,70797413 20,61624264
Sumber Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa
Non Devisa di Indonesia
24(No Transcript)
25Pendahuluan
ALK Bank
26Bahasan
Akuntansi dan Laporan Keuangan
Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap LK Bank
Laporan Keuangan bank di Indonesia
Persiapan Analisa Laporan Keuangan
27Akuntansi Laporan Keuangan
- Akuntansi sebagai suatu seni untuk mencatat,
mengklasifikasikan, melaporkan dalam bentuk
laporan keuangan atas semua transaksi-transaksi
yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan dan
akhirnya mengiterpretasikan laporan tersebut.
(Maurice Moonitz, 1961,23). - Laporan keuangan merupakan produk dari akuntansi,
begitu juga interpretasi LK juga merupakan salah
satu fngsi pokok dari akuntansi
28- Konsep Dasar Akuntansi
- (menurut prinsip-prinsip akuntansi Indonesia)
- Kesatuan akuntansi
- Kesinambungan
- Periode Akuntansi
- Pengukuran dalam nilai uang
- Harga pertukaranpenetapan beban dan pendapatan
29- Basic concept Akuntansi (Hartanto)
- Unit Entity
- Going Concern
- Stable Monetary Unit Assumption
- Consistence
- Obyektivity
- Materiality
- Conservatisme
- Full Disclosure
- Realization
- Accounting Period
30- Kritik terhadap Akuntansi
- Akuntansi selalu mendasarkan diri pada biaya
historis sehingga mengakibatkan terjadinya
overstated dalam penetapan laba perusahaan yg
akan mengakibatkan terjadinya kanibalisme modal
pada masa inflasi - Akuntansi yg berorientasi pada biaya historis
kurang memperhatikan opportunity cost/alternative
cost - Akuntansi hanya memberikan diskripsi kepada
hal-hal yg sudah terjadi saja. - Akuntansi tidak memperhatikan faktor-faktor
non-financial yg mempengaruhi perusahaan - Akuntansi lebih merupakan seni (art) dan kurang
ilmiah (scientific)
31- Akuntansi banyak menggunakan istilah-istilah
tehnis yang mempunyai arti berbeda apabila
dibandingkan dengan pengertian umum yg ada. - Laporan keuangan yang dihasilkan adalah bersifat
umum dan tidak dapat menggambarkan/mewakili
kepentingan-kepentingan masin-masing pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tsb. - Akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan itu
besifat konservatif dalam sikapnya mengahadapi
ketidakpastian. - Angka neraca menunjukkan angka pada suatu tanggal
tertentu saja dan hanya menunjukkan nilai buku
dan bukannya nilai likuidasi maupun nilai
ekonomis dari aktiva/pasiva yang disajikan.
32Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Hasil
Interpretasi LK Bank
- Kepentingan masyarakat
- Kepentingan pemegang Saham/ Pemilik
- Kepentingan Perpajakan
- Kepentingan Pemerintah
- Karyawan
- Management Bank
33Laporan Keuangan Bank di Indonesia
- Nature of the business
- Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia dan
Pedoman Akuntansi perbankan
34Fungsi bank
35Standar Khusus LK Bank
- Pengukuran dalam Nilai Uang
- LaporanKeuangan Bank
- Neraca
- Laporan Keuangan Komitmen dan Kontinjensi
- Perhitungan Laba-Rugi
- Laporan Perubahan Posisi Keuangan
- Catatan atau Laporan Keuangan
- Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
- Laporan Keuangan Interim
36Persiapan Analisa Laporan Keuangan
- Agar hasil yg akan dicapai dari analisa laporan
keuangan dapat memberikan hasil yg memuaskan dan
diperoleh prosedur kerja yg efisien dan terarah,
maka sebelu melakukan analisa/interpretasi LK
perlu diperhatikan hal-hal berikut - Tentukan tujuan yang akan diperoleh dari analisa
tersebut. Perlu dipilih alat analisa (rumus) yg
paling sesuai untuk pemecahan problem. - Tentukan kurun waktu yang paling relevan dengan
tujuan analisa.
37Terima Kasih !
38Laporan Keuangan Bank di Indonesia
39Nature of Business
- Kegiatan pokok bank
- Menerima penyimpanan dana dari masyarakat
(Funding) - Menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada
masyarakat (Lending) - Melaksanakan berbagai jasa-jasa keuangan
(Service).
40Standar Khusus Laporan Keuangan Bank
- Pengukuran dalam Nilai Uang
- LaporanKeuangan Bank
- Neraca
- Laporan Keuangan Komitmen dan Kontinjensi
- Perhitungan Laba-Rugi
- Laporan Perubahan Posisi Keuangan
- Catatan atau Laporan Keuangan
- Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
- Laporan Keuangan Interim
41Pengertian Pos-pos dari Laporan Keuagan Bank
- Bank Indonesia telah menetapkan bentuk standard
dari neraca bank yang diumumkan dalam media cetak
sesuai dengan Surat edaran Bank Indonesia No.
23/19/BPPP tanggal 2 Februari 1991.
42Neraca
Neraca Bank
- Aktiva
- Kas
- Bank Indonesia
- Tagihan pada bank lain
- Surat berharga dan tagihan lain
- Kredit yang diberikan
- Penyertaan
- Cadangan aktiva yang diklasifikasikan
- Aktiva tetap dan inventaris
- Rupa-rupa aktiva
- Pasiva
- Giro
- Call Money
- Tabungan
- Deposito berjangka
- Kewajiban lainnya
- Surat Berharga
- Pinjaman diterima
- Rupa-rupa Pasiva
- Modal
- Laba/Rugi
43Rekening Administratif
No Pos-pos Rp Valas Total
1. 2. 3. 4. 4. 5. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan. Posisi pembelian berjanka valas yang masih berjalan Posisi penjualan berjangka valas yan masih berjalan Margin trading Maksimum transaksi Keuntungan yang belum direalisasikan Kerugian yang belum direalisasikan Jaminan yang diberikan Garansi bank Aval/Endosemen L/C yang masih berjalan Akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka Lainnya Lain-lain yang bersifat administrasi
Jumlah Jumlah
44Laba Rugi Bank
No Pos-Pos Pos-Pos Rp Valas Total
I. Pendapatan 1. Pendapatan operasional 1.1. Hasil Bunga 1.2. Provisi dan Komisi 1.3. Pendapatan Valas lainnya 1.4. Pendapatan lainnya 2. Pendapatan Non Operasional Pendapatan 1. Pendapatan operasional 1.1. Hasil Bunga 1.2. Provisi dan Komisi 1.3. Pendapatan Valas lainnya 1.4. Pendapatan lainnya 2. Pendapatan Non Operasional
Jumlah Jumlah Jumlah
II. II. Biaya Biaya Operasional 1.1. Biaya Bunga 1.2. Biaya Valuta asing lainnya 1.3. Biaya tenaga kerja 1.4. Penyusutan 1.5. Biaya lainnya Biaya Non Operasional
Jumlah Jumlah Jumlah
III. III. Laba/Rugi sebelum pajak
IV. IV. Sisa laba/rugi tahun-tahun lalu
V. V. Transfer ke Kantor Pusat
Jumlah Jumlah Jumlah
45Penjelasan Pos-Pos
- Aktiva
- 1. Kas
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua uang
kas Rupiah dan valas yang dimiliki oleh bank
termasuk kantor nya yang ada di luar negeri, baik
uang kartal yang ada dalam kas seperti uang
kertas, uang logam dan commemorative coin yang
dikeluarkan oleh BI yang menjadi alat pembayaran
yang sah di Indonesia maupun uang kertas dan
logam serta mata uang emas atau mata uang asing
lainnya yang masih berlaku di negara lain. - Bank Indonesia
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalah giro dalm
Rupiah dan Valas milik bank pada BI.
46Penjelasan Pos-Pos
- 3. Tagihan pada bank lain
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua
tagihan bank pelapor kepada bank lain, baik bank
dalam negeri maupun luar negeri, dalam rupiah dan
valas. Pos ini antara lain - a. Giro
- b. Call Money
- c. Deposito berjangka
- d. Kredit yang diberikan
- 4. Surat berharga dan tagihan lainnya
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalah surat
berharga dalam rupiah dan valas yang dimiliki
oleh bank termasuk kantornya di LN. (mis wesel,
saham, obligasi,promes, sertifikat, bukti
keuntungan dan surat jaminan/opsi/hak-ak lainnya
yang dimiliki bank untuk diperjual belikan dan
tidak dimaukkan sebagai penyertaan).
47Penjelasan Pos-Pos
- 5. Kredit yang diberikan
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua semua
realisasi kredit dalam rupiah dan valas yang
diberikan oleh bank termasuk kantornya di LN,
kepada pihak ketiga bukan bank, baik di DN maupun
di LN. - 6. Penyertaan
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalah penyertaan
bank termasuk kantornya di LN, pada bank, LK atau
perusahaan lain, baik dalam rupiah maupun valas.
48Penjelasan Pos-Pos
- 7. Cadangan aktiva yang diklasifikasikan
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalah cadangan
dalam rupiah dan valas yang dibentuk untuk
menampung resiko kerugian yang mungkin timbul
sebagai akibat dari tidak dapat diterimanya
kembali sebagian atau seluruh aktiva
produktifnya. - 8. Aktiva tetap dan inventaris
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalahnilai buku
dari tanah, gedung, kantor, rumah dan perabot
milik bank termasuk kantornya di LN, dalam rupiah
dan valas - 9. Rupa-rupa Aktiva
- Yang dimasukkan dalam pos ini adalah saldo
rekening-rekening aktiva lainnya dalam rupiah dan
valas yang tidak dapat dimasukkan kedalam salah
satu dari pos 1 sampai dengan pos 8 di atas.
49Penjelasan Pos-Pos
50Thank You !
51Teknik-teknik ALK Bank
52Contents
53Analisa Komparatif
- Analisa Trend/Analisa Horizontal
- Analisa Vertikal (Common Size)
54Analisa Trend/Horizontal
- Analisa Trend yaitu membandingkan kegiatan usaha
suatu bank baik secara absolute maupun dalam
bentuk relatif atas kegiatan yang ada dengan
kegiatan-kegiatan yang telah dicapai pada
periode-periode sebelumnya - Analisa ini akan diperoleh suatu kesimpulan
apakah telah terjadi kemajuan atau kemunduran
usaha dari masing-masing bank ybs.
55- Cara yang digunakan
- Pendekatan Index dasar tungal (single base
index) - Cara yang dipilih dari tahun laporan yang
termuda - PendekatanIndex dasar berganti (moving base
index) . - Dalam pendekatan cara ini index dasar yang akan
dipakai adalah semua periode laporan yang akan
dianalisa
56- Cara pertama akan diperoleh tk perbandngan antara
tahun pertama dengan periode tahun yang
dianalisa, hal ini mengandung kelemahan apabila
jarak antara tahun base index dengan periode
laporan yg diperbandingkan yg tidak relevan lagi
karena telah terjadinya perubahan siuasi dan
kondisi yang cukup materiil. - Cara pertama akan diketahui besarnya perkembangan
dari tahun ke tahun atau dari periode yang satu
keperiode laporan berikutnya secara langsung. - Apabila pada periode yg dipilih sebagai base
index ini terdapat peristiwa/kejadian atau
keputusan yang penting, maka cara ini akan
menunjukkan hasil yang memuaskan.
57- Bentuk Penyajian Analisa Trend
- Bentuk tabel
- Bentuk Grafik
58Analisa Common Size
- Analisa common size, dilakukan untuk mengetahui
komposisi dari share/peran masing-masing
pos/rekening-rekening kegiatan dalam suatu bentuk
dibandinkan dengan kegiatan totalnya. - Suatu rekening/sub rekening yang melebih
prosentase yang besar akan memberikan petunjuk
kepada manajemen bank ybs untuk mendapatkan
perhatian.
59- Bentuk Penyajian Analisa Common Size
- Bentuk Tabel
- Bentuk Grafik/Gambar
60Contoh Visualisasi Gambar
Komposisi dana
61Analisa Bank Environment
- Analisa ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan bersaing suatu bank/ suatu cabang, atau
dalam rangka untuk mengetahui market share
bank/cabang yang bersangkutan baik secara
regional maupun secara nasional.
62- Manfaat analisa Bank Environment
- Untuk mengetahui daya saing/market share dari
suatu bank/cabang baik secara regional maupun
secara nasional - Untuk mengetahui tingkat laju perkembangan (rate
of growth) dari industri-industri perbankan dalam
skala nasional maupun regional - Dengan membandingkan butir a dan b di atas akan
dapat diukur tingkat perkembangan yang riil dari
suatu bank/cabangnya.
63- Agar perbandingan/analisa environment ini dapat
menghasilkan kesimpulan yang memuaskan maka perlu
diadakan beberapa kombinasi analisa al - Sesama bank sejenis
- Membandingkan dengan perkembangan bank sejenis
lain, mis bank swasta dgn bank pemerintah atau
sebaliknya - Antara bank ybs dengan kegiatan industri bank
secara keseluruhan - Untuk suatu cabang perbandingannya dapat
dikombinasikan juga seperti butir 1 sampai 3 di
atas ataupun diperbandingkan dengan kegiatan bank
ybssecara keseluruhan/gabungan seluruh cabang yg
ada.
64Bank X Analisa Bank Environment GiroPeriode
2005 s/d 2009
Tahun Bank X Bank X Bank-Bank Lainnya Bank-Bank Lainnya Market Share
Tahun Jumlah Jumlah Bank X
2005 100.000 100 250.000 100 40,00
2006 116.750 116,75 286.500 114,60 40,75
2007 158.180 158,18 507.400 202,96 31,17
2008 229.410 229,41 884.425 353,77 25,93
2009 257.260 257,26 981.100 392,49 26,22
1 Rp 1.000.000 tahun 2005 100
65- Apabila dibandingkan antara hasil analisa Trend
dan analisa Bank Environment sering memberikan
kesimpulan yang berbeda, karena pada analisa
trend perkembanngan tersebut hanya diukur dari
bank yang sama sedangkan analisa Bank Environment
diperbandingkan secara riil dengan laju
perkembangan yang ada dala industri perbankan. - Analisa bank Environment akan memberikan
ransangan psychologis kepada bank ybs untuk kerja
lebih giat dalam menghadapi persaingan.
66Terima Kasih
Semoga Sukses
67Analisa Laporan Keuangan Pada Masa
Inflasi(Accounting Infalition Analysis)
68Pendahuluan
- Seluruh proses akuntansi pada umumnya maupun di
dunia perbankan khususnya selalu mendasarkan pada
asumsi adanya stable monetory unit, yang
akibatnya semua transaksi yang dicatat atas dasar
historical cost. Padahal kita ketahui bahwa
stabel monetory unit tersebut pada kenyataannya
tidak ada. - Bagi perbankan hal tsb akan mempunyai pengaruh
yang sangat berarti mengingat sebagian assetnya
berbentuk monetary asset dan alat likuid lainnya,
sedangkan kemampuan daya beli rupiah di Indonesia
terdapat kecenderungan yang selalu menurun. - Apabila hal tersebut diabaikan maka dari
conventional Acconting prosedure akan menimbulkan
akibat negatif.
69Kelemahan Conventional Accounting
- Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena
pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat
tertentu, akan dibebani biaya yang didasarkan
pada suatu ketentuan nilai uang telah ditetapkan
beberapa periode yang lalu pada saat pencatatan
terjadinya biaya tersebut. - Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan
mempunyai nilai yang lebih rendah apabila
dibandngkan dengan perkembangan harga daya beli
uang terakhir. - Aokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan
dibebankan terlau kecil dan mengakibatkan laba
dihitung terlalu besar.
70- Laba/rugi yang terjadi yang terjadi yang
dihasilkan oleh perhitungan laba/rugiyang
didasarkan pada asumsi adanya stable monitory
unit. - Bank tidak akan mempertahankan real capitalnya
dan adanya kecenderungan terjadinya kanibalisme
terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak
perseroan dan pembagian laba yang lebih besar
dari semestinya. - Laporan akuntansi yang disususn atas dasar asumsi
adanya stable monitory unit. - Accounting menyalahi mathematical karena berbagai
himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi satu.
71Tingkat Penurunan Daya Beli Rupiah
- Ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat
daya beli uang rupiah - General Price Index maupun Special Price Index
- Tingkat Perkembangan Harga Emas
- Perkembangan/Kurs Valuta Asing
- Cost of Living Index
72Accounting Treatment Terhadap Perubahan Daya Beli
Uang
- Untuk menyusun neraca yang objektif harus
didukung oleh bukti-bukti yang dapat
diverifikasikan, oleh karena itu penyususnan
neraca dn rugi/laba harus mengikuti basic concept
adanya stabel monetary unit assumption yang
sudah diterima sebagai salah satu general
Accepted Accounting Principles. - Sebaiknya, untuk kepentingan manajemen intern
perlu terlebih dahulu disusun price level
adjusment terhadap neraca dan rugi/laba bank agar
keputusan dan kebijaksanaan yangakan diambil akan
lebih tepat.
73- Pos-pos yang peka terhadap perubahan daya beli
yang perlu di-Adjustment, antara lain - Pos-pos aktiva tetap/milik tetap Inventaris
(termasuk biaya depresiasinya) - Pos-pos pinjaman jangka panjang, Kredit Investasi
- Pos-pos Aktiva/Pasiva Valuta Asing.
74Saran Untuk Menghadapi Pengaruh Inflasi terhadap
LK Bank
- Bahwa tingkat inflasi di Indonesia akan
berlangsung dimasa yang akan datang, hal ini akan
berpengaruh terhadap reliability dan accurrancy
dari neraca dan R/L Perbankan. - Apabila terdapat tingkat inflasi gt rate of
interest minus cost of fund, dan fixed assets
cuku besar hingga mengakibatkan under
depreciaton, maka ada suatu petunjuk manajemen
bank untuk mengadakan price level adjustment. - Price level adjustment terhadap aktiva tetap
merupakan perkaliaan antara cost of acquisition
atas dasar original cost dengan index harga yang
dipilihnya dan adjustment tsb dapat berupa
restatement, replacement, appreciation tergantung
tujuan diadakan adjustment tersebut.
75- Price level adjustment untuk depresiasi/amortisasi
merupakan perkalian index harga yang dipilih
dengan beban depresiasi atas dasar original
costnya dari masing-masing depreciable assets
menurut tahun pembeliannya, rate dan methode
depresiasinya. - Agar perbankan dapat mempertahankan real
capitalnya maka tingkat perkembangan harga harus
dimasukkan ke dalam kalkulasi cost of loanable
fund/cost of fun d disamping biaya-biaya lainnya. - Penyajian adjusted financial report harus
disajikan bersama-sama antara laporan financial
yang disusun secara konventional dan index harga
yang digunakan untuk price level adjustment tsb
76- Laba yang terjadi karena perubahan daya beli uang
yang dimiliki perbankan yang bersifat non routine
tidak dapat dimasukkan kedalam keuntuntungan
sebelum terjadinya realisasi penjualan. Tetapi
apabila terjadi kerugian harus segera diakui
sebagai kerugian. - Untuk memperkecil kerugian akibat menurunnya daya
beli uang pada masa-masa yad maka present value
dari pendapatan bunga kredit yang akan diterima
ditambah dengan jumlah angsuran kreditnya
ditambah cost of loanable fund yang akan dibayar
oleh bank. - Pengembangan aplikasi pencatatan valas dengan
cara Lifo akan membantu mengurangi akibat negatif
dari pada peruahan daya beli sehubung terjadinya
perubahan Kurs Valas yang cepat. - Untuk menjaga tercapainya full disclosure di
dalam laporan akuntansi (Neraca R/L) dari
nasabah yang mengajukan kredit, hendaknya
pengaruh inflasi dicantumkan dalan
laporan-laporannya
77Pos-pos yang Terpengaruh terhadap Penurunan daya
Beli Rupiah
- Monetary asset, seperti surat-surat berharga,
kredit exploitasi, kredit investasi. - Non Monetary assets secara riil tidak mengalami
pengaruh penurunan daya beli secara riil tetapi
dari sudut akuntansi merupakan pos yang terkena
pengaruh penurunan daya beli namun tidak menjadi
masalah yang serius karena dapat diadakan
apraisal - Asset dalam bentuk Valas tidak dipengaruhi oleh
penurunan daya beli rupiah karena langsung dapat
dinilai dengan kurs yang terakhir.
78Cara Perhitungan Kerugian/keuntungan atas
Penurunan Daya Beli Rupiah.
- Monetary assets yang bersifat dormant account
yang ada dikonversikan ke nilai rupiah pada akhir
tahun, dan akan diketemukan jumlah kerugian
penurunan daya beli rupiah. - Kerugian di atas diperbandingkan (dikurangi)
pos-pos hutang jangka pendek/panjang yang
dikonversikan dengan nilai rupiah pada akhir
tahun. - Ditambah sumber-sumber rekening moneter bersih
selama tahun berjalan yang berupa penjualan dan
penghasilan lainnya yang disesuaikan dengan
faktor konversi rata-rata. - Dikurangi dengan penggunaan rekening moneter
pembelian, pengeluaran biaya operasional
9dikurangi penyusutan), pajak penjualan,
pembayaran deviden dan lain-lain pengeluaran
setelah disesuaikan dengan menggunakan faktor
konversi rata-rata.
79Terima Kasih
www.themegallery.com
80Analisa BEP Untuk Bank
81- BEP pada bank akan sangat bermanfaat untuk
beberapa tujuan analisis sbb - Untuk Profit Planning and Control baik dalam
long run maupun dalam shot run period. - Untuk menetapkan minimal target baik bagi unit
bank secara keseluruhan maupun bagian-bagian yang
ada - Sebagai bahan pengukuran efisiensi dan
efektifitas kerja bank Cabang maupun
bagian-bagian. Hal ini sangat sesuai dengan
sistem perbankan yang mengarah ke Unit Banking
System.
82Rumus Analisa BEP
83Klasifikasi Biaya
1
2
3
- Berdasar Sifat Biaya
- Biaya Variabel
- Biaya Tetap
- Berdasar tempat terjadinya Biaya
- Direct Deparement Cost
- Inderect Departement Cost
Sesuai dengan tujuan daripada analisa BEP dengan
memodifikasi beberapa perhitungan R/L.
84Dasar-dasar Alokasi Biaya
- Alokasi ke tempat-tempat Biaya
- Alokasi biaya Kantor pusat ke tempat- tempat
biaya Cabang - Biaya-biaya pada butir b di atas selanjutnya
dialokasikan ke tempat-tempat biaya
85Distribusi dan Perhitungan Biaya per Bagian
- Distribusi/alokasi biaya per bagian kas, kredit,
valas, diperlukan asumsi sbb - Semua biaya yang terjadi diluar bagian
operasional dialokasikan pada masing-masing
bagian operasional berdasarkan alokasi ketentuan
yang memadai - Alokasi biaya antar bagian umum/personil dengen
bagian pembukuan dimana bagian ini juga saling
memberi service, tidak dilakukan. - Dana yang dikumpulkan oleh bagian valas dan kas
diperlakukan sebgai dana yang dijual pada bagian
kredit dengan diperhitungkan bunga antar bagian
sebesar X perbulan
86- d. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas dapatlah
dikatakan alokasi Inderect Departemen Expenses ke
bagian-bagian operasional sebagai pusat biaya. - e. Setelah semua biaya terkumpul dibagian-bagian
operasional langsung dapat diklasifikasikan ke
biaya variabel dan biaya tetap. - f. Kemudia susunah ikhtisar jumlah pendapatan
biaya tetap dan baya variabel.
87Modifikasi Rumus BEP untuk Perencanaan
a. Perubahan Volume pendapatan sebesar Z
b. Perubahan Biaya Tetap sebesar X
88c. Perubahan Biaya Variabel sebesar Y
d. Pencapaian laba sebesar Rp X
89Penggunaan Analisa BEP untuk Perencanaan Dana
90Penggunaan BEP Untuk Tujuan Pengawasan
- Dengan dapat ditaksirnya jumlah laba yang
diinginkan dan sekaligus jumlah volme usaha yang
harus dicapai akan sangat bermanfaat untuk
mengendalikan/pengawasan kegiatan sehari-hari
91Terima Kasih
92Analisa Variansi
Analisa Laporan Keuangan Bank
93- Terdapat perbedaan antara industri perbankan
dengan industri manufacturing. - Product yang dijual industri perbankan adalah
dalam bentuk jasa yang beraneka ragam, maka
hubungan fungsi-fungsi output dan input lebih
sulit untuk dapat distandardisasikan. - Berhubung sulitnya aplikasi standar costing di
industri perbankan, maka teknik-teknik analisa
yang lazim digunakan dalam industri manufacturing
terlambat dikembangkan di dunia perbankan. - Metode analisa varian yang digunakan di dunia
perbankan hanya terbatas pada single variance
method.
94Metode Analisa Variansi
Single Variance Method
1
Two Variance Method
2
3
4
95Single Variance Method
- Dalam metode ini analisa variansi langsung
memperbandingkan antara apa-apa yang dianggarkan
dengan realisasi yang dicapai oleh masing-masing
mata anggaran ybs. - Selisih yang ada dapat berupa
- Favorable variance ? positif () bagi bank
- Unfaorable variance ? negatif (-) bagi bank
- Misalnya
- Pendapatan yang dicapai gt anggaran ? penyimpangan
bersifat favorable - Biaya yang dicapai gt anggaran ? penyimpangan
bersifat unfavorable
96Analisa VariansiPendapatan Usaha Bank ABCD
Jenis Mata Anggaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Penyimpangan Penyimpangan
Jenis Mata Anggaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Rp
Pendapatan
1. Bunga kredit 13.456.780 14.356.789 900.009 6,6
2. Komisi transfer 2.560.333 2.411.252 (149.081) 5,8
3. Komisi Bank Garansi 488.237 499.756 11.519 2,3
4. Komisi Safe Deposit Box 256.200 255.000 (1.200) 0,4
5. Komisi Import dst 6.342.156 6.555.520 213.364 3,36
Biaya Bunga 10.342.567 12.432.133 (2.089.566) 20
Keterangan favorable (-)
unfavorable
97- Kesimpulan
- Jumlah pendapatan bunga kredit yang diterima
selama periode ybs telah melampaui target yang
ditetapkan jadi terdapat Favorable Variance. - Komisi transfer yang diterima dibawah target yang
diharpkan jadi terdapat Unfavorable Variance. - Biaya bunga yang dianggarkan ternyata dilampaui
sebesar 20 dari target yang ditetapkan jadi
terdapat Unfavorable variance.
98Two Variance Method
- Metode ini untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
yang ada pada single variance methode. - Metode ini, dianalisa 2 aspek sekaligus yang
dievaluasi - Menyangkut volume kegiatan usaha itu sendiri
- Biaya yang dikeluarkan untuk mencapai volume
usaha tsb. - Two variance Method lebih mendekati pemakaian
konsep performance-budget. Kesimpulan yang dapat
diambil mempunyai skala yang lebih luas.
99- Manfaat Analisa Two Variance Method
- Untuk mengetahui sejauhmana penggunaan anggaran
- Untuk mengetahui sejauhmana realisasi yang
dicapai dibandingkan dengan target - Untuk penyimpangan-penyimpangan yang besar
jumlahnya (significance) akan segera dapat
diambil tindakan-tindakan koreksi yang
diperlukan. - Untuk pengukuran prestasi para manajer bank yang
bertanggungjawab untuk pengelolaan masing-masing
kegiatan dll.
100Analisa Variansi (Two Variance Method)Bank ABCD
Jenis Mata Anggaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Penyimpangan Penyimpangan
Jenis Mata Anggaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Rp
Pendapatan
1. Bunga Kredit 13.456.730 14.356.789 900.000 6,6
Volume Kredit 89.711.866 99.345.671 9.633.805 10,7
2. Komisi Transfer 2.560.333 2.411.252 (149.081) 5,8
Volume Tranfer 2.560.333.000 2.455.251.000 105.082.000 49
3. Komisi Bank Garansi 488.237 499.756 11.519 2,3
Volume Bank Garansi 97.342.567 99.951.200 2.303.800 2,3
5. Biaya Bunga 10.342.567 12.432.133 (2.089.566) 20
Volume Dana 103.425.670 124.321.330 20.895.660 20
Keterangan favorable Bunga Kredit
15/th Komisi Bank Garansi 0,5 (-)
unfavorable Komisi Transfer 1/8 Bunga Dana
10/th
101- Kesimpulan
- Jumlah pendapatan secara total analisa Single
Variance Method memang menunjukkan kenaikan yang
favorable, tetapi jumlah rupiah tsb lebih kecil
dari yg seharusnya karena dengan melihat volume
yang dikeluarkan seharusnya bunga yang diterima
sebesar Rp 99.345.671 x 15 Rp 14.901.850,-
sedangkan yang diterima hanya Rp 14.356.781,-
Jadi ada unfavorable variance sebesar (-Rp
545.061,-). Kesimpulan bertolak belakang dengan
single variance method. - Volume kredit yang dikelurkan hanya Rp
95.711.926,- maka bunga yang diperoleh Rp
14.356.789,- dapat dikatakan terjadinya favorable
variance.
102- Biaya Bunga Dana semula diperoleh kesimpulan
(Single Variance Method) unfavorable sebesar 20
dan dihitng volume dana yang dapat dikumpulkan
terdapat kenaikkan yang seimbang besarnya. Jadi
kesimpulan akhir yang dat diambil Bagian Dana
telah berhasil meningkatkan prestasinya sebesar
20. - Ditinjau lebih lanjut mengenai pendapatan bunga
kredit berarti - Terdapat tunggakan bunga yang tak tertagih Rp
545.061.00,- - Terjadi kenaikkan dana yangmenganggur dalam
bentuk kredit dari Rp 13.713.804.000,- menjadi Rp
24.975.655.000,- atau terdapat kenaikkan 182,13. - Indikasi ini akan memperjelek kesimpulan
management bagian Kredit, yang semula menurut
analisa Single Variance Method menunjukkan hasil
yang favorable.
103-
- Sebaiknya Top Management bank meminta para
manajer nya untuk menyajikan analisa variance
dengan menggunakan two variance Method untuk
menghindari manipulasi dalam analisa yang
berusaha mengelabui kegagalann dalam mengelola
kegiatannya.
104Thank You !
105(No Transcript)
106Analisa CAMEL
107Unsur Yang dinilai dalam CAMEL
Capital/Permodalan yang dimiliki bank
Asset/Kualitas assets yang ada
Manajemen suatu bank yang dinilai atas dasar 250
pertanyaan
Earning/Rentabilitas yang diperoleh suatu bank
Liquidity/Tingkat likuiditas bank
108Faktor yang dinilai Komponen Bobot
1. Permodalan Rasio modal terhadap ATMR 25
2. Kualitas Aktiva Produktif Rasio aktiva produktif yang diklsifikasikan terhadap aktiva produktif. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan. 30 25 5
3. Manajemen Manajemen Permodalan Manajemen Aktiva Manajemen Umum Manajemen Rentabilitas Manajemen Likuiditas 25 2,5 5 12,5 2,5 2,5
4. rentabilitas Rasio laba terhadap total asset Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional 10 5 5
5. Likuiditas Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar Rasio kredit terhadap dana yang diterima 10 5 5
109Cara Penilaian
- Penilaiaan Permodalan
- Penilaiaan Kualitas Aktiva Produktif
- Penilaiaan Manajemen
- Penilaiaan Rentabilitas
- Penilaiaan Likuiditas
110Pelaksanaan Ketentuan yang Mempengaruhi Hasil
Penilaiaan
- Pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK)
- Pelaksanaan pemberian Kredit Ekspor
- Pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum
Pemberian Kredit - Pelanggaran terhadap Posisi Devisa Neto (PDN)
111Hasil Penilaian Kuantitatif
Nilai Kredit Predikat
81 100 SEHAT
66 - lt 81 CUKUP SEHAT
51 - lt 66 KURANG SEHAT
0 - lt 51 TIDAK SEHAT
112Faktor Judgement
- Apabila dalam analisa dan pengujian lebih lanjut
tsb terdapat inkonsistensi atau berpengaruh
secara materiil terhadap tingkat kesehatan bank,
maka hasil dari penilaian yang telah
dikuantifikasikan tsb, perlu dilakukan
penyesuaian sehingga mencerminkan tingkat
kesehatan yang sebenarnya.
113- Selain judgement tersebut di atas, tingkat
kesehatan bank yang sehat, atau cukup sehat, atau
kurang sehat akan diturunkan menjadi tidak sehat
apabila terdapat - Perselisihan intern yang diperkirakan akan
menimbulkan kesulitan dalam bank ybs - Campur tangan pihak-pihakdi luar bank dlam
kepengurusan (manajemen) bank, termasuk di
dalamnya kerjasama yang tidak wajar sehingga
salah satu atau beberapa kantornya berdiri
sendiri - Window dresing dalam pembukuan dan atau laporan
bank yang secara materiil berpengaruh terhadap
keadaan keuangan sehingga mengakibatkan penilaian
yang keliru terhadap bank
114- Praktek bank dalam bank atau melakukan usaha
bank di luar pembukuan bank - Kesulitan keuangan yang mengakibatkan penghentian
sementara atau pengunduran diri dari
keikutsertaannya dalam kliring. -
115Thank You !
116(No Transcript)
117Analisa Ratio Bank
Eka Setiajatnika
118Analisa Ratio Bank
Ratio Likuiditas
1
Ratio Rentabilitas
2
Ratio Solvabilitas
3
119ANALISA RATIO LIKUIDITAS
120Analisa Likuiditas
- Bank dikatakan likuid apabila
- Bank tsb memiliki cash assets sebesar kebutuhan
yang akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya. - Bank tsb memiliki cash assets yang lebih kecil
dari butir 1 di atas, tetapi ybs juga mempunyai
assets lainnya (khususnya surat-surat berharga)
yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa
mengalami penurunan nilai pasarnya. - Bank tsb mempunyai kemampuan untuk menciptakan
cash assets baru melalui berbagai bentuk hutang. - Pengelolaan likuiditas (liquidity management)
akan meliputi kegiatan dalam perencanaan dan
penyediaan kebutuhan likuiditas Bank.
121Tujuan Analisa Likuiditas
- Menurunkan serendah mungkin biaya dana.
- Memenuhi ketentuan sumber dana yang diperlukan
bank dalam - Pemberian kredit
- Penanaman dana dalam valas
- Penanaman dana dalam surat berharga
- Penanaman dana dalam aktiva tetap.
- 3. Menuhi kebutuhan bank terhadap ketentuan
otoritas moneter (central bank) didalam menjaga
likuiditas minimum. (mis legal reserve
requirement, standar LDR yg sehat)
122Prinsip Pengelolaan Likuiditas
- Bank harus memiliki sumber dana inti (core
sources of fund) yg sesuai dgn sifat bank ybs
maupun pasar uang dan sumber dana yg ada di
masyarakat. - Bank harus mengelola sumber-sumber dana maupun
penempatan dengan hati-hati. - Bank harus memperhatikan different price for
different customer didalam penempatan dananya. - Bank harus menaruh perhatian terhadap umur sumber
dananya kapan akan jatuh waktunya jagan sampaii
terjadi maturity gap dengan penempatannya. - Bank harus waspada bahwa tingkat suku bunga dana
tsb selalu berfluktuasi . - Bank harus secara terkoordinasi kan apabila
akan menanamkan sumber-sumber dananya ke aktiva
123Sumber-sumber Likuiditas
124Bank Liquidity Policy
Self Liquiditing Approach
Assets Sale Ability/ Assets shift Ability
Bank Liquidity Policy
New Fund
Borrowers Earning Flow
Reserve Discount Window to Central Bank As
Lender of Last Resort
125Cara Analisa Likuiditas Bagi Manejemen Bank
- Klasifikasikan Liabilities dan Capita apakah
Reliable atau sumber dana yang Volatile - Klasifikasikan Assets apakah likuid atau tidak
likuid - Bandingkan volume dan likuid asset dengan volume
dari dana-dana yang Volatile maximum perbandingan
1,00 (balanced liquidity position) - Selanjutnya yang menjadi masalah adalah dalam
penentuan - Reliable Sources of funds
- Volatile funds
- Liquid assets
- Non Liquid assets
126Teknik Analisa Likuiditas
- Quick Ratio
- Investing Policy Ratio
- Banking Ratio
- Assets to Loan Ratio
- Investment Portfolio Ratio 1
- Investment Risk Ratio
- Liquidity Risks
- Cash Ratio
- Credit Risk ratio
- Loan to Deposit Ratio
- Forex Loan to Forex Deposit
- Liquid Assets Ratio
- KUK
127Ratio ini menunjukkan kemampuan bank untuk
membayar kembali simpanan para deposannya dengan
alat-alat yang paling likuwid yang dipunyai oleh
pihak bank atau Quick Ratio.
Ratio ini mengukur kemampuan bank dalam melunasi
kewajiban kepada para deposannya dengan
melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.
128- Ratio ini mengukur kemampuan bank dalam melunasi
kewajiban kepada para deposannya dengan
melikuidasi surat-surat berharga yang
dimilikinya.
- Ratio ini mengukur tingkat likuiditas dalam
investasi pada surat-surat berharga. Untuk
menghindarkan overstatement dalam perhitungan
likuiditas, maka perlu dipertimbangkan jumlah
surat-surat berharga yang digunakan untuk
menjamin deposito dari nasabahnya.
129- Ratio ini mengukur risiko yang terjadi dalam
investasi pada surat-surat berhar-ga yaitu dengan
membandingkan antara harga pasarnya dengan nilai
nominal-nya. - Semakin tinggi ratio ini akan menunjukkan adanya
kemampuan bank yg lebih besar dalam menyediakan
alat likuid.
- Ratio ini nunjukkan resiko yang dihadapi oleh
bank karena mengalami kegagal-an untuk memenuhi
kewajiban terhadap deposannya dengan alat-alat
likid yg tersedia yg sangat terbatas karena harus
digunakan oleh bank ybs untuk mem-bayar
kewajiban-kewajiban yg harus segera dilunasi.
130- Ratio ini menunjukkan kemampuan bank untuk
melunasi kewajiban-kewajiban yang segera harus
dibayar dengan alat-alat likuid yang dipunyainya.
- Ratio ini menunjukkan kemampuan bank dalam
memenuhi likuiditas-nya dengan jalan mengadakan
penggeseran/penarikan kreditnya yang outstanding
untuk memenuhi permintaan akan kredit lainnya. - Semakin tinggi ratio ini akan menunjukkan bahwa
bank tsb akan me-ngalami kesulitan likuiditas.
131- Dalam rangka menghidarkan mismatching antara
sumber dan penggunaan dana maka perlu
diperhatikan perbandingan antara kredit yg
diberikan dalam valas dengan sumber dana valas yg
dimiliki suatu bank. - Mismatching tsb dapat terjadi baik exchange rate,
interest rate, maupun maturity datenya. - Apabila ratio ini lebih dari 100 berarti ada
dana rupiah yg digunakan untuk financing terhadap
forex loan tsb.
132- Ratio ini menunjukkan kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan alat-alat
likuid yang dipunyainya. - Semakin tinggi ratio ini berarti bank tsb semakin
likuid tetapi di sisis lain ada kecenderungan
semakin besarnya idle fund yang dimiliki oleh
bank ybs.
Ratio ini menunjukkan posisi KUK yg diberikan
oleh suatu bank dibandingkan dgn total portfolio
kreditnya. BI menetapkan minimal 20, kalau
posisi lt 20 maka bank ybs tidak eligible uantuk
memberikan kredit Non KUK lebih besar lagi.
133Thank You !
134(No Transcript)
135AnalisaSolvabilitas
136Analisa Solvabilitas
- Analisa Solvabilitas Bank atau secara tekhnis
disebut Analysis of Bank Capital. - Fungsi dari Bank Capital
- Sebagai ukuran kemampuan bank tsb untuk menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan - Sebagai sumber dana yg diperlukan untuk membiayai
kegiatan usahanya sampai batas tertentu - Sebagai alat pengukur besar-kecilnya kekayaan
bank tsb atau kekayaan yg dimiliki oleh para
pemegang sahamnya - Dengan modal mencukpi memungkinkan bagi
management bank ybs untuk bekerja dgn efisiensi
yg tinggi.
137Hal yg perlu diperhatikan Manajemen Bank dalam
hal permodalan
- Rencana kerja bank yang akan datang.
- Perhitungan ketentuan modal yang memenuhi syarat
otoritas moneter, mauun yang memenuhi ketentuan
business dari bank ybs. - Kemampuan bank secara intern menciptakan modal
dari kegiatan usahanya, serta kebijakan pembagian
laba (deviden) yg ada pada masing-masing bank. - Sumber-sumber serta mekanisme penciptaan modal
dari pasar modal yang ada pada masyarakat dimana
bank tsb beroperasi.
138Modal Bank
- Modal Inti
- Modal disetor
- Agio Saham
- Modal sumbangan
- Cadangan umum
- Cadangan tujuan
- Laba yang ditahan (retained earnings)
- Laba tahun lalu
- Laba tahun berjalan
- 2. Modal Pelengkap
- Cadangan revaluasi
- Penyisihan penghapusan aktiva produktif
- Modal Pinjaman
- Pinjaman subordinasi
139Capital Adequacy
- Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
kebutuhan capital suatu bank - Tingkat kualitas manajemen bank ybs
- Tingkat likuiditas yang dimilikinya
- Tingkat kualitas dari Assets
- Struktur dari depositonya
- Tingkat kualitas dari sistem Operating
Prosedurnya - Tingkat kualitas dan Karakter dari Para Pemilkik
Sahamnya - Kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan
Jangka Pendek Maupun Jangka Panjang - Riwayat pemupukan Modal dan Peraturan Pembagian
Laba yang Diperolehnya.
140Capital Ratio
- Salah satu cara untuk menghitung apakah jumlah
capital yg ada pada suatu bank telah memadai atau
belum dapat dilakukan dengan cara perhitungan
Capital Ratio. - Model perhitungan Capital ratio
- Primary Ratio
- Risk Assets Ratio
- Secondary Risk Assets Ratio
- Capital Ratio
- Capital Risk Ratio
- CAR1
- CAR2
- CAR3
- Deposit Risk Ratio
- Kebutuhan Modal Minimum
141Capital Ratio
- Ratio ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauhmana penurunan yg terjadi dalam total asset
yg masih dapat ditutup oleh equity Capital yg
tersedia, sehingga ratio ini akan berguna untuk
memberikan indikasi untuk mengukur apakah
permodalan yang ada telah memadai. - Dikatakan Primary ratio karena setiap asset
menandung suatu risiko kerugian dan setiap
kerugian akan mengakibatkan pengurangan terhadap
capital dan apakah capital ini mampu untuk
menampung kerugian-kerugian tsb.
142- Risk Assets Ratio ini menyerupai pada Primary
Ratio, tetapi lebih dikonsentrasikan pada
kemunginan penurunan dari Risk Assets saja.
- Kegunaan Secondary Risk Assets Ratio, lebih
ditujukan kepada kemungkinan penurunan dari
assets yang mempunyai risiko yang lebih tinggi.
143- Kegunaan ratio ini yaitu untuk mengukur kemampuan
Permodalan dan Cadangan Penghapusan Debitur
dubius dalam menunjang Perkreditan terutama
kemungkinan risiko yg terjadi karena tidak
dikembalikannya kredit tsb serta gagalnya
penangihan bunga
144- 6. Capital Adequacy Ratio (CAR)
- Kemampuan permodalan untuk menutup kemungkinan
kerugian atas kredit yang diberikan beserta
kerugian pada investasi surat berharga. - Rumus ini ada tiga model yaitu CAR1, CAR2 dan
CAR3
145- Kegunaan ratio ini yaitu untuk mengukur
kemungkinan bank tidak mampu membayar kembali
dana yang disimpan para deposannya, yang harus
dijamin pembayarannya oleh Capital Bank ybs.
146Thank You !
147(No Transcript)
148AnalisaRentabilitas
149Pendahuluan
- Istilah Analisa Rentabilitas
- Analisa Income Statemen
- Analisa Profitabilitas Usaha
- Analisa Kegiatan Usaha.
- Maksud dan tujuan analisa ini yaitu untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank ybs. - Dalam analisisa ini akan dicari hubungan yang
timbal balik antara pos-pos yg ada pada income
statement itu sendiri maupun hubungan timbal
balik dengan pos-pos yg ada pada neraca bank ybs
guna mendapatkan berbagai indikasi yg berguna
untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank
ybs.
150Rumus Analisa Rentabilitas
151A. Perhitungan Profitabilitas
- Rumus ini digunakan untuk mengetahui presentase
dari laba atas kegiatan usaha yg murni dri bank
ybs sebelum dikurangi dengan biaya-biaya
personil, biaya kantor dan biaya overhead
lainnya. - Rumus ini banyak dipengaruhi oleh
- Komposisi dari dananya/deposito mix
- Tinggi rendahnya tingkat bunga kredit ataupun
tingkat bunga dana - Besar/kecilnya presentase pembentukan cadangan
debitur dubius.
152- Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank
ybs dalam menghasilkan Net Income dari kegiatan
Operasi pokok bank ybs
- Rumus ini untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam mengelola capital yang tersedia untuk
mendapat net income. - Kenaikan ROE merupakan petunjuk tentang kemampuan
manajemen bank ybs dalam menaikkan income-nya. - Kenaikkan Return On Equity biasanya diikuti
kenaikkan dari saham-saham bank ybs di pasar.
153- Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan
management dalam menghasilkan income bagi bank
dari pengelolaan assets yang dipercayakan pada
management ybs.
Rumus ini pengembangan dari rumus 4.a., yaitu
untuk mengukur kemampuan management dalam
meningkatkan Income bank sekaligus untuk menilai
kemampuan management dalam mengendalikan
biaya-biaya (expenses).
154- Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan
management bank dalam memperoleh
Profitabilitasnya dan managerial efficiency
secara overall dll.
155b. Return On Specific Assets
- Rumus ini akan bermanfaat untuk mengukur
kemampuan management dalam mengelola kegiatan
perkreditannya.
Rumus ini untuk menilai kemampua management bank
ybs dalam mengelola penanaman kelebihan dananya
pada surat-surat berharga.
156- Rumus ini mengukur kemampuan management dalam
mengendalikan besarnya interest expense.
Sedangkan assetsnya telah diperluas le lain-lain
assets yg menghasilkan (earning assets)
Rumus ini (misalnya) ingin mengetahui Interest
margin khusus dari perkreditan yang diberikan
oleh bank ybs.
157- Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan
management dalam mengelola assetsnya dengan
mengingat bahwa atas penggunaan aktiva tsb bank
harus membayar sejumlah biaya yg tetap.
Rumus ini untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
management suatu bank dalam mengelola assets yg
dipercayakan kepadanya dalam menghasilkan
operating income dan non operating income-nya
sekaligus.
158C. Profit Sensitivity Analysis
- Maksud analisa ini untuk menyajikan cara analisa
lebih teliti dan sekaligus akan mengukur
faktor-faktor se