Sepucuk Surat untuk Anakku - PowerPoint PPT Presentation

1 / 18
About This Presentation
Title:

Sepucuk Surat untuk Anakku

Description:

Sepucuk Surat untuk Anakku Menjumpai Anakku Apa kabar, anakku? Sehatkah engkau hari ini? Sudah makan kah engkau, sayang? Masih ingatkah engkau pantangan apa saja ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:48
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 19
Provided by: ulee
Category:
Tags: anakku | sepucuk | surat | untuk

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Sepucuk Surat untuk Anakku


1
Sepucuk Surat untuk Anakku
2
  • Menjumpai Anakku
  • Apa kabar, anakku? Sehatkah engkau hari ini?
    Sudah makan kah engkau, sayang? Masih ingatkah
    engkau pantangan apa saja yang tidak boleh engkau
    makan, Nak? Bunda berharap kau selalu dalam
    lindungan Tuhan yang Maha Kuasa.

3
  • Anakku
  • Hari ini kau tidak ada di rumah, kemarin engkau
    pamit kepada Bunda untuk pergi dengan
    teman-temanmu, tapi hari ini Bunda rindu sekali
    denganmu. Hari ini, ketika kau tidak ada, Bunda
    teringat dengan masa-masa mulai engkau tertanam
    di rahim Bunda sampai detik ini.

4
  • Anakku sayang
  • Jauh sebelum kau hadir dalam kehidupan Ayah dan
    Bunda, kami selalu berharap dan berdoa agar
    nantinya dikaruniai anak-anak yang baik, taat
    kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbakti kepada orang
    tua, serta menjadi seorang ummat yang berguna
    untuk agama dan bangsa.

5
  • Anakku sayang
  • Ingatkah engkau, di bulan-bulan awal kau di
    perut Bunda, mual dan muntah menjadi rutinitas
    Bunda, juga sakit kepala bahkan hingga mau
    pingsan. Namun Bunda tahu, ini titipan dari Yang
    Mahakuasa, Bunda tidak boleh mengeluhkan
    kehadiranmu, bahkan Bunda bersyukur karena diberi
    kepercayaan melahirkan mu ke dunia.

6
  • Anakku
  • Sembilan bulan sepuluh hari kau mendiami perut
    Bunda, akhirnya kau melihat dunia. Betapa
    senangnya hati Bunda saat itu, mengalahkan rasa
    sakit yang amat sangat, antara hidup dan mati.
    Alhamdulillah kau lahir dengan selamat.

7
  • Ketika kau mulai mengisi ruang-ruang kesepian di
    rumah dengan tangisanmu, teriakanmu, tawamu,
    sungguh, Bunda tak akan pernah melupakan itu.
    Suara tangismu di tengah malam tidak pernah
    membuat Bunda mengeluh karena kurang tidur.
    Membersihkan popokmu tidak pernah membuat Bunda
    mengeluh apalagi merasa jijik. Semua Bunda
    lakukan karena Bunda sayang kepadamu, Nak.

8
  • Menjelang kau masuk ke dunia sekolah, semua
    perlengkapan sekolahmu Bunda siapkan dengan baik
    agar kau dapat belajar dengan tenang. Masih
    terekam dengan baik di kepala Bunda, kau menangis
    saat Bunda akan meninggalkanmu di hari pertama
    kau masuk sekolah. Kau ingin Bunda selalu
    menemanimu di sekolah.

9
  • Menginjak usia remaja, kau sudah banyak teman.
    Jarang sekali kau ada di rumah karena banyaknya
    kegiatan yang kau lakukan di sekolah, ada les,
    eks-kul, atau sekedar berkumpul dengan
    teman-temanmu. Bunda mulai merasa kehilangan mu.
    Apakah kau sudah bosan berada di rumah?

10
  • Saatnya kau memasuki dunia kampus yang membuat
    aktivitasmu bertambah, kehadiranmu di rumah hanya
    terlihat saat sarapan pagi, itu pun kau lakukan
    jika kau tidak terburu-buru berangkat ke kampus.
    Bahkan, terkadang kau lupa mencium tangan Bunda
    ketika kau keluar melewati pintu rumah. Benarkah
    ini anak Bunda?

11
  • Dengan aktivitasmu yang banyak terkadang kau
    lupa bahwa kau masih punya rumah, kau lebih
    sering pergi keluar rumah bahkan menginap di
    rumah temanmu. Pernah Bunda bertanya kemana kau
    hendak pergi, kau menjawabnya dengan ketus,
    seolah-olah Bunda tak perlu tahu urusanmu.

12
  • Ketika Bunda menasehatimu, kau malah pergi
    begitu saja meninggalkan Bunda yang sedang
    bicara. Ketika kau pulang larut malam, Bunda
    sangat khawatir dan bertanya kemana saja kau
    pergi seharian, kau tak menggubris kata-kata
    Bunda, kau langsung masuk kamar dan mengunci
    pintu. Inikah anak Bunda yang dulu begitu manis?

13
  • Beberapa kali Bunda pernah memarahimu saat kau
    melakukan kesalahan, namun kau malah balik
    memarahi Bunda dan menganggap itu bukan
    kesalahanmu. Bunda marah karena ingin kau bisa
    belajar dari kesalahan, Bunda marah karena sayang
    kepadamu, Nak, sama sekali bukan karena benci.

14
  • Anakku sayang
  • Malam ini, Bunda ingin sekali kau ada di samping
    Bunda seperti dulu waktu kau masih kecil.
  • Kau selalu bersama Bunda kemanapun Bunda pergi,
    karena kau masih belum bisa berjalan.
  • Kau selalu mendengarkan kata-kata Bunda karena
    kau belum bisa bicara. Rasanya Bunda ingin kau
    yang kecil saja, agar selalu bersama Bunda dan
    mendengar kata-kata Bunda, tanpa bantahan dan
    cacian.

15
  • Anakku sayang
  • Surat cinta Bunda ini sengaja Bunda tulis
    untukmu seorang. Bunda sangat menyayangimu.

16
  • Saat anak dilahirkan dan meninggalkan tubuh Ibu
  • Seharusnya ini dua tubuh yang tak ada hubungan
  • Tapi di dunia fana
  • seperti ada benang yang tak terlihat
  • Mengikat mereka dengan erat
  • Setiap Ibu berharap anaknya tak kan dewasa
  • Dan selamanya di pelukannya
  • Dan ingin melindunginya
  • Dan menyayanginya.
  • Sebagai Ibu, takut setelah anaknya dewasa
  • akan meninggalkannya

17
  • Anak lahir seperti ulat sutera
  • Keluar dari kepompong
  • dan menjadi kupu-kupu yang indah
  • Dengan berani menempuh jalannya
  • Manusia suka hidup dalam ilusi
  • Siapa berani merubah ilusi jadi kenyataan,
  • dia lah pahlawan
  • Tapi, pahlawan yang telah dewasa
  • tak meninggalkan ibunya
  • Dia tak sendirian.

18
Peluk cium Bunda untukmu Bunda.
A_S
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com