Cara Berfikir Etis - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Cara Berfikir Etis

Description:

Title: Cara Berfikir Etis Author: Ferly David Created Date: 9/11/2005 10:50:21 AM Document presentation format: On-screen Show Company: Compaq Other titles – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:144
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 18
Provided by: Ferly9
Category:
Tags: berfikir | cara | etis | mill | stuart

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Cara Berfikir Etis


1
Cara Berfikir Etis
  • Ferly David, M.Si.

2
Kasus Parlin
  • Parlin meminta ijin ayah dan ibunya untuk pergi
    ke pesta ulang tahun seorang temannya.
  • Mereka mengijinkan dengan satu syarat Parlin
    sudah harus kembali di rumah sebelum jam 11
    malam. Parlin berjanji, lalu pergi.
  • Tetapi apa yang terjadi? Ia baru kembali pukul
    2.00 pagi. Parlin mengatakan, ia tidak ingin
    melanggar janjinya, tetapi ia tidak mempunyai
    pilihan lain.

3
  • Di Pesta, tidak ada seorangpun temannya yang
    pulang sebelum pukul 11. Ketika ia pamit, semua
    teman menertawakan dan mengejek dia. Karena itu,
    ia tidak jadi pulang. Ia tidak mau jadi malu.
  • Dan sesudah itu, walau ia tahu bahwa ia sudah
    terlambat, ia masih harus mengantar dua teman
    wanitanya pulang. Maklum rumah mereka jauh dan
    hanya Parlin yang yang membawa mobil.
  • Parlin berkata Saya mengakui salah, tetapi saya
    tidak bisa berbuat lain.

4
  • Mendengar itu, ayah Parlin berkata Parlin, aku
    memahami keadaanmu. Tetapi ketahuilah, bahwa
    janji adalah janji. Dan janji harus ditepati.
  • Apapun alasannya, engkau tetap bersalah. Dan
    karena itu, engkau harus dihukum.

5
  • Ibu Parlin protes. Aku tahu, bahwa si Parlin
    memang bersalah. Ia sudah mengakuinya. Tetapi
    mengapa ia harus dihukum.
  • Parlin toh tidak berbuat jahat. Maksudnya baik.
    Ia malah mengantar teman-teman wanitanya pulang.
    Ini kan perbuatan luhur?

6
Siapa Yang paling Etis?
Parlin, Ayahatau Ibunya?
7
Cara Berfikir Etis
Ayah
Benar atau salah Tindakan benar jika sesuai
dengan hukum atau aturan, dan salah jika
melanggarnya
Aturan / Hukum / Norma
Kamu salah karena Tidak menepati janji
Deontologis
  • Memberi pegangan yang tegas dan jelas.

8
Pemikir Deontologis
  • Bertindaklah atas dalil bahwa apa yang anda
    lakukan itu sebagai hukum yang universal

Immanuel Kant
9
Persoalan dan Ekses negatifBerfikir Deontologis
  • Persoalannya Bagaimana membuat hukum bagi setiap
    kemungkinan tindakan?
  • Hukum jangan membunuh ? Bagaimana ketika
    perang? ketika membela diri? Hukuman mati?
  • Perjanjian Bisnis ? Bagaimana diaturnya?
  • Hukum tidak melayani manusia, tetapi manusia
    melayani hukum.
  • Kasus Nenek yang tergelincir di salju atau
  • Kasus safety belt

LEGALISME
10
Cara Berfikir Etis
Ibu
Baik atau Jahat Tindakan dinilai sebagai baik
jika tujuannya baik, atau jahat jika tujuannya
jahat.
Parlin memang salah, tapi tidak jahat. Tujuannya
baik.
Tujuan Akibat.
Teleologis
  • Hukum bukan diabaikan, tetapi itu bukan ukuran
    terakhir.

11
Pemikir Teleologis
  • The greatest number good for the greatest number
    (Sebuah tindakan baik jika bertujuan dan
    berakibat membawa kebaikan paling besar bagi
    sebanyak mungkin orang)

John Stuart Mill
12
Persoalan dan Ekses negatifBerfikir Teleologis
  • Persoalannya Bagaimana menentukan ukuran
    obyektif tentang tujuan yang baik atau jahat.
  • Baik untuk siapa? (Keputusan USA menyerang Irak?)
  • Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan
  • Kasus Robin Hood.
  • Kasus Kekerasan agama

HEDONISME
13
Cara Berfikir Etis
Parlin
Tepat atau Tidak Tindakan disebut tepat atau
tidak tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.
Situasi Kondisi
Saya mengakui salah, Tapi tidak bisa berbuat lain.
Kontekstual
  • Meletakkan situasi dan kondisi tertentu sebagai
    pertimbangan pokok.

14
Pemikir Kontekstual
  • Yang paling penting bukanlah apa yang secara
    universal benar atau baik, tetapi apa yang
    secara kontekstual paling bertanggung-jawab

Richard H. Niebhur
15
Persoalan dan ekses negatifBerfikir Kontekstual
  • Persoalannya Situasi dan kondisi itu bersifat
    subyektif, jadi bagaimana menentukan ukuran
    obyektif pada tindakan.
  • Relativisme (merelatifkan semua norma) dan
    subyektivisme (menempatkan pertimbangan diri
    sendiri secara mutlak)
  • Kasus pembuatan SIM / Tilang.
  • Kasus pengurusan pajak

SITUASIONAL
16
Jadi Bagaimana?
  • Tidak ada cara berfikir yang paling etis
  • Setiap cara berfikir punya kekuatan dan
    kelemahan.
  • Seseorang bisa saja (seharusnya!) untuk suatu
    masalah menggunakan beberapa cara berfikir yang
    berbeda-beda
  • Yang perlu diusahakan adalah tindakan apa yang
    paling benar, baik dan tepat.

17
Pertanyaan Pengarah
  1. Jelaskan Yang dimaksud dengan pengambilan
    keputusan etis!
  2. Jelaskan cara berfikir deontolgis! Apa keunggulan
    cara berfikir ini, dan apa kelemahannya?
  3. Jelaskan cara berfikir teleologis! Apa keunggulan
    cara berfikir ini, dan apa kelemahannya?
  4. Jelaskan cara berfikir kontekstual! Apa
    keunggulan cara berfikir ini, dan apa
    kelemahannya?
  5. Cobalah meliha satu kasus dengan menganalisis
    cara berfikirnya. Cara berfikir mana yang
    digunakan seseorang untuk menilai suatu tindakan.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com