Title: PEMODELAN DAN OPTIMISASI
1PEMODELAN DAN OPTIMISASI
- (MODELLING OPTIMISATION)
- MATERI Kuliah II
Dosen Prof. Dr Ir H Nadjamuddin Harun,MS Dr.
Ir. H. Lawalenna Samang. MS, M.Eng
2NETWORK PLANNING
NETWORK PLANNING ADALAH SUATU MODEL PENJADUALAN
PROYEK DALAM BENTUK JARINGAN KERJA YANG MERUPAKAN
SEBUAH ALAT MANAJEMEN
YANG MEMUNGKINKAN LEBIH LUAS DAN LENGKAPNYA
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN SUATU
PROYEK
3URUTAN PENYUSUNAN JARINGAN KERJA
- IDENTIFIKASI LINGKUP PROYEK DAN MENGURAIKANNYA
MENJADI KOMPONEN - KOMPONEN KEGIATAN
- MEMPERKIRAKAN KURUN WAKTU (DURASI) MASING-MASING
KOMPONEN KEGIATAN
- MEMBUAT TABEL DAFTAR LOGIKA SALING KETERGANTUNGAN
ANTAR KEGIATAN
4URUTAN PENYUSUNAN JARINGAN KERJA
- MENYUSUN KOMPONEN KEGIATAN SESUAI URUTAN LOGIKA
SALING KETERGANTUNGAN MENJADI JARINGAN KERJA
- MENENTUKAN WAKTU PALING AWAL DAN PALING LAMBAT
MULAI DAN SELESAINYA SUATU KEGIATAN
- IDENTIFIKASI JALUR KRITIS, FLOAT DAN KURUN WAKTU
PENYELESAIAN PROYEK
5 FUNGSI JARINGAN KERJA
- MENYUSUN URUTAN KEGIATAN PROYEK YANG MEMILIKI
SEJUMLAH BESAR KOMPONEN KEGIATAN DENGAN HUBUNGAN
KETERGANTUNGAN YANG KOMPLEKS
- MEMBUAT PERKIRAAN JADUAL PROYEK YANG PALING
EKONOMIS
- MENGUSAHAKAN FLUKTUASI MINIMAL PENGGUNAAN SUMBER
DAYA
6 IDENTIFIKASI URUTAN KEGIATAN
- AKTIVITAS APA YANG MENDAHULUI KEGIATAN TERSEBUT.
- AKTIVITAS APA YANG DAPAT DIKERJAKAN BERSAMA-SAMA
DENGAN KEGIATAN TERSEBUT.
- AKTIVITAS APA SAJA YANG MENGIKUTI .
- KEJADIAN BAGAIMANA YANG MENGENDALIKAN DIMULAINYA
AKTIVITAS TERSEBUT.
- KEJADIAN BAGAIMANA YANG MENGENDALIKAN BERAKHIRNYA
AKTIVITAS TERSEBUT.
7METODE LINTASAN KRITIS
(CRITICAL PATH METHODE) yaitu JALUR YANG
MEMILIKI RANGKAIAN KOMPONEN KEGIATAN DENGAN TOTAL
JUMLAH WAKTU TERLAMA DAN MENUN JUKKAN KURUN WAKTU
PENYELESAIAN YANG TERCEPAT.
PADA JALUR INI TERLETAK KEGIATAN-KEGIATAN YANG
BILA PELAKSANAANNYA TERLAMBAT AKAN MENYEBABKAN
KETER LAMBATAN PROYEK SECARA KESELURUHAN
8ISTILAH DAN SIMBOL
9PERUMUSAN
EST. LST,EFT, LFT, FF DAN TF PADA DIAGARAM
JARINGAN KERJA
LST LFT - d EFT EST - d
10 ISTILAH-ISTILAH DALAM PROSES IDENTIFIKASI JALUR
KRITIS
11 TABEL HASIL PERHITUNGAN
12 CONTOH DIAGRAM NETWORK
13 14PEMODELAN DAN OPTIMISASI
- (MODELLING OPTIMISATION)
- MATERI Kuliah -III
Dosen Prof. Dr Ir H Nadjamuddin Harun,MS Dr.
Ir. H. Lawalenna Samang. MS, M.Eng
15PENGANTAR PENGACARAAN OPTIMAL
SUMBER DAYA YANG TERSEDIA UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN - KEBUTUHAN SECARA OPTIMAL DAN
PERMASALAHAN NYA MEMBUTUHKAN CARA YANG LEBIH BAIK
DALAM
- PEMECAHAN NYA,
- TEKNIK-TEKNIK OPERATION RESEARCH,
- MODEL-MODEL PENGACARAAN OPTIMAL,
- METODE-METODE PENGACARAAN OPTIMAL.
16PENGANTAR PENGACARAAN OPTIMAL
SEJAK REVOLUSI INDUSTRI, DUNIA TEKNOLOGI
MENGALAMI PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN YANG SANGAT
PESAT DENGAN PERKEMBANGAN INDUSTRI, MAKA TIMBUL
MASALAH-MASALAH YANG CUKUP RUMIT, YANG
MEMBUTUHKAN PEMECAHAN YANG TIDAK MUDAH.
DISINI PARA TEKNOKRAT MENCARI /MENGADAKAN STUDI
RISET OPERASI (OPERATION RESEARCH). MODEL - MODEL
PENGACARAAN OPTIMAL DALAM MENYELE SAIKAN MASALAH
YANG TIMBUL DAN KOMPLEKSITAS SERTA SPESIALISASI
DALAM MENGALOKASIKAN SUMBER DAYA
17DEFINISI OPERATION RESEARCH
- MORSE KIMBALL DALAM BUKUNYA METODE OPERATION
RESEARCH adalah SUATU METODE ILMIAH (SCIENTIFIC
METHOD) YANG MEMUNGKINKAN PARA MANAJER MENGAMBIL
KEPUTUSAN MENGENAI KEGIATAN YANG MEREKA TANGANI
DENGAN DASAR KUANTITATIF
- CHURGHMAN ARKOFF, DALAM BUKUNYA INTRODUCTION
OPERATION RESEARCH OR SEBAGAI APLIKASI
METODA-METODA, TEKNIK-TEKNIK DAN
PERALATAN-PERALATAN ILMIAH DALAM MENGHADAPI
MASALAH YANG TIMBUL DALAM OPERASI PERUSAHAAN
DENGAN TUJUAN DITEMUKANNYA PEMECAHAN YANG OPTIMUM
18DEFINISI OPERATION RESEARCH
- MILLER MK STAM EXECUTIVE DECISIONS
OPERATION RESEARCH SEBAGAI PERALATAN MANAJEMEN
YANG MENYATUKAN ILMU PENGETAHUAN, MATEMATIKA DAN
LOGIKA DALAM KERANGKA PEMECAHAN MASALAH-MASALAH
DIPECAHKAN SECARA OPTIMAL
DARI KETIGA DEFINISI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA
OPERATION RESEARCH (OR) BERKENAAN DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OPTIMAL, OPTIMAL DALAM
TEKNIK EKONOMI. DALAM PENGALOKASIAN SUMBER DAYA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL-MODEL PENGACARAAN
OPTIMAL SEPERTI L.P
19DEFINISI OPERATION RESEARCH
- PENGACARAN LINEAR
- Dalam pengacaraan Linear dimulai dengan Teknik
Pengacaraan yang meliputi - Metode Grafik
- Metode Simplex
- Metode Dualitas
20OPERATION RESEARCH
- DALAM KULIAH INI DITITIK BERATKAN PADA
- METODE SIMPLEX dan
- METODE DUALITAS
KEDUANYA SALING BERKAITAN, KARENA PENGACARAAN
LINEAR SIMPLEX MEMBERIKAN PERSAMAAN YANG LEBIH
DARI TIGA VARIABEL SISTEM PEMBANGKITAN VARIABEL
21OPERATION RESEARCH
- BIAYA PEMBANGKITAN TIAP PEMBANGKIT
- BESAR DAYA YANG DIBANGKITKAN TIAP PEMBANGKIT
- ? INI BERKAITAN DENGAN TEORI UMUM PENGACARAAN
LINEAR - PENGACARAAN LINEAR MERUPAKAN MODEL UMUM YANG
DAPAT DIGUNAKAN DALAM PEMECAHAN MASALAH,
PENGALOKASIAN/ PENJADUALAN SUMBER DAYA/PEMBANGKIT
SECARA OPTIMA
22 23PEMODELAN DAN OPTIMISASI
- (MODELLING OPTIMISATION)
- MATERI Kuliah IV
Dosen Prof. Dr Ir H Nadjamuddin Harun,MS Dr.
Ir. H. Lawalenna Samang. MS, M.Eng
24CONTOH PERHITUNGAN DR, NPV, IRR,B/C,NP DAN HARGA
SATUAN
- PLTA Tanggari II terletak pada Daerah Aliran
Sungai (DAS)Tondano mempunyai kapasitas daya
terpasang sebesar 2x9,5 MW, merupakan PLTA ke
tiga yang berada pada DAS Tondano. PLTA lainnya
pada DAS Tondano adalah PLTA Tonsealama (14,5 MW)
dan PLTA Tanggari I (18 MW) yang terletak di
sebelah hulu - Proyek ini terletak di desa Tanggari kecamatan
Airmadidi, kabupaten Minahasa dengan jarak
sekitar 30 km arah tenggara kota Manado SULUT
25CONTOH PERHITUNGAN DR, NPV, IRR,B/C,NP DAN HARGA
SATUAN
- Listrik yang dihasilkan di desa Tanggari II akan
ditransmisikan lewat jaringan tegangan 70 kV dari
Gardu Induk Sawangan untuk memasok Sistem
Minahasa - PLTA Tanggari II dijadualkan akan beropersi
secara komersil pada bulan Agustus 1998 - TUGAS 1
- Hitunglah
- DISCON RATE 12 DAN 13 AKAN MENGHITUNG NET
PRESENT VALUE PADA 16 DAN 17
26CONTOH PERHITUNGAN DR, NPV, IRR,B/C,NP DAN HARGA
SATUAN
- NPV
- IRR
- B/C
- JIKA ADA KEUNTUNGAN MAKA PROYEK TSB DINYATAKAN
LAYAK - TUGAS 2
- BUAT NETWORK PLANNING
- TUGAS 3
- TENTUKAN HARGA PRODUKSI RP/ KWH
27STUDI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK PLTA TANGGARI II
- COST
- Biaya Investasi Awal
) sudah ditambah pajak 10
28PENYELESAIAN
29STUDI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK PLTA TANGGARI II
- Biaya Operasional
- Biaya operasional adalah biaya yang timbul
setelah proyek beroperasi yang meliputi biaya
pegawai, promosi, fasilitas kantor dan lain-lain
yang berhubungan dengan operasional suatu
perusahaan. - Besarnya biaya operasional pertahun diasumsikan
sebesar 25 dari biaya investasi awal. - Sehingga besarnya biaya operasional pertahun
adalah sebesar 25 x Rp. 24.887.277.204,56
Rp. 6.221.819.301,14 - Biaya operasional (O) dibulatkan
- Rp 6.250.000.000,-/tahun.
30STUDI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK PLTA TANGGARI II
- Biaya Pemeliharaan
- Biaya pemeliharaan pertahun diasumsikan sebesar 5
dari biaya investasi awal. Sehingga biaya
pemeliharaan pertahunnya sebesar 5 x Rp.
24.887.277.204,56 Rp. 1.244.363.860,23 - Biaya Pemeliharaan (M) dibulatkan Rp
1.250.000.000,-/tahun.
31STUDI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK PLTA TANGGARI II
- BENEFIT
- Daya listrik yang akan dijual ke konsumen
diasumsikan dengan tarif golongan R1 untuk
pemakaian blok 3 (sesuai harga satuan yang
tertera pada kuitansi rekening listrik) seharga
Rp. 495,- per-kWH. - Diasumsikan juga bahwa dari seluruh daya
terpasang sebesar 2 x 9,5 MW, rata-rata hanya
terpakai/terjual (occupancy factor) sebesar 80
saja, selama 365 hari dalam setahun. - Jadi besarnya pendapatan pertahun dari hasil
penjualan energi listrik di atas adalah 80 x
(2x9,5MWx1000) x 365x(24 x Rp 495,-) Rp
65.910.240.000,- - R ? Rp 65.910.240.000,- /tahun.
32STUDI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK PLTA TANGGARI II
- UMUR PROYEK
- Diasumsikan umur pelayanan (service life) Proyek
PLTA Tanggari II dapat beroperasi selama 50 tahun
setelah proyek beroperasi, yaitu hingga tahun
2048. Jadi jika tahap proyek ini dimulai pada
tahun 1991 maka umur proyek akan menjadi 57 - DIAGRAM CASHFLOW
33- ANALISIS EKONOMI TEKNIK
- Net Present Value (NPV)
- Digunakan basis pada tahun 1984, yaitu pada saat
studi kelayakan ekonomi dilakukan untuk Proyek
PLTA Tanggari II. Tingkat bunga (Interest) 13 - I2 (P/F,13,7) I1 (P/F,13,9) (I3 I4
I5) (P/F,13,11) I6
(P/F,13,12) (R - O - M) (P/A,13,50)
(P/F,13,13) - - Rp 1.917.104.050 (0.4250606) - Rp 57.550.000
(0.33288483) - (Rp 15.139.654.823 Rp
366.500.331,56 Rp 1.812.343.500) (0.2606976) -
Rp 5.594.124.500 (0.230705) (Rp 65.910.240.000
- Rp 6.250.000.000 - Rp 1.250.000.000) (7.675241)
(0.2041645) - Rp 84.890.007.548,4299
34- Internal Rate of Return (IRR)
- NPV I2 (P/F,i,7) I1 (P/F,i,9) (I3 I4
I5) (P/F,i,11) I6 (P/F,i,12) (R - O - M)
(P/A,i,50) (P/F,i,13) - Jika diambil i 60 maka didapat
- NPV - Rp 1.917.104.050 (0.03725) - Rp
57.550.000 (0.01455) - (Rp 15.139.654.823 Rp
366.500.331,56 Rp 1.812.343.500) (0.005684) -
Rp 5.594.124.500 (0.00355) (Rp 65.910.240.000 -
Rp 6.250.000.000 - Rp 1.250.000.000) (1.66667)
(0.00222) - Rp 25.587.567,2138
- Jika diambil i 70 maka didapat
- NPV - Rp 1.917.104.050 (0.02437) - Rp
57.550.000 (0.00843) - (Rp 15.139.654.823 Rp
366.500.331,56 Rp 1.812.343.500) (0.0029178) -
Rp 5.594.124.500 (0.001716) (Rp 65.910.240.000
- Rp 6.250.000.000 - Rp 1.250.000.000) (1.42857)
(0.0010096) - - Rp 23.092.520,78
- Dengan teknik interpolasi untuk mendapatkan nilai
I pada saat NPV 0, maka diperoleh nilai - IRR 63.356310909
- Nilai ini jauh di atas Maximum Attractive Rate of
Return (MARR) yang diasumsikan sama dengan
discount rate yang diberlakukan oleh Bank, 19 .
35- Benefit Cost Ratio (BCR)
- Pada tingkat bunga yang diasumsikan berlaku pada
saat ini, yaitu sekitar 19 , nilai BCR dapat
dihitung dengan membandingkan komponen pendapatan
dan komponen biaya pada waktu basis tahun 1984
(pada saat studi kelayakan dibuat) - B1984 R (P/A,19,50) (F/P,19,13)
- Rp 65.910.240.000 5,2623 0.104205
- Rp. 36.142.340.368,97
- C1984 I2 (P/F,19,7) I1 (P/F,19,9) (I3
I4 I5) (P/F,19,11) I6 (P/F,19,12) (O M)
(P/A,i,50) (P/F,i,13) - - Rp 1.917.104.050 (0.2959) - Rp 57.550.000
(0.20897) - (Rp 15.139.654.823 Rp
366.500.331,56 Rp 1.812.343.500) (0.147565) -
Rp 5.594.124.500 (0,1240) - (Rp 6.250.000.000
Rp 1.250.000.000) (5,2623) (0.104205) - Rp. 7.941.308.528,23425
- Jadi nilai BCR 4,5512
- Perlu dicatat di sini bahwa ini belum
mengakomodir besaran disbenefit yang terjadi baik
dalam bentuk/besaran moneter (tangible factor)
maupun dalam bentuk intangible factor.
36- PERHITUNGAN HARGA PRODUKSI
- Harga produksi akan dihitung berdasarkan tingkat
suku bunga (interest) yang berlaku sekarang,
yaitu diasumsikan 19 . - NPV1984 I2 (P/F,19,7) I1 (P/F,19,9) (I3
I4 I5) (P/F,19,11) I6 (P/F,19,12) (O M)
(P/A,19,50) (P/F,19,13) H (P/A,19,50)
(P/F,19,13) - 0 - Rp 1.917.104.050 (0.2959) - Rp 57.550.000
(0.20897) - (Rp 15.139.654.823 Rp
366.500.331,56 Rp 1.812.343.500) (0.147565) -
Rp 5.594.124.500 (0,1240) - (Rp 6.250.000.000
Rp 1.250.000.000) (5,2623) (0.104205) Rp H
(5,2623) (0,104205) - Hpertahun (0.548357) Rp 7.941.308.528,23425
- Hpertahun Rp. 14.482.004.919,0653
- Harga produksi minimal per-kWH adalah
- Rp 14.482.004.919,0653/(0,80 x 2 x 9,5 x 1000 x
365 x 24) Rp 108.763 - Jadi harga per-kwh minimal ? Rp 110,-
37 38PEMODELAN DAN OPTIMISASI
- (MODELLING OPTIMISATION)
- MATERI Kuliah IV
Dosen Prof. Dr Ir H Nadjamuddin Harun,MS Dr.
Ir. H. Lawalenna Samang. MS, M.Eng
39OPTIMISASI BIAYA
OPTIMISASI BIAYA DAPAT DIDEFENISIKAN SEBAGAI
SUATU PROSES MENEMUKAN KONDISI YANG MEMBERIKAN
NILAI MAKSIMUM ATAU MINIMUM SUATU FUNGSI
40 OPTIMISASI BIAYA
- KARENA MAKSIMUM SUATU FUNGSI DAPAT DIPEROLEH
DENGAN MENENTUKAN DARI NEGATIF FUNGSI TERSEBUT,
SEHINGGA OPTIMISASI DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI
MINIMISASI
? OPTIMISASI BIAYA SAMA DENGAN MINIMISASI BIAYA
- OPTIMISASI
- OPTIMISASI MULTIVARIABEL TANPA KENDALA
(CONSTRAINED) - OPTIMISASI MULTIVARIABEL DENGAN KENDALA
41 MODEL PENGACARAAN LINEAR
- PERHATIKAN APLIKASI OPTIMISASI PADA SISTEM HIBRID
DENGAN LOAD DURATION CURVE
MODEL MATEMATIK PERUMUSAN MASALAH PENGALIKASIAN
SUMBER DAYA UNTUK BERBAGAI KEGIATAN DISEBUT
PENGACARAAN LINEAR
- DALAM PEMECAHAN MASALAH ADA DUA MACAM FUNGSI
- FUNGSI TUJUAN (OBJECTIVE FUNCTION)
- FUNGSI KENDALA(CONSTRAINED FUNCTION)
42MODEL PENGACARAAN LINIER
- FUNGSI TUJUAN ADALAH FUNGSI YANG MENGGAMBARKAN
TUJUAN/SASARAN DI DALAM PERMASALAHAN PENGACARAAN
LINIER DENGAN PENGATURAN SECARA OPTIMAL SUMBER
DAYA, UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN MAKSIMAL ATAU
BAIAYA MINIMAL
- FUNGSI KENDALA ADALAH FUNGSI BATASAN MERUPAKAN
BENTUK PENYAJIAN SECARA MATEMATIS BATASAN-BATASAN
(KENDALA-KENDALA) KAPASITAS YANG TERSEDIA YANG
AKAN DIALOKASIKAN SECARA OPTIMAL SEBAGAI KEGIATAN
43MODEL PENGACARAAN LINIER
- Untuk mempermudah pembahasan PL digunakan
simbol-simbol sebagai berikut
mmacam batasan sumber daya atau fasilitas yang
tersedia n macam kegiatan-kegiatan yang
menggunakan sumber daya I nomor setiap macam
sumber atau fasilitas yang tersedia (i1.2.3m)
44MODEL PENGACARAAN LINIER
- j nomor setiap macam kegiatan yang menggunakan
sumber daya fasilitas yang tersedia (j1,2,n) - xjkapasitas daya yang harus dibangkitkan oleh
pembangkit daya (j1,2,..n) - aijbanyaknya sumber(elemen-elemen masukan)
koefisien yang diperlukan untuk menghasilkan
setiap unit keluaran (output) kegiatan j
(11,2,m dan j1,2,n)
45MODEL PENGACARAAN LINIER
- bi banyaknya sumber yang tersedia/beban yang
dialokasikan - Cjbiaya pembangkitan (USD Cent/kWh)
- FUNGSI TUJUAN
- F c1x1 c2x2 . . . Cnxn
-
- F Fungsi Tujuan
46MODEL PENGACARAAN LINIER
- FUNGSI KENDALA
- a11 a12 a13 a14 . . . A1nx1n lt b1
- a21 a22 a23 a24 . . . A2nx2n lt b2
- a31 a32 a33 a34 . . . A3nx3n lt b3
- Bj Fungsi Kendala
47