Title: Digital Communication System
1Digital Communication System
Source Coding
Channel Coding
Multiple Access
Mod
TX
Voice Video
CHANNEL
Source Decoding
Channel Decoding
Multiple Access
Demod
RX
21. SOURCE ENCODE
Pada jaringan selular baik GSM maupun CDMA
pengolahan sinyal suara biasa dilakukan dengan
menggunakan VOCODER, pertimbangannya adalah
(64KBPS)
wireline
VOCODER
010011101
(8,6KBPS)
wireless
3- Sampling sinyal suara pada vocoder
4- Konversi 64 kb/s ke 104 kb/s
Perlu dilakukan konversi kalau input vocoder
berasal dari jaringan dengan rate 64 kb/s
13bit/125ms 104kb/s
8bit/125ms 64kb/s
uniform 8192 level
?-law 256 level
64 kb/s
104 kb/s
5(No Transcript)
6Setelah proses kuantisasi , laju data 104 kb/s
tersebut dimasukan ke speech encoder CELP
(code-excited linier prediction) yang berfungsi
untuk menyusun data tersebut ke dalam bentuk
paket- paket atau frame tiap 20ms. Laju data
keluaran CELP adalah variable bergantung pada
speech activity. Berikut adalah speech
processing pada IS-95 rate set-I dan set-II
64 kb/s
CELP SPEECH ENCODER
8-bit ?-law to 13-bit uniform transcoder
104 kb/s
Digital speech input
uniform
Rate set-I Rate set-II
64 kb/s
13-bit uniform to 8-bit ?-law transcoder
CELP SPEECH DECODER
104 kb/s
Digital speech output
uniform
7 8SPEECH CODING SUMMARY
Speech activity mempengaruhi output variable bit
rate
Makin rendah laju data transmit power yang
dibutuhkan makin kecil
Dengan demikian dapat dipakai untuk mereduksi cost
92. CHANNEL CODING INTERLEAVER
Channel coding berfungsi untuk mengatasi random
error yang diakibatkan oleh gangguan kanal,
sedangkan untuk mengatasi burst error karena
multipath fading biasanya channel coding
digandengkan dengan rangkaian interleaver.
Channel coding pada jaringan selular biasanya
mempunyai konstruksi sbb
10Channel Coding
- Channel coding protects digital data from errors
by selectively introducing redundancies in the
transmitted data - So given a desired Pe, required Eb/No is
reduced,or given an achievable Eb/No, Pe is
reduced. - The cost of this goal is more bandwidth
- Two types of channel coding
- Block Codes add parity bits to blocks of message
bits to make codewords - Convolutional Codes have a memory property
11Block Codes
- Block Codes (n,k), ratek/n add (n-k) parity
bits to blocks of message bits to make codewords
of n bits - Examples
- Hamming Codes
- CRC Codes
- BCH Codes
- RS Codes
12Convolutional Codes
- SR contains Lk stages and n linear function
generator - Number of output bits for each k bits input data
sequence is n bits and hence code rate Rk/n - Parameter Lk is called constraint length
13? CODING KONVOLUSI
Secara matematis kode konvolusi dapat dinyatakan
dengan (n,k,M),n menyatakan jumlah port output, k
menyatakan jumlah port inputdan M menyatakan
jumlah shift-register yang dipakai. Berikut
adalah contoh konstruksi kode konvolusi (3,1,2).
Mod-2(1)
SR
SR
output
input
Mod-2(2)
CDMA IS-95 menggunakan konstruksi (3,1,8) untuk
up-link, dan (2,1,8) untuk down-link
14(No Transcript)
15- Diagram trellis ( Untuk Proses Decoder)
111 001 011
111 110
output
16(No Transcript)
17Effek rate output vocoder yang variabel memberi
dampak output konvolusi juga variabel (ingat
rate 1, 1/2 dst). Sebelum masuk ke interleaver
semua rate tersebut disamakan sehingga
- Data rate 1 tanpa mengalami pengulangan
- Data rate 1/2 mengalami pengulangan 2 kali
- Data rate 1/4 mengalami pengulangan 4 kali
- Data rate 1/8 mengalami pengulangan 8 kali
18Tujuan pengulangan tersebut adalah untuk
mereduksi terjadinya interference jika laju data
lebih kecil dari rate 1. Fenomena tersebut
dapat dijelaskan sbb
Original symbol period
19Original symbol period
energi
1 sps
2
waktu
0 1
2 3
Diulang 1 kali
energi
2
1
waktu
0 1
2 3
int
1 Watt per original symbol
20Setelah proses pengulangan, akan dilakukan proses
interleaving dengan tujuan mendistribusikan burst
error, sehingga memungkinkan dikoreksi oleh
decoder Viterbi. Ilustrasi interleaving adalah
sbb.
Pengisian matrik dilakukan kolom per kolom,
sedangkan proses kirim dilakukan baris per
baris. Hal sebaliknya dilakukan di sisi penerima.
Dengan interleaving ini akan terjadi tambahan
delay maksimum dua kali periode matrik di atas.
Catatan CDMA IS-95 menggunakan matrik 32 x
18
21Interleaver
22Modulasi
23(No Transcript)
24Modulasi
254. Q. SPREADING MODULASI CARRIER
QPSK
Q. Spreading
RF output
Modulator
Untuk menjamin isolasi antar cell, tiap cell
perlu dibedakan dengan PN code yaitu 21564
3276864512. Jadi pada IS-95 ada sebanyak 512
nomor cell, tidak semua harus dipakai.
26Modulator QPSK merupakan kombinasi 2 buah
modulator BPSK yang bersifat orthogonal.
Sedangkan kostruksi demodulatornya adalah sbb
Output demod
Demodulator
27Mapping dan konstelasi QPSK
E energi simbol
(? E)/2
? (E/2)
28Delay cct
D berfungsi untuk menghindari terjadinya
transisi 1800
Karena akan mempermudah operasi amplifier
sehingga amplifier bisa dirancang simple yang
menjadi tuntutan dalam merancang MS.
29- Spektrum frekuensi carrier sistem CDMA/FDD
45MHz
FORWARD LINK
WC WC WC
WC 1 2 3
m
WC WC WC
WC 1 2 3
m
REVERSE LINK
30Q SPREADING MODULASI SUMMARY
31Bandwidth vs Power Efficiency
32(No Transcript)
33Pemilihan Modulasi
34(No Transcript)
35(No Transcript)
36(No Transcript)
37(No Transcript)
38QPSK
39PI/4-QPSK
40Spectral Density of QPSK MSK Signal
41MSK
42GMSK
43Spectra of GMSK
44(No Transcript)
45Modulation Schemes BW