Title: Isotherm Model
1Isotherm Model
Surface Chemistry
2ADSORPTION EQUILIBRIA If the adsorbent and
adsorbate are contacted long enough an
equilibrium will be established between the
amount of adsorbate adsorbed and the amount of
adsorbate in solution. The equilibrium
relationship is described by isotherms.
3Isotherm Adsorpsi
- Ketergantungan penutupan permukaan adsorben oleh
adsorbat pada tekanan dan temperatur tertentu
disebut isoterm adsorpsi. - Jika suatu adsorben dibiarkan kontak dengan
larutan, maka jumlah zat yang teradsorpsi akan
bertambah naik secara bertahap sampai suatu
keadaan seimbang tercapai. Proses penyerapan
biasanya dinyatakan sebagai suatu isoterm
adsorpsi (Atkins, 1999 39). - Beberapa persamaan matematis telah dikembangkan
untuk mempelajari adsorpsi.
4Some general isotherms are shown in the figure
below.
5Model / Persamaan Isotherm Gambar di halaman
berikut menunjukkan 4 model isotherm yang umum.
6(No Transcript)
7Langmuir
- Irving Langmuir (1918) menggunakan model
sederhana untuk mendeskripsikan jerapan molekul
pada permukaan padatan, dan menurunkan persamaan
untuk isoterm. Langmuir Menganggap bahwa padatan
mempunyai permukaan yang sama, molekul yang di
adsorpsi ditempatkan pada tempat yang spesifik,
energi permukaan tidak tergantung pada ditempati
atau tidaknya permukaan, dan molekul yang
diadsorpsi hanya membentuk satu lapis (monolayer)
(Ira. N. Levine, 2003399-340). - Dengan asumsi ini, maka sorbat maksimal yang
dapat dijerap oleh sorben dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan Langmuir berikut (Jaslin
et. al. 1999, Rengaraj et. al. 2003, Reddy 2006,
Sivaprakash et. al. 2009).
8(No Transcript)
9Persamaan Langmuir
- ASSUMPTIONS ARE
- SINGLE MONOLAYER
- FINITE NUMBER OF SITES
- REVERSIBLE ADSORPTION
- FINITE EQUILIBRIUM
- CONFIRMATION OF LANGMUIR MODEL
- REQUIRES LINEARIZATION OF THE DATA USING a PLOT
10Persmaan Langmuir
- Untuk reaksi
- A S (permukaan) AS
- Laju adsorpsi KaC (1- ?)
- Laju desorpsi Kd ?
- Pada keadan setimbang, maka laju adsorpsi dan
desorpsi molekul-molekul pada permukaan adalah
sama. - KaC (1- ?) Kd ?
-
- dengan
11- Maka
- Dimana fraksi penutupan permukaan adsorbat oleh
molekul pada konsentrasi secara isoterm - Transformasi ke persamaan linier menjadi
12- Keterangan
- C konsentrasi zat terlarut pada keadaan
stimbang - ? fraksi penutupan permukaan oleh
adsorbat - 1- ? fraksi permukaan yang kosong
- Ka konstanta laju adsorpsi
- Kd konstanta laju desorpsi
- b konstanta langmuir
- X jumlah molekul adsorbat yang diserap
per-m2 - penyerap (mol.m-2)
- Xm jumlah molekul adsorbat yang dapat
diserap per- - m2 zat penyerap yang membentuk
sebuah lapisan - tunggal (mol.m-2 ).
13C
14Freundlich
- Isoterm Freundlich dapat diambil dengan mengubah
anggapan Langmuir untuk memperbolehkan beberapa
macam tempat adsorpsi pada padatan. Setiap
tempat adsorpsi mempunyai panas adsorpsi yang
berbeda (Ira. N. Levine, 2003 401). - Hubungan antara jumlah zat yang diadsorpsi dan
konsentrasi dapat dinyatakan sebagai berikut - X/M jumlah adsorbat yang diadsorpsi per m2
sorben (mol/m2) - Ce konsentrasi sorbat dalam larutan
setelah diadsorpsi - K dan n konstanta yang tergantung pada
suhu
15X/M
16BET (Brunauer, Emmett and Teller) isotherm This
is a more general, multi-layer model. It assumes
that a Langmuir isotherm applies to each layer
and that no transmigration occurs between layers.
It also assumes that there is equal energy of
adsorption for each layer except for the first
layer.
17(No Transcript)
18Define the following qe mass of material
adsorbed (at equilibrium) per mass of adsorbent.
Ce equilibrium concentration in solution
when amount adsorbed equals qe. qe/Ce
relationships depend on the type of adsorption
that occurs, multi-layer, chemical, physical
adsorption, etc. CS saturation (solubility
limit) concentration of the solute. (mg/liter)
KB a parameter related to the binding
intensity for all layers. Note when Ce ltlt CS
and KB gtgt 1 and K KB/Cs BET isotherm
approaches Langmuir isotherm.
19For the BET isotherm we can arrange the isotherm
equation to get
Intercept
Slope
20Adsorption Kinetics. Adsorption is usually
modeled as a three consecutive step process.
These steps are film transport (through the
stagnant boundary layer about the adsorbent/
edges) transport of the solute through the
internal pores and finally adsorption to the
surface site. One or more of these steps can
limit the rate of solute adsorption. In most
cases the actual adsorption process does not
limit the process. In some cases film transport
limits and in other cases (most likely) pore
diffusion limits.
21- Kinetika adsorpsi selalu dikaitkan dengan waktu
kontak antara sorbat dan sorben, yang merupakan
suatu proses yang menyeluruh tentang konsentrasi
awal, akhir, dan waktu yang dibutuhkan untuk
perubahan dari konsentrasi awal ke akhir,
sehingga melengkapi informasi proses adsorpsi dan
mekanisme reaksi adsorpsi berdasarkan data
eksperimen sorpsi. - Data kinetika sorpsi dapat dimodel/dianalisis
dengan menggunakan persamaan Lagergren yang
sering disebut Lagergren Pseudo First Order atau
Second Order Kinetic Model (Ho and McKay 1998). - Persamaan tersebut telah dimanfaatkan untuk
memodel data kinetika sorpsi (Reddy 2006,
Sivaprakash et. al. 2009, Renigadevi 2011).
22- Ho and McKay (1998) melakukan kajian tentang
persamaan Lagergren. Pseudo-first Order Kinetic
Model, yang mana persamaan tersebut dituliskan
sebagai berikut.
- Di mana qe dan qt adalah kapasitas sorpsi pada
saat kesetimbangan dan pada saat t, dengan satuan
mg g-1, sedangkan k1 adalah konstanta laju dari
sorpsi pseudo reaksi pertama dengan satuan
menit-1. Integral terhadap persamaan tersebut
pada batas-batas t0 sampai tt, dan qt0 sampai
qt qt, maka persamaan Lagergren Pseudo-first
Order Kinetic menjadi
- Persamaan ini dapat digunakan untuk model data
eksperimen kinetika, di mana plotting log(qe -qt)
versus t akan menghasilkan suatu garis lurus.
23- Untuk persamaan mekanisme reaksi order kedua
dalam suatu sorpsi, persamaan laju Lagergren
Pseudo-first Order Kinetic dinyatakan dengan
persamaan
- Dimana satuan kapasitas sorpsi q adalah mg g-1,
sedangkan satuan konstanta laju k adalah mg g-1
min-1. Integral yang sama dengan reaksi order
pertama, diperoleh persamaan
- Plotting t/qt versus t akan menghasilkan garis
lurus.
24Competitive adsorption If more than one solute
is competing for the same adsorption site the
isotherm must be modified. For example, the
multi-solute Langmuir isotherm would look like