Modul B: - PowerPoint PPT Presentation

1 / 30
About This Presentation
Title:

Modul B:

Description:

Modul B: Disampaikan Oleh : BAMBANG RAHADI ADI SUSILO EUIS ELIH NURLAELIH * Modul A Persiapan Penyelenggaraan Peningkatan Kapasitas tentang KLHS Modul A Persiapan ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:248
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 31
Provided by: jd794
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Modul B:


1
Modul B
Disampaikan Oleh BAMBANG RAHADI ADI SUSILO EUIS
ELIH NURLAELIH
2
Pokok Bahasan
  • Prinsip dasar KLHS
  • Perbedaan antara KLHS dan AMDAL
  • Mengapa KLHS penting?
  • Manfaat dan biaya KLHS

3
KLHS
  • PROSES SISTIMATIS DAN KOMPREHENSIF UNTUK UNTUK
    MENGEVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN DENGAN
    MEMPERTIMBANGKAN ASPEK SOSIAL EKONOMI SERTA
    PRINSIP-PRINSIP KEBERLANJUTAN DARI USULAN KRP

4
  • Prinsip-prinsip dasar pengelolaan KLHS

5
  • B1
  • Menurut anda apa prinsip-prinsip dasar untuk
    menyelenggarakan KLHS?

6
KLHS harus sesuai dengan tujuan
  • KLHS harus mendorong lahirnya pemikiran untuk
    alternatif alternatif baru pembangunan melalui
  • Identifikasi isu-isu utama lingkungan atau
    pembangunan berkelanjutan yang perlu
    dipertimbangkan dalam KRP
  • Analisis dampak setiap alternatif strategi
    pembangunan dari KRP, khususnya isu-isu yang
    relevan dan memberikan masukan untuk
    optimalisasi.
  • Mengkaji paling tidak dampak kumulatif yang
    mendasar dari KRP dan memberi masukan untuk
    optimalisasi.
  • Memaparkan proses KLHS, kesimpulan dan usulan
    rekomendasi kepada para pengambil keputusan.

7
Inti KLHS adalah komunikasi
  • KLHS mendukung perencanaan pembangunan, bukan
    menggantikannya. Melalui proses KLHS dapat
    diangkat isu-isu terkini dan terbangun
    kepercayaan di kalangan pemangku kepentingan.
  • Kesimpulan yang tertuang dalam KLHS tidak
    mengikat, para pakar serta pejabat dapat
    menggunakan hasil KLHS tsb untuk menguji berbagai
    alternatif lain yang belum pernah diperhitungkan
    sebelumnya.
  • KLHS harus dilaksanakan oleh para ahli yang
    dipercaya oleh pihak-pihak berkepentingan sebagai
    tenaga ahli yang handal fasilitator yang
    netral.
  • Akan sangat membantu apabila Ketua Tim KLHS dapat
    menjadi mitra kerja bagi para pengambil
    keputusan, dan mempunyai akses untuk konsultasi
    dan negosisasi informal sehingga dapat mewarnai
    keputusan-keputusan penting dalam proses
    perencanaan.

8
Pedoman untuk melakukan KLHS
  • Satu KLHS untuk setiap proses perencanaan.
  • Diprakarsai oleh pihak yang menyusun KRP (Ditjen
    Penataan Ruang, Kementerian PU Ditjen Bangda,
    Kementerian Dalam Negri, Gubernur, Bupati,
    Walikota, dan lain sebagainya)
  • Diaplikasikan sedini mungkin pada awal proses
    perencanaan
  • Fokus pada isu-isu lingkungan hidup atau
    pembangunan berkelanjutan
  • Mengevaluasi secara kritis berbagai alternatif
  • Melibatkan peluang keterlibatanpemangku
    kepentingan dan masyarakat
  • Dilakukan dengan metode yang tepat, efektif
    biaya dan teknik analisa.

9
Implementasi KLHS
  1. Sesuai kebutuhan (fit for the purpose)
  2. Berorientasi pada tujuan (obyective led oriented)
  3. Didotrong motif keberlanjutan (sustainability-led
    oriented)
  4. Ruang lingkup Komprehensif (comprehensive scope)
  5. Relevan dengan pengambil keputusan
    (decision-relevant)
  6. Terpadu (Integrated)
  7. Transparan (Transparent)
  8. Partisipatif (participative)
  9. Akuntabel (accountable)
  10. Efektif dalam pembiayaan (cost-efectif)

10
Untuk Indonesia
  • Keterkaitan (Interdependency)
  • Keseimbangan (Equilibrium)
  • Keadilan (Justice)

11
HARAPAN
Tiap Kabupaten hendaknya mulai mengaplikasikan
KLS untuk penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten
dan KRP
12
Perkembangan internasional KLHS
  • European Union SEA Directive (2001) atau Uni
    Eropa Panduan KLHS (2001). Setiap tahun, berkat
    adanya Panduan KLHS ini, sekitar 1.000-2.000 KLHS
    dilakukan di 27 negara anggota UE.
  • United Nations Economic Commission for Europe
    (UNECE) Protocol on SEA to the Convention on EIA
    in Transboundary Context (2003) atau Komisi
    Ekonomi PBB untuk Eropa (UNECE) Protokol KLHS ke
    Konvensi AMDAL untuk Lintas Batas. Ditandatangani
    oleh 37 negara.
  • OECD/DAC Good Practice Guidance on SEA in
    Development Cooperation (2006) atau OECD/DAC
    Pedoman Praktek KLHS yang Baik untuk Kerjasama
    Pembangunan. Pedoman ini didukung oleh
    lembaga-lembaga donor yang juga aktif di
    Indonesia.

13
Perkembangan KLHS di Asia
  • Indonesia adalah negara ke-3 di antara
    negara-negara transisi Asia yang memutuskan untuk
    mengembangkan sistem KLHS
  • Cina (sejak 2003) dan Vietnam (sejak 2005) telah
    memiliki kerangka hukum, panduan teknis dan
    praktek-praktek KLHS
  • Malaysia sedang merancang dokumen internal untuk
    melakukan KLHS.
  • Thailand dan Filipina telah mempersiapkan
    rancangan peraturan perundang-undangan KLHS
    menunggu diundangkannya dan
  • Laos, Kamboja dan Fiji sedang bereksperimen
    dengan KLHS dengan dukungan donor.

14
KLHS-Disusun di Indonesia
15
KLHS-Disusun di Indonesia
Judul KLHS Lokasi Aras Institusi
KLHS Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Bidang Air, 2004 Nasional Kebijakan Sektor KLH
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Enerji,2004 Nasional Kebijakan Sektor KLH
Implementasi KLHS di Daerah untuk Pengambilan Keputusan yang Ramah Lingkungan Kasus Yogyakarta dan Bandung.2004 Yogyakarta Bandung Regional KLH-JIKA
Kajian Lingkungan Strategik Kawasan Andalan Bogor, Depok, Bekasi.2004 Bogor, Depok, Bekasi Regional BLHD Jawa Barat
Kajian awal Lingkungan Hidup Strategig Rencana Jaringan Jalan Sunatra Barat,2003 Sumatra Barat Rencana Sektor Departemen PU
Kajian Lingkungan Strategik Kebijakan, Rencana, Program Kawasan Bogor, Puncak dan Cianjur (Bopunjur),2003 Bogor, Puncak, Cianjur Regional BLHD Jawa Barat
Studi Kajian Lingkungan Hidup Strategik Kawasan Andalan Cikuray, Papandayan, Malabar dan Patuha (Cipamatuh) 2001 Jawa Barat Regional BLHD Jawa Barat
Studi Dampak Lingkungan Kebijakan, Rencana Program,2001 Yogyakarta Rencana/Program Pemerintah DIY
16
RELUNG KLHS
17
Perbedaan antara KLHS AMDAL
18
Perbedaan AMDAL dan KLHS
Atribut AMDAL KLHS
Aras Keputusan Proyek Kebijakan, Rencana Program
Karakter/Sifat Segera, operasional Strategik, visioner, konseptual
Output Rinci/detil Umum/garis besar
Alternatif Alternatif lokasi, disain, konstruksi, dan operasi Alternatif regulasi, teknologi, fiskal, atau kebijakan ekonomi
Dimensi Waktu Jangka pendek sampai menengah Jangka menengah sampai panjang
Ukuran Dampak Mikro, terlokalisir Makro, kumulatif
Sumber utama data Hasil survey lapang, analisis sampel Strategi pembangunan berkelanjutan, neraca lingkungan hidup, visi
Kedalaman kajian Sempit, dalam, dan rinci Lebar, tidak terlampau dalam, lebih sebagai kerangka kerja
Tipe data Lebih banyak yang kuantitatif Lebih banyak yang bersifat kualitatif
Tingkat akurasi kajian Lebih akurat Ketidak-pastian lebih tinggi
Fokus Kajian dampak penting negatif dan pengelolaan dampak lingkungan Agenda keberlanjutan, bergerak pada sumber persoalan dampak lingkungan
19
  • Mengapa KLHS penting?

20
Selain AMDAL, mengapa KLHS penting?
  • Pengambil keputusan harus semakin
    mempertimbangkan dampak jangka panjang dan
    kumulatif dari berbagai proyek.
  • AMDAL perlu, tetapi tidak mampu untuk mengukur
    dampak kumulatif secara sistematis.
  • KLHS suatu KRP selain dapat menelaah secara
    efektif dampak yang bersifat strategik, juga
    dapat memperkuat dan mengefisienkan proses
    penyusunan AMDAL suatu rencana kegiatan.

21
Selain AMDAL, mengapa KLHS penting?
  • Pengambil keputusan harus semakin
    mempertimbangkan dampak jangka panjang dan
    kumulatif dari berbagai proyek.
  • AMDAL perlu, tetapi tidak mampu untuk mengukur
    dampak kumulatif secara sistematis.
  • KLHS suatu KRP selain dapat menelaah secara
    efektif dampak yang bersifat strategik, juga
    dapat memperkuat dan mengefisienkan proses
    penyusunan AMDAL suatu rencana kegiatan.

22
Manfaat dan biaya KLHS
Diadopsi dari Dusik, Fisher dan Sadler, 2003
23
KLHS menghemat biaya
  • Sebagai upaya dini untuk mengeliminasi proyek
    pembangunan yang pada kemudian hari tidak layak
    karena pertimbangan lingkungan (selain proses
    perencanaan proyek yang membutuhkan sumber daya
    yang tidak kecil waktu dan uang)
  • Membantu pemerintah menghemat biaya sebagai
    akibat dapat dicegahnya masalah kesehatan dan
    masalah lingkungan berskala besar yang timbul
    sebagai akibat kebijakan strategik yang
    bermasalah (contoh, kebijakan subsidi pupuk dan
    pestisida).

24
KLHS menghemat waktu
  • Merupakan alat untuk resolusi konflik sejak
    dini. KLHS mengurangi risiko konflik dengan para
    pemangku kepentingan lingkungan hidup, serta
    mencegah risiko tertundanya implementasi
    keputusan strategis.
  • Studi AMDAL sebaiknya difokuskan (dan kemungkinan
    dibatasi saja) pada proyek-proyek pembangunan
    yang mengimplementasikan keputusan strategis
    ini akan menghemat waktu dan biaya

25
KLHS memperbaiki kepercayaan publik dan
kepemilikan KRP
  • Membuka diri terhadap hal-hal yang dipandang
    penting oleh masyarakat (termasuk mereka yang
    memiliki keahlian tinggi) sebagai masukan untuk
    proses formulasi KRP
  • Jika dilaksanakan dengan baik, KLHS dapat
    memobilisasi dukungan dari para pemangku
    kepentingan untuk implementasi keputusan-keputusan
    strategis

26
KLHS memperbaiki mutu pengambilan keputusan yang
bersifat strategis
  • Meningkatkan koherensi rencana pembangunan
    ekonomi dengan rencana pengelolaan lingkungan
    hidup
  • Mendorong pemerintah untuk menetapkan secara
    resmi tujuan dan sasaran lingkungan yang hendak
    dicapai
  • Mendorong pembangunan ekonomi berubah gradual ke
    pembangunan berkelanjutan.

27
Biaya KLHS kecil/marginal
  • Biaya KLHS bervariasi, tergantung karakteristik
    KRP yang ditelaah
  • Terdapat berbagai variasi biaya pembuatan KLHS.
    Di Eropa, biaya KLHS bervariasi dari EUR 3,000
    -100,000
  • Biaya tersebut relatif kecil dibandingkan
    dengan keuntungan finansial KLHS.
  • KLHS yang terintegrasi dengan proses formulasi
    KRP biayanya cenderung lebih murah dibanding
    KLHS yang bersifat ex-post dan terpisah.

28
Biaya yang timbul selama pelaksanaan KLHS
  • Biaya terbesar KLHS timbul saat KLHS
    dilaksanakan untuk pertama kalinya, di mana data
    dasar sedang disistematikkan serta pendekatan dan
    peralatan yang tepat sedang dikembangkan
  • KLHS dapat dibangun dgn bersandar pada
    informasi yang diperoleh dari kajian sebelumnya
    atau kajian terkait, sehingga biaya KLHS dapat
    berkurang signifikan.

29
  • B-2
  • Apa peran atau tanggung jawab anda
    berkaitan dengan KLHS?
  • Apa dukungan yang diperlukan agar peran
    dimaksud dapat dijalankan dengan baik?

30
  • TERIMA KASIH
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com