Model%20Distribusi%20Perjalanan - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Model%20Distribusi%20Perjalanan

Description:

Title: Perencanaan (Pemodelan) Transportasi Author: Prof.Sri Atmaja Last modified by: Prof.Sri Atmaja Created Date: 10/7/2004 10:27:04 PM Document presentation format – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:254
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 44
Provided by: Prof8400
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Model%20Distribusi%20Perjalanan


1
Kuliah Pertemuan ke-4
  • Model Distribusi Perjalanan
  • (Trip Distribution Model)

2
Model distribusi perjalanan dalam Urutan Model 4
Langkah
Trip Generation
Trip Distribution
Mode Choice
  • Pengertian
  • Definisi
  • Aspek Filosofi

Route Assignment
3
Pengertian Distribusi Perjalanan
  • Pemodelan Distribusi atau Sebaran Perjalanan
    (Trip Distribustion Model) merupakan suatu
    tahapan pemodelan yang memperkirakan distribusi
    jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona
    asal (origin, i) menuju ke suatu zona tujuan
    (destination, j).
  • Model sebaran perjalanan juga melibatkan proses
    kalibrasi persamaan-persamaan yang akan
    menghasilkan seakurat mungkin hasil model
    terhadap hasil observasi lapangan dari pola
    pergerakan asal dan tujuan lalu lintas.

4
Skematik Pengertian Distribusi Perjalanan
Konsep Bangkitan dan Tarikan Perjalanan
j1
Tij1
j2
Konsep Distribusi Perjalanan
i
Tij2
Tij
Tij3
j3
5
Kebutuhan data untuk model distribusi perjalanan
  • Data pola pergerakan/perjalanan asal-tujuan antar
    zona sebagai jumlah arus lalu lintas, yang dapat
    berupa kendaraan, penumpang atau barang.
  • Matriks interzonal transport impedance (jarak,
    waktu atau biaya).
  • Distribusi frekuensi menunjukkan jumlah
    pergerakan untuk setiap kategori transport
    impedance.

6
Data Distribusi Perjalanan
  • Home interview survei dan survei lalu lintas
    lainnya (O-D survey dan traffic counting survey)
    akan menghasilkan pola lalu lintas (base year)
    antar zona-zona dalam daerah studi dimana
    survei-survei ini juga akan memberikan jumlah
    pergerakan inter-zona dan intra-zona.
  • Jumlah pergerakan inter-zona tersebut dapat
    dijadikan data untuk menggambarkan pola sebaran
    perjalanan yang terjadi.
  • Jumlah arus pergerakan dinyatakan dalam matrik
    pergerakan atau matrik asal tujuan (MAT) atau O-D
    matrix.

7
MATRIK ASALTUJUAN (MAT)
  • MAT disusun sebagai matrik dua dimensi dengan
    jumlah baris dan kolom disesuaikan dengan jumlah
    zona yang diamati.
  • Zona Asal (i) terlihat sebagai baris dari matriks
  • yang menjelaskan darimana sejumlah berjalanan
    berasal, dan zona tujuan (j) terlihat sebagai
    kolom dari matriks
  • yang menyatakan kemana sejumlah perjalanan
    didistribusikan.
  • Jumlah lalu lintas antara zona i dan zona j
    dinyatakan dengan Tij dan terlihat
    masing-masing kotak dalam MAT.
  • Total trip production dan trip attraction dapat
    dihasilkan dari informasi MAT. Untuk setiap zona
    asal, jumlah pergerakan dalam satu garis akan
    menghasilkan total trip production pada suatu
    zona tertentu dan jumlah kolom akan menghasilkan
    trip attraction untuk zona tersebut.

8
MATRIK ASALTUJUAN (MAT)
Tujuan (ke) Asal (dari) Zona 1 Zona 2 Zona j Total Oi
Zona 1 T11 T12 O1
Zona 2 T21 T22 O2
Zona i Tij Oi
. . .
Total Dj D1 D2 Dj Total Perjalanan
9
Sel Matrik Asal Tujuan
  • Jumlah arus lalu lintas (kendaraan, penumpang dan
    barang) diperoleh dari hasil survei.
  • Perkiraan jumlah perjalanan yang terjadi
    dihubungkan dengan data saat ini dengan faktor
    pertumbuhan arus lalu lintas.
  • Terdapat beberapa metode matematik-statistik
    untuk mendapatkan MAT yang akan datang.

10
Metode Memperkirakan MAT
  • Road side interview
  • Passenger interview
  • Home interview
  • Foto Udara

Metode Langsung
Metode Konvensional
  • Metode Analog
  • Seragam
  • Average
  • Fratar
  • Detroit
  • Furness

Metode Tak Langsung
Metode Mendapatkan MAT
  • Metode berdasarkan Arus Lalu Lintas
  • Estimasi entropi maksimum
  • Model estimasi kebutuhan transportasi
  • Metode Sintetis
  • Model Opportunity
  • Model Gravity
  • Model Gravity Opportunity (GO)

Metode Tidak Konvensional
After Tamin, O.Z. (2000)
11
Matrik Transport Impedance
  • Informasi lain yang perlu tersedia untuk
    pemodelan distribusi perjalanan adalah
  • Matriks yang menunjukkan informasi mengenai
    spatial separation untuk masing-masing zona
    (dalam satuan jarak, waktu atau biaya). Nilai
    transport impedance biasanya diasumsikan sebagai
    rute terpendek, tercepat atau termurah dari suatu
    zona asal ke zona tujuan.
  • Dari suatu zona asal ke zona tujuan dalam suatu
    sistem, terdapat beberapa kemungkinan rute, yang
    disebut sebagai tree. Rute terpendek (dalam hal
    biaya, jarak atau waktu) dari suatu zona i ke j
    disebut sebagai skim tree. Rute tersebut
    digunakan untuk mengestimasi transport impedance.

12
Distribusi Frekuensi Transport Impedance
  • Informasi akhir yang penting (distribusi
    frekuensi dari transport impedance) didapat dua
    matriks (survei O-D dan survei transport
    impedance).

13
Contoh pembentukan MAT
200
2
700
200
300
1
300
300
4
240
300
450
400
400
200
300
300
500
3
460
5
600
6
300
350
400
200
100
Zona Kajian
Arus lalu lintas (jumlah perjalanan) dalam
smp/jam
14
Matrik Asal Tujuan
Tujuan (ke) Asal (dari) 1 2 3 4 5 6 Total Oi
1 200 700 300 --- 240 --- 1440
2 300 200 --- 300 400 --- 1200
3 450 --- 350 --- 460 --- 1260
4 --- --- --- 300 --- 500 800
5 200 400 300 300 100 600 1900
6 --- --- --- 300 400 200 900
Dj 1150 1300 950 1200 1600 1300 7500
15
Model Distribusi Perjalanan
  • Model Uniform
  • Model Average
  • Model Fratar
  • Model Detroit
  • Model Furness

Model Growth Factor
Model Sebaran Perjalanan
  • Model Gravity (unconstrained, production
    constrained, attraction constrained, fully
    constrained)
  • Model Opportunity
  • dll

Model Synthetic
16
Model Distribusi Perjalanan Metode Analogi
berdasarkan Faktor Pertumbuhan (Growth Factor)
  1. Model seragam (uniform)
  2. Model rata-rata (average)
  3. Model fratar
  4. Model detroit
  5. Model furness

17
Persamaan Umum Faktor Pertumbuhan (Growth Factor)
  • Model faktor pertumbuhan adalah pendekatan
    pemodelan distribusi perjalanan yang paling
    sederhana dengan persamaan umum sebagai berikut
  • Tij Qij ? E
  • dimana Tij perjalanan yang akan datang dari
    i ke j
  • Qij perjalanan pada base year dari i ke
    j
  • E faktor pertumbuhan

18
1 . MODEL SERAGAM (UNIFORM)
  • Tij Qij ? E
  • dimana
  • Tij perjalanan yang akan datang dari i ke j
  • Qij perjalanan pada base year dari i ke j
  • E growth factor
  • Asumsi Pertumbuhan lalu lintas dianggap sama
    untuk seluruh daerah. Kesalahan akan terjadi
    pada kota-kota yang mempunyai tingkat pertumbuhan
    rata-rata yang tidak merata.

19
Filosofi Metode Seragam
2,0
j
2,0
Tij
i
k
Tik
Bangkitan Perjalanan 840 perjalanan Tingkat pertumbuhan 2,0 pada tahun ke-n Tij 500 perjalanan
Bangkitan Perjalanan 840 perjalanan Tingkat pertumbuhan 2,0 pada tahun ke-n Tik 340 perjalanan
Distribusi Base Year
Bangkitan Perjalanan 1680 perjalanan Tij 1000 perjalanan
Bangkitan Perjalanan 1680 perjalanan Tik 680 perjalanan
Distribusi Tahun ke-n
20
2. MODEL RATA-RATA (AVERAGE)
  • Tij Qij ? (Ei Ej)/2
  • dimana
  • Tij perjalanan yang akan datang dari i ke j
  • Qij perjalanan pada base year dari i ke j
  • Ei Ti / Qi, dan Ej Tj / Qj
  • Jika model ini digunakan, total future trip akan
    dihasilkan tidak sama seperti yang dihasilkan
    dari tahapan bangkitan perjalanan yaitu Ti
    Ti(g)

21
Filosofi Metode Rata-Rata
j
2,0
3,0
Tij
i
k
Tik
1,8
Bangkitan Perjalanan 840 perjalanan Tingkat Pertumbuhan utk tahun ke-n Tingkat Pertumbuhan utk tahun ke-n Tij 500 perjalanan
Bangkitan Perjalanan 840 perjalanan Tingkat Pertumbuhan utk tahun ke-n Tingkat Pertumbuhan utk tahun ke-n Tik 340 perjalanan
Bangkitan Perjalanan 840 perjalanan Asal Zona i 2,0 Tujuan Zona j 3,0 Zona k 1,8 Tik 340 perjalanan
Distribusi Base Year
Bangkitan Perjalanan 1680 perjalanan E ij 23/2 Eik 21,8/2 Tij 1250 perjalanan
Bangkitan Perjalanan 1680 perjalanan E ij 23/2 Eik 21,8/2 Tik 646 perjalanan
Distribusi Tahun ke-n
22
Simpulan Hasil
  • Metode rata-rata menghasilkan sebaran perjalanan
    karena besarnya perbedaan tidak tersebar secara
    acak tetapi tergantung nilai tingkat pertumbuhan.
  • Zona dengan nilai pertumbuhan yang lebih rendah
    dari tingkat pertumbuhan global akan menghasilkan
    nilai yang lebih besar dari perkiraan.
  • Karena alasan di atas maka apabila semakin banyak
    pengulangan/iterasi yang digunakan untuk
    menganalisis sebaran perjalanan, maka nilai
    ketepatan menjadi berkurang.

23
3. MODEL FRATAR
  • Model ini mencoba mengatasi permasalahan
    sebelumnya. Dasarnya
  • Distribusi perjalanan dari suatu zona pada waktu
    yang akan datang proporsional dengan distribusi
    perjalanan pada waktu sekarang.
  • Distribusi perjalanan dimodifikasi dengan faktor
    pertumbuhan dari zona kemana perjalanan tersebut
    berakhir.
  • Modifikasi tersebut memperhitungkan lokasi zona
    yang berkaitan dengan zona lainnya. Faktor
    pertumbuhan akhir (final) yang akan digunakan
    didapat dengan cara coba-coba (iterasi).

24
Filosofi Perhitungan
Ei
Ed1
i
1
ti1
ti2
2
Ed2
ti3
3
Ed3
25
Contoh Analisis
26
Hasil Pengulangan ke-1
27
Hasil Pengulangan ke-12
28
4. MODEL DETROIT
  • Metode ini dikembangkan bersamaan dengan
    pelaksanaan pekerjaan Detroit Metropolitan Area
    Traffic Study dalam usahanya mempersingkat waktu
    operasi komputer dan mengoreksi metode
    sebelumnya.
  • Persamaan Umum
  • Tid tid
  • Nilai perjalanan untuk setiap sel matriks diatur
    dengan coba-coba dan iterasi sehingga total trip
    production dan trip attraction mendekati untuk
    faktor koreksi yang kecil (5 atau 10 )

29
Contoh Perhitungan Distribusi Perjalanan dengan
Metode Detroit
30
Cara Hitung
31
Hasil Perhitungan Pengulangan ke-1
32
Hasil Pengulangan ke-10
33
5. MODEL FURNESS
  • Metode ini paling sering digunakan di Inggris
    yang juga termasuk metode iterasi. Metode ini
    berdasarkan estimasi faktor pertumbuhan (growth
    factor) untuk produksi perjalanan dan tarikan
    perjalanan, yaitu dua buah faktor pertumbuhan
    untuk setiap zona.
  • Faktor pertumbuhan (growth factor) tersebut
    diaplikasikan pada baris dan kolom MAT untuk
    mendapatkan perjalanan masa depan.
  • Nilai perjalanan untuk setiap sel matriks diatur
    dengan coba-coba dan iterasi sehingga total
    produksi perjalanan dan tarikan perjalanan
    mendekati untuk faktor koreksi yang kecil (5 atau
    10 )

34
MODEL FURNESS
  • Metode Furness selalu mempunyai satu solusi akhir
    dan terbukti efisien dibandingkan dengan metode
    analogi lainnya.
  • Solusi akhir selalu sama, tidak bergantung dari
    perhitungan pengulangan dimulai dari baris atau
    kolom.

35
Contoh Analisis Distribusi Perjalanan menggunakan
Model FURNESS
  • Suatu daerah studi terdiri dari 4 zone A, B, C
    dan D. Distribusi bangkitan perjalanan dan
    tarikan perjalanan dijelaskan sebagai berikut
  • Untuk 5 tahun yang akan datang, diperkirakan
    bangkitan perjalanan naik menjadi zone A 3 x,
    zone B 2,5 x, zone C 2 x dan zone D 1,6 x
    sedangkan tarikan perjalanan dari masing-masing
    zona naik menjadi zone A 1,2 x, zone B 1,5
    x, zone C 3 x dan zone D 2,4 x. Tentukan
    distrbusinya 5 tahun y.a.d !

36
Langkah 1 Distribusi Perjalanan
37
Langkah 2 Iterasi 1
38
Langkah 3 Iterasi 2
39
Langkah 4 Iterasi 3
40
Ketelitian
  • Ketelitian 5 iterasi dihentikan apabila
  • 0,95 lt faktor koreksi lt 1,05
  • Ketelitian 10 iterasi dihentikan apabila
  • 0,90 lt faktor koreksi lt 1,10

41
Catatan
  1. Metode analog mudah dimengerti dan hanya
    memerlukan data MAT sekarang dan angka faktor
    pertumbuhan zona di masa yang akan datang.
  2. Proses iterasi yang sederhana.
  3. Jika digunakan pada wilayah studi yang stabil
    memungkinkan untuk mendapatkan hasil dengan
    tingkat ketepatan tinggi.
  4. Metode analog memerlukan data MAT yang lengkap ?
    mahal.
  5. Diperlukan jumlah zona yang konsisten, sehingga
    perlu adanya manipulasi guna mengantisipasi
    adanya pertumbuhan zona baru di masa yang akan
    datang.
  6. Jika ditemukan pergerakan antar zona adalah 0,
    maka tidak dimungkinkan untuk meramalkan
    pergerakan yang akan datang.
  7. Pergerakan intrazona tidak dapat detail karena
    dapat meningkatkan galat dan membutuhkan jumlah
    pengulangan yang semakin banyak.

42
Kesimpulan
  • Model distribusi perjalanan pada intinya adalah
    membangun matriks asal tujuan (MAT) untuk
    memprediksi sebaran perjalanan di masa yang akan
    datang.
  • Model yang digunakan berupa model analogi dan
    model sintetik.
  • Model faktor pertumbuhan hanya memperhitungkan
    faktor pertambahana arus lalu lintasnya tanpa
    memperhitungkan faktor penghambat misalnya biaya
    maupun waktu perjalanan.
  • Model Furness terbukti yang terbaik (lebih mudah
    dan efisien) dibandingkan model analog lainnya.
    Meskipun demikian, dari perbandingan hasil antara
    model Fratar, Detroit dan Furness menghasilkan
    distribusi yang hampir sama.

43
  • See You Next Class
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com