TELAAH KRITIS (Criticals Appraisal) - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

TELAAH KRITIS (Criticals Appraisal)

Description:

TELAAH KRITIS (Criticals Appraisal) Sugiarto Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Dr Moewardi / Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:221
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 54
Provided by: XP
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: TELAAH KRITIS (Criticals Appraisal)


1
TELAAH KRITIS(Criticals Appraisal)
  • Sugiarto
  • Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Dr Moewardi /
    Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret
  • Surakarta

2
Pendahuluan
  • Telaah kritis atau criticals appraisal adalah
    cara atau metode untuk mengkritisi secara ilmiah
    terhadap penulisan ilmiah.
  • Telaah kritis digunakan untuk menilai validitas
    (kebenaran) dan kegunaan dari suatu artikel atau
    journal ilmiah.
  • Untuk menentukan validitas diperlukan beberapa
    pertanyaan dan dijawab oleh pembaca artikel
    ataupun journal.
  • Pemecahan masalah klinik dan keputusan klinik
    tergantung pada penelitian klinik yang oleh
    seorang klinisi diperlukan telaah kritis
    terhadap hasil-hasil penelitian klinik.

3
  • Aspek yang diperhatikan dalam penelitan adalah
    Bagaimana menentukan
  • Normalitas / abnormalitas.
  • Diagnosis.
  • Kekerapan.
  • Risiko.
  • Prognosis.
  • Terapi atau pengobatan.
  • Pencegahan.
  • Kausa.
  • ? yang diterbitkan dalam tulisan ilmiah (Journal
    atau artikel).
  • Cara yang terbaik untuk mengkritisi journal atau
    artikel adalah kita harus belajar tentang
    Evidence-based Medicine (EBM).

4
  • Perbedaan standart diagnosis suatu penyakit akan
    merubah prevalensi penyakit dan terapi suatu
    penyakit.
  • Perubahan kriteria diagnostik berhubungan dengan
    peningkatan jumlah penyakit.
  • Misal
  • Definisi AIDS yang dipakai sebagi dasar diagnosis
    pada tahun 1987 selam 2 tahun hanya ditemukan
    kasus sekitar 50 .
  • Tetapi sejak 1993 dengan dimasukannya kriteria
    baru yaitu CD 4 maka penemuan penderita AIDS
    meningkat secara nyata ( 85).

5
5 step Evidence- base practice
  • 1. Asking Focused Question ( Patiens problem).
  • Prevention,diagnosis,prognosis,therapi,
    causation, et al
  • 2. Finding the Evidence (Clinical article).
  • Penemuan terbaru untuk menjawab pertanyaan
    penelitian.
  • 3. Critical Appraisal
  • Validity dan usefulness
  • 4. Making a Decision.
  • Integrasi kejadian klinik dengan pasien.
  • 5. Evaluating Performance
  • Efektifitas dan efisiensi dari step 1 s/d step 4
    dan untuk memperbaiki waktu yang akan datang.

6
Pertanyaan Klink Clinical questiondalam EBM
meliputi
  • Bagaimana menilai atau assesment
  • Diagnostik.
  • Terapi.
  • Bagaimana kegunaannya atau manfaat yang dapat
    diterapkan di klinik.

7
Topik Criticals Appraisal
  • 1. Telaah kritis Uji Diagnosis.
  • 2. Telaah kritis Jurnal Terapi.

8
1. Telaah kritis Uji Diagnosis
9
Pendahuluan.
  • Upaya menegakkan diagnosis suatu penyakit adalah
  • Suatu proses yang tidak sempurna dan menghasilkan
    hanya suatu probabilitas dari pada suatu
    kepastian dan kebenaran.
  • Seorang klinisi sering sulit untuk memperoleh
    informasi tentang uji diagnosis terbaru bila
    tidak mau belajar.
  • Uji diagnosis berkembang sesuai dengan zamanya.

10
Pendahuluan..
  • Suatu uji diagnosis pada awalnya sangat bagus,
    tetapi dengan perkembangan tehnologi akan menjadi
    ketinggalan, karena telah ditemukan uji diagnosis
    terbaru.
  • Dalam menentukan uji diagnosis seorang klinisi
    harus mempertimbangkan seberapa besar
    sensitifitas dan spesifitas terhadap uji
    diagnosis baru dibandingkan uji diagnosis lama.

11
Pedoman membaca artikel Uji Diagnosis.
  • 1. Apakah terdapat ketersamaan antara uji
    diagnosis yang sedang diteliti dengan baku emas
    Gold Standart ?
  • 2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi
    spektrum penyakit dari yang ringan sampai berat,
    penyakit yang terobati dan tidak dapat terobati ?
  • 3. Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan
    jelas ?
  • 4. Apakah presisi uji diagnosis dan variasi
    pengamat dijelaskan ?

12
  • 5.Apakah istilah normal dijelaskan ?
  • 6. Apakah uji diagnosis yang diteliti merupakan
    bagian dari suatu kelompok uji diagnosis, apakah
    kontribusinya pada kelompok uji diagnosis
    tersebut dijelaskan ?
  • 7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnosis
    yang sedang diteliti dijelaskan, sehingga dapat
    direplikasi ?
  • 8. Apakah kegunaan uji diagnosis yang sedang
    diteliti disebutkan ?

13
1. Apakah terdapat ketersamaan antara uji
diagnosis yang sedang diteliti dengan baku emas
Gold Standart ?
  • Uji diagnosis baru harus dilakukan pada kelompok
    penyakit baik yang mempunyai baku emas maupun
    yang tidak mempunyai baku emas.
  • Hasil uji diagnosis harus bisa digunakan oleh
    seorang klinisi untuk menentukan bahwa seseorang
    benar-benar sakit atau tidak.
  • Uji diagnosis baru harus diabndingkan dengan uji
    diagnosis baku emas.

14
Cara menentukan Uji diagnosis baru.
  • Cara yang paling banyak dipakai untuk
    membandingkan uji diagnosis baru dengan uji
    diagnosis baku emas adalah dengan menggunakan
    tabel 2x2.
  • Dengan melihat tabel tersebut dapat dihitung
  • Sensitifitas.
  • Spesifitas.
  • Nilai prediksi.

15
Tabel 2x2 tentang perbandingan uji diagnosis baru
dengan uji diagnosis baku emas.
Baku emas Baku emas
Pasien dengan penyakit Pasien tanpa penyakit
Hasil test Positif Pasien dengan penyakit Positif sejati a Positif palsu b a b
Hasil test Negatif Pasien tanpa penyakit False positif c True negatif d cd
a c bd abcd
16
  • Positif palsu diakibatkan karena kesalahan dalam
    menginterpretasi alat diagnostik yang sebenarnya
    penderita tersebut sehat.
  • Bila hasil test makin rendah prosentase positif
    palsu dikatakan spesifitasnya makin tinggi.
  • Negatif palsu diakibatkan karena kesahan dalam
    menginterpretasikan alat diagnostik yang
    sebenarnya pendeita tersebut sakit.
  • Jika hasil tes makin rendah prosentase negatif
    palsu dikatakan sensitifitasnya makin tinggi

17
Menentukan nilai
  • Sensitifitas a
  • a c
  • Adalah indek prosentase yang menunjukkan
    kemampuan uji diagnosis baru dalam mendeteksi
    adanya penyakit kalau memang ada penyakitnya
    berdasarkan uji diagnosis baku emas.
  • Spesifitas d
  • b d
  • Adalah indek yang menunjukkan kemampuan uji
    diagnosis yang sedang diteliti dalam mendeteksi
    tidak adanya penyakit bila memang tidak ada
    penyakit berdasarkan uji diagnosis baku emas.

18
Uji diagnosis pada penyakit demam tiphoid Sensitifitas () Spesifitas ()
Multi-Test Dip-S Ticks for Seotype Typhi 89 50
TyphiDot 79 89
TUBEX 78 94
Widal testing in the hospital 64 76
Widal testing at the Pasteur Institute 61 100
19
  • Nilai prediksi positif a
  • a b
  • Adalah seberapa besar kemampuan uji diagnosis
    yang sedang diteliti dalam memprediksi
    benar-benar adanya penyakit apabila hasil uji
    diagnosis tersebut positif.
  • Nilai Prediksi negatif d
  • c d
  • Adalah seberapa besar kemampuan uji diagnosis
    yang sedang diteliti dalam memprediksi
    benar-benar tidak ada penyakit apabila hasil uji
    diagnosis tersebut negatif

20
  • Akurasi ad
  • abcd
  • Adalah kesesuaian secara keseluruhan antara uji
    diagnosis baru yang sedang diteliti dengan uji
    diagnosis baku emas
  • Prevalensi ac
  • abcd
  • Nilai prevalensi dipengaruhi oleh nilai prediksi
    dan relatif stabik terhadap sensitifitas dan
    spesifitas.

21
Disagreements in chest roentgen interpretation
100 chest X ray
78 false negatives
41 potentially Significant errors
22 false positives
5 resident Senior radiology
56 percent Indeterminate disagreements
Herman et al. Chest 197568278-282
22
2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi
spektrum penyakit dari yang ringan sampai berat,
penyakit yang terobati dan tidak dapat terobati ?
  • Penyakit demam berdarah biasanya tidak sulit
    untuk menentukan diagnosisnya.
  • Arti klinis sesungguhnya dari suatu uji diagnosis
    baru adalah terletak pada nilai prediksinya dari
    kasus yang samar-samar.
  • Jadi penulis harus menjelaskan spektrum penyakit
    dari subyek yang diteliti.

23
3.Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan
jelas ?
  • Nilai prediksi sangat dipengaruhi oleh
    prevalensi.
  • Pasien yang datang ke puskesmas tentunya berbeda
    dengan pasien yang datang ke rumah sakit tipe A.
  • Dalam artikel harus di cantumkan lokasi
    penelitian dan seleksi pasien, sehingga pembaca
    dapat menghitung nilai prediksi bila ingin
    diterapkan di tempat kerjanya.
  • Seleksi harus dicantumkan, sebab pembaca
    sepantasnya menerima jaminan bahwa hasil uji
    diagnosis disebabkan oleh mekanisme penyakit
    bukan oleh perbedaan sifat seperti umur, jenis
    kelamin, diet dari subyek penelitian.

24
4.Apakah presisi uji diagnosis dan variasi
pengamat dijelaskan ?
  • Validitas suatu uji diagnosis menuntut tidak
    adanya bias dan adanya presisi.
  • Deskripsi dari suatu uji diagnosis harus jelas
    agar pembaca dapat mengulanginya dengan cara yang
    sama.

25
5.Apakah istilah normal dijelaskan ?
  • Dalam makalah penulis harus menjelaskan apa yang
    dimaksud dengan normal dan pembaca harus puas
    bahwa istilah yang dipakai oleh penulis memang
    mempunyai arti klinis.
  • Beberapa istilah yang dipakai sebagi standar
    normal adalah
  • 1.Percentil.
  • 2.Faktor resiko ( resiko terhadap kesakitan atau
    kematian)
  • 3 Kriteria kultur ( lebih baik langsing dari pada
    gemuk)
  • 4.Suatu rentang harga dimana suatu terapi
    memberikan hasil yang bermanfaat diabnding
    kerugiannya
  • Misal harga normal tekanan darah adalah 130/80
    mmHg

26
6. Apakah uji diagnosis yang diteliti merupakan
bagian dari suatu kelompok uji diagnosis, apakah
kontribusinya pada kelompok uji diagnosis
tersebut dijelaskan ?
  • Kebanyakan suatu uji diagnosis hanya menguji satu
    dari beberapa manifestasi klinis dari suatu
    penyakit.
  • Apakah penulis menjelaskan kontribusi manifestasi
    klinis yang diuji tersebut terhadap manifestasi
    penyakit yang sesungguhnya.

27
7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnosis
yang sedang diteliti dijelaskan, sehingga dapat
direplikasi ?
  • Penulis harus menerangkan dengan jelas mengenai
    bagaimana mengerjakan uji diagnosis tersebut yang
    meliputi
  • Bagaimana melakukan dan bagaimana
    mengisterpretasikan hasilnya,
  • Apakah ada persyaratan khusus seperti diet atau
    aktifitas fisik tertentu.
  • Obat apa yang harus dihindari.
  • Bagaimana tranports dari spesimen dan penyimpanan
    untuk analisis lebih banyak.

28
8. Apakah kegunaan uji diagnosis yang sedang
diteliti disebutkan ?
  • Kriteria utama dari uji diagnosis atau tindakan
    klinis adalah apakah pasien menjadi lebih baiak
    atau tidak?
  • Apakah kelainan dapat terdeteksi atau tidak.
  • Apakah tindakan lebih lanjut dapat dikurangi atau
    tidak?
  • Apak pasien atau dokter mendapat keuntungan
    dengan uji diagnosis baru tersebut ?
  • Bila tidak ada sebaiknya pembaca mencermati bagai
    mana akurasi, presisi terhadap uji diagnosis baru
    tersebut.

29
Lembar kerja Uji diagnostik
1.Apakah terdapat ketersamaan dengan baku emas ? Ya Tidak Tidak diketahui
2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi spektrum penyakit dari yang ringan sampai berat, penyakit yang terobati dan tidak dapat diobati ? Ya Tidak Tidak diketahui
3. Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan jelas ? Ya Tidak Tidak diketahui
4.Apakah presisi uji diagnostik dan variasi pengamat dijelaskan ? Ya Tidak Tidak diketahui
5.Apakah istilah normal dijelaskan ? Ya Tidak Tidak diketahui
6. Apabila uji diagnostik yang diteliti merupakan bagian dari suatu kelompok uji diagnostik, apakah kontribusinya pada kelompok uji diagnostik tsb dijelaskan ? Ya Tidak Tidak diketahui
7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnostik yang sedang diteliti dijelaskan, sehingga dapat direplikasi. Ya Tidak Tidak diketahui
8. Apakah kegunaan uji diagnostik yang sedang diteliti disebutkan ? Ya Tidak Tidak diketahui
30
2. Telaah kritis Jurnal Terapi.
31
Pendahuluan
  • Ada 3 hal pokok yang harus diketahui sebelum
    memilih terapi yang terbaik yaitu
  • 1. Menentukan tujuan terapi
  • 2. Memilih terapi yang spesifik.
  • 3. Menentukan target terapi.
  • Di Amerika serikat semua obat sebelum digunakan
    oleh seorang klinisi harus dilakukan uji klinik
    tentang efeketifitas obat tersebut.
  • Contoh pemberian terapi captoril pada penderita
    hipertensi.
  • Tujuan terapi mencegah kerusakan target organ
    seperti otak, jantung, mata, ginjal ayng dapat
    menyebabkan kematian atau kerusakan permanen.
  • Pilihan terapi spesifik berdasarkan uji klinik
    tersamar ganda.
  • Target terapi tekanan sistolik 130 mmHg dan
    diastolik 80 mmHg.

32
  • Ada 3 kemungkinan setelah memlilih terapi
  • Berdasarkan pengalaman tanpa kontrol dari dokter
    yang bersangkutan.
  • Berdasarkan rekomendasi dari guru /
    senior/konsultan/ kolega dokter.
  • Berdasarkan berdasarkan suatu uji klinik tersamar
    ganda yang formal.
  • Mana yang terbaik dalam menentukan terapi ?
  • Jawab dalam memilih obat adalah berdasarkan uji
    klinik tersamar ganda ( Randomized controlled
    clinical trial/ RCT).

33
  • Makna controlled mempunyai arti bahwa pasien
    (subyek penelitian) menerima obat baru
    dibandingkan dengan pasien kontrol (placebo) yang
    tidak menerima obat baru atau tetap menerima
    obat sebelumnya.
  • Makna randomized subyek dibagi menjadi 2
    kelompok yaitu kelompok subyek penelitian dan
    placebo dengan dilakukan random alokasi.

34
Cara memilih terapi yang baik
  • Klinisi harus membaca jurnal / artikel kedokteran
    tentang terapi.
  • Klinisi harus memilih jurnal yang baik dengan
    cepat.
  • Klinisi harus mengetahui pedoman telaah kritis
    tentang terapi.

35
Pedoman telaah kritis tentang terapi
  • 1. Apakah alokasi subyek penelitian ke kelompok
    terapi atau kontrol betul betul secara acak
    (random) atau tidak ?
  • 2. Apakah semua keluaran ( autcome) dilaporkan ?
  • 3. Apakah studi menyerupai lokasi anda bekerja
    atau tidak ?
  • 4. Apakah kemaknaan statistik maupun klinis
    dipertimbangkan atau dilaporkan ?
  • 5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat
    dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?
  • 6. Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan
    dalam kesimpulan ?

36
1. Apakah alokasi subyek penelitian ke kelompok
terapi atau kontrol betul betul secara acak
(random) atau tidak ?
  • Subyek penelitian harus mempunyai probabilitas
    yang sama pada alokasi kelompok terapi atau
    kontrol.
  • Istilah randomized trial atau random
    allocation harus ada dalam abstrak pada jurnal
    tersebut.
  • Dengan random allocation (alokasi random)
    bertujuan untuk menghilangkan bias pada hasil
    penelitian.

37
Dua langkah dalam membaca artikel/ jurnal tentang
terapi yaitu
  • 1. Telusuri artikel yang mencantumkan randomized
    clinical trial
  • 2.Bila tidak ditemukan artikel tentang
    randomized clinical trial , maka klinisi
    dianjurkan memilih artikel yang memuat
    investigasi subeksperimental.

38
2. Apakah semua keluaran ( autcome) dilaporkan ?
Hasil uji klinis secara random alokasi clofibrat
pada penyakit jantung koroner
plasebo clofibrat
Rerata perubahan pada kolesterol serum 1 -9
Infark miokard non fatal per 1000 subyek 7,2 5,3
Infark miokard fatal dan non fatal per 1000 subyek 8,9 7,4
Total kematian per 1000 subyek 5.2 6.2
39
Interpretasi hasil penelitian diatas
  • Pemberian clofibrat akan menurunkan kolesterol
    sebesar 9.
  • Infark miokard baik fatal dan non fatal menurun
    lebih sedikit dari pada placebo ( 5,8 7,2 dan
    7,4 8,9)
  • Keluaran secara keseluruhan pada kematian total
    terapi clofibrat lebih tinggi dari pada placebo
    ( 6,25,2) sehingga dapat diambil kesimpulan
    bahwa terapi clofibrat lebih banyak kerugiannya.

40
3. Apakah studi menyerupai lokasi anda bekerja
atau tidak ?
  • Subyek penelitian harus diketahui secara
    demografi sosial dan secara klinis, sehingga
    klinisi dapat membandingka dengan situasi tempat
    bekerja.
  • Subyek penelitian harus mirip dengan tempat
    bekerja klinisi.
  • Kalau semua jawaban diatas ya, berati artikel
    tersebut bisa digunakan untuk pedoman terapi.

41
4. Apakah kemaknaan statistik maupun klinis
dipertimbangkan atau dilaporkan ?
  • Kemaknaan klinis berhubungan dengan seberapa
    manfaat klinis terhadap terapi obat tertentu.
  • Kemaknaan statistik berhubungan dengan hasil
    kesimpulan penelitian benar-bernar bermakna
    secara statistik tanpa memperitmbangkan
    kepentingan klinis.

42
Tabel 1 Hasil penelitian terapi captopril
terhadap komplikasi kematian, atau stroke
Rata kejadian Rata kejadian Relative Risk Reductin (RRR)
Jenis penelitian Placebo P Tx captopril A (P-A) RRR P
Hipertensi dng kerusakan target organ 2.2 0.8 2.2-0.8 64 22
Hipertensi tanpa kerusakan target organ 1.0 0.4 1.0 - 0.4 60 10
43
Tabel 2 Hasil penelitian terapi captopril
terhadap komplikasi kematian, atau stroke
Rata kejadian Rata kejadian
Jenis penelitian Placebo Tx captopril RRR Absolut Risk Reduction (ARR)
Kerusakan target organ 2.2 0.8 64 2.2-0.8 0.14
Tanpa kerusakan target organ 1.0 0.4 60 1.0-0.4 0.6
44
  • Kemaknaan klinis dapat dilihat pada RRR atau ARR
  • Tabel 2 dapat dilihat bahwa terapi captopril
    dapat menurunkan komplikasi target organ sebesar
    0,8 dibanding 2,2 dengan RRR sebesar 64.
  • Sedangkan komplikasi tanpa kerusakan target organ
    0,04 diabnding 1,0 dengan RRR sebesar 64
  • Bila RRRgt 50 menunjukan bermakna secara klinis.
  • Tabel 2 captopril dapat menurunkan komplikasi
    sebesar 0.14 dan 0.6.

45
5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat
dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?
  • Terdapat 4 pokok
  • 1. Perlakuan harus dijelaskan dengan terperinci
    agar dapat direplikasi.
  • 2. Perlakuan harus punya arti biologis dan
    klinis.
  • 3. Perlakuan harus tersedia dan dapat diterima
    penderita.
  • 4. Peneliti harus dapat menjelaskan bagaimana
    cara menghindari kontaminasi atau co-intervensi.

46
6. Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan
dalam kesimpulan ?
  • Pembaca harus jeli mencatat berapa subyek
    penelitian yang termasuk kelompok perlakuan
    (terapi) atau kelompok kontrol.
  • Tabel 3 dari hasil penelitian uji klinis acak(
    randomized clinical trial) jumlah kasus sebesar
    151 penderita dengan rincian pembedahan versus
    medikamentosa ( 79 dioperasi vs 72 medikamentosa
    ) setelah dihitung terdapat penurunan reduction
    in risk sebesar 27 (p0,02), tetapi
  • Setelah diteliti jumlah kasus sebesar 167, dan
    ada 16 kasus meninggal karena stroke atau
    meninggal waktu masuk sehingga bila dihitung
    penurunan reduction in risk hanya 16 (p0.09)
    berarti tidak bermakna.

47
Tabel 3. Hasil penelitian operasi jantung Vs
medikamentosa
TIA,sroke atau kematian TIA,sroke atau kematian
terapi ya tidak Total pasien
Operasi jantung 43 36 79
medikamentosa 53 19 72
Redution risk dari operasi jantung adalah
(53/72 )- (43/79) 27
(53/72) X 2 5,98 dan p0,02 ( bermakna bila plt
0.05)
48
Tabel 3 Tetapi yang benar adalah
TIA,sroke atau kematian TIA,sroke atau kematian
terapi ya tidak Total pasien
Operasi jantung 58 36 94
medikamentosa 54 19 73
Redution risk dari operasi jantung adalah
(54/73 )- (58/94) 16
(54/73) X 2 2,80 dan p0,09 ( tidak bermakna
karena pgt0.05)
49
Lembar kerja telaah kritis terapi
1. Apakah lokasi subyek penelitan ke kelompok terapi atau kontrol betul betul secara acak (random) atau tidak ? ya Tidak Tidak diketahui
2.Apakah semua keluaran (outcome) dilaporkan ? ya Tidak Tidak diketahui
3.Apakah lokasi penelitian menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak ? ya Tidak Tidak diketahui
4.Apakah kemaknaan statistik maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan ? ya Tidak Tidak diketahui
5.Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ? ya Tidak Tidak diketahui
6.Apakah semua subyek penelitian dipertimbangkan dalam kesimpulan ? ya Tidak Tidak diketahui
50
The NEW ENGLAND JOURNAL of MEDICINE
ESTABLISHED IN 1812
JANUARI 30.2003 VOL.348 NO.5
Multifactorial Intervention andd cardiovascular
Disease in patients with Type 2 Diabetes
Peter Gaede.M.D., Pernile Vedel.M.D.Ph.D.,Nicolai
Larsen.M.D.Ph.D.,Gunnar V.H.,Jensen.M.D.,Ph.D.,
Hans-henrik Parving.M.D.D.M.Sc, and Oluf
Pedersen.M.D.D.M.Sc.
ABSTRACT
  • Background
  • Cardiovascular morbidity is a major burden in
    patients with type 2 diabetes. In the Steno-2
    Study, we compared the effect of a targeted,
    intensified,multifactorial intervention with that
    of conventional tretment on modifiabel risk
    factors for cardiovascular disease in patients
    with type 2 diabetes and microalbuminuria.
  • Methods
  • The primary end point of this open, paralled
    trial was acomposide of death fromcardiovascular
    causes, nonfatal myocardial infartion, non
    stroke, revascularization. And amputation..
  • Results
  • The mean age of the patients was 55.1 years, and
    the mean follow-up was 7.8 years.
  • Conclutions
  • A target-driven, long-term,intensified
    intervention aimed at multiple risk factor in
    patients with type 2 diabetes and
    microalbuminuria reduces the risk of
    cardiovacular and microvascular evnts by about 50
    persent

51
Kesimpulan
  • Telaah kritis merupakan suatu keharusan bagi
    seorang klinisi untuk menerapkan pengetahuan baru
    dalam praktek sehari-hari.
  • Telaah kritis merupakan metode untuk berpikir
    kritis terhadap artikel atau journal penelitian.
  • Pengetahuan telaah kritis merupakan bagian atau
    tahapan dari evidence-base medicine.
  • Dalam menentukan uji diagnosis seorang klinisi
    harus mempertimbangkan seberapa besar
    sensitifitas dan spesifitas terhadap uji
    diagnosis baru dibandingkan uji diagnosis lama
  • Ada 3 hal pokok yang harus diketahui sebelum
    memilih terapi yang terbaik yaitu bagaimana
    menentukan tujuan terapi, memilih terapi yang
    spesifik dan menentukan target terapi.

52
Kepustakaan.
  • Gaede P, et al. 2003. Multifactorial Intervention
    and Cardiovascular Disease in Patient with type 2
    Diabetes348 383-393
  • Greenberg, et al, 2001 . Medical Epidemiology.
    Edisi 3 Lange Medical Books/ MCGraw-Hill.Toronto
  • Hawkins R. 2005. The Evidence Based Medicine
    Approach to Diagnostic Testing Practicalities
    and limitations. Clin Biochem RevVol 25.
  • http//en.Wikipedia.org/wiki/Evidence-based_medici
    ne
  • Soeparto ,dkk. 1998. Epidemiologi Klinis Gramik
    FK UNAIR.

53
Matur Nuwun
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com