Title: THE PHILOSOPHY OF MATHEMATICS EDUCATION
1FILSAFAT MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
THINKING ABOUT MATHEMATICS Ditulis Oleh Steward
Shapiro
THE PHILOSOPHY OF MATHEMATICS EDUCATION Ditulis
Oleh Paul Ernest
FILSAFAT MATEMATIKA The Liang Gie
2(No Transcript)
3BEBERAPA ALIRAN FILSAFAT MATEMATIKA
1 Mathematical realism (REALISME) 1.1 Platonism
(PLATONISME) 1.2 Logicism (LOGISISME) 1.3
Empiricism (EMPIRISME) 1.4 Formalism
(FORMALISME) 2 Intuitionism (INTUiSIONISME) 3
Constructivism (KONSTRUKTIVISME) 4 Fictionalism
(FIKSIONALISME)
4(No Transcript)
5(No Transcript)
6(No Transcript)
7Realisme memandang bahwa entitas matematika ada
terbebas dari pikiran.
Logisisme memandang bahwa matematika merupakan
bagian dari logika.
Empirisme memandang bahwa matematika harus
dikembangkan secara empiris.
Formalisme menyatakan bahwa pernyatan-pernyatan
dalam matematika harus dipikirkansebagai
serangkaian konsekuensi dari manipulasi
serangkaian aturan.
8Ada dua hal pokok dalam aliran ini, yaitu
(1). Semua konsep dalam matematika pada akhirnya
dapat diturunkan dari konsep-konsep logika,
penyajian dari penurunan tersebut meliputi
konsep-konsep teori bilangan maupun beberapa
sistim yang terdapat pada teori Russsel.
(2). Semua kebenaran matematika dapat dibuktikan
dari aksioma-aksioma dan aturan-aturan logika.
9(No Transcript)
10(No Transcript)
11(No Transcript)
12(No Transcript)
13(No Transcript)
14(No Transcript)
15(No Transcript)
16logisisme
17- Aliran Logika (Logisisme) berpandangan bahwa
konsep dan obyek matematika seperti bilangan
dapat didefinisikan dari terminology logika dan
dengan definisi ini teorema matematika berasal
dari prinsip logika. Hal ini menunjukkan bahwa
kebenaran matematika dapat diterima jika berasal
dari prinsip logika.
Matematika sebenarnya merupakan bagian dari
logika dan keduanya saling berhubungan atau
matematika merupakan cabang dari logika. Hal ini
tertuang dalam salah satu tulisan Russel yang
menyatakan bahwa logika telah menjadi lebih
bersifat matematis dan matematika menjadi lebih
logis. Bahkan dikatakan bahwa logika dan
matematika memiliki hubungan seperti anak dan
orang dewasa. Logika merupakan masa mudanya
matematika dan matematika adalah masa dewasanya
logika
18- Secara umum pandangan aliran logika bertujuan
mengembalikan matematika kepada logika. Hal ini
menunjukkan bahwa kebenaran matematika dapat
diterima jika berasal dari prinsip logika. Dalam
hal ini ingin ditunjukkan bahwa konsep-konsep
matematika seperti bilangan-bilangan dapat
dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau
menggunakan operator logika dan sifat-sifatnya
ditunjukkan oleh logika murni. - Hal ini tertuang dalam pandangan Frege dalam
mendefinisikan tentang bilangan dengan
menggunakan prinsip Hume, bahwa semua konsep
dalam matematika dapat dinyatakan dalam
bentuk-bentuk logika murni dan dapat dibuktikan
dengan prinsip-prinsip logika saja.
19(No Transcript)
20- Pandangan Russel lebih fleksibel dibandingkan
pandangan Frege dengan kata lain Russel memberi
ruang pembuktian matematika tanpa menggunakan
prinsip logika umum. - Russel berpandangan matematika memerlukan aksioma
non logika seperti aksioma ketakhinggaan
(himpunan dari semua bilangan asli adalah tak
hingga) dan aksioma pilihan (choice) perkalian
kartesius dari keluarga himpunan tak kosong
adalah himpunan tak kosong itu sendiri
Karakteristik-karakteristik ide-ide dasar dari
semua ide matematika dapat didefinisikan. Tetapi
tidak semua proposisi-proposisi primitif dari
semua proposisi matematika tersebut dapat
dideduksi. Ini merupakan suatu masalah yang lebih
sulit karena belum diketahui jawaban yang
sebenarnya.
21- Matematika adalah sistem hipotetik deduktif
dimana konsekuen dari aksioma-aksioma yang akan
diselidiki, tanpa menyatakan kebenarannya. Namun
hal ini juga merupakan suatu kegagalan dalam
paham ini, karena tidak semua kebenaran
matematika (seperti Aritmatika Peano) secara
konsisten dapat disajikan sebagai
pernyataan-pernyataan implikasi (Macofer, 1983).
22- Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kebenaran matematika tetap
berlandaskan pada prinsip-prinsip logika, namun
tetap memperhatikan dan melakukan analisis
empirikal dalam merumuskan proposisi-proposisi
matematika sebagai suatu kebenaran sintetik. Jika
kebenaran yang diperlukan adalah kebenaran
definisi maka kebenaran itu tetap berlandaskan
pada aspek semantik dalam penggunaan bahasa dan
pemaknaan terhadap simbol dan variabel yang
digunakan dalam merumuskan proposisi matematika.