Title: BAB 4. MEDIUM ACCESS SUBLAYER
1BAB 4. MEDIUM ACCESS SUBLAYER
- Jaringan dibagi dalam 2 kategori
- Hubungan point to point
- Hubungan broadcast
-
- Broadcast channel sering disebut
- Multi access
- Random Access Channels
2- 4.1. Lokal dan Metropolitan Area Network
- MAC sangat penting bagi LAN
- LAN basis komunikasi LAN umumnya
- multi access channel
- WAN point to point
- Karakteristik LAN
- 1. Garis tengah tidak lebih dari beberapa km
- 2. Total data rate beberapa Mb/sekon
- 3. Dipunyai oleh suatu organisasi
3- WAN
- Terbentang diseluruh daerah/negara
- Data rate lt 1 Mb/s
- Dipunyai oleh beberapa organisasi
- Umumnya pakai existing public telephone network
4- MAN antara WAN dan MAN
- (Metropolitan Area Network)
- Meliputi seluruh daerah/kota
- Menggunakan teknologi LAN
- Menggunakan kabel TV (CATV) sebagai medium
- LAN menarik karena
- Menghubungkan beberapa komputer lokal
- Dapat dikembangkan secara incremental
5- Harga dan performance memadai
- Reliable (error rate 1000 X lebih rendah dari
WAN) - Protokol lebih sederhana dan efisien
- Yang terpenting Berbagi pakai
64.1.1. Alokasi kanal statis pada LAN dan MAN
- FDM Frequency Division Multiplexing
- Bandwidth dibagi menjadi N bagian yang sama
dimana tiap pemakai memiliki frekwensi band
sendiri, tanpa ada interferensi - FDM sederhana dan efisien untuk pemakai yang
terbatas, tetapi masing-masing mempunyai trafik
tinggi - FDM - Utilisasi kanal rendah
7- - Terutama untuk jumlah pemakai yang besar dan
trafiknya bursty sistem komputer umumnya
data bursty (Peak traffic mean traffic 1000
1) - Pemanfaatan kanal pada tiap saat ltlt N
- tidak efisien
8- Mean time delay T
- C kapasitas kanal (bps)
- ? laju kedatangan frame/sekon
- 1/µ frame length (mean) bits
- Bila kanal dibagi N sub kanal
- kapasitas per sub kanal C/N bps
- mean input rate ?/N frame/sekon
9- Berarti Mean time delay
- N x lebih jelek dari T
104.1.2. Alokasi Saluran Dinamik pada LAN
dan MAN
- Asumsi yang dibuat
- 1. Model stasiun
- N buah stasiun yang independent, mempunyai
- program atau user yang menghasilkan frame
- bila sebuah frame dihasilkan
- stasiun akan diblokir sampai frame tersebut
ditransmisikan - probilitas frame dihasilkan selama
- ?t ? . ?t
- (? konstanta laju kedatangan dari frame baru)
11- 2. Asumsi saluran tunggal
- hanya 1 kanal tersedia untuk komunikasi
- semua stasiun berprioritas sama, kecuali bila
diatur lain. - 3. Asumsi tabrakan (Collision)
- semua stasiun dapat mendeteksi tabrakan
- frame ditransmisi ulang
- 4.a. Waktu kontinu
- transimisi frame dapat dilakukan setiap saat
- tidak terdapat master clock
12- 4.b. Waktu slot (Slotted time)
- waktu dibagi menjadi interval-interval diskrit
(slot) - transmisi frame selalu dimulai pada awal sebuah
slot - 5.a. Carrier Sense
- Stasiun dapat mengetahui suatu saluran sedang
dipakai sebelum mencoba menggunakannya.
13- 5.b. No Carrier Sense
- Stasiun tidak mendeteksi keadaan saluran
- Setelah beberapa saat baru diketahui transmisi
berhasil / gagal
144.2. Multiple Access Protocols
- Protokol yang pertama ada
- Protokol ALOHA
- Murni (pure)
- Berslot (slotted)
- Univesity of Hawaii tahun 1970-an
- Norman Abramson
- Jaringan paket radio
15- ALOHA murni
- Ide dasar
- membiarkan pengguna untuk melakukan transmisi
kapan saja bila memiliki data - pengirim akan mengetahui frame yang dikirimkan
rusak atau tidak setelah 270 mdetik - No Sense system
- Menggunakan sistem contention (persaingan)
16- Rata-rata frame terkirim per satuan waktu
- S G e-2G
- dimana
- S mean new frame sent per frame time,
menurut poisson - G mean old (retrans) and new frames combined
per frame time (poisson)
17- frame time
- Jumlah waktu yang diperlukan untuk
mentransmisikan frame standard denganpanjang yang
tetap Yaitu panjang frame dibagi bit rate - Bila S gt 1
- Pengguna menghasilkan frame pada kecepatan yang
lebih tinggi dari yang dapat ditangani saluran
18- Akibatnya
- hampir seluruh frame mengalami tabrakan
- Besar throughput yang layak O lt S lt 1
- G pada umumnya ? S
- Pada beban rendah no collision G ? S
- Pada beban tinggi G gt S
- ALOHA Berslot (Slotted Aloha)
-
- S G.e G
-
19- Karena ada time slot
- sender dilarang mengirim
- bila ada (CR)
-
- menunggu slot baru
- Vulnerable period menjadi 1/2
-
20Tabrakan dengan awal frame yang diarsir
Tabrakan dengan akhir frame yang diarsir
t
t0 t vulnerable
t0 2 t
t0 3 t
waktu
t waktu yang dibutuhkan untuk mengirim sebuah
frame
210.4
Slotted aloha S Ge. -G (36)
0.3
S (trough put per frame time)
0.2
Pure aloha S G.e -2G best s 1/2 e
(18)
0.1
0
0.5
1
1.5
2
Throughput Versus offered traffic
22(No Transcript)
23PROTOKOL LAN
- Pada LAN, stasiun melakukan deteksi terhadap
Carrier ( transmisi) disebut carrier sense
protocol - 4.2.1. Presistent dan Non presistent CSMA
- 1. Presistent CSMA
- Bila stasiun mempunyai data untuk dikirim
- akan dilakukan pendeteksian saluran
24- Bila saluran sibuk stasiun menunggu
- Bila saluran kosong mengirim frame
- Bila terjadi tabrakan stasiun menunggu
beberapa waktu untuk berusaha mengirim kembali - Disebut 1 presistent karena probability of
transmit 1, yaitu bila saluran kosong - Presistent selalu mendeteksi adanya saluran
sampai saluran benar-benar kosong
25- Kemungkinan terjadinya tabrakan
- Stasiun mendeteksi saluran kosong padahal
mungkin paket yang baru dikirim stasiun
lain belum sampai. Hal ini terjadi karena delay
propagasi - Dua stasiun bersama-sama menunggu saluran yang
baru dipakai stasiun lain, begitu selesai
kedua-duanya serentak mengirim paket maka akan
terjadi
TABRAKAN !!!
26- Waktu tunda dari paket
- Waktu saat paket dikirim dari stasiun pengirim
sampai seluruh paket diterima oleh stasiun
penerima - sangat penting !!!
27- 2. Non Presistent CSMA
- Stasiun tidak selalu mendeteksi saluran secara
terus menerus - Suatu saat stasiun mendeteksi saluran
- Bila dipakai maka batal dan menunggu
- Setelah beberapa saat (cukup lama), maka akan
mendeteksi kembali - Waktu tundanya menjadi lebih lama
28- P-Presistent CSMA
- Diterapkan pada slotted ALOHA
- Stasiun siap mengirim - setelah dideteksi saluran
kosong maka - Stasiun mengirim dengan probabilitas p
- Stasiun menunggu slot berikutnya
- bila kosong akan dikirim dengan prob.
- q 1- p
- Proses berulang sampai seluruh frame selesai
29- 4.2.2. CSMA / CD
- CD Collision Detection
- setelah mengetahui adanya tabrakan
- segera membatalkan / menghentikan
transmisi, tanpa menunggu selesainya paket yang
dikirim - menghemat waktu dan bandwidth
- MODUL yang digunakan pada CSMA / CD mempunyai 3
periode - transmit
- contention
- idle
30frame
frame
frame
idle
transmisi
t0
t1
Contention slot
Contention interval
?
t0
?
- waktu yang dibutuhkan frame berjalan sepanjang
bus - Waktu tunggu untuk mendapatkan saluran
- 2 ? - ?
-
31- 4.2.3. Collision Free Protocol
- Pada CSMA / CD masih mungkin terjadi tabrakan
yaitu pada interval contention - Bila ? (panjang saluran) besar dan frame pendek
- masa kritis (contention) menjadi lebih panjang
diatasi dengan Protokol Bit map
32- Pada Collision Free Protocol
- Akses ke kanal (oleh stasiun) diurutkan
berdasarkan bit - map - Setiap stasiun mempunyai jatah waktu akses
tertentu (unik) dan tidak dapat dipakai oleh
stasiun lain - Bila stasiun baru siap setelah gilirannya berlalu
stasiun tersebut harus menunggu giliran pada
periode berikutnya -
33contoh ada 8 stasiun, 8 contention slot
Interval terbagi 2 contention dan frame
8 slot contention
frame
8 slot contention
d
0 1 2 3 4 5 6 7
0 1 2 3 4 5 6 7
1
1
1
7
3
1
1
1
5
1
1
1
0 1 2 3 4...
34Analisa Bila jumlah stasiun N Waktu tunggu
rata-rata untuk transmit N (satuan waktu) No
stasiun kecil waktu tunggu 1,5N No stasiun
besar waktu tunggu 0,5N
Rata-rata N
Overhead per frame N bit Jumlah data d
bit Efisiensi d / (N d)
35- Untuk beban tinggi semua stasiun mengirim
overhead 1 bit per frame - Efisiensi d / d 1
36- Binary Count Down
- Pada protokol diatas, overhead 1 bit per
stasiun, diperbaiki dengan memberikan panjang
alamat sama dan dibroadcast-kan. Bit-bit pada
setiap posisi dari stasiun yang berbeda di OR-kan
disebut Binary Count Down, caranya dengan
membandingkan. - contoh 0010,0100,1001,1010
-
pemenangnya 1010
I
II
374.3. STANDARD IEEE 802 UNTUK LAN MAN
802.1
802.2
802.7
802.3
802.4
802.5
802.6
802.9
802.8
38- 802.1 Arsitektur definisi primitif
interface - 802.2 LLC (Logical Link Control)
- 802.3 CSMA
- 802.4 Token Bus LAN
- 802.5 Token Ring
- 802.6 MAN DQDB
- 802.7 Broad band
- 802.8 Fiber Optik
- 802.9 Integrated Data Voice Net
394.3.1. 802.3 CSMA/CD dan Ethernet
- 802.3 - CSMA / CD - Metode aksesnya
- Ethernet - Nama protokolnya
- Nama produk yang mengimplementasikan CSMA / CD
- PENGKABELAN
NO 1 2 3 4
NAMA 10Base5 10Base2 10BaseT 10BaseF
SEG. MAKS 500m 200m 100m 2000m
SIMPUL / SEG 10Base5 10Base2 10BaseT 10BaseF
KEUNTUNGAN baik untuk backbone termurah mudah
pemeliharaan baik untuk antar gedung
40- Ad.1
- Koneksi ke kabel - menggunakan Vampire tap
- Beroperasi pada 10Mbps
- Sinyal base band - 500 m
- Ad.2
- Koneksi ke kabel - BNC
- Per segmen hanya mampu menangani 30 mesin
- Transmisi sinyal - Manchester encoding
41- Koneksi bus ke komputer - via transceiver cable
(max 50 m) - Panjang kawat maksimal 802.3 500 m
- Bila gt 500 m - perlu repeater (passive
device) - Menggunakan - Manchester encoding
42core
cable
transceiver
Interface board
Transceiver cable
computer
(a)
(a) position of the transceiver and interface
43To computer
Repeater
transceiver
(b)
(b) Connecting two cable segments with a repeater
44Byte
0-1500
7
1
2 or 6
2 or 6
2
0-46
4
Preamble
Destination address
Source address
Data
Pad
Checksum
Start of frame delimiter
Length of data field
Frame format 802.3
45Protocol MAC Sublayer 802.3
- Frame didahului dengan preamble
- 10101011 untuk sinkronisasi
- Pengalamatan 2 atau 6 bytes
- untuk kec.10 Mbps dipakai 6 bytes
- Bit tertinggi (ke-47) 0 ? address biasa
- 1 ? group
address - Bila semua bit DA 1 ? broad cast
- Bit ke-46 ? untuk membedakan alamat lokal dan
global
46- Panjang data maksimum 1500 bytes
- Panjang frame minimum 64 bytes
- Bila frame tidak mengandung informasi, panjang
data 0 - harus ditambahkan pad sehingga frame minimum
tercapai (64 bytes) - Mengapa ?
- Untuk menjaga agar frame pendek ini
diselesaikan lebih dulu sebelum bit pertama
mencapai - B (sisi terjauh)
- gambar 4.22
-
?
?
B
A
47- Setelah collision, waktu dibagi menjadi beberapa
slot - Slot time 2 ? ( worst case )
- diambil dari max. allowable cable length
- 2,5 km dengan 5 repeaters
- Slot time ? 512 bit time ? 51.2 ?sec
- after 1 st collision
- a station waits for 0 or 1 slot-time
- 2 nd collision
- waits 0,1,2 or 3 slot-time
48- After 3 rd collision
- waits 0,1,2,,7 slot-time
- ? BINARY EXPONENTIAL BACK OFF
- After the n th collision
- wait time 0 - (2 n -1) slots
- Untuk Max. 16 collisions - reports a failure
49Application
Presentation
Session
Transport
Network
Logical link control
Data link
Med. access control
Physical
Physical
Perbandingan 802 Protocol Layer dengan Model
Referensi OSI
50-
- Ethernet 802.3
- Menggunakan teknik CSMA / CD
- Bit rate 10 Mbps - Manchester encoded
51Coax Cable segment ( 500 m max )
Coax cable
Transceiver cable 50 m max
Transceiver and connection to coax cable - 100
max per segment
stasiun
Batasan-batasan single Ethernet cable segment
52Konfigurasi Ethernet - Yang besar
stasiun
Seg 2
Seg 1
repeater
Seg 3
Kabel koox
Remote repeater
Seg 4
Seg 5
Point to point link
53Collision Window - minimum packet size
- Periode waktu dari mulainya transmisi, selama
stasiun pada vulnareble to collision. - Contoh dalam kondisi terjelek sebagai berikut
- Bila waktu propagasi sinyal dari ujung ke ujung
jaringan adalah 22,5 ?sec yaitu 225 bit
times pada 10 Mbps -
54A
t st
- Sesaat sebelum paket A sampai, B mengirim paket ?
tabrakan - A mendengar ada tabrakan setelah (t22,5)22,5
?sec - atau 45 ?sec 450 bit time sesudah A mulai
mengirim - Collision Window 450 bit time
B
Pada saat t mulai transmisi
t 22.5 paket dari A hampir sampai di B
55- Minimum paket size 64 oktets
- 64 oktet 64 x 8 x 0,1 51,2 ?sec
- atau 512 bit times
- Minimum paket harus gt dari collision window
- Bagaimana kalau lt ??
- Pada Ethernet tidak menjamin pesan akan sampai
ditujuan pada waktu yang pasti - ? non deterministik
56- 4.3.2. IEEE 802.4 TOKEN BUS
- Memperbaiki kekurangan CSMA/CD
- Tidak menggunakan metode persaingan
- dapat menerapkan sistem prioritas
- dijaringan - prioritas urutan, dilayani
- distasiun - preoritas mendapatkan besar alokasi
waktu pengaksesan - Topologi yang digunakan bus bukan topologi ring
- Broadband 75 ohm cable
- Kabel single dan dual
- Tidak kompatibel dengan 802.3
57- Protokol Token Bus
- Inisialisasi
- Stasiun mempunyai alamat dengan urutan dilakukan
dari alamat tertinggi ke rendah - Metode akses yang dipakai Token Passing
- Stasiun hanya bisa mengirim frame / mengakses
jaringan bila stasiun tersebut memiliki Token - Token Bus 802.4
- Membutuhkan media untuk transmisi data (physical
Layer)
58- - Broadband - 10 Mbps
- - Carrier Band - 5 Mbps
- Membutuhkan aturan untuk akses ke jaringan
(Medium Access Control) - -Token Passing
- Menggunakan topologi bus dan membentuk logical
ring - Cara kerja jaringan
- Token berputar sepanjang logical ring urut dari
alamat tertinggi - Hanya stasiun yang memegang token dapat mengirim
data
59- Waktu akses pada jaringan merupakan fungsi dari
sejumlah stasiun yang aktif pada ring dan lama
waktu pegang token pada masing2 stasiun tersebut
disebut -
- Token Rotation Time
- TRT nTh nTp
- n Jumlah Stasiun
- Th Token Holding Time
- Tp Token Passing Time
- Stasiun pemegang token adalah juga sebagai
stasiun pengontrol jaringan saat itu.
601024 byte frames
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1
512 byte frames
256 byte frames
128 byte frames
Channel efficiency
64 byte frames
0
1 2 4 8 16 32 64 128 256
Number of stations trying to send
6114
17
20
Broadband coaxial cable
Logical ring
13
19
7
This station not currently in the logical ring
11
Direction of token motion
TOKEN BUS
62 1 1 1 2 or 6 2 or 6
0-8182 4 1
Destination address
Source address
Data
Checksum
Byte
Frame control Start delimiter Preamble
End delimiter
Frame format 802.4
63Frame control field
Name
Meaning
00000000
Claim - token
Claim token during ring initialization
00000001
Solicit-successor-1
Allow station to enter the ring
00000010
Solicit-successor-2
Allow station to enter the ring
00000011
Who - follows
Recover from lost token
00000100
Resolve - contention
Used when multiple stations want to enter
00001000
Token
Claim token during ring initialization
00001100
Set-successor
Claim token during ring initialization
The token bus control frames
64- Disebut Deterministik karena pesan dapat dijamin
sampai ketempat tujuan pada waktu yang pasti
(dapat diperkirakan) - Stasiun dapat keluar dari ring (bila tidak ingin
mengirim pesan) dan masuk kedalam ring bila akan
mengirim pesan - masuk solicit successor
- keluar set successor
- walau diluar ring tetap pada mode pendengar
65- Mempunyai option pilihan preoritas untuk
pengiriman datanya - Preoritas tertinggi (6) 4 THT
- Preoritas terendah (0) TRT
66- TOKEN RING 802.5
- Dikembangkan oleh IBM (Zurich)
- Menggunakan Token passing sebagai metode akses
- Menggunakan twisted-pair kabel
- Menggunakan topologi ring yang membentuk
physical ring - Beroperasi pada 4 Mbps - 6 Mbps
- Merupakan hubungan point to point
67B
station
Unidirectional ring
Ring interface
A
681 bit delay
Ke stasiun
Dari stasiun
(a)
Ring interface
(a) listen mode (b) transmit mode Di ring
interface bit akan dicopy ke 1 bit buffer / 1
bit delay setiap interface
Ke stasiun
Dari stasiun
(b)
69Cara Kerja Jaringan
- Token berputar sepanjang ring ? stasiun yang
memegang token berhak mengirim pesan - Pesan di gabung dengan token sibuk ke tujuan
- Stasiun tujuan akan mengcopy pesan
- Pesan akan dihapus oleh pengirim pada saat token
sibuk kembali ke pengirim - Stasiun akan mengubah status token sibuk menjadi
token bebas dan mengirimnya kestasiun berikutnya
70- Stasiun juga berfungsi sebagai repeater yang
memperbaiki data setiap saat - Dalam kondisi beban penuh digunakan cara round
robbin - Tidak ada address field pada token ring
- Gambarkan skenario-nya!!!
- Ada 2 komponen delay pada token ring
- 1 bit delay pada masing-masing stasiun
- Sinyal propagasi - delay
71Ring interface
stasiun
D
C
Unidirectional ring
B
A
A
(a) a ring network,
72Ring interface
1 bit delay
To station
From station
To station
From station
(c)
(b)
(b) listen mode ( c) transmit mode
73SD
AC
ED
a) TOKEN FORMAT
1
1
1
2/6
1
1
1
1
1
4
2/6
byte
SD
AC
FC
DA
SA
DATA
CHECK.S
ED
FS
Data frame format P harga preoritas T
token bit, 0 bebas M monitor bit R harga
reservasi
P P P T M R R R
1 2 3 4 5 6 7 8
No bit
74- Dua operasi dari ring interface
- Listen mode hanya mengcopy
- Transmit mode terjadi setelah pengambilan token
dan memasukan data yang ada ke ring - Ada Ack pada token ring, dibutuhkan 1 bit untuk
itu. - Initial 0 pada
- diterima 1 FSC
75- THT( token holding time) pada token ring umumnya
10 msec, kecuali ditentukan lain - Frame status terdiri dari A dan C bit dengan 3
kemungkinan kombinasi - A 0 C 0 tidak sampai ketujuan
- A 1 C 0 sampai ketujuan tetapi data
- tidak diterima
- A 1 C 1 sampai ketujuan dan data
- dicopy
76- Frame transmission
- stasiun yang siap kirim menunggu token dengan
preoritas ? preoritas yang ada padanya - untuk meyakinkan ?stasiun mengirim pada urutan
preoritas dipakai cara stasiun membaca harga
reservation bit (AC field) - Bila gt dari waiting frame stasiun mengulang
bit tetap - Bila lt stasiun mengganti dengan priority
dari waiting frame
77KOMENTAR IEEE 802.3/4/5
- CSMA / CD paling sederhana dan sangat praktis,
tanpa menunggu token. Mempunyai delay yang kecil
untuk beban LAN kecil - Akses ke jaringan pada CSMA / CD adalah
probabilistik, mekanisme preoritas tidak ada.
Tidak dapat dijamin pesan sampai ke tujuan pada
waktu yang pasti - Token passing mempunyai delay sedang, tetapi
deterministik terutama untuk beban tinggi
??diadopsi MAP
78- CSMA/CD menggunakan passive transmissi medium
(tiap stasiun tidak membutuhkan generator) ?lebih
reliable - Ring interface adalah aktif
- Melokalisasi kesalahan pada ring lebih mudah
daripada bus - Token management, khususnya penambahan stasiun
baru cukup complex, terutama pada token ring - CSMA / CD kurang praktis untuk data rate yang
sangat tinggi
79- Collision window berkaitan dengan propagasi dan
data rate ? 10 Mbps - Bila min frame menjadi besar ? tidak
efesien - PR Bab 4 no. 21, 25, 32 dari buku
804.4. BRIDGE
- Untuk menghubungkan LAN dan LAN
- Pada lapisan jalur data
- Umumnya merupakan penghubung antar 802-LAN
- Hanya dibahas Bridge - 802
- Alasan mengapa suatu organisasi menggunakan
beberapa LAN - 1. Kebutuhan yang berbeda dari beberapa
Universitas / Departemen ? beberapa LAN perlu
bridge
81- 2. Letak geografis yang berbeda -
dibeberapa bangunan yang terpisah - 3. Beban yang terlalu banyak - ribuan workstation
- perlu dipecah menjadi beberapa LAN
- Perlu Bridge
- 4. Jarak yang terlalu jauh antar mesin (mis.
802.3 gt 2,5 km) - dengan kabel tunggal - round trip delay besar
- perlu dipecah beberapa LAN
- perlu bridge
82- 5. Bridge dapat menyeleksi yang harus diteruskan
atau tidak ? dengan diprogram ? tidak hanya
mengcopy ? Repeater - 6. Bridge dapat memberikan keamanan bagi
organisasi
83Bridge
Backbone LAN
B
B
B
B
File server
WS
LAN
Gb. 4.34
84Host A
Host B
Network
P
P
LLC
Bridge
P
P
MAC
P
P
802.3
P
802.4
P
802.3
P
802.4
Phy
P
802.3
P
802.4
P
802.3
P
802.4
P
802.4
P
802.3
TOKEN BUS LAN
CSMA / CD LAN
85Bridges from 802.x to 802.y
- Operation of a LAN bridge from 802.11 to 802.3.
86Bridges from 802.x to 802.y (2)
- The IEEE 802 frame formats. The drawing is not
to scale.
87- 3. Adanya perbedaan max. frame length
- 802.3 1518 bytes
- 802.4 8191 bytes
- 802.5 tak terbatas, tergantung THT
- defaultTHT 10 msec ? 5000 bytes
-
SD
AC
FC
DA/SA
L
D
PAD
CS
ED
FS
P
3
4
5
IEEE 802 Frame-format
88Local Internetworking
- A configuration with four LANs and two bridges.
89Spanning Tree Bridges
- Two parallel transparent bridges.
90Spanning Tree Bridges (2)
- (a) Interconnected LANs. (b) A spanning tree
covering the LANs. The dotted lines are not part
of the spanning tree.
91Remote Bridges
- Remote bridges can be used to interconnect
distant LANs.
92Repeaters, Hubs, Bridges, Switches, Routers and
Gateways
- (a) Which device is in which layer.
- (b) Frames, packets, and headers.
93Repeaters, Hubs, Bridges, Switches, Routers and
Gateways (2)
- (a) A hub. (b) A bridge. (c) a switch.
94- Repeater hanya tahu volt tidak faham akan frame
, paket ataupun header. - Hub mempunyai sejumlah input line secara
elektrikal?membentuki single collision domain. - Bridge menghubungkan 2 atau lebih LAN dengan
melaakukan konversi. - Switch hampir sama dengan bridge hanya biasanya
menghubungkan antar PC
954.4.1. MASALAH BRIDGE PADA 802.X DAN
802.Y
- 1. Masing-masing menggunakan frame format yang
berbeda. - 802.3 Xerox
- 802.4 General motor, Boing, Motorola tidak mau
mengubah , tidak kompatibel - 802.5 IBM
- 2. 802.3 mengijinkan 1 - 20 Mbps (10 Mbps)
- 802.4 mengijinkan 1 - 10 (10 Mbps)
- 802.5 mengijinkan 1 - 4 Mbps (4 Mbps)
96- Dari 802.3 / 802.4 ke 802.5 diperlukan buffer
- Dari 802.4 ke 802.3 perlu perluasan band width
karena adanya collision pada 802.3S -
97- Masalah-masalah lain
- 802.3 ke 802.3 tidak ada masalah
- 802.4 ke 802.3 ada 2 masalah yaitu
- 802.4 mempunyai preoritas, 802.3 tidak biasanya
preoritas dihilangkan - 802.4 mempunyai bit 1 pada header sebagai
pengirim token ack dari destination . Bridge
menjadi ? - 802.5 ke 802.3 mempunyai masalah mirip diatas
98- 802.5 mempunyai A dan C bit pada frame station
untuk mengcopy/ melewatkan - bridge ?
- 802.3 ke 802.4 harus meletakkan bit preoritas
- 802.4 ke 802.4 tidak ada masalah
- 802.5 ke 802.4 A dan C bit
- 802.3 ke 802.5 bit preoritas
- 802.4 ke 802.5 frame 802.4 terlalu panjang
- Untuk hubungan lebih dari 1 bridge IEEE
mempunyai 2 desain pendekatan
99- 4.4.2.TRANSPARENT BRIDGE CSMA / CD
- - Token Bus
- Segala sesuatunya benar-benar transparan
- tinggal memasang plug antar jaringan tanpa
perubahan apa-apa ? sistem jalan - bekerja secara, promises mode, menerima setiap
frame untuk dikirim kesegala macam LAN yang
dikehendaki - Bridge bekerja berdasarkan tabel alamat yang ada
padanya untuk menentukan frame dibuang atau
dilewatkan
100- Routing procedure tergantung pengirim dan
penerima frame - a) Bila penerima dan pengirim berasal dari LAN
- yang sama ? frame dibuang
- b) Bila penerima dan pengirim dari LAN yang
berbeda ? dilewatkan - c) Bila penerima tidak jelas / tidak diketahui
- ? digunakan flooding
- Flooding sering menimbulkan masalah karena
setiap frame yang datang harus dicopy - Diatasi dengan ? Spanning Tree Bridge
- TUGAS BACA !!!
101- 4.4.3. SOURCE ROUTING BRIDGE
- TOKEN RING
- Diasumsikan pengirim frame mengetahui ada /
tidaknya alamat yang ditujukan di LAN - Bila tujuan bukan pada LAN tersebut address
tujuan diset dengan bit-1 - Konstruksi path pada header frame
- masing-masing LAN mempunyai 12 bit number
- masing-masing Bridge mempunyai 4 bit number
- Urutannya no. Bridge - LAN - Bridge.
- (lihat gb.4.38 dari A ke D ? L1,B1,L2,B2 L3)
- Menggunakan algoritma backward learning
102- Tiga kemungkinan implementasi
- 1. Software
- bekerja pada promiscous mode
- mengcopy semua frame dimemori
- bila ada tujuan ? bit di set 1 diproses
- bila tidak ada ? tidak diproses
- 2. Hybrid
- antar muka Bridge LAN mengecek high order
destination bit. Bila ada ? frame diberikan
103- 3. Hardware
- antar muka Bridge LAN mengecek high order
destination bit - menelusuri rute ke bridge mana frame harus
diteruskan - hanya frame yang harus dilewatkan saja yang ke
bridge
1044.4.4. Perbandingan Bridge Transparan S.
Routing Bridge
- Item Bridge Transparant S.
Routing Bridge - Orientasi Connectionless connection - oriented
- Transparansi sepenuhnya transparan tidak
transparan - Konfigurasi automatis manual
- routing suboptimal optimal
- pencarian backward learning discovery frame
- kegagalan ditangani oleh bridge ditangani oleh
host - kompleksitas pada bridge pada host
1054.5. LAN BERKECEPATAN TINGGI
- 1. FDDI
- 2. Fast Ethernet
- 4.5.1. FDDI
- Fiber Distributed Data Interface
- menyerupai token passing ring
- media, serat optik
- singel mode
- double mode
106- kecepatan transmisi data 100 Mb /dt
- kendali media akses
- menggunakan prinsip kerja protokol token berbasis
waktu - mengalokasikan jumlah lebar pita max pada setiap
stasiun untuk transmisi sinkron - lebar pita yang tidak teralokasi dimanfaatkan
oleh transmisi asinkron asinkron - dikeluarkan oleh ANSI
107Token pas
Bridge
FDDI - RING
Ethernet
Computer
Token ring
Ethernet
108- FDDI - Dipakai sebagai back bone untuk
menghubungkan LAN dan komputer - FDDI
- Lebih sering menggunakan multimode fiber sebab
kecepatan hanya 100Mb/s - lebih sering menggunakan LED dari pada Laser
karena - cost umumnya langsung dihubungkan ke user work
station - cukup untuk menstranfer data pada 100 Mbps
109- 1 errorpada setiap 2,5 x 1010 bit
- Terdiri dari 2 fiber ring, 1 transmisi searah
dengan jarum jam dan 1 transmisi berlawanan
dengan arah jarum jam
(a)
110- Physical layer
- tidak menggunakan Manchester Encoding
- menggunakan 4 out of 5 encoding
- masing-masing group dari 4 MAC diencoded dalam 5
bit dimedium - 16 dari 32 kombinasi untuk data
- 3 untuk delimiter
- 2 untuk kontrol
- 3 hardware signalling
- 8 tidak dipakai (persediaan untuk pengembangan
versi berikutnya).
111- MAC menggunakan 3 timer
- a) Token holding timer
- berapa lama stasium dapat mentransmit untuk 1x
memegang token - b) Token Rotation Timer
- lama perputaran token
- c) Valid Transmission Timer
- waktu time out dan perbaikan dari kerusakan ring
- Mempunyai algoritma prioritas seperti pada
802.4
112LINGKUP APLIKASI FDDI
- Tiga aplikasi utama FDDI
- 1. Jaringan Back - End
- 2. Jaringan Back - Bone
- 3. Jaringan Front - End
- Contoh aplikasi pada lingkup Multi Campus di
Technical University of Aachen (Csab 90)
113- 1. Data Centre Environment sebagai Back - End
- 2. Office and Building Environment sebagai Front
- End - 3.Campus Environment sebagai Back - Bone
114Multi Campus
Campus
Office building
Data center ?20 km, ?50sta
?2km
segment
Campus
?60km segment
115ARSITEKTUR PROTOKOL FDDI KOMPONEN FDDI - RING
Data link layer
MEDIA ACCES CONTROL (MAC )
STATION MANAGEMENT
PHYSICAL LAYER
Physical layer
PHYSICAL MEDIA DEPENDENT (PMD)
116- Pada standar FDDI secara umum terdapat 4
protokol yang terlibat, yaitu - 1. Kendali media akses (media access control /
MAC ) - 2. Protokol lapisan fisik (physical layer
protokol / PHY) - 3. Physical media dependent (PMD)
- 4. Station management (SMT)
117DUAL FIBER CABLES
CLASS A STATION
CLASS A STATION
WIRING CONCENTRATOR
CLASS A STATION
SECOND RING
PRIMARY RING
CLASS B STATION
CLASS B STATION
CLASS B STATION
118- Pada FDDI terdapat tiga jenis stasiun yang
terdiri atas - 1. Statiun hubungan - ganda ( dual attachment
station / DAS ) disebut juga stasiun kelas A. - 2.Stasiun hubungan tunggal (single attachment
station / SAS) disebut juga stasiun kelas B. - 3. Konsentrator.
119FAULT - TOLERANCERekonstruksi jaringan FDDI
setelah terjadi kerusakan kabel antara dua
stasiun hubungan - ganda Kesl 91
6
1
4
2
5
3
Primary ring secondary ring
Cable break
120Rekonfigurasi jaringan FDDI setelah terjadinya
kerusakan kabel antara konsentrator dengan
stasiun hubungan tunggal kesl-91
6
1
4
2
5
3
Cable break
Primary ring secondary ring
121ILUSTRASI OPERASI FDDI-RING
A
D
1. A seizes token and begins transmitting frame
F1 to C
C
B
A
D
2. A appends token to end of transmission
C
B
122A
D
3. B seize token transmits F2 to D
C
B
A
D
4. B emits token D copies F2 A absorbs F1
C
B
123A
D
5. A lets F2 and token pass B absorbs F2
C
B
A
D
6. B lets token pass
C
B
124KESIMPULAN
- FDDI merupakan jaringan kerja yang memiliki
banyak kelebihan dibandingkan jaringan kerja
sebelumnya - FDDI beroperasi pada kecepatan transmisi data 100
Mbps - Mampu mempertahankan kecepatan transfer data
efektif sebesar 80 Mbps, - FDDI mampu dihubungkan antara 500 sampai dengan
1000 stasiun, dengan jarak keseluruhan antara 100
sampai 200 km.
125- PEWAKTU PADA KENDALI MEDIA AKSES FDDI
- TOKEN ROTATION TIMER ( TRT )
- TOKEN HOLDING TIMER ( THT )
- VALID TRANSMISSION TIMER ( TVX )
- TVX gt max ( D_Max ) Token_Time F_Max S_Min
126TRT-TTRT Start TRT Late_ct-0
Algoritma operasi FDDI-RING
TRT Running
no
Token arrived ?
no
yes
TRT 0 ?
Late_ct-0 Send synch frames (if any)
Late_ct 0 ?
yes
THT-TRT TRT-TTRT Start TRT Send synch frames (I
f any) start THT
Late_ct TRT-TTRT Start trt
THT Running
yes
THT 0 or no more asynch, frames ?
Tpr lt THT ?
yes
no
Send asynch frame
127- Jumlah dari seluruh alokasi stasiun asinkron
tidak akan melampaui nilai maksimum dari lebar
pita asinkron yang digunakan pada jaringan, yaitu
-
- TTRT - ( D_Max F_Max Token - time )
128Token rotation and token holding timers (ms)
TRT THT
100
80
60
40
20
0 20 40 60 80 100 120 140
160 180 200 220 240
EVENT A B
C D E
F
Late counter
1 0
129- Lebar pita maksimum yang digunakan oleh seluruh
stasiun adalah - jumlah_stasiun x ( lebar pita_sinkron waktu
_tunda_stasiun )
130- A Token arrives - pass to next station
- B Token captured - synchronous transmission
begins - C Synchronous transmission complete,
asynchronous transmission begins - D No more time - asynchronous transmission
ends, token issued - E Token rotation - timer expires - late
counter set - F Token arrives - late counter cleared, token
rotation timer accumulates lateness
131CONTOH OPERASI FDDI RING Operasi empat buah
stasiun kerja pada suatu jaringan
- Token
- rotation Station Number
- cycle Parameter 1 2 3 4
- 1 ARRIVAL TIME 0 1 2 3
- 2 ARRICAL TIME 4 121 142 163
- Elapsed Time 4 120 140 160
- TRT Value 96 80 60 40
- Synchronous 20 20 20 20
- Asynchronous 96 0 0 0
- 3 ARRIVAL TIME 184 205 242 263
- Elapsed Time 180 84 100 100
- TRT Value 20 20 20 20
- Synchronous 20 20 20 20
- Asynchronous 0 0 16 0
132- 4 ARRIVAL TIME 284 305 326 363
- Elapsed Time 100 100 84 100
- TRT Value 0 0 16 0
- Synchronous 20 20 20 20
- Asynchronous 0 0 16 0
- 5 ARRIVAL TIME 384 405 426 447
- Elapsed Time 100 100 100 84
- TRT Value 0 0 0 16
- Synchronous 20 20 20 20
- Asynchronous 0 0 0 16
Late _ct set to 1 ( otherwise late _ct set to
0 all times inms default values TTRT 100
ms, interstation delay 1 ms, synchronous
bandwidth 20 ms
133KARAKTERISTIK FDDI
- Beberapa karakteriktik dari FDDI, diantaranya
adalah -
- Kendali media akses (Medium Access Control)-nya
menggunakan token passing yang bersandar pada
prinsip kerja token ring dari standar IEEE 802.5 - Memiliki kompabilitas dengan keluarga dari
jaringan kerja lokal IEEE 802 dengan memanfaatkan
802 LLC (Logical Link Control)
134- Memiliki kemampuan untuk menggunakan serat optik
modus-ganda (multi-mode) ataupun serat optik
modus-tunggal (single-mode) - Memiliki topologi ring-ganda (dual-ring) yang
dapat menjamin operasi berlanjut tanpa kegagalan
(fault tolerance) - Beroperasi pada kecepatan transmisi data 100 Mbps
dan kemampuan untuk mempertahankan kecepatan
transfer data efektif pada 80 Mbps
135- Mampu dihubungkan dengan sejumlah stasiun (asumsi
standarnya tidak melebihi 1000 hubungan fisik) - Jalur serat secara keseluruhan dapat mencapai 100
hingga 200 km - Memiliki kemampuan untuk mengalokasikan
lebar-pita secara dinamis, sehingga baik
pelayaran data sinkron maupun asinkron dapat
dipenuhi secara simultan
136KESIMPULAN
- FDDI merupakan jaringan kerja yang memiliki
banyak kelebihan dibandingkan jaringan kerja yang
ada saat ini, dimana FDDI beroperasi pada
kecepatan transmisi data 100 Mbps dan mampu
mempertahankan kecepatan transfer data efektif
sebesar 80 Mbps, selain itu FDDI mampu
dihubungkan antara 500 sampai dengan 1000
stasiun, dengan jarak keseluruhan antara 100
sampai 200 km.
137- FDDI menggunakan prinsip kerja protokol Token
Berbasis waktu (Timed Token Protocol) pada
Kendali Media Akses nya untuk mengalokasikan
secara dinamis sejumlah lebar-pita maksimum pada
tiap stasiun, sehingga baik pelayanan data -
sinkron maupun asinkron dapat dipenuhi secara
simultan. - Kendali Media Akses pada FDDI menggunakan skema
pengendali terdistribusi sehingga seluruh stasiun
memiliki peranan yang sama dalam proses
pengendalian dan pengoperasian jaringan.
138- Jaringan FDDI merupakan jaringan Fault Tolerance
yang menggunakan dua ring rotasi balik (counter
rotation ring) sehingga jaringan akan
dipertahankan untuk tetap beroperasi pada saat
terdapat media atau stasiun yang tidak berfungsi. - FDDI menerapkan juga algoritma token ring, namun
ada perbedaan yang mendasar dibandingkan dengan
IEEE 802.5, dimana pada FDDI, token yang baru
akan segera dilepaskan setelah suatu stasiun
menyelesaikan seluruh transmisi dari frame
datanya, tanpa harus menunggu bagian
139- kepala (leading -edge) dari frame datanya datang
kembali, dehingga efisiensinya lebih tinggi.
Selain itu pada FDDI kapasita pengalokasian
lebar-pita dilakukan secara fleksibel dan dinamis
karena adanya Protokol token berbasis waktu (
Timed Token Protocol). Dengan demikian, FDDI
memiliki tingkat efesiensi yang lebih tinggi
dibandingkan IEEE 802.5. - Untuk kerja FDDI sangat dipengaruhi oleh pilihan
pada operasi dari Target Token Rotation Time
(TTRT ), dimana pada TTRT yang besar memungkinkan
lebih banyak data yang dapat ditransmisikan tiap
rotasi token
140- Karena FDDI menggunakan media serat optik, untuk
itu diperlukan investasi yang tinggi untuk
mengaplikasikannya.
141UNJUK KERJA FDDI
- Bux dan Dykeman mengasumsikan sebagai berikut
- ukuran frame 1,6 kbyte
- waktu tunda propagasi 5,085 us/km
- station latency 0,6 us
- jumlah stasiun 10 - 1000 stasiun
- panjang fiber 1 - 200 km
- ring - latency 0,011 - 1,62 ms
142100 90 80 70 60 50
T_Opr10ms
Maximum throughput Mbit/s
T_Opr5ms
0.5 1.0 1.5
2
Ring latency ms
143- Waktu ambang dari THT pada delapan level
prioritas yang berbeda sebagai berikut - Kelas 8 100 ms
- Kelas 7 76,5 ms
- Kelas 6 56,2 ms
- Kelas 5 39,0 ms
- Kelas 4 25,0 ms
- Kelas 3 14,0 ms
- Kelas 2 6,2 ms
- Kelas 1 1,5 ms
144100 80 60 40 20 0
throughput Mbit/s
25 50 75
100
Arrival rate per priority level Mbit/s
14550 40 30 20 10 0
1 2 3 4 5 6 7
Priority levels
Average delay ms
8
25 50 75
100
Arrival rate per priority level Mbit/s
146PERBANDINGAN DENGAN IEEE 802.5 TOKEN RING
- TABEL 4.1. Mazz 92
- Perbandingan spesifikasi ANSI FDDI dengan IEEE
Token Ring - FDDI TOKEN RING
- 100 Mbps 4 or 16 Mbps
- ANSI X3T9.5 Twisted pair or optical fiber
- 2 km segments 2 km segments
- 4.500 byte frame maximum 17.999 byte frame
maximum - 500 active station 260 active stations
- 4B/ 5B NRZI Menchester differential
- Distributed cklocking control Centralized
clocking control - Multiple connective frames No connective frames
- Timed token bandwidth priority reservation
bandwidth - allocation
- Distributed recovery centralized recovery
147Tabel 4.2 fort 89 Format Frame MAC pada Standar
LAN
(a) Token ring
1 1 1 2.6 2.6 gt0
4 1 1
SD
AC
FC
DA
SA
DATA
FSC
ED
FS
(b) FDDI (fiber distributed data interface
1 1 1 2.6 2.6 gt0
4 1 1
Preamble
AC
FC
DA
SA
DATA
FSC
ED
FS
148- (b) FDDI ( Fiber Distributed Date Interface)
- AC Access Control
- DA Destination Address
- ED Ending Delimiter
- FC Frame Control
- FCS Frame Check Sequence
- FS Frame Status
- SD Starting Delimiter
- SFD Start Frame Delimiter